Abidin, Y. (2010). Kemampuan Berbahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Bandung: CV.Maulana Media Grafika.
BSNP. (2006). Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: BSNP.
Depdiknas. (2006). Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tersedia di : http://www.alfirosyadi.files.wordpress.com.html. Diakses 30 Juni 2014.
Faozi, A.W. (2013). Peningkatan Kemampuan Memahami Paragraf dalam Wacana Bahasa Indonesa Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Bagi Siswa Kelas VI A SDN Jatayu Bandung. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Hamidah, Siti. (2013). Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Isjoni. (2013). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
KBBI Online. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online]. Tersedia di: http://www.kbbi.web.id. Diakses 17 Maret 2014.
Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.
Lie, A. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Majid, A. (2013). Strategi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakaya Offset. Pakpahan, E. (2013). Faktor Kebahasaan Sebagai Penunjang Keefektifan
Berbicara. [Online]. Tersedia di:
http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com/2013/06/faktor-kebahasaan-sebagai-penunjang.html?m=1. Diakses 15 Juli 2014.
Resmini, N. dkk. (2009). Pembinaan dan Pengembangan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI Press.
Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Riduwan. (2012). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sudrajat, A. (2008). Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Teknik
Jigsaw. [Online]. Tersedia di:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learning-teknik-jigsaw/. Diakses 13 April 2014.
Syaripudin, T. & Kurniasih. (2009). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan Ilmu.
Taniredja, T. dkk. (2012).Penelitian Tindakan Kelas untuk Mengembangkan Profesi Guru. Bandung : Alfabeta.
Tarigan, H.G. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
No Aspek Berbicara Penilaian
5 4 3 2 1
1 Lafal
2 Struktur Bahasa 3 Kosakata
4 Tekanan dan Nada
Sumber : Cahyani dan hodijah (dalam Siti Hamidah. Penerapan Metode Storytelling untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar) Keterangan :
1. Lafal
5 = lafal setiap bunyi jelas tanpa adanya pengaruh lafal bahasa daerah atau asing. 4 = lafal setiap bunyi bahasa jelas tetapi terdapat campuran bahasa daerah atau asing. 3 = terdapat kesalahan lafal tetapi secara keseluruhan masih dapat diterima.
2 = kesalahan lafal dan intonasi tetapi secara keseluruhan masih dapat diterima.
1 = terdapat banyak kesalahan lafal yang membuat tuturan peserta didik seperti bukan bahasa Indonesia.
2. Struktur Bahasa
5 = struktur bahasa sesuai dengan aturan Ejaan Yang Disempurnakan.
4 = struktur bahasa sesuai dengan aturan Ejaan Yang Disempurnakan hanya saja masih terdapat sedikit kesalahan.
3 = ada beberapa kesalahan, tetapi tidak terlalu merusak bahasa yang baik. 2 = hampir merusak bahasa yang baik.
1 = struktur bahasa yang sangat kacau yang menggambarkan ketidak tahuan. 3. Kosakata
5 = penggunaan kosakata tepat dalam berbicara.
4 = penggunaan kosakata tepat dalam berbicara tetapi masih terdapat sedikit kasalahan. 3 = pemilihan kosakata sering tidak tepat dan keterbatasan penggunaan.
2 = penggunaan kosakata sangat terbatas.
1 = penggunaan kosakata tidak tepat dalam berbicara.
4. Tekanan dan Nada
5 = tekanan dan nada dalam pengucapan jelas dengan posisis tubuh yang tegap. 4 = tekanan dan nada dalam pengucapan jelas tetapi posisi tubuh tidak tegap. 3 = tekanan dan nada dalam pengucapan tidak tepat tetapi terbata-bata.
Kriteria nilai :
Point 5 = sangat kuat Point 4 = kuat
Point 3 = cukup Point 2 = lemah
Point 1 = sangat lemah
No Aspek Berbicara Penilaian
5 4 3 2 1
1 Lafal
2 Struktur Bahasa 3 Kosakata
4 Tekanan dan Nada
Sumber : Cahyani dan hodijah (dalam Siti Hamidah. Penerapan Metode Storytelling untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar) Keterangan :
1. Lafal
5 = lafal setiap bunyi jelas tanpa adanya pengaruh lafal bahasa daerah atau asing. 4 = lafal setiap bunyi bahasa jelas tetapi terdapat campuran bahasa daerah atau asing. 3 = terdapat kesalahan lafal tetapi secara keseluruhan masih dapat diterima.
2 = kesalahan lafal dan intonasi tetapi secara keseluruhan masih dapat diterima.
1 = terdapat banyak kesalahan lafal yang membuat tuturan peserta didik seperti bukan bahasa Indonesia.
2. Struktur Bahasa
5 = struktur bahasa sesuai dengan aturan Ejaan Yang Disempurnakan.
4 = struktur bahasa sesuai dengan aturan Ejaan Yang Disempurnakan hanya saja masih terdapat sedikit kesalahan.
3 = ada beberapa kesalahan, tetapi tidak terlalu merusak bahasa yang baik. 2 = hampir merusak bahasa yang baik.
1 = struktur bahasa yang sangat kacau yang menggambarkan ketidak tahuan. 3. Kosakata
5 = penggunaan kosakata tepat dalam berbicara.
4 = penggunaan kosakata tepat dalam berbicara tetapi masih terdapat sedikit kasalahan. 3 = pemilihan kosakata sering tidak tepat dan keterbatasan penggunaan.
2 = penggunaan kosakata sangat terbatas.
1 = penggunaan kosakata tidak tepat dalam berbicara.
4. Tekanan dan Nada
5 = tekanan dan nada dalam pengucapan jelas dengan posisis tubuh yang tegap. 4 = tekanan dan nada dalam pengucapan jelas tetapi posisi tubuh tidak tegap. 3 = tekanan dan nada dalam pengucapan tidak tepat tetapi terbata-bata.
Kriteria nilai :
Point 5 = sangat kuat Point 4 = kuat
Point 3 = cukup Point 2 = lemah
Point 1 = sangat lemah
No Aspek Berbicara Penilaian
5 4 3 2 1
1 Lafal
2 Struktur Bahasa 3 Kosakata
4 Tekanan dan Nada
Sumber : Cahyani dan hodijah (dalam Siti Hamidah. Penerapan Metode Storytelling untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar) Keterangan :
1. Lafal
5 = lafal setiap bunyi jelas tanpa adanya pengaruh lafal bahasa daerah atau asing. 4 = lafal setiap bunyi bahasa jelas tetapi terdapat campuran bahasa daerah atau asing. 3 = terdapat kesalahan lafal tetapi secara keseluruhan masih dapat diterima.
2 = kesalahan lafal dan intonasi tetapi secara keseluruhan masih dapat diterima.
1 = terdapat banyak kesalahan lafal yang membuat tuturan peserta didik seperti bukan bahasa Indonesia.
2. Struktur Bahasa
5 = struktur bahasa sesuai dengan aturan Ejaan Yang Disempurnakan.
4 = struktur bahasa sesuai dengan aturan Ejaan Yang Disempurnakan hanya saja masih terdapat sedikit kesalahan.
3 = ada beberapa kesalahan, tetapi tidak terlalu merusak bahasa yang baik. 2 = hampir merusak bahasa yang baik.
1 = struktur bahasa yang sangat kacau yang menggambarkan ketidak tahuan. 3. Kosakata
5 = penggunaan kosakata tepat dalam berbicara.
4 = penggunaan kosakata tepat dalam berbicara tetapi masih terdapat sedikit kasalahan. 3 = pemilihan kosakata sering tidak tepat dan keterbatasan penggunaan.
2 = penggunaan kosakata sangat terbatas.
1 = penggunaan kosakata tidak tepat dalam berbicara.
4. Tekanan dan Nada
5 = tekanan dan nada dalam pengucapan jelas dengan posisis tubuh yang tegap. 4 = tekanan dan nada dalam pengucapan jelas tetapi posisi tubuh tidak tegap. 3 = tekanan dan nada dalam pengucapan tidak tepat tetapi terbata-bata.
Kriteria nilai :
Point 5 = sangat kuat Point 4 = kuat
Point 3 = cukup Point 2 = lemah
Point 1 = sangat lemah