• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Rekomendasi

c. Terlalu banyaknya segmen muzakki, munfik dan mutasoddik yang di bidik oleh BAZIS Provinsi DKI Jakarta di hawatirkan dalam penghimpunan/ penghimpunan dana Zakat, Infak dan Sedekah tidak maksimal, sehingga target dana ZIS yang telah ditentukan tidak tercapai.

d. Diharapkan kepada BAZIS Provinsi DKI Jakarta untuk lebih menggali lagi sumber-sumber ZIS kontemporer namun tidak melupakan sumber-sumber ZIS yang telah ada.

e. Bagi masyarakat luas hususnya calon muzakki, munfik dan mutasoddik di wilayah ibukota DKI Jakarta diharapkan agar mempercayakan penyaluran dana zakat, infak dan sedekahnya pada BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Karena secara struktural BAZIS DKI Jakarta berada dalam struktur pemerintahan Provinsi DKI Jakarta yang mengetahui keadaan ekonomi warganya sehingga dalam penyalurannya akan lebih tepat sasaran.

1

Al Qur’an dan Terjemahan

Aflah, Kuntoro Noor, dkk. Zakat dan Peran Negara. Jakarta: FOZ (Forum Zakat)

Ali, Mohammad Daud. Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf,cet.I. Jakarta: UI Press, 1988.

Almaal, Umroha. “Strategi Fundraising Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al Azhar peduli

umat.” Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2006.

Al Zuhayly, Wahbah. Zakat: Kajian Berbagai Madzhab (terjemahan), cet. VI. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.

Bariadi, Lili. Zakat dan Wirausaha, cet.I. Jakarta: CED (Center for Entrepreneurship Development), 2005.

BAZIS Provinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat. Manajemen ZIS BAZIS

Provinsi DKI Jakarta, cet.I, Jakarta: BAZIS Provinsi DKI Jakarta, 2006.

Chaniago, Amran YS. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, cet. V. Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke 3. Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Fadlullah, Cholid. Mengenal Hukum ZIS dan Pengamalannya di DKI Jakarta. Jakarta: BAZIS DKI Jakarta, 1993.

Hafiduddin, Didin. Zakat dalam Perekonomian Modern, cet.IV. Jakarta: Gema Insani, 2004.

Hasbi, Rusli, “sejarah perkembangan zakat”, seminar dan training strategi pengelolaan

dana zakat/ infak bagi masjid, 9 Agustus 2009

Http: //metris-community.com/dampak-krisis-ekonomi-global. Ali Moertopo. Strategi kebudayaan, cet I. Jakarta: CSIS. 1978.

Nazir, Moh. Metode Penelitian, cet ke enam. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005. Norton, Michael. Menggalang Dana. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002.

Qaradhawi, Yusuf. Spektrum Zakat dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan, cet.I. Jakarta: Zikrul, 2005.

Rifa’i, Moh. Fiqh Islam Lengkap. Semarang: CV. Toha Putra, 2003.

Sabiq, Syaih As Sayyid. Panduan Zakat Menurut Al Quran dan As Sunnah, cet.I. Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2005.

Subhan, Arief dan Kilun Yusro. Islam yang Berpihak: Filantropi Islam dan

Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Dakwah Press, 2007.

Yusanto, Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma. Menejemen

Strategi; Prespektif Syariah. Cet I. Jakarta: Khairul Bayaan, 2003.

Wahyuddin “Manajemen penghimpunan dan pendayagunaan Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) dan wakaf uang melalui teknologi informasi pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Portalinfaq.” Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.

Nama : Sukiyana, S. Sos

Umur : 44 Tahun

Jabatan : Kasubag Infokom

Hari/ tanggal : Selasa, 20 April 2010

Waktu : 10.10 – 1030 WIB

Tempat : BAZIS Provinsi DKI Jakarta (Gedung Prasada Sasana Karya Lt.3)

A. Strategi fundraising yg dilakukan oleh BAZIS Provinsi DKI Jakarta untuk mencapai target penerimaan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS).

1. Upaya apa yg dilakukan BAZIS Provinsi DKI Jakarta untuk menumbuhkan kesadaran berzakat kepada warga Ibu Kota yg wajib mengeluarkan zakat? Jawab:

Upaya-upaya dari kita yaitu dengan mengadakan sosialisasi kepada masyarakat melalui tokoh-tokoh ulama, tokoh-tokoh masyarakatnya, kemudian kepada unit kerja juga kita adakan sosialisasi. Karena sasaran kita bukan cuma masyarakat, tapi dari beberapa sasaran kita garap semua. Jadi dari masyarakat, dari pegawai, dari pejabat, termasuk disini kita juga menjalin mitra kerja dengan Bank, bagi mereka yang tidak sempat menyampaikan

muzakki agar membayar zakatnya melalui BAZIS Provinsi DKI Jakarta? Jawab:

Ya itu tadi yang pertama kalau kita di masyarakat tentunya dengan pendekatan. Pendekatan kepada mereka melalui petugas operasional, karena disana ditingkat kecamatan dan kelurahan terdapat petugas PO namanya yaitu Petugas Operasional itu sebagai kepanjangan tangan dari BAZIS Provinsi, jadi mereka itu yang mengadakan pendekatan-pendekatan langsung kepada masyarakat. Bagaimana di unit kerja? Ya itu kita melakukan pendekatan, seperti halnya untuk meningkatkan zakat karyawan caranya bagaimana, kita menggunakan instruksi gubernur, tapi sebelumnya kita sudah menghitung dulu berapa sih penghasilan pegawai, sudah masuk wajib zakat atau belum. Mungkin dulu belum tapi ketika sudah ada tambahan TKG , peningkatan pendapatan kemudian dihitung, ternyata mereka sudah kena wajib zakat, nah untuk mengetuk hati mereka itu cara pendekatan melalui tangan gubernur yaitu dengan instruksi gubernur No. 34 Tahun 2008.

3. Selain kesadaran pribadi, menurut Bapak hal apa yang mendorong muzakki membayar zakat di BAZIS Provinsi DKI Jakarta?

menjelaskan tentang ketentuan-ketentuan yang ada di BAZIS Provinsi DKI Jakarta, yang perlu diketahui bahwa sekarang perkembangan BAZIS sudah cukup baik, dari dulu terbentuk tahun 1968 perkembangan sudah luar biasa, dulu mungkin kita BAZIS hanya dikenal ditingkat provinsi tetapi ketika kita sudah dibentuk ditingkat kota, kemudian kecamatan dan kelurahan kita dibuat petugas operasional maka perkembangan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan-peningkatan. Kita bisa lihat itu dari hasil pengumpulan tahun 2007 itu kita sudah mencapai 27M kemudian tahun 2008 kita sudah mencapai 29M bahkan tahun 2009 kemarin yang kita targetkan 35M itu sudah mencapai 44M. itu tadi saya bilang jadi kita sasarannya jangka panjang yaitu selain dari masyarakat sendiri kemudian dari pegawai/ pemerintah, kemudian bank-bank, BUMD bahkan mungkin yang akan datang ini kita akan mengarah kepada tempat-tempat wisata yaitu kita akan mengacu.

4. Apakah ada strategi fundraising husus yang saat ini diterapkan oleh BAZIS Provinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan penerimaan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS)?

Jawab:

Pasti, jadi mekanisme yang sudah kami katakana tadi itu melalui masyarakat itu ada PO disana, melalui unitkerja juga ada PO juga disana. Kemudian Bank mitra sudah kita jaring, bagi mereka yang tidak bisa langsung ke loket kita

mengeluarkan zakat itu lebih afdol. Makanya kita bentuk “Event Peduli

Ramadhan”, di situ yang kita undang adalah para muzakki dari kalangan

pejabat, pengusaha dan dari kalangan yang lainnya. Dalam acara tersebut, muzakkinya kita undang dan mustahiknya juga kita undang. Jadi di samping mereka menyerahkan zakat sebagai kewajibannya, pada saat itu juga kita menyerahkan pendayagunaan yang menjadi hak para mustahik. Jadi penyerahan zakat kepada mustahik disaksikan langsung oleh muzakki. Jadi event itu sangat bagus karena mempertemukan muzakki dan mustahik dalam satu tempat, makanya “Event Peduli Ramadhan” kita adakan setiap tahun secara rutin dan itu langsung dihadiri oleh gubernur.

5. Dalam pengumpulan zakat, apakah BAZIS Provinsi DKI Jakarta meminta secara langsung (jemput bola) kepada muzakki atau muzakki yang datang sendiri ke BAZIS Provinsi DKI Jakarta untuk menyetorkan zakatnya?

Jawab:

Nah ini, dulu kita masih menggunakan jemput bola dengan petugas-petugas kita yang ada dibawah (ditingkat kelurahan maupun ditingkat kecamatan) yaitu petugas PO kita adakan jemput bola. Untuk muzakki-muzakki yang ada di kelurahan dan kecamatan, mereka itu sekarang penyetorannya kalau dulu dia langsung melalui petugas kita ditingkat kota maupun kabupaten

masyarakat maupun dari unit kerja, maka mereka harus langsung setor ke Bank dan mereka ke BAZIS kota hanya membuat laporan saja.

6. Bagaimana teknik penghitungan zakat yang dilakukan BAZIS Provinsi DKI Jakarta? Apakah muzakki menghitung sendiri kewajiban zakatnya atau pihak BAZIS yang menghitungkan kewajiban zakatnya?

Jawab:

Ada dua macam, jadi pertama sepenuhnya kita serahkan kepada mereka, karena yang tahu persis sebetulnya mereka, hanya mungkin caranya yang mereka belum paham karena itu kan ada saratnya, kalau zakat jelas nisabnya itu kan ada 85 gram emas kemudian haulnya 1 tahun yang harus dikeluarkan 2,5% nah begitu, dengan ketentuan seperti itu kita sarankan kepada mereka untuk menghitung zakatnya sendiri, kecuali mereka yang minta petunjuk kepada kita, kita kasih petunjuk. Jadi dua sistem itu kita dipakai, kalau mereka tidak bisa menghitung sendiri kita bantu kemudian mereka baru menyetorkan 2,5%, itu biasanya untuk mereka yang punya usaha dan tidak sempat menyetor langsung ke loket tinggal mereka menyetornya bisa langsung melalui bank mitra yang sudah kita tunjuk. Ada beberapa bank yang kita tunjuk seperti BCA, BNI, Bank MANDIRI dan lain-lain.

Jawab:

Ya itu ada, karena disini supaya diketahui bahwa BAZIS provinsi DKI Jakarta ini tidak berdiri sendiri karena disitu ada dewan pertimbangan yang kebetulan dijabat langsung oleh wakil gubernur dan untuk anggota-anggotanya itu dari para ulama termasuk MUI, itu sebagai wakil dewan pertimbangan kemudian disitu ada komisi pengawas, komisi pengawas itu juga kita melibatkan dari unsur masyarakat, perwakilan masyarakat, dari anngota dewan, kemudian dari tokoh ulama, dan tokoh cendekiawan. Nah itu juga kita adakan komunikasi dengan mereka bagaimana untuk meningkatkan zakat, itu tadi terutama untuk mengetuk hati mereka, makanya kita sudah menampilkan melalui televisi, media cetak, tokoh-tokoh kita minta untuk mengadakan sosialisasi tentang zakat.

8. Apakah ada penghargaan yang diberikan BAZIS Provinsi DKI Jakarta kepada muzakki sebagai ucapan terimakasih karena telah mempercayakan BAZIS Provinsi DKI Jakarta untuk menyalurkan zakatnya.

Jawab:

Ada, ada suatu penghargaan yang kita kasih terutama kepada mereka-mereka yang tidak sempat membayar ke kita dan itu melalui bank yang penting mereka bisa menyampaikan struk dari bank itu ke kita, nanti kita berikan surat

9. Siapakah yang mengaudit dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) yang terkumpul di BAZIS Provinsi DKI Jakarta? Kemudian apakah hasil audit itu diberikan kepada muzakki sebagai laporan?

Jawab:

Jadi gini, untuk di BAZIS provinsi DKI Jakarta ini ada dua pembinaan yang pertama itu pembinaan melalui jalur BAZISnya sendiri yang di dampingi langsung oleh inspektorat dan kita adakan monitoring atau pemeriksaan secara rutin dan kemudian setiap tahun juga kita adakan rapat komisi pengawas, nah komisi pengawas ini kemudian minta bantuan kepada akuntan publik dan hasilnya di sebarluaskan melalui media cetak supaya para muzakki yang menyalurkan zakatnya tahu bahwa ini hasil zakatnya, ada beberapa media diantaranya Media Indonesia, Koran Tempo dan bisa di akses melalui web BAZIS.

B. Faktor pendukung dan penghambat fundraising BAZIS DKI Jakarta.

1. Apakah setiap orang yang bekerja di BAZIS Provinsi DKI Jakarta mempunyai kesungguhan untuk mewujudkan tujuan BAZIS Provinsi DKI Jakarta, terutama untuk pencapaian target dana zakat yang dikumpulkan?

Jawab:

Ya pasti, karena disini setiap saat diadakan koordinasi baik itu koordinasi dengan antar staf kita sendiri maupun koordinasi dengan wilayah melalui

kepala BAZIS di tingkat wilayah, kemudian para camat, lurah dan BAZIS provinsi DKI Jakarta sebagai fasilitator. Jadi kesungguhan untuk mencapai target zakat yang terkumpul diwujudkanj melalui rapat koordinasi dari semua unsur BAZIS dari pusat sampai tingkat kelurahan.

2. Apakah ada pelatihan yang dilakukan BAZIS provinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan kemampuan meminta/ mengumpulkan zakat, infak dan sedekah (ZIS)?

Jawab:

Ada, insaya Allah untuk tahun 2010 ini kalau tidak salah besok tanggal 29 april atau 30 april untuk pelatihan petugas-petugas operasional unit kerja. jadi disini ada petugas operasional unit kerja, ada petugas operasional di tingkat kecamatan dan kelurahan, kalau untuk ditingkat kecamatan dan kelurahan sepenuhnya kita serahkan kepada wilayah untuk pembinaannya dan mereka mengadakan pelatihan diwilayahnya masing-masing, tapi untuk di tingkat provinsi insyaAllah langsung di koordinir oleh BAZIS provinsi. Jadi untuk unit-unit kita misalkan dinas itu dari kita, tapi kalau kecamatan dan kelurahan karena menyangkut kewilayahan maka diserahkan kepada tingkat wilayah, kota dan kabupaten. Pelatihan ini kita adakan secara rutin, dengan rapat kerja

3. Apakah setiap staf pengumpul dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) yang ada di BAZIS Provinsi DKI Jakarta dibekali kemampuan lobbi yang bagus? Jawab:

Ya itu pasti, harus ada lobbi-lobbi seperti itu terutama kepada mereka-mereka yang usahanya sudah berhasil, (misalnya: “mereka sebagai dokter sekarang alhamdulillah sudah berhasil, nah mungkin selama ini mereka tidak tahu kewajiban mereka, nanti ketika kita ketuk hatinya, sudah lama jadi dokter dan alhamdulillah sekarang sudah ada perkembangan, dan setelah dihitung ternyata kalo begitu sudah punya kewajiban). Nah pendekatan dengan lobby-lobby seperti itu mampu meningkatkan pendapatan zakat dan pendekatan kepada mereka supaya ahirnya menyadari kewajibannya.

4. Berdasarkan pengalaman, Menurut bapak apakah rasa percaya diri, kesabaran dan kemampuan bergaul dengan para staf pengumpul zakat, infak dan sedekah (ZIS) mampu mempengaruhi besarnya dana ZIS yang terkumpul di BAZIS provinsi DKI Jakarta?

Jawab:

Yang pertama harus tumbuh dari diri kita sendiri, nantinya dibekali dengan pengetahuan yang cukup. Kemudian tentang kemampuan bergaul tadi ,bagaimana kita bisa bergaul dengan mereka, terutama dengan tokoh-tokoh masyarakatnya, kalau misalkan kita mau mengambil zakat dari majlis ta’lim,

muzakki tapi ada kontribusi, sampaikan kepada mereka apa kewajiban mereka dan apa hak mereka, jadi ada timbal balik, jangan kita hanya meminta tapi kita tidak mau memberi.

5. Sejauh ini apakah strategi fundraising yang diterapkan BAZIS Provinsi DKI Jakarta sudah efektif untuk meningkatkan dana ZIS yang terkumpul?

kalo belum” menurut bapak apa kelemahan strategi fundraising yang

diterapkan ini? Jawab:

Cukup efektif karena bisa dibuktikan dengan hasil yang maksimal, hasil pengumpulan kalau kita lihat itu mulai dari 27M, 29M sampai 44M itu luar biasa. Ya kalau menurut hemat saya itu sudah cukup berhasil, makanya sekarang kita membuka jaringan, memperluas sasaran zakat yang sudah ada, dan yang sudah kita garap sekarang kita kembangkan lagi. Nah untuk di wisata ini tidak sedikit, insyaAllah untuk yang akan datang bisa mendapatkan target yang lebih besar, seperti Monas, Ragunan, Taman Mini. Kemudian caranya bagaimana? Kita adakan pendekatan/ lobby dengan mereka kemudian kalau mereka “oke bisa saya bantu”, maka kita akan mengacu kesana. Saya kira untuk orang yang berekreasi, menyisihkan infaknya sedikit dari saku tidak keberatan, satu orang misalkan Rp 1000,- tapi disampaikan dulu kepada

6. Dalam strategi fundraising yang diterapkan saat ini adakah segmentasi muzakki, munfik dan mutasoddik dan segmen mana yang menjadi prioritas BAZIS provinsi DKI Jakarta?

Jawab:

Untuk sementara ini semuanya merupakan prioritas, karena kita tidak tahu soal kemampuan dari masing-masing-masing (muzakki, munfik dan mutasoddik). Jadi insyaAllah untuk system pengumpulan ini baik itu zakatnya maupun infaknya itu saya anggap semua prioritas. Maka bagi mereka yang belum terkena wajib zakat maka kita mengetuk hati mereka untuk mengeluarkan infak atau sedekahnya. Karena infak dan sedekah tidak ada ketentuannya yang penting diawali dengan hati dan disertai dengan niat yang ikhlas dan tulus.

7. Sejauh ini adakah kendala dalam penerapan strategi fundraising yang diterapkan saat ini?

Jawab:

kesulitan-kesulitan yang ada dilapangan mungkin mulanya mereka itu untuk mencapai target tidak mudah, Karena melalui pendekatan masyarakat, tidak semua masyarakat Jakarta itu ngerti tentang zakat. Kemudian mereka kita adakan koordinasi pembinaan kepada masyarakat yaitu dalam bentuk sosialisasi dengan mengumpulkan mereka kemudian kita kasih penjelasan,

C. Target zakat.

1. Disetiap lembaga pasti ada tujuan/ target, apakah di BAZIS provinsi DKI Jakarta ada penargetan jumlah penerimaan zakat? Berapa target di tahun 2009? Berapa yang terkumpul? Dan siapa yang menentukan target penerimaan zakat, infak dan sedekah?

Jawab:

Ada, dan yang menentukan target itu bukanlah kita, melainkan wilayah. Setiap tahun kita mengadakan rapat kerja, rapat kerja itu dihadiri oleh kepala-kepala BAZIS di tingkat wilayah, kemudian para camat, lurah dan BAZIS provinsi DKI Jakarta sebagai fasilitator, kemudian berapa sih kamu kemampuannya untuk tahun ini, jadi nanti masing-masing dia akan menentukan oh saya punya kemampuannya sekian jadi nanti dirangkum menjadi target BAZIS provinsi. Seperti halnya pada tahun 2009 target kita cuma 35M tapi ternyata bisa mencapai 44M. nah itu kita punya terobosan-terobosan baru melalui zakat profesi, jadi karyawan yang tadinya belum terkena wajib zakat setelah di hitung ada tambahan ini sudah wajib zakat dan zakatnya harus dikeluarkan, jadi pendapatan zakat antara zakat wilayah plus zakat provinsi menjadi 44M. Jadi dari target 35M itu sudah kita lampui.

paksaan kamu sekian, kamu sekian. Jadi kemampuan ini berapa, estimasi sekian kamu berapa saya sekian pak, makanya alhamdulillah setiap tahun target yang kita perlakukan diwilayah secara konsisten mereka bisa tertutup.

Jakarta, 20 April 2010

Sukiyana, S. Sos Kasubag Infokom

Dokumen terkait