• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Rekomendasi untuk Kebijakan Subsidi BBM Jenis Premium di Indonesia Indonesia

Dari hasil-hasil di atas dapat disimpulkan bahwa pengendara mobil pribadi memiliki willingness to paydi atas harga jual BBM jenis premium per liter pada masa sekarang. Hasil willingness to pay sebesar Rp 5.425 merupakan 90,42 persen dari harga jual BBM jenis premium yang akan (rencana) dinaikkan oleh pemerintah. Jika pemerintah tetap menaikkan harga BBM jenis premium menjadi Rp 6.000 per liter, maka akan memberatkan dan merugikan para pengendara mobil pribadi.

Jika pemerintah memang harus menaikkan harga jual BBM jenis premium, pemerintah harus mempertimbangkan daya beli masyarakat secara nasional, terutama masyarakat menengah ke bawah. Alternatif lain untuk menekan

54

konsumsi BBM jenis premium adalah dengan merealisasikan konversi bahan bakar gas atau bahan bakar nabati. Menurut Karna (2011), biofuel atau bahan bakar nabati pada umumnya lebih ramah lingkungan, terbarukan dan mudah diproduksi daripada BBM. Jadi, diharapkan dengan kenaikan harga BBM jenis premium akan membangkitkan produksi dan konsumsi bahan bakar gas maupun bahan bakar nabati yang akan memiliki dampak positif terhadap revitalisasi lingkungan.

Faktor-faktor yang membedakan respon pengendara mobil pribadi terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium adalah jumlah tanggungan responden, tingkat pendapatan responden, kesediaan membayar terhadap satu liter BBM jenis premium dan tingkat konsumsi BBM jenis premium per bulan.

Para pengendara dapat menurunkan konsumsi BBM jenis premium dengan mengurangi atau lebih mengefektifkan mobilitas mereka yang juga harus diiringi dengan perbaikan kendaraan umum massal agar keengganan para pengendara mobil pribadi untuk menggunakan kendaraan umum massal dapat berkurang.

Dari olahan yang diperoleh, ternyata kesediaan membayar pengendara mobil pribadi di Bogor terhadap satu liter BBM jenis premium adalah Rp 5.425. Jumlah ini berada di atas harga jual yang dikeluarkan pemerintah saat ini terhadap satu liter BBM jenis premium yang berada pada level Rp 4.500. Jadi jika pemerintah ingin menaikkan harga BBM jenis premium, masih dapat diantisipasi oleh masyarakat jika harganya di sekitar Rp 5.000 sampai dengan Rp 5.425.

Pengujian yang dilakukan untuk melihat hubungan antar masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen memperoleh hasil bahwa usia, jumlah tanggungan responden dan kesediaan membayar terhadap satu liter BBM jenis premium memiliki hubungan yang nyata dengan respon pengendara mobil pribadi terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium.

Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa respon masyarakat, setuju atau tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium dipengaruhi oleh jumlah tanggungan responden, tingkat pendapatan responden, kesediaan membayar terhadap satu liter BBM jenis premium dan tingkat konsumsi BBM jenis premium per bulan.

5.2 Saran

Saran dari penelitian ini adalah agar pemerintah lebih memperhatikan implikasi kebijakan yang diambil, terutama dalam hal kebijakan subsidi BBM jenis premium. Seiring dengan kelangkaan minyak dan harga yang berfluktuatif cenderung meningkat, kita harus memikirkan alternatif pengganti BBM jenis premium untuk masa mendatang.

Dalam mengambil keputusan sehubungan dengan kenaikan harga BBM jenis premijm, pemerintah harus memperhatikan WTP masyarakat secara umum agar implikasi kebijakan yang diambil tidak akan merugikan masyarakat dan merupakan solusi terbaik bagi seluruh pihak.

Tingginya mobilitas dan penggunaan mobil pribadi berhubungan dengan rendahnya penggunaan kendaraan umum massal yang mereka lakukan. Frekuensi penggunaan kendaraan umum massal harus ditingkatkan untuk menekan tingkat konsumsi BBM jenis premium.

56

Penelitian ini memiliki banyak kekurangan. Untuk masa mendatang, diharapakan penelitian berikutnya melakukan penelitian dengan cakupan wilayah dan subjek yang lebih luas, lebih detail dan menggunakan metode yang lebih baik demi tercapainya tujuan penelitian yang ingin dicapai.

Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Indonesia 2011. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

Dardela, 2009. Ability to Pay/ Willingnes to Pay. www.dardela.com [Maret 2012]. Effendy, O.U. 1984. Hubungan Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Karya,

Bandung.

Firdaus, M. 2008. Aplikasi Metode Kuantitatif Terpilih Untuk Manajemen dan

Bisnis. IPB Press, Bogor.

Granado, Coady dan Gillingham. 2010. “The Unequal Benefits of Fuels Subsidies: A Review of Evidence for Developing Coutries”. IMF Working Paper WP/10/202.

Gujarati, D. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika: Jilid Satu. Julius dan Yelvi [penerjemah]. Erlangga, Jakarta.

Hanley dan Spash. 1993. Cost-Benefit Analysis and The Environment. E. Elgar, Inggris.

Hosmer, L. 1989. Applied Logistic Regression. John Wiley&Son Inc, New York. Kamaluddin, R. 2003. Ekonomi Transportasi (Karakteristik, Teori dan

Kebijakan). Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Blueprint

Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025. www.esdm.go.id [Maret 2012]. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Anggaran dan Risiko Fiskal 2011.

www.depkeu.go.id [April 2012].

. Data Pokok APBN 2005-2011. www.depkeu.go.id [April 2012]. Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia. Jurnal Dialog

Kebijakan Publik 2011. April 2011. Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, Jakarta.

Mangkoesoebroto, G. 2000. Ekonomi Publik. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta. Mankiw, G. N. 2007. Makroekonomi, Edisi ke-6. Penerbit Erlangga, Jakarta. Nicholson, W. 1995. Teori Mikroekonomi (Prinsip dan Perluasan). Binarupa

58

Nikensari dan Triasono. 2003. “Dampak Penurunan Subsidi BBM terhadap Perekonomian Indonesia: Model Analisa Komputasi Keseimbangan”. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. IV No. 1, Juli, hal 1-15. Nursusandhari, E. 2009. “Persepsi, Preferensi dan Willingness to Pay Masyarakat

terhadap Lingkungan Pemukiman Sekitar Kawasan Industri (Kasus: Kawasan Industri di Kelurahan Utama, Cimahi, Jawa Barat)” [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Patriadi dan Handoko. 2010. “Evaluasi Kebijakan Subsidi Non-BBM”. Kajian Ekonomi dan Keuangan Volume 9 No.4 Tahun 2010.

Porteus, J.D. 1977. Environment and Behaviour. Planning and Everyday. Urban

Life. Addison-Wesley Publishing Co, Massachusets.

Smith, G.E dan Nagle, T.T. 2002. How Much Are Customers Willing to Pay? Marketing Research, Winter, pages 20-25.

Soeratno dan Lincolin A. 1995. Metodologi Penelitian Untuk ekonomi dan Bisnis.

UPP Akademi Manajemen Perusahaan. YKPN, Yogyakarta.

Stiglitz. 2000. Economics of the Public Sector, Third Edition. W.W Norton&Company, New York.

Subari, S. 2008. “Analisis Dampak Kebijakan Penurunan Subsidi BBM terhadap Indikator Makroekonomi”. Jurnal Studi Manajemen Vol. 2 No.1 April 2008.

Suparmoko, M. 2001. Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pembangunan

Daerah, Edisi ke-1. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

. . 2000. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktik, Edisi ke-5. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Trihendradi, C. 2008. Step by Step SPSS 16: Analisis Data Statistik. Andi, Yogyakarta.

Wijaya, K. 2011. “Revitalisasi Bahan Bakar Nabati (BBN) Sebagai Upaya Mengatasi akan Ketergantungan Akan BBM”. Jurnal Dialog Kebijakan Publik Edisi April 2011.

60

1. Kuisioner Penelitian

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

KUISIONER PENELITIAN

Isilah titik-titik di bawah ini atau lingkari jawaban sesuai dengan pilihan anda

No responden : …... Nama responden : ... No polisi kendaraan : ... Alamat : ... No telepon/HP : ... Hari/tanggal wawancara : ... A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin : L/P (Lingkari) 2. Usia : ………. (Tahun) 3. Status : Belum Menikah / Sudah Menikah 4. Jumlah Tanggungan : ……….. (Orang) 5. Tingkat Pendidikan Terakhir :………

Dalam rangka Tugas Akhir, kami memohon kesediaan Ibu/Bapak/Saudara/i untuk berpartisipasi pada penelitian saya, Carolin Sinaga, dengan judul “Analisis Respon Masyarakat Kota Bogor terhadap Rencana Kenaikan Harga BBM Jenis Premium (Studi Kasus: Pengendara Mobil Pribadi di Bogor)”. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner ini maka dimohon untuk menjawab sejujur-jujurnya. Informasi dan data akan kami jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas perhatian dan partisipasi Ibu/Bapak/Saudara/i kami ucapkan terimakasih.

6. Apakah Pekerjaan anda?………

7. Berapakah pendapatan anda per bulan ? ...

8. Berapa pendapatan total anggota keluarga lain selain anda? ...

9. Berapa besar pengeluaran yang digunakan untuk membeli premium per mobil untuk 1 minggu?

1. 100ribu-300 ribu rupiah 3. 500 ribu-700ribu rupiah 2. 300 ribu-500 ribu rupiah 4 . >700 ribu rupiah

Dokumen terkait