• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekomendasi untuk tindakan perbaikan

Dalam dokumen audit lingkungan (Halaman 32-37)

Bagian berikut mengenai rekomendasi terperinci untuk tindakan pengelolaan lingkungan yang diperlukan untuk diterapkan oleh PT. AYI di HTI Murni, agar mengurangi kerusakan lingkungan lebih jauh dan memenuhi Kriteria dan Prinsip- prinsip FSC.

Rekomendasi-rekomendasi ini memberikan kesempatan untuk kegiatan  pengembangan lingkungan sesuai persyaratan sertifikasi FSC. Tidak diharapkan  bahwa seluruh rekomendasi akan diimplementasikan, tetapi sebuah proses secara  bertahap dapat mencapai perbaikan lingkungan yang berarti dalam  penyelenggaraan lingkungan.

Rekomendasi 1 Instruksi-instruksi Kerja

Meskipun fakta menunjukan bahwa aktifitas di lokasi saat ini hanya bersifat terbatas, pedoman kerja yang dilengkapi dengan rincian spesifik perlu dibuat, baik untuk kegiatan yang saat ini dilakukan maupun untuk kegiatan-kegiatan potensial dimasa mendatang. Hal-hal ini harus meliputi:

Rincian untuk kegiatan pengerjaan jalan dan jalur penyaradan dan ketentuan –  ketentuan untuk drainase dan perlintasan anak sungai/air;

Instruksi terperinci mekanisme ekstraksi kayu sehingga dapat mencegah kerusakan terhadap tegakan disekelilingnya, termasuk pembuatan jalur  penyaradan, pengangkutan melalui jalur penyaradan dan instruksi rehabilitasi;

Intsruksi terperinci untuk pengoperasian landing untuk mencegah terbuangnya log-log, kerusakan terhadap tanah, air dan tegakan sekelilingnya dan rehabilitasi lokasi landing; dan

Instruksi terperinci untuk kegiatan pengangkutan termasuk penanganan hidrokarbon.

Penting untuk memberikan rincian spesifik pada instruksi ini khususnya berkaitan dengan pengerjaan jalan dan jalur penyaradan karena kegiatan ini memiliki potensi terbesar terhadap terjadinya kerusakan tanah dan air, yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan menyeluruh di lokasi. Instruksi kerja ini perlu dibuat sedemikian rupa sehingga mudah didapat oleh staf lapangan dan khususnya oleh para mandor yang terlibat dalam penerapannya. Instruksi-instruksi ini harus disertai ketentuan untuk pengawasan kegiatan untuk memastikan  bahwa instruksi telah dilaksanakan.

Beberapa pedoman tertulis secara terperinci sedang dalam proses pembuatan  bekerjasama dengan SCKPFP, dan staf proyek harus mendapatkan beberapa  pelatihan dan pengawasan terhadap kegiatan pembersihan lahan. Begitu dihasilkan,  pedoman ini perlu dibuat sedemikian rupa agar mudah diperoleh oleh staf lapangan

dan pelatihan dilakukan untuk penerapannya.

Rekomendasi 2 Pelatihan

Direkomendasikan bahwa pelatihan harus dilakukan terhadap anggota staf dan khususnya terhadap operator-operator yang menerapkan instruksi kerja tersebut. Kebutuhan pelatihan meliputi:

Penerapan ketentuan-ketentuan dari intrsuksi kerja khususnya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan pembuatan jalan dan jalur penyaradan serta kegiatan pemanenan. Ketentuan mengenai drainase yang memadai dan  perlintasan anak sungai/air yang sesuai merupakan perbaikan yang paling

diperlukan oleh HTI Murni;

Pelatihan dalam penggunaan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan. Pada saat ini diasumsikan bahwa semua operator mengetahui bagaimana cara menjalankan semua peralatan yang diserahkan pada mereka; dan

Pelatihan dalam penggunaan dan penanganan hidrokarbon untuk semua staf. Rekomendasi 3 Penyimpanan dan Penanganan Bahan Bakar

Penyimpanan dan penanganan hidrokarbon membutuhkan perbaikan.

Semua tangki penyimpanan memerlukan wadah tambahan untuk mengurangi resiko tumpahan. Pada kasus tangki-tangki di Panaan, penampung tambahan ini terdiri dari sebuah wadah yang cukup besar untuk menampung isi tangki ditambah 10 %.

Tangki mobil bahan bakar membutuhkan penampung tetesan dan ditempatkan didalam wadah sementara. Tangki mobil tidak boleh berada didekat anak sungai/air atau reseptor sensitif lainnya.

Drum-drum yang mengandung hidrokarbon perlu disimpan pada lantai yang kokoh dengan penampung tambahan (sekunder).

Drainase di fasilitas penyimpanan drum di Panaan harus dikembangkan untuk memastikan tidak adanya kebocoran hidrokarbon.

Para staf harus mendapatkan pelatihan dalam penanganan hidrokarbon dan  prosedur-prosedur yang akan diterapkan pada peristiwa tumpahan.

Semua tumpahan harus dilaporkan.

Rencana tindakan terhadap adanya tumpahan harus disusun dan pengadaan  peralatan di semua lokasi dimana hidrokarbon atau material berbahaya lainnya

dipakai dan disimpan.

Ini sebuah areal yang perlu mendapatkan perbaikan besar dengan segera yang bisa dicapai cukup dengan sedikit usaha dari sebagian satff.

Rekomendasi 4 Praktek Pembuangan Limbah

Praktek pembuangan limbah membutuhkan perbaikan dan pelatihan yang harus dilakukan terhadap staf untuk penerapannya.

Limbah-limbah yang yang tidak dapat diuraikan secara biologis harus dikembalikan dari hutan ke Kamp 63 untuk dimusnahkan pada lokasi yang khusus, misalnya pada lubang pembuangan limbah, dimana limbah tersebut tidak akan mengganggu penghuni kamp atau menyebabkan resiko kebakaran saat limbah dibakar.

Fasilitas pemisahan limbah harus dibuat untuk memastikan pemusnahan limbah yang tepat.

Pemakaian fasilitas penyimpanan limbah yang dilengkapi dengan penampung sekunder harus disediakan untuk limbah yang memiliki potensi bahaya misalnya wadah zat kimia atau limbah yang terkontaminasi hidrokarbon.

Limbah yang memiliki potensi bahaya dari bengkel (misalnya beterai, ban-ban, alat-alat yang terkontaminasi hidrokarbon) harus dimusnahkan setempat. Kemungkinan untuk menjual barang-barang seperti baterai dan filter bekas terhadap pembeli dari Banjarmasin harus diteliti sepenuhnya, dan hasilnya ditindaklanjuti seperlunya.

Potongan-potongan logam harus dijual dan dipindahkan dari lokasi.

Kegiatan pengolahan air limbahharus diperbaiki, khususnya pada areal workshop dan areal penyimpanan hidrokarbon. Semua air limbah, termasuk air semburan (penyemprotan) dari areal ini harus dikumpulkan di lubang air yang dilengkapi dengan pemisah minyak. Minyak ini harus dikumpulkan untuk diprioritaskan pemusnahannya dari air limbah yang dikeluarkan.

Rekomendasi 5 Perlindungan Sumber Air

Perlindungan terhadap sumber air harus ditingkatkan termasuk didalamnya:

Daerah buffer di sekitar anak sungai yang lebih kecil.

Memperbaiki penyeberangan sungai untuk menghindari kerusakan anak sungai.

Memperbaiki saluran air (drainase) pada jalan untuk mencegah erosi, sedimentasi pada anak sungai/air dan untuk menjamin jalanan masih dapat  berfungsi dalam berbagai keadaan cuaca.

Mencegah pembuangan puing dari kegiatan pembuatan jalan ke dalam anak sungai/air.

Pelatihan dalam pembangunan jalan untuk menghindari kerusakan terhadap anak sungai/air.

Rincian lebih lanjut mengenai kebutuhan ini dicakup dalam laporan  Masalah-masalah Perlindungan Air dan Tanah dari SCKPFP, September 2000.

Rekomendasi 6 Perlindungan Tanah

Tindakan perlindungan tanah harus ditingkatkan. Saat ini hal utama yang paling mengkhawatirkan adalah kegiatan pembuatan jalan, yang membutuhkan  peningkatan untuk memastikan tersedianya saluran air yang memadai untuk mencegah terjadinya erosi. Semakin meningkatnya kegiatan di HTI Murni di masa datang, rekomendasi berikut sebaiknya dimasukkan dalam rencana pengelolaan.

Menghindari pembukaan hutan yang tidak perlu - tidak membuat jalan  penyaradan yang tidak diperlukan, jalan dan areal landing yang terlalu besar.

Menghindari pembuatan jalan dan kegiatan penebangan pada kemiringan curam.

Mengurangi pergerakan mobil yang tidak terlalu penting dan pergerakan dalam kondisi basah akan membantu mengurangi kerusakan terhadap struktur tanah.

Jalan dan jalur penyaradan harus ditutup secara memadai dan direhabilitasi setelah penggunaan untuk memastikan erosi tidak terjadi lagi.

Operator mesin harus dibekali pelatihan mengenai kegiatan yang mereka laksanakan.

Rincian lebih lanjut mengenai kebutuhan ini dicakup dalam laporan  Masalah-masalah Perlindungan Air dan Tanah dari SCKPFP, September 2000.

Rekomendasi 7 Perlindungan Keanekaragaman Hayati

Dalam rangka mencapai beberapa peningkatan dan perlindungan keragaman hayati, penilaian berikut harus dimasukkan dalam rencana kerja selanjutnya:

memastikan sungai dan anak sungai dilindungi dengan daerah penyangga; dan

kemungkinan peningkatan penanaman terhadap jenis asli/lokal yang memiliki  pertumbuhan yang lambat.

Rekomendasi 8 Kegiatan yang Illegal dan Tidak Tepat

Patroli keamanan harus mengawasi situasi sehubungan dengan adanya  penebangan liar dan pengrusakan oleh peladangan berpindah.

Perburuan dan pengkoleksian yang tidak tepat harus dikontrol, terutama karena tidak ada ijin setempat yang memperbolehkan kegiatan ini.

Rekomendasi 9 Pencegahan Kebakaran

Pelatihan harus diberikan kepada seluruh staf dalam menggunakan peralatan dan bagaimana cara mencegah terjadinya kebakaran secara tidak sengaja.

Penanggulangan kebakaran dan masalah Kesehatan dan Keamanan memerlukan ahli audit yang lain untuk memastikan seluruh pertimbangan yang  perlu diperhitungkan.

Spesialis Manajemen Kebakaran dari SCKPFP yang akan menangani persoalan ini. Rekomendasi 10 Penilaian Pasca -Tebangan

Direkomendasikan agar sebuah penilaian pasca tebangan dilaksanakan dan hasilnya dipadukan dalam rencana kerja selanjutnya, untuk memungkinkan  peningkatan pengelolaan lingkungan dalam kegiatan perhutanan. Dari pandangan

segi lingkungan, penilaian pasca-tebangan sebaiknya mencakup:

Penghitungan ekstraksi kayu yang dihasilkan dan penilaian kerugiannya;

Membandingkan lokasi jalan, jalur penyaradan dan landing dengan  perencanaan;

Penilaian kondisi jalan, rel sarad dan landing;

Menentukan persentase areal operasi yang terganggu;

Menentukan besarnya kerusakan pada daerah penyangga, anak sungai/air dan kawasan lindung;

Memperkirakan effek-effek pada hasil dari tebangan di masa akan datang;

Penilaian kebutuhan pelatihan bagi staf; dan

Mengkomunikasikan hasil penilaian kepada pihak manajemen dan para  petugas penebangan.

Rekomendasi 11 Pengawasan

Sebagai tambahan bagi penilaian pasca tebangan, sebuah program pengawasan lingkungan harus dianjurkan yang mungkin mencakup inter alia:

 pengawasan erosi;

 pengawasan data curah hujan dan data iklim lainnya;

 pengawasan kedalaman sungai dan arus;

analisis kualitas air; dan

 pengawasan jenis eksotik untuk kematian yang tidak wajar, serangan insek atau  penyakit.

Program pengawasan ini membutuhkan audit terpisah dan lebih mendetail dimana rekomendasi yang lebih rinci dapat dihasilkan darinya.

Rekomendasi 12 Jenis Eksotik

Sebelum menanami areal yang luas dengan jenis eksotik seperti  Acacia mangium,  percontohan lokal harus dilakukan untuk memastikan kecocokan jenis tanaman dengan lokasi. Hasil dari 100 ha plot percobaan yang telah dibuat oleh SCKPFP harus diawasi dengan seksama.

Rekomendasi 13 Hasil Audit

Adalah penting bahwa rekomendasi dari kedua audit yang sekarang ataupun audit lingkungan internal selanjutnya untuk diperhatikan oleh pihak manajer atasan dari staf di lokasi HTI Murni. Untuk mencapai hal ini mungkin perlu bagi staf SCKPFP untuk membantu staf lapangan dalam memberikan rekomendasi kepada pihak manajemen yang lebih tinggi. Rekomendasi audit harus ditindaklanjuti dengan tepat dalam rangka peningkatan pengelolaan lingkungan di HTI Murni.

Rekomendasi 14 Pengelolaan Lingkungan di Masa Datang

Pertimbangan-pertimbangan perlu diberikan untuk membuat rencana pengelolaan lingkungan di masa datang dengan menggunakan pengalaman dan keterampilan dari PT. Barito Pacific Timber Tbk., membuat dan mendemonstrasikan selama  pembuatan ISO 14001 Sistem Pengelolaan Lingkungan mereka.

Dalam dokumen audit lingkungan (Halaman 32-37)

Dokumen terkait