• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekonsiliasi Fiskal

Dalam dokumen MARTA NUNGKI HARYANTO F3308075 (Halaman 46-53)

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

5. Rekonsiliasi Fiskal

Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh Wajib Pajak karena terdapat perbedaan perhitungan khususnya laba menurut akuntansi (komersial) dengan menurut perpajakan (fiskal). Laporan keuangan komersial ditujukan untuk menilai kinerja ekonomi dan keadaan finansial dari sektor privat, sedangkan laporan keuangan fiskal lebih ditujukan untuk menghitung pajak. Untuk kepentingan komersial, laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip yang berterima umum yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Sedangkan untuk kepentingan fiskal, laporan keuangan disusun berdasarkan peraturan perpajakan (UU PPh).

Untuk keperluan perpajakan wajib pajak tidak perlu membuat pembukuan ganda, melainkan cukup membuat satu pembukuan berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), dan pada waktu mengisi SPT Tahunan PPh terlebih dahulu harus dilakukan koreksi- koreksi fiskal. Koreksi fiskal meliputi pengakuan pendapatan dan biaya yang dapat berupa koreksi positif dan koreksi negatif.

a. Koreksi Fiskal Positif

Koreksi Fiskal Positif adalah koreksi/penyesuaian yang akan mengakibatkan meningkatnya laba kena pajak yang pada akhirnya akan membuat PPh Badan Terhutangnya juga akan meningkat. Koreksi fiskal positif diantaranya:

commit to user

1) Biaya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan usaha perusahaan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara pendapatan

2) Biaya yang tidak diperkenankan sebagai pengurang PKP

3) Biaya yang diakui lebih kecil, seperti penyusutan, amortisasi, dan biaya yang ditangguhkan menurut WP lebih tinggi

4) Biaya yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek pajak

5) Biaya yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh Final

b. Koreksi Fiskal Negatif

Koreksi fiskal negatif adalah koreksi/penyesuaian yang akan mengakibatkan menurunnya laba kena pajak yang membuat PPh badan terhutangnya juga akan menurun. Koreksi fiskal negatif diantaranya : 1) Biaya yang diakui lebih besar, seperti penyusutan menurut WP

lebih rendah, selisih amortisasi, dan biaya yang ditangguhkan pengakuannya

2) Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek pajak

3) Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh Final

commit to user

Menurut Siti Resmi (2004), penyebab perbedaan laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal biasanya terjadi karena hal sebagai berikut :

a. Perbedaan Prinsip Akuntansi

Beberapa prinsip akuntansi berterima umum (PSAK) telah diakui secara umum dalam dunia bisnis dan profesi tetapi tidak diakui dalam fiskal adalah :

1) Prinsip konservatisme, penilaian persediaan akhir dengan Lower of

Cost or Market, dan penilaian piutang dengan nilai taksiran

realisasi bersih diakui dalam akuntansi komersial, tetapi tidak diakui sebagai pengurangan/biaya;

2) Prinsip harga perolehan (cost), dalam akuntansi komersial, penentuan harga perolehan untuk barang yang diproduksi sendiri boleh memasukkan unsur tenaga kerja yang berupa natura. Sedangkan dalam fiskal, pengeluaran dalam bentuk natura tidak diakui sebagai pengurangan/biaya;

3) Prinsip matching biaya-hasil, akuntansi komersial mengakui biaya penyusutan pada saat aktiva tersebut menghasilkan. Sedangkan dalam fiskal, penyusutan dapat dimulai sebelum menghasilkan, seperti alat-alat pertanian.

commit to user b. Perbedaan Metode dan Prosedur

1) Metode penilaian persediaan, akuntansi komersial memperbolehkan memilih beberapa metode menghitung harga perolehan persediaan, seperti metode rata-rata, masuk pertama keluar pertama, masuk terakhir keluar pertama, pendekatan laba bruto, pendekatan harga jual eceran dll. Sedangkan dalam fiskal, hanya diperbolehkan memilih dua metode, yaitu metode rata-rata atau masuk pertama keluar pertama;

2) Metode penyusutan dan amortisasi, akuntansi komersial memperbolehkan memilih metode penyusutan seperti metode garis lurus, metode jumlah angka tahun, metode saldo menurun/saldo ganda, metode jam-jasa, metode jumlah unit diproduksi dll Sedangkan dalam fiskal hanya menggunakan metode garis lurus dan saldo menurun ganda untuk kelompok harta berwujud non- bangunan, sedangkan untuk harta berwujud dibatasi dengan metode garis lurus saja;

3) Metode penghapusan piutang, dalam akuntansi komersial penghapusan piutang ditentukan berdasar metode cadangan. Sedangan dalam fiskal, penghapusan piutang dilakukan pada saat suatu piutang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat-syarat tertentuyang diatur dalam peraturan perpajakan.

commit to user

c. Perbedaan Perlakuan dan Pengakuan Penghasilan dan Biaya

1) Penghasilan tertentu yang diakui dalam akuntansi komersial, tetapi bukan merupakan objek penghasilan. Dalam rekonsiliasi fiskal, penghasilan tersebut harus dikeluarkan dari total penghasilankena pajak atau dikurangkan dari laba menurut akuntansi komersial. Biaya- biaya tersebut, adalah sebagai berikut :

a) Penggantian atau imbalan yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura;

b) Penghasilan dividen yang diterima oleh perseroan terbatas, koperasi, yayasan, BUMN/BUMD sebagai Wajib Pajak dalam negeri;

c) Bagian laba yang diterima oleh perusahaan modal ventura dari badan pasangan usaha;

d) Hibah, bantuan dan sumbangan;

e) Iuaran dan penghasilan tertentu yang diterima oleh dana pensiun;

f) Bunga obligasi yang diterima oleh perusahaan reksadana. 2) Penghasilan tertentu diakui dalam akuntansi komersial tetapi

pengenaan pajaknya bersifat final, penghasilan tersebut harus dikeluarkan dari total penghasilan kena pajak atau dikurangkan dari laba menurut akuntansi komersial. Biaya- biaya tersebut, adalah sebagai berikut :

commit to user

a) Bunga deposito/tabungan dan diskonto SBI;

b) Penghasilan obligasi yang tercatat di bursa efek baik saham pendiri maupun bukan saham pendiri;

c) Penjualan saham milik perusahaan modal ventura;

d) Penghasilan yang diterima penyalur/dealer/agen prodek pertamina dan premium;

e) Penghasilan yang diterima penyalur/distributor rokok;

f) Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan oleh yayasan atau organisasi sejenis;

g) Persewaan atas tanah dan/atau bangunan; h) Imbalan jasa konstruksi;

i) Bunga simpanan anggota koperasi, dll.

3) Penyebab perbedaan lain yang berasal dari penghasilan lain dan pos-pos luar biasa :

a) Kerugian suatu usaha di luar negeri, dalam akuntansi komersial kerugian tersebut mengalami laba bersih. Sedangkan dalam fiskal kerugian tersebut tidak boleh dikurangkan dari total penghasilan (laba) kena pajak;

b) Kerugian usaha dalam negeri tahun-tahun sebelumnya. Dalam akuntansi komersial, kerugian tersebut tidak berpengaruh dalam perhitungan laba bersih tahun sekarang dan yang akan datang. Sedangkan dalam fiskal, kerugian tahun sebelumnya dapat dikurangkan dari penghasilan (laba) kena pajak tahun

commit to user

sekarang dan yang akan datang sepanjang belum lewat waktu 5 tahun;

c) Imbalan yang diterima atas pekerjaan yang dilakukan oleh pemegang saham atau pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan jumlah yang melebihi kewajaran.

4) Pengeluaran tertentu diakui dalam akuntansi komersial sebagai biaya atau pengurang penghasilan, namun dalam fiskal pengurangan tersebut tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto. Dalam rekonsiliasi fiskal, pengeluaran atau biaya tersebut harus ditambahkan penghasilan kena pajak. Contoh secara rinci diatur dalam Pasal 9 ayat (1) UU PPh :

a) Imbalan atau penggantian yang diberikan dalam bentuk natura; b) Cadangan atau pemupukan yang dibentuk oleh perusahaan

selain usaha bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi, usaha asuransi dan pertambangan;

c) Pajak Penghasilan;

d) Sanksi administrasi berupa denda, bunga, kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan perundang- undangan pajak;

e) Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota;

f) Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya dll.

commit to user

Dalam dokumen MARTA NUNGKI HARYANTO F3308075 (Halaman 46-53)

Dokumen terkait