commit to user
i
EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN
KPRI ”SEJAHTERA P&K” SURAKARTA
TAHUN 2010
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh :
MARTA NUNGKI HARYANTO
F3308075
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
iv
MOTTO
À Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke
tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu
inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu
kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
À Jadikan dirimu bagai pohon yang rendang di mana insan dapat
berteduh. Jangan seperti pohon kering tempat sang pungguk
melepas rindu dan hanya layak dibuat kayu api.
À Hidup terlalu singkat untuk direnungkan atau sekedar untuk
diperdebatkan.
À Hidup biarlah berbakti, walaupun tidak dipuji
À Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1
buah mulut. Kerana mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut
bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal
lainnya yang tidak menyenangkan. Sehingga ingatlah bicara
sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.
À Tambang emas dalam diri kamu adalah fikiran kamu. Kamu dapat
menggalinya sedalam-dalamnya dan sepuas-puas yang kamu
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Orang tua
3. Teman-teman yang telah membantu
4. Semua pihak yang bersangkutan atas
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaian Tugas Akhir ini dengan baik
dan tepat waktu.
Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat tugas
akhir perkuliahan dalam mencapai Gelar Ahli Madya pada program Diploma III
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis
tidak bekerja sendiri namun banyak pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Tugas Akhir ini. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir :
1. Prof. Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Agus Budiatmanto, M.Si., Ak. selaku ketua Program Diploma III Akuntansi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Sri Murni, SE., Msi, Ak selaku pembimbing Tugas
Akhir yang bersedia meluangkan waktu dan selalu memberikan pengarahan.
4. Bapak Drs.Hanung Triatmoko,M.SI, Ak selaku Pembimbing Akademik.
terima kasih atas bimbingan dan sarannya
5. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
6. Bapak Yusak selaku Kabag Keuangan di Koperasi “Sejahtera P&K” yang
commit to user
vii
7. Seluruh direksi, staf, dan karyawan Koperasi “Sejahtera P&K” Surakarta.
8. Keluargaku, (ibu,bapak,adikku) yang selalu menyemangati untuk selalu
berusaha dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah.
9. “Sickmaet” yang selalu ada di saat suka dan duka, makasih ya kehadiranmu
membuatku bisa menyelesaian semuanya dengan baik. Banyak kata yang
ingin diucapkan untukmu tapi kamu pasti GR jadi tidak jadi saja. hehehehe
10.Yonita, lulut, ima dan mirza teman senasip seperjuangan, akhirnya kita bisa
melaluinya bersama-sama. sukses selalu untuk kita.
11.simbok, yonita, siska, vuri, dedek, febria, iren, hendra, dina terima kasih
dukungan kalian. You are the best friends.
12.Teman-teman seangkatan Jurusan Akuntansi Keuangan tahun 2008 yang
bersama-sama menempuh perkuliahan dan yang terus memberikan semangat.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna.
Tanpa mengurangi peranan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam
pembuatan Tugas Akhir ini, segala kritik dan saran yang membangun penulis
terima dengan senang hati guna menyempurnakan Tugas Akhir ini.
Surakarta, 26 Juli 2011
commit to user
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAKSI ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN . ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan... ... 1
1. Sejarah Berdirinya KPRI ”Sejahtera P&K ... 1
2. Struktur Organisasi KPRI “Sejahrtera P&K” ... 2
3. Bidang Administrasi ... ... ... 9
4. Permodalan KPRI “Sejahtera P&K”... ... 10
5. Usaha KPRI ”Sejahtera P&K” ... ... 11
commit to user
ix
C. Perumusan Masalah... 21
D. Tujuan Penelitian... 22
E. Manfaat Penelitian... 22
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka... ... 23
1. Pengertian Koperasi... ... 23
2. Pajak Penghasilan... ... 24
3. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 25 ... ... 31
4. Penggolongan dan Tarif Penyusutan... ... 32
5. Rekonsiliasi Fiskal... ... 33
B. Analisis Data dan Pembahasan.………...……… ... 40
BAB III TEMUAN A. Kelemahan... ... 52
B. Kelebihan…... . 53
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 54
B. Rekomendasi... ... 55
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
I.1 Tabel Pembagian Tugas Pengawas ... 4
I.2 Tabel Susunan Pengurus ………... 5
I.3 Tabel Daftar nama, jabatan, serta tugas Pegawai Tetap ……... 7
I.4 Tabel Daftar nama, jabatan, serta tugas Pegawai Tidak Tetap …... 8
I.5 Tabel Keadaan anggota ………..…………... 9
II.1 Tabel Penggolongan dan Tarif Penyusutan ………...32
II.2 Tabel Penyusutan Aktiva Tetap...42
II.3 Tabel Rekonsiliasi Fiskal ...…...43
II.4 Tabel Laporan Laba Rugi Fiskal ……...47
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Laporan Sisa Hasil Usaha
commit to user
ii
EVALUTION CORPORATE TAX CULCULATION
KPRI “SEJAHTERA P&K” SURAKARTA TAHUN 2010
MARTA NUNGKI HARYANTO
Frequent changes in legislation led to all parties as the taxpayer should be kept up to date understanding of legislation for the purposes of paying taxes. Income Tax bodies one component of income tax is quite complex because the taxpayers have to adjust your body between the commercial financial statements with fiscal financial statements. KPRI "Sejahtera P & K" has been recorded as corporate taxpayers who each year must calculate and pay the corporate tax adjusment between commercial financial statements with fiscal financial statements. authors conducted research on corporate tax calculation, so that the
financial statements KPRI "Sejahtera P & K" in accordance with Undang-Undang Rebuplik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2008.
Author in conducting research on KPRI "Sejahtera P & K" discovered archival file onthe financial statements so that the research materials as directed on the financial statements: balance sheet, income statement and a list ativa remains to evaluate the loss of tax calculation.
From the research, the authors found file the weaknesses and strengths in KPRI
"Sejahtera P & K". The disadvantage KPRI "Sejahtera P & K" still to give costs and income taxes according to law can not be deducted in reporting the rest of the business. Excess KPRI "Sejahtera P & K" has done well keeping each period and in doing so timely year SPT does
not exceed the month of March 31 proved KPRI "Sejahtera P & K" as good taxpayers who
comply with taxation legislation.
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM
1. Sejarah Berdirinya KPRI “SEJAHTERA P&K”
Koperasi ini berdiri sejak tanggal 28 Oktober 1961 yang bertepatan
dengan hari Sumpah Pemuda. Dengan demikian hingga saat ini koperasi
KPRI “Sejahtera” sudah berusia hampir 50 tahun. Pada akte pendirian
tahun 1961 tercantum nama-nama pendiri KPRI “SEJAHTERA P&K”,
yaitu sebagai berikut :
a. Bapak Petrus Canesius Suradi Sastrowidjojo (Almarhum)
b. Bapak Wofgang Soeprapto Tedjopramono (Almarhum)
c. Bapak Kudoprasanto (Almarhum)
d. Bapak H. Mas Ngabei Soeprapto Kartodiharjo (Almarhum)
e. Bapak Muhammad Cholil Siswohardjo (Almarhum)
Anggota KPRI “SEJAHTERA P&K” sebagian besar adalah
guru-guru Sekolah Dasar. Pada tanggal 7 April 1962, koperasi ini memperoleh
status sebagai Badan Hukum dengan Nomor 1666/BH/VI. Selanjutnya
dengan adanya penyesuaian Undang-Undang nomor 12 tahun 1967
tentang pokok-pokok Perkoperasian maka KPRI “SEJAHTERA P&K”
memperoleh pengakuan Badan Hukum baru dengan nomor
commit to user
Sejalan dengan irama perkembangan gerakan koperasi saat ini,
maka KPRI “SEJAHTERA P&K” selaku berusaha meningkatkan usaha
pelayanan serta partisipasi dalam pembangunan di segala bidang. Dari data
yang ada menunjukkan bahwa perkembangan meningkat tajam.
2. Struktur Organisasi KPRI “SEJAHTERA P&K”
Berdasarkan Rapat Anggota Tahunan tahun 2010, untuk tujuan
terciptanya tertib administrasi serta kejelasan tugas, wewenang, dan
tanggung jawab perangkat koperasi maka dibuat struktur organisasi
koperasi sebagai berikut :
Gambar 1.1 : Struktur Organisasi pada KPRI “SEJAHTERA P&K” a. Rapat Anggota
1) Rapat Anggota Tahunan
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
dalam tata kehidupan koperasi yang mempunyai fungsi antara lain:
a) Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
b) Menetapkan kebijakan-kebijakan umum koperasi Rapat Anggota
Pengawas Pengurus
commit to user
c) Memilih, mengangkat dan memperhentikan pengurus dan
pengawas
d) Mengesahkan laporan pertanggungjawaban pengurus dan
pengawas
Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan
musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak diperoleh keputusan
dengan cara musyawarah maka keputusan diambil berdasarkan
suara terbanyak. Dalam hal ini dilakukan pemungutan suara tiap
anggota mempunyai satu hak suara.
2) Rapat Anggota Perencanaan (RAP)
Diselenggarakan bersamaan dengan HUT untuk tahun buku 2011.
3) Rapat Rutin
Diadakan setiap bulan menjelang gajian yang dihadiri oleh
pengurus dan pengawas. Adapun secara pokok adalah membahas
atau mendistribusikan permohonan kredit yang diajukan para
anggota.
4) Rapat Khusus
Diselenggarakan untuk membahas masalah-masalah khusus
diantaranya : Peringatan Harkop, HUT , Hari Besar Nasional,
persiapan materi RAP-RAT dan pengembangan Gedung
commit to user
b. Pengawas
Tugas utama pengawas adalah melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijaksanaan pengalokasian koperasi
sedangkan pemeriksaan dari bulan ke bulan dilaksanakan pada
hari-hari yang tidak mengikat. Hal ini dilakukan agar pengawas tidak
mengganggu pekerjaan dinasnya. Pada tahun 2010 juga merupakan
tahun kedua bagi Pengawas masa bakti tahun 2009-2012. Adapun
susunan Pengawas masa bakti ini, adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Pembagian tugas Pengawas
No Nama Sasaran/Tugas
1.
Bidang keuangan dengan segala penjabarannya.
Bidang organisasi/manajemen dengan segala
penjabarannya.
Bidang perusahaan dengan segala penjabarannya.
Sumber : Data dari KPRI “Sejahtera P&K
c. Kepengurusan
Susunan pengurus masa bakti tahun 2009-2012, adalah sebagai
commit to user Tabel 1.2
Susunan Pengurus
No Jabatan Nama
1. Penasihat H.N. Sakdani
2. Ketua Drs. Sudarto
3. Wakil Ketua Drs. Wahyono
4. Sekretaris Abdurrochim, S.Pd.
5. Bendahara I Muhtarom, S.Pd.
6. Bendahara II Sugeng W.H., S.Pd.
Sumber : Data dari KPRI “Sejahtera P&K”
Pembagian tugas pengurus adalah sebagai berikut :
1) Ketua
Ketua mempunyai tugas antara lain yaitu :
a) bertanggungjawab secara umum
b) bertindak mewakili Pengurus urusan keluar
c) pengawasan buku kas
d) pembinaan karyawan
e) mengusahakan tambahan modal
f) mengelola kredit Jangka Panjang dan Kredit Sebrakan.
2) Wakil Ketua
Wakil Ketua mempunyai tugas antara lain yaitu :
a) mewakili pengurus urusan ke dalam
commit to user c) melakukan pembinaan karyawan
d) mengelola kredit Jangka Panjang dan Kredit Sebrakan.
3) Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas antara lain yaitu :
a) penanggungjawab Tata Usaha (TU)
b) penanggungjawab tatalaksana perkantoran
c) membuat agenda surat keluar-masuk
d) mencatat notulen rapat
e) buku induk dan kartu anggota (KTA)
f) mengelola kredit rutin
g) menerima setoran anggota Kecamatan Serengan.
4) Bendahara I
Bendahara I mempunyai tugas antara lain yaitu :
a) mengelola pembukuan keuangan
b) membuat necara dan lampirannya
c) pelaksanaan urusan Rumah Tangga
d) menyelenggarakan rapat-rapat, penataran, dan HUT koperasi
e) pengawasan pembayaran bank
f) pengawasan pembayaran listrik
g) mengelola Kredit Wiraswasta
h) menerima setoran anggota Kecamatan Pasarkliwon.
5) Bendahara II
commit to user
a) pengawasan urusan toko, pengadaan barang di toko koperasi
dan komsumsi
b) inventaris kekayaan koperasi
c) membantu kegiatan pengurus secara umum
d) pengawasan Gedung “Graha Sejahtera”
e) mengelola Kredit Musibah
f) menerima setoran anggota campuran
d. Karyawan
Jumlah karyawan tetap ada 5 orang, sedang jumlah karyawan tidak
tetap ada 3 orang. Adapun daftar nama, jabatan, serta tugas pegawai
tetap adalah sebagai berikut :
Tabel 1.3
Daftar nama, jabatan, serta tugas pegawai tetap
No Nama Jabatan Tugas
1. Tri Hartuti Kepala Kantor Kasir dan keuangan
2. Sri Waliman Pusak Sekretaris Surat-menyurat, rekap
potongan, tabungan murid,
dan hubungan instansi.
3. Retno Yuliastuti Pembantu Umum Agenda, deposito, simpanan
serba guna, dan Mandiri.
4. Kristanti Widyaningsih Pembantu Umum Toko/laporan toko, dan
commit to user
5. Sukro Agus Triwibowo Pembantu Umum Toko/laporan toko, kwitansi
potongan, dan gedung
“Graha Sejahtera”
Sumber : Data dari KPRI “Sejahtera P&K”
Adapun ini daftar karyawan tidak tetap beserta tugasnya adalah
sebagai berikut :
Tabel 1.4
Daftar nama, jabatan, serta tugas pegawai tidak tetap
No Nama Jabatan Tugas
1. Bekti Nugroho S Petugas Rekening
Listrik
Penarikan Rekening Listrik,
pelaporan, rapat-rapat PLN.
2. Aminah Petugas Rekening
Listrik
Pelaporan / rekapitulasi,
rapat-rapat PLN.
3. Wawu Wiryosuwito Petugas Gedung
Graha Sejahtera
Kebersihan, inventaris barang,
kerusakan dan laporan gedung
Graha Sejahtera.
Sumber : Data dari KPRI “Sejahtera P&K” e. Keanggotaan
Keanggotaan pada tahun 2010 ini tidak banyak mengalami
perubahan. Ada anggota yang keluar karena permohonan sendiri,
pensiun, atau karena meninggal dunia. Akan tetapi ada juga anggota
yang masuk karena adanya pengangkatan CPNS. Di bawah ini kami
commit to user Tabel 1.4
Keadaan anggota selama 3 tahun berturut-turut
Tahun
Sumber : Data dari KPRI “Sejahtera P&K”
3. Bidang Administrasi
Tempat kegiatan terletak di Jalan Kyai Mojo, Semanggi,
Pasarkliwon, Surakarta (0271) 642295. Buku-buku administrasi dikerjakan
secara rutin dan laporan-laporan kegiatan perkembangannya secara
periodik yaitu setiap 3 bulan sekali telah dikerjakan dan dikirim secara
rutin ke PKPRI dan Dinas Koperasi dan PKM kota Surakarta. Buku-buku
administrasi di antara lain yaitu :
a. Buku Induk Anggota
b. Buku Daftar Pengurus
c. Buku Notula
d. Buku Agenda Surat Keluar-masuk
e. Buku Anjuran Pejabat Instansi
f. Buku Saran Anggota Pengawas
g. Buku Catatan Peristiwa Penting
commit to user i. Buku Simpanan Anggota
j. Buku Daftar Hadir Pengawas
k. Buku Inventaris
l. Buku Catatan Piket Pengurus
m. Buku Pengeluaran Tanda Anggota
n. Buku Rekap Potongan Koperasi
o. Buku Daftar Hadir Pengurus
p. Buku Tertib Karyawan
4. Bidang Permodalan
Bidang permodalan KPRI “SEJAHTERA P&K” meliputi seluruh
aktiva yang ada di koperasi ini, dari aktiva lancar, penyertaan sampai
aktiva tetap. Pihak-pihak yang terkait dalam pemenuhan kebutuhan modal
adalah para anggota simpanan pokok, simpanan wajib, dana atau
cadangan. Di samping itu masih diperlukan modal luar (modal pinjaman)
dari pihak ketiga. Hal ini ditempuh dalam rangka pengembangan koperasi
juga dalam memenuhi permintaan kredit dari anggota yang semakin
meningkat. Untuk mengetahui lebih lanjut perkembangan koperasi dilihat
dari sisi kekayaan dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlahnya. Di
bawah ini penulis sajikan perkembangan kekayaan KPRI “SEJAHTERA
P&K” adalah sebagai berikut :
1. Kekayaan Tahun 2006 : Rp 2.381.480.131,00
2. Kekayaan Tahun 2007 : Rp 2.700.440.379,00
commit to user
4. Kekayaan Tahun 2009 : Rp 3.409.286.954,00
5. Kekayaan Tahun 2010 : Rp 4.017.899.326,00
5. Bidang Usaha
a. Simpanan atau tabungan
1) Simpanan pokok, yaitu sebesar seratus ribu rupiah
2) Simpana wajib, yaitu sebesar tujuh puluh lima ribu rupiah
3) Simpanan “manasuka” yaitu sebesar lima puluh ribu rupiah setiap
bulannya dan dikembalikan pada saat RAT
4) Simpanan “Serba Guna” yaitu sebesar sepuluh ribu rupiah atau
kelipatannya untuk setiap bulannya. Jasa 1% per bulan dan dapat
diambil sesuai permintaan anggota, yaitu dapat diambil pada saat
Lebaran, Natal atau pada saat Tahun Ajasan Baru.
5) Tabungan Hari Tua, yaitu sebesar lima ribu rupiah perbulan untuk
setiap anggota. Tabungan hari tua akan dikembalikan apabila yang
bersangkutan keluar atas permintaaan sendiri, pensiun atau
meninggal dunia dengan bunga 10%.
6) Tabungan Murid (TAMU) adalah tabungan yang sudah dijalankan
oleh koperasi sejak tahun 1986 dengan tujuan untuk membiasakan
murid gemar menabung. Selain itu juga untuk memupukan modal
koperasi. Setiap hari koperasi menerima setoran tabungan dari SD
yang dikoordinir oleh Kepala Sekolah atau guru yang ikut dalam
commit to user
7) Tabungan Mandiri, yaitu minimal sebesar dua puluh ribu rupiah
dan maksimal tak terhingga selama 12 bulan dan akan
dikembalikan beserta bunganya pada bulan ke-13 dengan bunga
1% per bulan. Penabung mendapatkan fasilitas memperoleh hak
pinjam 4 kali besar tabungannya, apabila menghendaki. Setiap
tabungan senilai seratus ribu rupiah akan mendapatkan satu kupon
berhadiah dan diundi bersama-sama kupon konsumsi pada saat
RAT.
b. Perkeditan
Jenis usaha ini dibagi menurut jenjang waktu angsurannya :
1) Kredit Jangka Pendek
Kredit jangka pendek adalah kredit dengan jangka waktu
pengembalian paling lama 10 bulan.
a) Kredit rutin
Kredit rutin diberikan secara otomatis kepada semua anggota
dengan tidak perlu mengajukan permohonan, kecuali anggota
tersebut tidak membutuhkannya (mengembalikan cek).
Anggota yang telah lama tidak menggunakan haknya, dan
menghendaki kredit rutin harus mengajukan permohonan lagi.
Anggota baru akan menerima kredit rutin pertama setelah 4
bulan menjadi anggota.
Besar kredit rutin pertama sebesar Rp 150.000.000,00. Sedang
commit to user
dengan melihat berapa kredit yang telah diambil, yang berarti
harus ada persetujuan dari Kepala Sekolah.
b) Kredit Barang
Sesuai dengan namanya Kredit Barang, maka kredit ini
diberikan kepada anggota untuk membeli barang-barang
kebutuhan rumah tangga, seperti : televisi, radio, mesin jahit,
sepeda dan sebagainya. Besar Kredit yang diberikan antara Rp
100.000,00 hingga tertinggi Rp 3.000.000,00. Jangka waktu 10
bulan dengan bunga 1,7% per bulan.
c) Kredit Sebrakan
Kredit ini diberikan kepada anggota yang masih mempunyai
kepentingan yang sangat mendadak dan masih mempunyai
uang kas koperasi sesuai dengan namanya, maka
pengembaliaannya juga hanya dalam waktu satu bulan atau
paling lama 3 bulan. Kredit Sebrakan diberikan paling tinggi
Rp 2.100.000.000,00 dengan bunga 1,5% dan berlaku surut.
Apabila dalam waktu 3 bulan terpaksa belum dapat
mengembalikan, maka akan dipotongkan ke gajinya 3 kali
angsuran, dimulai pada bulan keempat sampai lunas.
d) Kredit Musibah
Kredit ini diberikan kepada anggota yang sedang mengalami
musibah, misal : kecelakaan, sakit hingga terpaksa rawat inap
commit to user
2.000.000,00 diangsur 10 bulan dan dimulai pada bulan
keempat dengan tidak dibebani bunga. Permohonan kredit
hendaknya disertai bukti-bukti sah. Lingkup keluarga yang
dapat memperoleh kredit musibah adalah anggota sendiri,
suami atau istri atau anak.
2) Kredit Jangka Menengah
Kredit jangka menengah adalah kredit dengan jangka waktu
pengembalian antara 15 bulan hingga paling lama 24 bulan.
· Kredit Pemugaran
Kredit Pemugaran adalah kredit untuk memugar atau
memperbaiki rumah, yang besarnya paling tinggi Rp
15.000.000,00 dengan jangka waktu 15 bulan, bunga 1,9% per
bulan.
· Kredit Kendaraan
Besar kredit kendaraan paling tinggi Rp 18.000.000,00 dengan
jangka waktu 24 bulan, bunga 1,9% per bulan. Kredit tidak
dapat diperbaharui sebelum lunas.
· Kredit Wiraswasta
Kredit ini diberikan sebagai tambahan modal bagi anggota
yang telah mempunyai usaha wiraswasta. Kredit tambahan
modal paling tinggi Rp 18.000.000,00 dengan jangka waktu
commit to user
sampai bulan keempat belum dikenakan angsuran, namun tetap
dikenakan bunga 1,7% per bulan. Pada bulan kelima barulah
dimulai angsuran pertama khusus kredit wiraswasta tidak ada
SWK-RIA.
· Kredit Mandiri
Kredit Mandiri diberikan kepada anggota yang telah menabung
secara rutin selama 12 bulan. Pada bulan ke-13, anggota yang
menabung berhak menerima kembali jumlah tabungan beserta
bunga 1% sebulan. Di samping itu penabung berhak
mendapatkan kredit 4 kali besar tabungannya. Jangka waktu
pengembalian 24 bulan dengan bunga 1,9% per bulan. Setelah
menerima kredit, yang bersangkutan tetap boleh menabung
lagi, namun tidak dapat memperoleh kredit sebelum lunas.
3) Kredit Jangka Panjang
Kredit jangka panjang adalah kredit dengan jangka waktu
36/48/60/72 bulan. Besar kredit paling tinggi Rp 72.000.000,00
dengan bunga 1,9% per bulan. Setelah mencapai 20 kali angsuran,
kredit dapat diperbaharui kembali dengan dipotong sisa
pinjamannya. Anggota yang telah memperoleh kredit jangka
panjang masih diberi kesempatan mengambil kredit yang lain,
commit to user
c. Usaha-usaha lain
1) Gedung Pertemuan “Graha Sejahtera”
Gedung “Graha Sejahtera” cukup dapat dirasakan manfaatnya,
misal untuk keperluan sendiri, antara lain RAT, RAP, Ulang Tahun
KPRI “SEJAHTERA P&K”, Harkop dan pertemuan-pertemuan
khusus lainnya. Gedung “Graha Sejahtera” ini juga sering
digunakan untuk masyarakat sekitarnya, misalnya untuk
masyarakat yang mempunyai kerja, atau keperluan-keperluan
lainnya. Masyarakat menilai bahwa gedung tersebut merupakan
satu-satunya gedung pertemuan di daerah Semanggi bagian timur
dan tarif sewanya cukup murah sehingga terjangkau masyarakat
menengah ke bawah.
2) Toko Sejahtera
Toko ini berada di Jalan Kyai Mojo dalam lingkup Gedung
Pertemuan “Graha Sejahtera” bagian depan cukup dapat memberi
pelayanan kepada anggota dan tak kalah pentingnya dapat memberi
pelayanan kepada masyarakat sekitar. Toko Sejahtera ini juga
dilengkapi jasa fotokopi sehingga menambah minat masyarakat
sekitar untuk berkunjung di Toko Sejahtera ini, apalagi toko
fotokopi di daerah Semanggi masih jarang. Oleh karena itu petugas
toko dituntut lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat sekitar.
Hingga saat ini barang yang dikelola lebih dari 800 macam. Toko
commit to user
juga menerima titipan barang dari para anggota yang telah berhasil
dalam berwiraswasta.
3) Pelayanan Rekening Listrik
Pelayanan rekening listrik adalah wujud pelayanan kepada
masyarakat dan merupakan pendapatan murni dari masyarakat.
Pelayanan rekening listrik ditangani oleh 2 orang pekerja tidak
tetap Koperasi “SEJAHTERA P&K”.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pajak adalah komponen Pendapatan Negara yang terbesar
(http://alandwidarma.blogspot.com, Rabu 29 Juli 2010 ; 17:40) sehingga
memberikan kontribusi yang terbesar bagi kelangsungan pembangunan
nasional. Hal ini berarti pajak memberikan peranan penting dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengingat peranan pajak cukup
besar maka pengelolaan pajak untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya
juga harus diperhatikan, sehingga pemungutan dan penyalurannya dilakukan
secara baik dan seimbang. Oleh karena itu perlunya partisipasi aktif
masyarakat untuk membayar pajak. Hal tersebut juga harus didukung dengan
perangkat hukum yang mengatur pemungutan pajak kepada masyarakat
dengan prinsip adanya keadilan dalam pemungutan pajak. Salah satu
perangkat hukum yang mengatur pemungutan pajak adalah Undang–Undang
commit to user
Undang-undang perpajakan ini sering sekali mengalami perubahan
peraturan dan yang terakhir dan terbaru adalah undang-undang perpajakan
nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Hal ini menyebabkan banyak
pihak harus menguasai dan selalu up to date perundang-undangan perpajakan
yang berlaku saat ini, karena membayar pajak adalah kewajiban masyarakat
Indonesia dan agar dalam membayaran pajak tidak mengalami kesulitan.
Salah satu bunyi Undang–Undang Perpajakan adalah Undang–Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan berlaku sejak 1 Januari 1984.
Undang–Undang ini telah mengalami perubahan dan terakhir kali diubah
dengan Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
dengan sistem seft assessment. Sistem seft assessment adalah sistem yang
memberikan kepercayaan penuh tanggung jawab kepada wajib pajak
menghitung, memotong, menyetor, dan melaporkan besarnya pajak terutang
sesuai dengan ketentuan (Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah : 2008). Dalam sistem ini wajib pajak
memiliki kesadaran terhadap kewajibannya, kejujuran dalam menghitung
pajaknya, memiliki keinginan yang baik untuk membayar pajak sesuai dengan
perundangan perpajakan.
Wajib pajak adalah subjek pajak yang dikenakan kewajiban untuk
memenuhi kewajiban di bidang perpajakan, sedangkan yang termasuk subjek
pajak adalah orang pribadi, badan dan Bentuk Usaha Tetap (BUT). Koperasi
commit to user
Begitupun dengan Koperasi KPRI Sejahtera yang merupakan salah
satu koperasi yang bergerak dalam bidang unit simpan pinjam dan pertokoan.
Setiap tahun KPRI Sejahtera selalu menyajikan laporan keuangan berupa
laporan laba rugi dan neraca. Laporan tersebut digunakan oleh pihak intern
KPRI Sejahtera untuk mengukur kinerja pengurus atau pengawas,
meramalkan usaha pada waktu yang akan datang, pembagian Sisa Hasil Usaha
(SHU) dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan pengurus pada masa
yang akan datang.
Dalam setiap tahunnya menyusun laporan keuangan untuk
mempertanggungjawabkan usaha koperasi pada anggotanya. Laporan
keuangan tersebut didasarkan pada Peraturan Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia (PSAK). Untuk tujuan perpajakan, KPRI Sejahtera juga diharuskan
menyusun laporan perpajakan yang sesuai dengan ketentuan dalam pasal 28
Undang–Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang peraturan kedua atas
Undang–Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (KUTC), karena masing-masing laporan baik laporan
akuntansi komersial dengan akuntansi perpajakan menggunakan dasar yang
berbeda maka keduanya juga mempunyai perbedaan.
Perbedaan yang muncul antara laporan menurut komersial dan
akuntansi perpajakan disebabkan oleh adanya perbedaan konsep penghasilan
antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal. Laporan
keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan
commit to user
berbagai pihak. Sedangkan laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan
yang disusun berdasarkan peraturan perpajakan (Lumbantoruan :1996).
Perbedaan lain juga terdapat dalam penyusunan laporan keuangan.
Penyusunan laporan keuangan menurut akuntansi bertujuan untuk
memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan seperti :
manajemen, investor, pemegang saham, kreditur, dan pihak-pihak lain.
Sedangkan penyusunan laporan keuangan menurut perpajakan bertujuan untuk
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam
kaitannya dengan penerimaan Negara. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut dibutuhkan suatu penyesuaian yang dilakukan atas laporan keuangan
komersial. Penyesuaian dalam perpajakan itu sendiri dikenal dengan nama
koreksi fiskal.
Terhadap perbedaan yang timbul tersebut, maka KPRI “Sejahtera
P&K” melakukan koreksi fiskal sehingga diperoleh laporan keuangan yang
penyajiannya sesuai dengan peraturan perpajakan yang digunakan untuk
keperluan penghitungan besarnya pajak yang harus dibayar. Berkaitan dengan
koreksi fiskal tersebut, KPRI “Sejahtera P&K” masih mengalami kesulitan
karena kurangnya karyawan yang ahli dalam perpajakan Hal ini dibuktikan
dalam perlakuan beberapa macam biaya dan pendapatan yang pada peraturan
perundang-undangan perpajakan tidak boleh mengurangi atau menambah
penghasilan bruto, misalnya pendapatan SHU konsumsi, pendapatan SHU
KPK-RI, pendapatan dari bank, biaya deposito, biaya simpanan mandiri, dan
biaya-commit to user
biaya dan pendapatan tersebut masih mempengaruhi penghasilan bruto atau
sisa hasil usaha.
Oleh karena terdapat perbedaan pengakuan pendapatan dan biaya
seperti yang diuraikan di atas, penulis tertarik untuk melakukan evaluasi
perhitungan pajak penghasilan atas KPRI Sejahtera dengan melakukan
terlebih dahulu rekonsiliasi laporan keuangan komersial dengan laporan
keuangan fiskal dengan tujuan dapat memberikan saran bagi KPRI Sejahtera
dalam hubungannya dengan perhitungan dan rekonsiliasi laporan keuangan
komersial ke laporan keuangan fiskal sebagai dasar penentuan besarnya pajak
terhutang. Maka dari itu penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini mengambil
judul “EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN KPRI SEJAHTERA
SURAKARTA TAHUN 2010”
A. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang terdapat diatas, dalam tugas akhir ini
penulis merumuskan masalah, yaitu apakah perhitungan PPh Badan di KPRI
Sejahtera Surakarta sudah sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan Nomor
commit to user
B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan atas penelitian yang dilakukan adalah menemukan pemecahan
atas permasalahan yang diuraikan di atas, yaitu untuk mengetahui apakah
perhitungan PPh Badan di KPRI Sejahtera Surakarta sudah benar dan sesuai
dengan Undang-Undang Perpajakan.
C. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
Dapat memberikan tambahan pengetahuan ilmu dan teori Akuntansi
Keuangan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan Program
Diploma III Akuntansi Keuangan ke dalam kenyataan dunia kerja,
khususnya tentang Pajak Penghasilan Badan yang ada pada KPRI
“Sejahtera P&K”.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat menjadikan masukan KPRI “Sejahtera P&K”
dalam menentukan laba menurut Peraturan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) dan Undang-Undang Perpajakan, juga dapat
memberikan masukan dalam penyusunan laporan keuangan fiskal di
tahun yang akan datang.
3. Bagi Pembaca
Dapat memberikan beberapa manfaat, seperti tambahan pengetahuan,
wawasan, informasi dan sebagai referensi bacaan dalam pembuatan
commit to user
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH
A. Landasan Teori
1. Pengertian Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang
atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan (Peraturan Undang-Undang Koperasi No 25 Tahun
1992).
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
(Deputi Bidang Pembiayaan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah 2008). Berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 1992,
koperasi badan hukum dan salah satu hal yang menjadi subjek pajak,
Koperasi merupakan subjek pajak penghasilan badan dan mempunyai
kewajiban memotong, menyetor, dan melaporkan besarnya pajak terutang
sesuai dengan penghasilan yang diterima selama satu tahun pajak yang
commit to user
2. Pajak Penghasilan
Pajak berdasarkan Deputi Bidang Pembiayaan Kementrian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah (2008) adalah iuran masyarakat kepada
Negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan prestasi
kembali, yang langsung ditunjukkan dan dapat digunakan untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas
Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Pajak penghasilan menurut pasal 4 ayat (1) Undang-undang No. 17 tahun
2000 diartikan sebagai berikut :
Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diperoleh
atau diterima oleh Wajib Pajak baik berasal dari Indonesia maupun dari
luar negeri yang digunakan untuk tujuan komsumsi ataupun menambah
kekayaan atas nama dan bentuk apapun.
Jadi pengertian pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap
subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam
tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam
bagian tahun pajak, apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau
berakhir dalam tahun pajak (Suandy, 2002). Dengan kata lain pajak
penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak
berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu
commit to user
Subjek Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai
potensi untuk memperoleh penghasilan dan dikenakan sasaran untuk
dikenakan pajak penghasilan (Siti Resmi, 2004 :74). Subjek pajak akan
dikenakan Pajak Penghasilan apabila menerima atau memperoleh
penghasilan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Jika
Subjek Pajak telah memenuhi kewajiban pajak secara objektif maupun
subjektif maka disebut Wajib Pajak. Yang menjadi Subjek Pajak
Penghasilan menurut Siti Resmi (2004), antara lain :
a. Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau berada
di Indonesia ataupun di luar Indonesia.
b. Warisan yang belum terbagi secara satu kelum satuan, menggantikan
yang berhak. Warisan yang belum terbagi termasuk dalam Subjek Pajak
pengganti menggantikan mereka yang menjadi ahli waris. Penunjukan
warisan yang belum terbagi sebagai Subjek Pajak Pengganti
dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal
warisan tetap dapat dilaksanakan.
c. Badan
Badan berdasarkan Undang-undang KUP adalah sekumpulan orang dan
atau modal yang merupakan kesatuan baik yang merupakan usaha
maupun tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara
atau badan usaha milik daerah dengan nama dan bentuk apapun, firma,
commit to user
organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi lainnya,
lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif.
d. Bentuk Usaha Tetap
Bentuk Usaha Tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang
pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau
badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia
untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.
Yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan. Penghasilan yang
dimaksud dalam perpajakan adalah objek pajak adalah penghasilan, yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib
Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun
(Undang-Undang Perpajakan RI nomor 36 Tahun 2008). Jadi Objek Pajak
Penghasilan dapat diartikan sebuah pajak yang dikenakan atas setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak dari manapun asalnya, yang dapat dipergunakan untuk menambah
konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak tersebut. Jenis
Penghasilan yang dikenakan pajak atau Objek Pajak sesuai dengan Pasal 4
ayat (1) UU PPh dikelompokkan sebagai berikut :
a. Penggantia n atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
commit to user
komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk
lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang;
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan;
c. Laba Usaha;
d. Keuntungan karena penjualan atau pengalian harta termasuk :
1) Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseorangan,
persekutuan dan badan lainnya sebagai saham atau penyertaan
modal;
2) Keuntungan yangdiperoleh perseroan, persekutuan, atau badan
lainnya karena pengalian harta kepada pemegang saham, sekutu,
atau anggota;
3) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha;
4) Keuntungan karena pengalihan harta karena hibah, bantuan atau
sumbangan, kecuali diberikan kepada saudara sedarah semenda
dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan
atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil
termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan,
sepanjang tidak ada hubungan antara usaha, pekerjaan,
kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan.
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
commit to user
f. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan lain karena jaminan
pengembalian utang;
g. Dividen dengan nama dan bentuk apa pun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil
usaha koperasi;
h. Royalti;
i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
n. Premi asuransi;
o. Iuaran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya
yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas;
p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak.
q. penghasilan dari usaha berbasis syariah;
r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan
commit to user
Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final sesuai pasal 4
ayat 2 UU PPh antara lain :
a. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga
obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan
oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;
b. penghasilan berupa hadiah undian;
c. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi
derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan
saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;
d. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau
bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan
tanah dan/atau bangunan; dan
e. penghasilan tertentu lainnya,
yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Yang tidak termasuk Objek Pajak Penghasilan menurut pasal 4 ayat (3)
UU PPh, antara lain sebagai berikut :
a. 1) bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima badan amil
Zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
Pemerintah dan para penerima zakat yang berhak;
commit to user
keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan
pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk
koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
b. Warisan;
c. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf b UU PPh sebagai pengganti
saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;
d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau
kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah;
e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi
jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa;
f. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri, Koperasi, Badan Usaha
Milik Negeri, Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modalpada
badan usaha yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia dengan
syarat :
1) dividen tersebut berasal dari cadangan laba yang ditahan;
2) bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham
pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari
commit to user luar kepemilikan saham tersebut.
g. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi
kerja maupun pegawai;
h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun, dalam
bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;
i. Bagian laba yang diperoleh atau diterima anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi;
j. Bunga Obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan rekadasa
selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau
pemberian ijin usaha;
k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura
berupa bagian dari badan pasangan usaha yang didirikan dan
menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan
pasangan usaha tersebut.
3. Tarif Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25
Pajak Penghasilan Pasal 25 merupakan pajak badan usaha koperasi
untuk tahun berjalan yang dipotong dari hasil SHU selama 1 (satu) tahun
buku. Dalam hal ini koperasi wajib memotong pajak badan untuk tahun
berjalan dari hasil SHU yang diperoleh setiap tahunnya (Deputi Bidang
Pembiayaan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 2008).
commit to user
apabila memenuhi syarat (peredaran bruto setahun tidak melebihi Rp
50.000.000.000,00) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar
50% dari 25% atau menjadi 12,5% yang dikenakan atas Penghasilan Kena
Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00
(Pasal 31 E undang-undang PPh), ketentuan ini berlaku mulai tahun 2010
berdasarkan perubahan perundang-undangan terbaru nomor 36 Tahun
2008.
4. Penggolongan dan Tarif Penyusutan Aktiva
Dalam perundang-undangan perpajakan penyusutan aktiva tetap sesuai
daftar golongan dan tarif penyusutan aktiva tetap yang dalam pasal 11
ayat 6 UU No. 36 Tahun 2008
Tabel II.1
Daftar Golongan dan Tarif Penyusutan Aktiva
Uraian Masa
Bangunan Permanen 20 tahun 5%
Bangunan Tidak Permanen 10 tahun 10%
commit to user
5. Rekonsiliasi Fiskal
Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh Wajib Pajak karena terdapat
perbedaan perhitungan khususnya laba menurut akuntansi (komersial)
dengan menurut perpajakan (fiskal). Laporan keuangan komersial
ditujukan untuk menilai kinerja ekonomi dan keadaan finansial dari sektor
privat, sedangkan laporan keuangan fiskal lebih ditujukan untuk
menghitung pajak. Untuk kepentingan komersial, laporan keuangan
disusun berdasarkan prinsip yang berterima umum yaitu Standar
Akuntansi Keuangan (SAK). Sedangkan untuk kepentingan fiskal, laporan
keuangan disusun berdasarkan peraturan perpajakan (UU PPh).
Untuk keperluan perpajakan wajib pajak tidak perlu membuat
pembukuan ganda, melainkan cukup membuat satu pembukuan
berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), dan pada
waktu mengisi SPT Tahunan PPh terlebih dahulu harus dilakukan
koreksi-koreksi fiskal. Koreksi fiskal meliputi pengakuan pendapatan dan biaya
yang dapat berupa koreksi positif dan koreksi negatif.
a. Koreksi Fiskal Positif
Koreksi Fiskal Positif adalah koreksi/penyesuaian yang akan
mengakibatkan meningkatnya laba kena pajak yang pada akhirnya
akan membuat PPh Badan Terhutangnya juga akan meningkat. Koreksi
commit to user
1) Biaya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan usaha
perusahaan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
pendapatan
2) Biaya yang tidak diperkenankan sebagai pengurang PKP
3) Biaya yang diakui lebih kecil, seperti penyusutan, amortisasi, dan
biaya yang ditangguhkan menurut WP lebih tinggi
4) Biaya yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek
pajak
5) Biaya yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh
Final
b. Koreksi Fiskal Negatif
Koreksi fiskal negatif adalah koreksi/penyesuaian yang akan
mengakibatkan menurunnya laba kena pajak yang membuat PPh badan
terhutangnya juga akan menurun. Koreksi fiskal negatif diantaranya :
1) Biaya yang diakui lebih besar, seperti penyusutan menurut WP
lebih rendah, selisih amortisasi, dan biaya yang ditangguhkan
pengakuannya
2) Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan
objek pajak
3) Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan
commit to user
Menurut Siti Resmi (2004), penyebab perbedaan laporan keuangan
komersial dan laporan keuangan fiskal biasanya terjadi karena hal sebagai
berikut :
a. Perbedaan Prinsip Akuntansi
Beberapa prinsip akuntansi berterima umum (PSAK) telah diakui
secara umum dalam dunia bisnis dan profesi tetapi tidak diakui dalam
fiskal adalah :
1) Prinsip konservatisme, penilaian persediaan akhir dengan Lower of
Cost or Market, dan penilaian piutang dengan nilai taksiran
realisasi bersih diakui dalam akuntansi komersial, tetapi tidak
diakui sebagai pengurangan/biaya;
2) Prinsip harga perolehan (cost), dalam akuntansi komersial,
penentuan harga perolehan untuk barang yang diproduksi sendiri
boleh memasukkan unsur tenaga kerja yang berupa natura.
Sedangkan dalam fiskal, pengeluaran dalam bentuk natura tidak
diakui sebagai pengurangan/biaya;
3) Prinsip matching biaya-hasil, akuntansi komersial mengakui biaya
penyusutan pada saat aktiva tersebut menghasilkan. Sedangkan
dalam fiskal, penyusutan dapat dimulai sebelum menghasilkan,
commit to user b. Perbedaan Metode dan Prosedur
1) Metode penilaian persediaan, akuntansi komersial
memperbolehkan memilih beberapa metode menghitung harga
perolehan persediaan, seperti metode rata-rata, masuk pertama
keluar pertama, masuk terakhir keluar pertama, pendekatan laba
bruto, pendekatan harga jual eceran dll. Sedangkan dalam fiskal,
hanya diperbolehkan memilih dua metode, yaitu metode rata-rata
atau masuk pertama keluar pertama;
2) Metode penyusutan dan amortisasi, akuntansi komersial
memperbolehkan memilih metode penyusutan seperti metode garis
lurus, metode jumlah angka tahun, metode saldo menurun/saldo
ganda, metode jam-jasa, metode jumlah unit diproduksi dll
Sedangkan dalam fiskal hanya menggunakan metode garis lurus
dan saldo menurun ganda untuk kelompok harta berwujud
non-bangunan, sedangkan untuk harta berwujud dibatasi dengan metode
garis lurus saja;
3) Metode penghapusan piutang, dalam akuntansi komersial
penghapusan piutang ditentukan berdasar metode cadangan.
Sedangan dalam fiskal, penghapusan piutang dilakukan pada saat
suatu piutang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat-syarat
commit to user
c. Perbedaan Perlakuan dan Pengakuan Penghasilan dan Biaya
1) Penghasilan tertentu yang diakui dalam akuntansi komersial, tetapi
bukan merupakan objek penghasilan. Dalam rekonsiliasi fiskal,
penghasilan tersebut harus dikeluarkan dari total penghasilankena
pajak atau dikurangkan dari laba menurut akuntansi komersial.
Biaya- biaya tersebut, adalah sebagai berikut :
a) Penggantian atau imbalan yang diterima atau diperoleh dalam
bentuk natura;
b) Penghasilan dividen yang diterima oleh perseroan terbatas,
koperasi, yayasan, BUMN/BUMD sebagai Wajib Pajak dalam
negeri;
c) Bagian laba yang diterima oleh perusahaan modal ventura dari
badan pasangan usaha;
d) Hibah, bantuan dan sumbangan;
e) Iuaran dan penghasilan tertentu yang diterima oleh dana
pensiun;
f) Bunga obligasi yang diterima oleh perusahaan reksadana.
2) Penghasilan tertentu diakui dalam akuntansi komersial tetapi
pengenaan pajaknya bersifat final, penghasilan tersebut harus
dikeluarkan dari total penghasilan kena pajak atau dikurangkan dari
laba menurut akuntansi komersial. Biaya- biaya tersebut, adalah
commit to user
a) Bunga deposito/tabungan dan diskonto SBI;
b) Penghasilan obligasi yang tercatat di bursa efek baik saham
pendiri maupun bukan saham pendiri;
c) Penjualan saham milik perusahaan modal ventura;
d) Penghasilan yang diterima penyalur/dealer/agen prodek
pertamina dan premium;
e) Penghasilan yang diterima penyalur/distributor rokok;
f) Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan oleh yayasan atau
organisasi sejenis;
g) Persewaan atas tanah dan/atau bangunan;
h) Imbalan jasa konstruksi;
i) Bunga simpanan anggota koperasi, dll.
3) Penyebab perbedaan lain yang berasal dari penghasilan lain dan
pos-pos luar biasa :
a) Kerugian suatu usaha di luar negeri, dalam akuntansi komersial
kerugian tersebut mengalami laba bersih. Sedangkan dalam
fiskal kerugian tersebut tidak boleh dikurangkan dari total
penghasilan (laba) kena pajak;
b) Kerugian usaha dalam negeri tahun-tahun sebelumnya. Dalam
akuntansi komersial, kerugian tersebut tidak berpengaruh
dalam perhitungan laba bersih tahun sekarang dan yang akan
datang. Sedangkan dalam fiskal, kerugian tahun sebelumnya
commit to user
sekarang dan yang akan datang sepanjang belum lewat waktu 5
tahun;
c) Imbalan yang diterima atas pekerjaan yang dilakukan oleh
pemegang saham atau pihak yang mempunyai hubungan
istimewa dengan jumlah yang melebihi kewajaran.
4) Pengeluaran tertentu diakui dalam akuntansi komersial sebagai
biaya atau pengurang penghasilan, namun dalam fiskal
pengurangan tersebut tidak boleh dikurangkan dari penghasilan
bruto. Dalam rekonsiliasi fiskal, pengeluaran atau biaya tersebut
harus ditambahkan penghasilan kena pajak. Contoh secara rinci
diatur dalam Pasal 9 ayat (1) UU PPh :
a) Imbalan atau penggantian yang diberikan dalam bentuk natura;
b) Cadangan atau pemupukan yang dibentuk oleh perusahaan
selain usaha bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi, usaha
asuransi dan pertambangan;
c) Pajak Penghasilan;
d) Sanksi administrasi berupa denda, bunga, kenaikan serta sanksi
pidana berupa denda yang berkenaan dengan
perundang-undangan pajak;
e) Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu, atau anggota;
f) Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak
commit to user
B. Analisis Data dan Pembahasan
Dalam menganalisis dan membahas tentang perbedaan penghitung
Pajak Penghasilan antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan
fiskal diperlukan laporan, antara lain sebagai berikut ini :
1. Laporan Sisa Hasil Usaha
2. Neraca
Laporan tersebut di atas akan disajikan dalam lampiran Tugas Akhir ini
Data laporan keuangan, neraca dan daftar aktiva tetap merupakan laporan
keuangan komersial dari KPRI “Sejahtera P&K” Surakarta yang akan
menjadi dasar dalam rekonsiliasi fiskal. Berdasarkan laporan keuangan
komersial yang ada di KPRI “Sejahtera P&K” terdapat perbedaan pengakuan
antara pendapatan dan biaya (laporan keuangan komersial dengan laporan
keuangan fiskal) yang akan mempengaruhi laporan laba rugi dan neraca
sehingga harus dilakukan koreksi fiskal, sebagai berikut :
1. Pendapatan lain-lain
Pendapatan lain-lain terdapat pos Jasa dari Bank yang tidak boleh diakui
sebagai pendapatan sebesar Rp 7.000.000 sehingga harus dikoreksi fiskal
untuk mengurangi Pendapatan non usaha.
2. Biaya lain-lain
Dalam pos Beban lain-lain terdapat pos-pos yang tidak dapat dikurangkan
menurut perpajakan, antara lain, hadiah konsumsi, pajak SHU tahun
2010, kekurangan pajak tahun 2009, bantuan kegiatan 2 kecamatan,
commit to user harus dikoreksi sesuai nominal tersebut.
3. Penyusutan Inventaris
Dalam pos biaya penyusutan terdapat perbedaan perhitungan antara
perhitungan penyusutan aktiva tetap komersial dan perhitungan
penyusutan aktiva tetap fiskal sehingga harus dilakukan perhitungan
ulang berdasarkan perhitungan penyusutan aktiva tetap fiskal agar
laporan keuangan KPRI “Sejahtera P&K” sesuai dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008. Berdasarkan : UU
PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 11 Ayat 6 pengelompokan dan
commit to user Tabel 11.2
Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap Fiskal
KPRI “Sejahtera P&K” Surakarta
Tarif Akumulasi Depresiasi Nilai Buku
Awal Depresiasi Akhir
1
prmn 5% 131,400,000 10,950,000 142,350,000 76,650,000
Saldo 219,000,000 131,400,000 10,950,000 142,350,000 76,650,000
Peralatan
Jumlah Aktiva Tetap 308,309,400 142,115,500 14,079,538 156,195,038 152,114,363
Berdasarkan perhitungan penyusutan Aktiva Tetap menurut perpajakan,
penyusutan Aktiva Tetap sebesar Rp 14.079.538 padahal dalam penyusutan
laporan laba rugi tertulis Rp 12.246.079 sehingga harus ada pengoreksian sebesar
Rp 1.833.459 (Rp 14.709.538 - Rp 12.246.079).
Untuk menentukan besarnya penghasilan kena pajak tahun 2010 maka
harus dilakukan rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan laporan keuangan
commit to user Tabel II.3
Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2010
KPRI “Sejahtera P&K” Surakarta
Keterangan Komersial Koreksi Fiskal
Positif Negatif
Transport Pengurus,BP, Perjalanan
53,538,000 - -
commit to user Penyusutan Inventaris 12,246,079 - 1,833,459 14,079,538
448,079,444 Sisa Hasil Usaha per 31 Desember
commit to user
Dengan analisis untuk rekonsiliasi di atas dapat dibuat jurnal koreksi dan buku
besar koreksi tahun 2010 seperti yang terlihat di bawah ini :
a. Pendapatan Jasa Bank Rp 7.000.000
Koreksi Fiskal Rp 7.000.000
Koreksi Fiskal Rp 7.000.000
Modal Rp 7.000.000
b. Koreksi Fiskal Rp 17.795.000
Biaya Lain-lain Rp 17.795.000
Modal Rp 17.795.000
Koreksi Fiskal Rp 17.795.000
c. Biaya Penyusutan Rp 1.833.459
Koreksi Fiskal Rp 1.833.459
Koreksi Fiskal Rp 1.833.459
Modal Rp 1.833.459
Modal
DEBIT KREDIT
a. Rp 7.000.000
b. Rp 17.795.000
c. Rp 1.833.459
commit to user
Penghasilan kena pajak/sisa hasil usaha KPRI “Sejahtera P&K” Surakarta 2010
menurut akuntansi komersial adalah sebesar Rp 118.770.410 setelah dilakukan
rekonsiliasi fiskal penghasilan/sisa hasil usaha menjadi Rp 127.731.950
Besarnya pajak terhutang tahun 2010 setelah rekonsiliasi fiskal adalah
sebagai berikut :
a. Sisa hasil usaha kena pajak setelah rekonsiliasi adalah sebesar Rp
127.731.950
Pajak Terutang : (25% x 50%) x Rp 127.731.950 = Rp 15.966.494,00
commit to user
Setelah dilakukan rekonsiliasi dengan terdapat pos-pos yang dikoreksi maka
laporan laba/rugi fiskal KPRI “Sejahtera P&K” Surakarta dapat disajikan dalam
tabel berikut ini :
Jasa Kredit Rutin 17.889.750
Jasa Kredit Pemugaran 11.561.500
Jasa Kredit Barang 4.144.500
Jasa Kredit Wiraswasta 46.202.250
Jasa Kredit Jk Panjang 682.866.450
Jasa Kredit Kendaraan 58.285.150
Jasa Kredit Mandiri 11.404.550
Jasa Kredit Sebrakan 614.600
832,968,750
B. Pendapatan Pelayanan Listrik 9.487.000
C. Pendapatan Gedung 36.080.000
D. Pendapatan Lain-lain : 17.889.750
commit to user Lanjutan Tabel II.4
Biaya bangunan, listrik, air 16.742.215
Tunjangan Karyawan 11.112.650
Transport Pengurus,BP, Perj 53.538.000
Biaya Kendaran 948.000
Biaya Alat Tulis 1.675.200
Biaya Komunikasi 114.923.800
Biaya Rapat Pengurus, BP 7.181.700
Biaya Rapat Anggota 36.248.400
Biaya Lain-lain 22,166,000
Biaya Perbaikan Investaris 281.500
Biaya Audit 1.871.300
Biaya Training 75.000.000
Penyusutan Inventaris 14,079,538
432,117,703 B. Biaya Jasa
Jasa Simp. Serbaguna 17.419.760
Jasa Simp. Wajib 134.000.000
Jasa Simp. Hari Tua 2.500.000
Jasa Simp. Kesehatan 2.000.000
Jasa Simp. Cadangan Modal 5.000.000
Jasa Simp. Jmnan Hari Tua 500.000
Jasa Simp. Manasuka 5.000.000
commit to user
BAB III
TEMUAN
Berdasarkan pembahasan pada bab II, ditemukan beberapa kelemahan
dan kelebihan dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan pada KPRI “Sejahtera
P&K” Surakarta.
A. Kelemahan
1. KPRI “Sejahtera P&K” masih mengakui pendapatan yang menurut
peraturan perpajakan tidak boleh diakui sebagai tambahan penghasilan
bruto yaitu, Penjapatan Jasa dari Bank sebesar Rp 7.000.000. Pendapatan
ini seharusnya tidak dilaporkan menurut peraturan perpajakan karena
telah dikenai PPh Pasal 21 yang sifatnya final. Hal ini didasarkan pada
Undang-undang No 36 tahun 2008
2. KPRI “Sejahtera P&K” masih mengakui beban yang menurut peraturan
perpajakan tidak boleh diakui sebagai pengurang penghasilan bruto, biaya
lain-lain sebesar Rp 39.961.200 yang tertulis dalam neraca KPRI
“Sejahtera P&K” seharusnya sebesar Rp22.166.000 karena ada biaya
lain-lain yang seharusnya tidak diperbolehkan sebagai pengurang penghasilan
bruto, misalnya hadiah konsumsi, pajak SHU tahun 2010, kekurangan
pajak tahun 2009, bantuan kegiatan 2 kecamatan, bantuan lingkungan
yang dalam peraturan perpajakan tidak diakui sebagai pengurang karena
commit to user
3. KPRI “Sejahtera P&K” mengakui besarnya beban penyusutan yang
dalam perhitungan tidak berdasarkan tarif yang ditentukan menurut
Undang-undang Perpajakan. Beban penyusutan yang diakui oleh KPRI
“Sejahtera P&K” adalah sebesar Rp 12.246.079, sedangkan besarnya
beban penyusutan menurut tarif dalam perpajakan adalah sebesar Rp
14.079.538 Hal ini didasarkan pada Undang-undang PPh No. 36 tahun
2008.
B. Kelebihan
1. KPRI “Sejahtera P&K” Surakarta telah melakukan pembukuan dengan
cukup baik. Pembukuan yang dilakukan oleh KPRI “Sejahtera P&K”
Surakarta dan penyusunan laporan keuangan dalam tiap periode. Selain
itu, pembukuan yang dilakukan oleh KPRI “Sejahtera P&K” Surakarta
merupakan dasar perhitungan sesuai PPh pasal 25 (PPh Badan) walaupun
untuk tujuan perpajakan harus dilakukan rekonsiliasi fiskal untuk
menentukan SHU kena pajak sebagaimana diatur dalam peraturan
perpajakan.
2. KPRI “Sejahtera P&K” Surakarta dalam melaporkan SPT Tahunannya
telah tepat waktu yaitu tidak melebihi 31 Maret 2011. Hal ini
menunjukkan bahwa KPRI “Sejahtera P&K” Surakarta sebagai wajib
pajak yang baik, yang memenuhi kewajiban wajib pajak badan yang taat