• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL PARTAI NASDEM DAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA SEJAHTERA

PROFIL PARTAI NASDEM DAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA KABUPATEN BATUBARA

B. Rekrutmen Kader Perempuan Partai Keadilan Sejahtera

Rekrutmen untuk kader-kader partai juga dilakukan oleh Partai Keadilan Sejahtera. Perekrutan kader-kader PKS berjalan secara sistematis.Pola perekrutan kader ini mencontoh Gerakan Tarbiyah seorang tokoh bernama Hasan Al Banna yang bermula dari pertengahan abad ke-20 dengan mesin organisasi yang biasa dikenal

Ikhwanul Muslimin. Inti dari pola pengkaderan ini mengajak manusia kembali kepada ajaran isslam yang Kaffah.48 Semula Ikhwanul Muslimin adalah salah satu bentuk gerakan media yang efektif untuk memperngaruhi masyarakat Mesir. Gerakan Tarbiyah digelorakan oleh Hasan Al Banna yang bertujuan untuk membenahi akhlak umat manusia. Di Indonesia Gerakan Tarbiyah telah dikenal sebagai prototype gerakan dakwah kampus yang mengedepankan aspek pendidikan atau pembinaan jamaah dengan mengacu pada marhala dakwah dengan berupaya mengaplikasikan Islam secara menyeluruh, Komperhansif dan manusiawi49

1. Warga negara Indonesia, laki-laki maupun perempuan

. Rekrutmen pada partai Keadilan Sejahtera dilakukan dengan tahapan yang jelas. Syarat-syarat keanggotaan PKS adalah sebagai berikut: Setiap warga negara Indonesia dapat menjadi anggota PKS dengan syarat (Pasal 1 dan 2);

2. Berusia tujuh belas tahun keatas, atau sudah menikah 3. Berkelakuan Baik

4. Setuju dengan visi dan tujuan PKS

5. Mengajukan permohonan menjadi anggota partai kepada seketariat Pusat melalui Dewan Pimpinan Daerah.

6. Melaksanakan dan disiplin dengan kewajiban-kewajiban keanggotaan

48

Djony Edward. 2006. Efek Bola Salju Pks. Bandung; Harakatuna. hal 3.

49

7. Mengucapkan janji setia pada prinsip-prinsip dan disiplin partai, sesuai dengan jenis atau jenjang keanggotaan.

Jika dilihat sebelum menjadi Partai Politik, Gerakan Tarbiyah memilih dengan melalui teori sel dalam perekrutan anggota-anggotanya; dimulai dengan setiap sel paling banyak maksimal 12 anggota dengan secara acak dan belum terorganisasi secara rapi namun setelah menjelma menjadi partai politik yaitu PKS rekrutmen dan keanggotaan dilakukan secara rapi. Sejak gerakan dikoordinasik partai, dilakukan-muatsi mutarabbi dengan mendekatkan kepada murabbi dari lokasi tempat tinggal atau lebih dikenal dengan pembagian secara geografis dengan maksud untuk memudahkan koodinasi dan membuat gerakan dakwah itu lebih efektif dan efesien. Pola rekrutmen yang diterapkan mulai dari rekrutmen individu yaitu rekrutmen satu atau dua orang anggota dengan pendekatan pribadi(Dakwah Fardiyah) atas inisiatif sendiri atau rekomendasi Murabbi dan ada juga rekrutmen kolektif dengan menggunakan sarana formal seperti open rekrutmen maupun informal. Dengan melewati beberapa marhalah seperti ta’lim (pendekatan ilmu) yang melipuiti ,tanzhim (penataan), taqwin (pembentukan) dan taqwim (proses evaluasi). Hasil yang diharapkan atas marhalah adalah lahir figure-figur yang siap mengemban amanah dakwah dengan kapasitas yang memadai, artinya kader yang direkrut dan dibina melalui marhalah maka dengan sendirinya di akhir marhalah akan menjaddi juru dakwah melanjutkan peran murabbi dan melakukan rekrutmen baru. Kaderisasi yang

berkelanjutan dalam tubuh PKS ditopang dengan sistem pembinaan yang menjadi akar kekuatan pengkaderan yang bertumpu pada kekuatan anggotanya didalam lingkaran-lingkarang pengajian baik dalam lingkup kecil maupun besar dan dibina secara berkesinambungan yaitu Liqo’. Aktivis dakwah penggerak PKS memberntuk jaringan dakwah yang memiliki kegiatan Liqo’ yang membahas mengenai agenda-agenda dakwah dalam salah satu kelompok halaqah-halaqah dan yang paling banyak akan membahas mengenai materi-materi keislaman yang disampaikan secara bertahap.

Liqo’ dilaksanakan berjenjang dan membentuk sel-sel sebagai contoh mempunyai mad’u (murid) dan murabbi Guru. Setiap anggota Liqo’ tidak diperkenankan pindah-pindah Liqo’ ke tempat lain tanpa izin Liqo’ itu sendiri tidak bertujuan mencetak ahli syariah tetapi lebih kepada membentuk wawasan dan kepribadian yang Islami dengan visi dan pemahaman agama sesuai apa yang dimiliki kader PKS. sehingga dapat dilihat Liqo’ sebagai Titik tumpu gerakan-gerakan PKS karena terdapat hubungan yang erat dan kuat antara murabbi (Pembina) dan mutarabbi (yang dibina) yang membentuk kelompok-kelompok kecil. Dari kumpulan kelompok kecil tersebut melahirkan kelompok kecil baru dan begitu seterusnya dengan sasaran sebanyak mungkin kader yang terlibat dengan cakupan wilayah tanpa batas. Sehingga membentuk semacam multi level dakwah yang progresif dan menyentuh langsung perubahan moral pesertanya.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan Liqo’ adalah sebagi berikut50

1. Tilawah ;

2. Tadabbur Ayat dengan mengupas terjemahan ayat-ayat Al-Quran 3. Kabar-kabari

4. Materi berupa, Fiqih, Aqidah, Profesi dan Siroh Nabawiyah denngan adanya Ukuwah Islamiyah dan Ghazul Fikri

5. Agenda Partai yang terbagi atas dua agenda

a) Agenda Politik yang akan membahas mengenai isu serta menyamakan pemikiran dari konstruksi realitas

b) Agenda Individual yang memberikan waktu untuk internaslisasi nilai-nilai keislaman pada pribadi kader

6. Konsolidasi Halaqah yang berupa rekreasi dan olahraga untuk Ruhiyah, jasadiah dan fikriyah.

7. Evaluasi dengan melaksankan ibdah-ibadah sunah atau kata lain dari Ruhiyah yang berupa; Puasa sunnah, Sholat Sunnah, Sholat Malam, Hafalan Qu’ran, Dhuha, Sedekah, Tilawah (1jus1hari), silaturahim, pikiran dengan membaca buku agma dan buku umum.

Kemudian dalam masalah keilmuan PKS mengasah kadernya melalui program tatsqif yaitu taklim umum yang biasanya diisi oleh ustadz yang mempunyai 50

keilmuan yang dalam inilah untuk para murabbi dan kader. Program tatsqif dilakukan 2 minggu sekali atau sebulan sekali semua tergantung penyelenggara. Dengan demikian para murabbi pun harus meningkatkan keilmuannya dengan menimba ilmu lebih luas lagi seperi mengikuti tatsqif, mabit (bermalam). Terhadap kebijakan dalam tubuh PKS sendiri tentang keterwakilan dan partisipasi perempuan dalam organisasi-organisasi bentukan partai termasuk gerakan Muslimah. Gerakan Muslimah sebagai organisasi perempuan PKS yang merupakan sayap partai dan merupakan organisasi perempuan PKS bersama masyarakat yang akan menyalurkan aspirasi masyarakat dan siap menjadi badan strategi partai dalam menghimpun partisipasi kaum perempuan di Indonesia. PKS menganggap organisasi perempuan merupakan penggerak aktor-aktor penting dalam organisasi itu untuk menjalankan berbagai fungsi sosial yang memerlukan keterlibatan perempuan yang melalui keluarga dan memiliki tugas utama sebagai penjagaan moralitas dimana jilbab merupakan ikon yang penting serta upaya PKS untuk peningkatan kesejahteraan sosial serta memberikan ruang gerak yang luas untuk perempuan memiliki andil yang penting dalam gerak-gerakan politik yaitu melalui dukungan agenda kebiajkan partai politik melalui demontrasi bersama kaum perempuan dan mengikuti setiap proses untuk menjaga kelangsungan hidup perjuangan PKS. Secara khusus PKS sangat memgembangkan peran-peran dan partisipasi yang tegas dan mengkonsentrasikan isu perempuan pada isu gender.

BAB III

PERBANDINGAN PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN DI