• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Berinvestasi Reksadana Syari’ah

2. Reksadana Syari’ah

a. Pengertian Reksadana Syari’ah

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Tentang Reksadana Syariah No. 20/DSN-MUI/IV/2001, Reksadana Syariah adalah Reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (Shahibul Mal) dengan manajer investasi sebagai wakil shahibul mal, maupun antara

26

Iggi H. Achsin, Investasi Syari’ah Dipasar Modal: Menggagas Konsep Dan Praktek Manajemen Portofolio Syari’ah, Jakarta, PT. Garamedia Pustaka Utama, 2000, cet ke-1. h.74

manajer investasi sebagai wakil shahibul maal dengan pengguna investasi.27

Reksadana Syariah, mengandung pengertian sebagai Reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam. Reksadana Syariah, tidak menginvestasikan dananya pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat Islam. Seperti pabrik makanan atau minuman yang mengandung alkohol, daging babi, rokok, dan tembakau, serta hiburan yang berbau maksiat.

b. Sifat-sifat Reksadana Syariah

Sebagaimana Reksadana Konvensional, berdasarkan sifatnya sebuah perusahaan investasi reksadana Syariah dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

a. Reksadana Tertutup (Closed-end Fund)

Dikatakan reksadana tertutup setelah menawarkan unit penyertaan (berupa saham), yang jumlahnya tetap, reksadana ini menutup pintu bagi investor yang baru. Pada reksadana ini jual beli saham setelah penawaran umum perdana ( pasar sekunder ) dilakukan melalui bursa antara investor dengan investor lainnya. Sehingga closed-end Fund tidak melakukan pembelian kembali saham-saham

27

Dewan Syari’ah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, (Jakarta: DSN-MUI dan Bank Indonesia, 2001), Edisi Ketiga h.115

yang telah dijual kepada investor. Dengan kata lain, pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada manajer investasi. Harga Reksadana Tertutup lebih banyak ditentukan oleh hokum permintaan dan penawaran, bukan semata-mata karena Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya. Sedangkan proses penerbitan dan pencatatan Reksadana Tertutup sama dengan perusahaan lain yang go public. Perbedaannya adalah bahwa hasil penjualan saham yang diperoleh Reksadana akan diinvestasikan disarana lain melalui mekanisme perdagangan di Bursa efek yang harga jualnya bisa diatas atau dibawah Nilai Aktiva Bersihnya.28 Sedangkan perusahaan lain digunakan untuk ekspansi, membayar hutang atau diinvestasikan kembali.

b. Reksadana Terbuka (Open end Fund)

Reksadana terbuka adalah perusahaan investasi yang menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari investor sampai sejumlah unit penyertaan yang sudah dikeluarkan. Berbeda dengan Reksadana tertutup, Reksadana Terbuka membuka pintu untuk membeli atau menjual kembali Unit penyertaan ( UP ).

Reksadana terbuka dapat menjual unit penyertaannya secara terus menerus sepanjang ada investor yang berminat membeli.

28Karakteristik Reksadana” http://id.wikipedia.org/wiki/Reksadana, diakses pada

Sebaliknya investor dapat menjual kembali unit penyertaannya kepada manajer investasi kapan saja diinginkan sesuai dengan nilai aktiva bersih pada saat itu. Reksadana yang berbentuk persero dapat bersifat tertutup maupun terbuka, sedangkan reksadana yang berbentuk KIK hanya dapat bersifat terbuka.29

Tabel 3. Perbedaan Reksadana Terbuka Dan Reksadana Tutup

Jenis Bentuk Satuan Investasi Penawaran

umum

Tercatat di Bursa Efek?

Transaksi setelah Penawaran Umum

Tertutup PT Saham Ya Ya Antar-Investor melalui

pialang

Terbuka PT Saham Ya Tidak Investor dengan Manajer

Investasi/Bank kustodian

KIK Unit penyertaan Ya Tidak Investor dengan Manajer

Investasi/Bank kustodian

c. Ciri-ciri dan Mekanisme Operasional Reksadana Syari’ah

1. Ciri-ciri operasional Reksadana Syariah

a. Mempunyai dewan pengawas syariah yang bertugas memberikan arahan kegiatan manajer investasi (MI) agar senantiasa sesuai dengan syariat Islam.

29”Perkembangan Reksadana”

//www.paninreksadana.com/edukasiperkembanganrd.php, diakses pada tanggal 12 Juni 2008

b. Hubungan antara investor dan perusahaan didasarkan pada system mudharabah, dimana satu pihak menyediakan 100 % modal (investor), sedangkan satu pihak lagi sebagai pengelola (manajer investasi).

c. Kegiatan usaha atau investasinya diarahkan pada hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariah Islam.

2. Mekanisme Operasional Reksadana Syariah

Dalam mekanisme kerja yang terjadi diReksadana ada tiga pihak yang terlibat dalam pengelolaan dana, yaitu :

a. Manajer Investasi sebagai pengelola investasi

Manajer investasi ini bertanggung jawab atas kegiatan investasi, yang meliputi analisa dan pemilihan jenis investasi, mengambil keputusan-keputusan investasi, memonitor pasar investasi, dan melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk kepentingan investor. Manajer investasi (perusahaan pengelola) dapat berupa: 1. Perusahaan efek, dimana umumnya berbentuk divisi tersendiri

atau PT yang khusus menangani Reksadana.

2. Perusahaan yang secara khusus bergerak sebagai perusahaan manajemen investasi (PMI) atau investment management company.

b. Bank Kustodian

Adalah bagian dari kegiatan usaha suatu bank yang bertindak sebagai penyimpan kekayaan (save keeper) serta administrator reksadana. Dana yang terkumpul dari sekian banyak investor bukan merupakan bagian dari kekayaan manajer investasi maupun bank kustodian, tetapi milik para investor yang disimpan atas nama reksadana di bank kustodian. Baik manajer investasi maupun bank Kustodian yang akan melakukan kegiatan ini terlebih dahulu harus mendapat ijin dari BAPEPAM-LK.

c. Para pelaku (Perantara) dipasar modal (broker, underwriter) dan dipasar uang (bank) dan pengawas yang dilakukan oleh BAPEPAM-LK.30

d. Manfaat Dan Risiko Berinvestasi Melalui Reksadana Syariah

Berinvestasi melalui Reksadana memiliki banyak keuntungan bagi investornya, diantaranya:

a) Akses untuk beragam investasi

Tidak mudah bagi masyarakat untuk melakukan investasi secara langsung, karena adanya keterbatasan pengetahuan, keahlian yang dimiliki, dan juga faktor geografis. Reksadana dapat menjadi pilihan investasi yang efektif dan aman meskipun ada risikonya pula karena

30

melalui dana kolektif di Reksadana, investasi pada saham berkapitalisasi besar tetap dapat dilakukan.

b) Diversifikasi investasi

Diversifikasi terwujud dalam bentuk portofolio akan menurunkan tingkat risiko. Reksadana melakukan Diversifikasi dalam berbagai instrument efek,baik saham, obligasi, dan yang lainnya, sehingga dapat memperkecil risiko karena tersebar dimana-mana.

c) Kemudahan investasi

Kemudahan investasi tercermin dari kemudahan pelayanan dalam pembelian maupun penjualan kembali unit penyertaan. Kemudahan lain yang didapatkan adalah investor dapat melakukan reinvestasi pendapatan yang diperolehnya sehingga unit penyertaan dapat terus bertambah.

d) Dikelola oleh manajemen professional

Fund Manager memiliki peran yang sangat penting dalam pengelolaan portofolio di reksadana. Dengan demikian, mereka diharuskan memiliki keahlian khusus dalam hal pengelolaan dana. Seorang fund manager harus dapat melakukan riset, analisis, dan evaluasi secara terus menerus dalam menganalisis harga efek. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh investor secara individual mengingat keterbatasan waktu yang dimilikinya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa berinvestasi di reksadana memberikan return yang sangat tinggi dibandingkan dengan deposito. Hal tersebut ditunjukkan oleh beberapa penelitian bahwa rata-rata reksa dana secara historis mempunyai kinerja yang baik. Namun demikian, risiko yang menyertainya juga tidak sedikit.31

Selain imbal hasil yang tinggi, perlu diingat bahwa berinvestasi di reksadana juga memiliki risiko. Adapun risiko yang akan dihadapi apabila berinvestasi di reksadana sebagai berikut :

1) Risiko berkurangnya Nilai Unit Penyertaan

Hal ini disebabkan oleh turunnya harga dari efek-efek yang terdapat dalam portofolio reksadana (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya). Kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola dana juga berpengaruh terhadap berkurangnya NUP. 2) Risiko Likuiditas

Risiko ini berkaitan dengan kesulitan yang dihadapi oleh pihak manajer investasi apabila sebagian besar pemegang unit penyertaan menjual kembali (redemption) unit-unit penyertaan yang dipegangnya. Sehingga pada saat yang bersamaan, pihak perusahaan kesulitan dalam menyiapkan dana untuk pembayaran tersebut secara tunai.

31

3) Risiko Wanprestasi

Risiko yang timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksadana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan pada saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Risiko-risiko lain yang dapat terjadi adalah risiko ekonomi, politik, pasar, inflasi, dan nilai tukar.

Dokumen terkait