• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELATED PARTIES Dalam kegiatan usahanya, Kelompok Usaha

72 30 BEBAN UMUM DAN ADMINISTRAS

RELATED PARTIES Dalam kegiatan usahanya, Kelompok Usaha

melakukan beberapa transaksi dengan pihak-pihak berelasi yang dilakukan pada tingkat harga dan persyaratan tertentu.

The Group, in its regular business, has transactions with related parties which are conducted in certain prices and terms.

Rincian saldo yang timbul dari transaksi dengan pihak- pihak berelasi di atas adalah sebagai berikut:

Details of balances arising from transactions with related parties are as follows:

2014 2013

Aset Assets

Piutang lain-lain (lihat Catatan 8) Other receivables (see Note 8)

Pihak berelasi lainnya Other related parties

PT Timor Makmur Resources - 3.767 PT Timor Makmur Resources

PT TTS Makmur Resources - 1.556 PT TTS Makmur Resources

Lain-lain 1.067 Others

Pemegang saham Shareholder

PT Alam Abadi Resources - 2.748 PT Alam Abadi Resources

Jumlah - 9.138 Total

Persentase terhadap jumlah aset Percentage to

konsolidasian - 0,05% consolidated total assets

Uang muka (lihat Catatan 10) Advances (see Note 10)

Pihak berelasi lainnya Other related parties

PT Timor Makmur Resources - 3.770.818 PT Timor Makmur Resources

PT TTS Makmur Resources 217.042 3.384.199 PT TTS Makmur Resources

Jumlah 217.042 7.155.017 Total

Persentase terhadap jumlah aset Percentage to

konsolidasian 0,10% 35,59% consolidated total assets

a. Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang lain-lain pihak berelasi merupakan piutang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Piutang lain-lain berelasi merupakan piutang di luar kegiatan operasi Perusahaan.

a. As of December 31, 2013, other receivables -

related parties are receivable that had maturities in less than one year. Other receivables related parties are receivables outside the Company's operations.

74

33. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK

BERELASI (lanjutan)

33. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH

RELATED PARTIES (continued) b. Pada tanggal 25 Juni 2012, AKAR, entitas anak,

mengadakan perjanjian jual beli mangan, masing- masing dengan PT TTS Makmur Resources (“TTS”) dan PT Timor Makmur Resources (“TMR”), pihak berelasi. Berdasarkan perjanjian tersebut, AKAR setuju untuk membeli mangan dari TTS dan TMR. Atas transaksi jual beli tersebut, AKAR membayarkan uang muka dengan nilai sebesar Rp 68.500.000.000 dan Rp 65.537.500.000 masing-masing kepada TTS dan TMR. Uang muka tersebut akan digunakan untuk pembelian mangan dengan harga pasar mangan yang berlaku setelah mangan diserahkan di tempat yang disepakati dan terbitnya hasil pengujian laboratorium atas kualitas mangan.

b. On June 25, 2012, AKAR, a subsidiary,

entered into manganese sale and purchase agreements with each of PT TTS Makmur Resources (“TTS”) and PT Timor Makmur Resources (“TMR”), related parties. Based on the agreements, AKAR agreed to purchase manganese from TTS and TMR. In relation to such transactions, AKAR agreed to pay advances to TTS and TMR with maximum amounts of Rp 68,500,000,000 and Rp 65,537,500,000, respectively. Such advances will be used for the purchase of manganese at the applicable market value after the delivery of manganese at the agreed place and the issuance of the manganese’s quality inspection result.

Perjanjian tersebut juga menyatakan bahwa uang muka tersebut akan diberikan jaminan tingkat pengembalian (guaranteed return) sebesar 15% per tahun, yang merupakan pengurangan terhadap harga kontrak pada saat adanya penyerahan mangan (selambat-lambatnya pada tanggal 30 September 2013). Nilai maksimal uang muka yang telah dibayarkan dapat diubah jumlahnya (berupa penambahan uang muka atau pengembalian uang muka) berdasarkan kesepakatan pihak-pihak yang bertransaksi.

The agreements also stipulate that such advances will be given guaranteed return at the annual rate of 15% which represent deduction to the manganese sales price and paid after the delivery of manganese (latest on September 30, 2013). It was agreed that the maximum amount of the advances already paid may be changed (in the form of addition to or the repayment of the advances) upon the agreement of all the parties involved in the transactions.

Pada tanggal 23 September 2013, perjanjian tersebut diubah dan penyerahan mangan diperpanjang sampai dengan 30 Maret 2014, yang kemudian telah diperpanjang kembali sampai dengan 30 Maret 2015 berdasarkan Amandemen III atas Perjanjian Jual Beli Mangan.

On September 23, 2013, the agreements were amended and the delivery of manganese was extended until March 30, 2014, which then was extended up to March 30, 2015 based on Amendment III Purchase Agreement Manganese.

Berdasarkan perjanjian kesepakatan bersama pada tanggal 11 November 2014, AKAR, entitas anak, sepakat untuk mengakhiri perjanjian jual beli mangan dengan pihak TTS dan TMR.

Pada tanggal 19 Desember 2014, TMR telah melunasi sisa uang mukanya sebesar $AS 2.893.200 dan di tanggal yang sama TTS telah membayarkan sisa uang mukanya sebesar $AS 2.706.800.

Based on the joint agreement on November 11, 2014, AKAR, a subsidiary, agreed to end sale and purchase agreement with the TTS manganese and TMR.

As of December 19, 2014, TMR has settled remain balance of its advance amounted to US$ 2,893,200 and in the same time TTS had paid remain balance of its advance amounted to US$ 2,706,800.

Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan merupakan personil manajemen kunci. Kompensasi yang dibayar atau terutang pada Dewan Komisaris dan Direksi Kelompok Usaha atas jasa adalah sebagai berikut:

The Boards of Commissioners and Directors of the Company are considered as key management personnel. The compensation paid or payable to the Group’s Boards of Commissioners and Directors for services is as follows:

75

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, kompensasi yang dibayar atau terutang pada manajemen kunci, yang seluruhnya merupakan imbalan kerja jangka pendek masing-masing adalah sebesar $AS 665.645 dan $AS 109.897, persentase terhadap jumlah beban terkait masing-masing adalah sebesar 11,32%% dan 97%.

As of December 31, 2014 and 2013, the compensation paid or payable to key management, all of which represent short-term employee benefits amounted to US$ 665,645 and US$ 109,897, percentage to total related expense of 11.32% and 97%, respectively.

34. INSTRUMEN KEUANGAN 34. FINANCIAL INSTRUMENTS

Kecuali untuk hutang bank jangka panjang, hutang pihak berelasi, hutang sewa pembiayaan dan hutang pembiayaan konsumen, manajemen menganggap bahwa jumlah tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diakui di dalam laporan posisi keuangan mendekati nilai wajarnya karena jangka waktu yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.

Except for long-term bank loan, due to related party, obligation under finance leases and consumer finance payable, the management considers that the carrying amounts of the financial assets and financial liabilities recognized in the consolidated statement of financial position approximate their fair values due to short-term maturities of these financial instruments.

Perbandingan antara jumlah tercatat dan nilai wajar dari Kelompok usaha atas uang jaminan, hutang sewa pembiayaan, hutang pembiayaan konsumen dan

hutang pihak berelasi pada tanggal

31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

The comparison between the carrying amount and fair value of the Group’s refundable deposit, obligations under finance leases, consumer finance

payable and due to related party as of

December 31, 2014 and 2013 is as follows:

2014 2013

Jumlah tercatat / Nilai wajar / Jumlah tercatat / Nilai wajar /

Carrying amount Fair value Carrying amount Fair value

Aset Keuangan Financial Asset

Uang jaminan 68.310 68.310 10.345 10.345 Refundable deposits

Liabilitas

Keuangan Financial Liabilities

Hutang bank

jangka panjang 55.133.336 59.144.995 - - Long-term bank loans

Hutang sewa Obligation under finance

pembiayaan 24.556.746 26.487.484 300.701 300.701 lease

Hutang

pembiayaan Consumer finance

konsumen - - 266.054 266.054 payable Jumlah Total Liabilitas Financial Keuangan 79.690.082 85.632.479 566.755 566.755 Liabilities

Nilai wajar dari liabilitas keuangan tersebut

diperkirakan sebagai nilai sekarang dari seluruh arus kas masa depan yang didiskontokan menggunakan tingkat bunga saat ini untuk instrumen dengan persyaratan yang sama, risiko kredit dan jatuh tempo yang sama.

The fair value of the above financial liabilities is estimated as the present value of all future cash flows discounted using the current rate for instrument on similar terms, credit risk and remaining maturities.

76

34. INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan) 34. FINANCIAL INSTRUMENTS (continued)

Nilai wajar uang jaminan dan kas yang dibatasi penggunaannya diasumsikan sama dengan jumlah tercatatnya karena tidak memiliki jangka waktu pembayaran tetap meskipun tidak diharapkan akan ditagihkan dalam waktu 12 bulan setelah periode pelaporan.

The fair value of refundable deposits and restricted cash are assumed to be equal to its carrying amount because it has no fixed repayment terms although it is not expected to be collected within 12 months after the reporting period.

Kelompok Usaha tidak memiliki aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

The Group has no financial assets and financial liabilities which are measured at fair value as at December 31, 2014 and 2013.

35. MANAJEMEN TERHADAP RISIKO KEUANGAN 35. MANAGEMENT OF FINANCIAL RISK

Kelompok Usaha memiliki beberapa eksposur risiko terhadap instrumen keuangan dalam bentuk risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar.

The Group, from its financial instruments, is exposed on certain financial risks such as credit risk, liquidity risk and market risk.

Kebijakan manajemen terhadap risiko keuangan dimaksudkan untuk meminimalisir potensi dan dampak keuangan merugikan yang mungkin timbul dari risiko- risiko tersebut.

Berikut ini adalah ikhtisar tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Kelompok Usaha:

Financial risk management is designed to minimize the potential and adverse financial effects which might arise from such risks.

The Group’s financial risk management objectives and policies are summarized as follows:

a. Risiko Kredit a. Credit risk

Risiko kredit adalah risiko di mana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi liabilitasnya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan.

Credit risk is the risk when one party to a financial instrument will fail to discharge an obligation and cause the other party to incur a financial loss.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan yang untuk saat ini cenderung terbatas. Untuk mengurangi risiko ini, Kelompok Usaha berusaha untuk memastikan pendapatan jasa dilakukan dengan menyeleksi pelanggan- pelanggan yang memiliki kondisi keuangan yang kuat serta reputasi yang baik. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih (lihat Catatan 7 dan 8).

Credit risk faced by the Group arising from the credit granted to its customers is currently very limited. Nevertheless, to mitigate this risk, the Group tries to ensure that service revenues are made selecting customers with strong financial condition and good reputation. Moreover, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the exposure to bad debts (see Notes 7 and 8).

Kelompok Usaha juga menghadapi risiko kredit yang berasal dari penempatan dana di bank dalam bentuk rekening lancar dan kas yang dibatasi penggunaanya. Untuk mengatasi risiko ini, Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya hanya di bank-bank yang mempunyai reputasi yang baik (lihat Catatan 5 dan 12).

The Group is also exposed to credit risk arising from the funds placed by the Group in banks in the form of current account and restricted cash. To mitigate this risk, the Group has a policy to place its funds only in banks that have good reputation (see Note 5 and 12).

77

a. Risiko Kredit (lanjutan) a. Credit risk (continued)

Kas dan bank dan piutang usaha telah jatuh tempo namun tidak mengalami penurunan. Perusahaan telah menempatkan kas dalam lembaga keuangan yang teratur dan terkemuka. Piutang usaha Perusahaan terkonsentrasi ke satu pelanggan, yaitu PT Berau Coal. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat risiko kredit yang signifikan terkait dengan konsentrasi pelanggan ini karena PT Berau Coal dianggap sebagai pihak yang layak kredit dengan eksposur minimal atas kerugian penurunan nilai.

Cash on hand and in banks and trade receivables are neither past due nor impaired. The Company has placed its cash with financial institutions which are regulated and reputable. The Company’s trade receivables and are concentrated to one customer, which is PT Berau Coal. The management believes that there is no significant credit risk with regard to this customer concentration because PT Berau Coal is considered as a credit worthy party with minimal exposure of impairment loss.

Risiko kredit dari aset keuangan lainnya dianggap tidak signifikan.

Credit risk from other financial assets is not considered significant.

b. Risiko Pasar b. Market Risk

Risiko Mata Uang Foreign Currency Risk

Kelompok Usaha melakukan transaksi bisnis dalam beberapa mata uang asing dan karena itu terkena risiko mata uang asing. Kelompok Usaha tidak memiliki kebijakan mata uang asing lindung nilai. Namun manajemen memonitor eksposur mata uang asing dan akan mempertimbangkan lindung nilai risiko mata uang asing yang signifikan harus diperlukan.

The Group transacts business in some foreign currencies and therefore is exposed to foreign exchange risk. The Group does not have a foreign currency hedging policy. However management monitors foreign exchange exposure and will consider hedging significant foreign exchange risk should the need arises.

Tabel berikut ini menunjukan sensitivitas kemungkinan perubahan tingkat pertukaran mata uang berdasarkan mata uang fungsional Perusahaan dan entitas anak, jika mata uang fungsional adalah Dolar Amerika Serikat, maka mata uang tersebut akan menguat/melemah terhadap mata uang asing, dengan asumsi variabel lain konstan, dampak terhadap laba setelah beban pajak penghasilan adalah sebagai berikut :

The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in currency exchange rate based on the functional currency of the Company and its subsidiaries, if the functional currency is the United States Dollar, then the currency will strengthen/weaken against foreign currencies, assuming other variables constant, the impact on profit after income tax expense is as follows:

Dampak

terhadap laba

setelah beban

Tingkat pajak penghasilan /

Sentisitivitas / Effect on income

Sensitivy after income

Rate tax expense

31 Desember 2014 December 31, 2014

Rupiah 2% 94.301 Rupiah

78

35. MANAJEMEN TERHADAP RISIKO KEUANGAN

(lanjutan)

35. MANAGEMENT OF FINANCIAL RISK

(continued)

b. Risiko Pasar (lanjutan) b. Market Risk (continued)

Risiko Mata Uang (lanjutan) Foreign Currency Risk (continued)

Sedangkan pada tanggal 31 Desember 2013, jika mata uang fungsional Perusahaan dan Entitas Anak adalah Rupiah, maka perubahan yang mungkin terjadi dalam Rupiah terhadap Amerika Serikat Dolar adalah 7%. Jika Amerika Serikat Dolar telah melemah / menguat terhadap Rupiah oleh tingkat tersebut, dengan semua variabel lainnya dianggap konstan, laba setelah pajak pada tanggal 31 Desember 2013 akan menjadi lebih tinggi / rendah sebesar AS$ 678.

Whereas on December 31, 2013, if the functional currency of the Company and its Subsidiaries is Rupiah, then the changes that may occur in the Rupiah against the United States Dollar 7%. If the United States dollar had weakened / strengthened against the amount by the rate, with all other variables held constant, profit after tax as of December 31, 2013 would be higher / lower of US$ 678.

Menurut pendapat manajemen, analisis sensitivitas adalah menunjukkan pengungkapan risiko mata uang asing yang timbul pada akhir tahun namun tidak mencerminkan pengungkapan selama tahun berjalan.

In management's opinion, the sensitivity analysis is unrepresentative of the inherent foreign exchange risk as the year-end exposure does not reflect the exposure during the year.

c. Risiko Likuiditas c. Liquidity Risk

Risiko likuiditas adalah risiko di mana Kelompok Usaha akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana guna memenuhi komitmennya atas instrumen keuangan.

Liquidity risk is the risk when the Group will encounter difficulty in raising funds to meet its commitments associated with financial instruments.

Pengelolaan terhadap risiko likuiditas dilakukan dengan cara menjaga profil jatuh tempo antara aset dan liabilitas keuangan, penerimaan tagihan yang tepat waktu, manajemen kas yang mencakup proyeksi dan realisasi arus kas hingga beberapa periode ke depan serta memastikan ketersediaan pendanaan melalui komitmen fasilitas kredit.

Liquidity risk is managed through

maintaining/synchronizing the maturity profile between financial assets and liabilities, on-time receivable collection, cash management which covers cash flow projection and realization in the subsequent periods and ensure the availability of financing through committed credit facilities.

Tabel di bawah merangkum profil jatuh tempo liabilitas keuangan Kelompok Usaha berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

The table below summarizes the maturity profile of the Group’s financial liabilities based on contractual undiscounted payments as of December 31, 2014 and 2013.

79

c. Risiko Likuiditas (lanjutan) c. Liquidity Risk (continued)

2014

Lebih dari

Kurang dari 2 tahun /

1 tahun / Less 1 – 2 tahun / More than Bunga/ Jumlah /

than 1 year 1 – 2 years 2 years Interest Total

Hutang bank Short-term

jangka pendek 1.522.875 - - (22.875) 1.500.000 bank loan

Trade

Hutang usaha - payables -

pihak ketiga 7.790.888 - - - 7.790.888 third parties

Hutang lain-lain 784.629 - - - 784.629 Other payables

Beban masih harus Accrued

dibayar 759.314 - - - 759.314 expenses

Hutang bank Long term

jangka panjang 17.230.570 44.330.000 - (6.427.234) 55.133.336 bank loan Obligation

Hutang sewa under finance

pembiayaan 5.699.747 14.276.329 6.511.426 (1.930.756) 24.556.746 lease Jumlah 33.788.023 58.606.329 6.511.426 (8.380.865) 90.524.913 Total 2013 Lebih dari

Kurang dari 2 tahun /

1 tahun / Less 1 – 2 tahun / More than Bunga/ Jumlah /

than 1 year 1 – 2 years 2 years Interest Total

Trade

Hutang usaha - payables -

pihak ketiga 62.431 - - - 62.431 third parties

Hutang lain-lain 2.093 - - - 2.093 Other payables

Beban masih harus Accrued

dibayar 219.478 - - - 219.478 expenses

Obligation

Hutang sewa under finance

pembiayaan 314.947 - - (14.246) 300.701 lease

Consumer

Hutang pembiayaan finance

konsumen 278.889 810 - (13.645) 266.054 payable

Jumlah 877.838 810 - (27.891) 850.757 Total

36. INFORMASI SEGMEN 36. SEGMENT INFORMATION

Segmen usaha dilaporkan dengan cara yang sesuai dengan pelaporan internal yang dipersiapkan untuk pembuat keputusan operasional. Pembuat keputusan operasi adalah pihak yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.

Operating segments are reported in a manner consistent with the internal reporting provided to the chief operating decision maker. The chief operating decision maker is responsible for allocating resources and assessing performance of the operating segments.

Pendapatan, beban, hasil usaha, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan secara langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Kelompok Usaha dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.

Segment revenue, expenses, results, assets and liabilities include items directly attributable to a segment as well as those that can be allocated on a reasonable basis to that segment. They are determined before intragroup balances and intra- group transactions are eliminated.

80

36. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 36. SEGMENT INFORMATION (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Kelompok Usaha mengklasifikasikan pendapatan, beban, hasil usaha, aset dan liabilitasnya ke dalam satu segmen, yaitu segmen jasa penambangan pada 31 Desember 2014 dan penjualan mangan pada 31 Desember 2013; sehingga tidak disajikan catatan tersendiri mengenai informasi segmen.

As of December 31, 2014 and 2013, the Group classifies its revenue, expenses, results, assets and liabilities under 1 (one) segment, namely mining service as of December 31, 2014 and sales of manganese as of December 31, 2013; therefore, no separate disclosure regarding segment information is presented.

37. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING 37. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND

COMMITMENTS

Entitas Anak Subsidiaries

DS DS

a. Undang-undang Pertambangan No. 4/2009 a. Mining Law No. 4/2009

Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara yang baru (“Undang-Undang Pertambangan”), yang telah disahkan oleh Presiden pada tanggal 12 Januari 2009 dan menjadi UU No. 4/2009. Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Pertambanga tersebut, seluruh entitas anak yang bergerak di bidang penambangan batubara telah memperoleh Izin Usaha Pertambangan (“IUP”).

On 16 December 2008, the House of Representatives passed a new Law on Minerals and Coal Mining, which received the assent of the President on 12 January 2009, becoming Law No. 4/2009 (the “Mining Law”). In accordance with the Mining Law, all subsidiaries engaged in coal mining have obtained a Mining Business Permit (“IUP”).

Pada tanggal 1 Februari 2010, Presiden Republik Indonesia menandatangani dua peraturan pelaksanaan untuk Undang-Undan Pertambangan tersebut, yaitu PP No. 22/2010 dan No. 23/2010.

On 1 February 2010, the President of the Republic of Indonesia signed two implementing regulations for the Mining Law, i.e. GR No. 22/2010 and GR No. 23/2010.

PP No. 22/2010 mengatur tentang pembentukan area pertambangan di Indonesia. PP No. 23/2010 menjelaskan lebih detil beragam tipe perizinan pertambangan yang ada sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang Pertambangan ini, dan menjelaskan syarat dan kondisi dasar yang harus dipenuhi oleh pihak yang mengajukan maupun pihak berwenang yang mengeluarkan izin pertambangan.

GR No. 22/2010 deals with the establishment of mining areas in Indonesia. GR No. 23/2010 offers further details of different types of mining licenses which may be made available under this Mining Law, and sets out the basic terms and conditions which need to be satisfied by license applicants and issuing authorities.

Pada tanggal 21 Februari 2012 dan 11 Januari 2014, Pemerintah Indonesia mengubah PP No. 23/2010 dengan menerbitkan PP No. 24/2012 dan PP No.1/2014, yang mengatur mengenai pengalihan IUP, divestasi dan wilayah pertambangan.

On 21 February 2012 and 11 January 2014, the Government of Indonesia amended GR No. 23/2010 by issuing GR No 24/2012 and GR No.1/2014, respectively which regulate the transfer to IUPs, divestment and mining areas.

Dokumen terkait