• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relevansi Nilai-Nilai Ibadah Puasa dalam Bimbingan dan Konseling Islami Apabila mengkaji ibadah puasa dan penerapanya dalam bimbingan dan

konseling islami tentunya harus di pahami apa itu bimbingan dan konseling islami sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Thohari Musnamar pada Bab III diatas maka maksud dari bimbingan dan konseling Islami itu adalah sebagai berikut agar:

1. Hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan kodrat yang di tentukan Allah , sesuai dengan sunna tullah, sesuai dengan hakekatnya sebagai makhluk Allah.

2. Hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan Allah melalui Rasulnya.

3. Hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah berarti menyadari eksistensi diri sebagai makhluk Allah yang diciptakan Allah untuk mengabdi kepada Nya mengabdi dalam arti seluas luasanya.

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa bimbingan dan konseling islami adalah Suatu proses pemberian bantuan terhadap individu atau kelompok agar mereka bisa kembali lagi kefitrahnya dan bisa hidup sesuai dengan tuntunan Al-quran dan sunah rasululah sehingga tidak ada lagi gangguan dan keraguan kebatinan dalam beribadah kepada Allah swt dan mencapai kebahagian dunia dan akhirat.

Konseling dalam perspektif islam, pada prinsipnya bukanlah teori yang baru, karena ajaran Islam yang tertuangan dalam Al-quran yang disampaikan melalui Rasulullah saw merupakan ajaran agar manusia memperoleh kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Kebahagian yang dimaksud bukanlah hanya bersifat materialistic tapi lebih kepada ketentraman jiwa, ketenangan hidup dan kembali jiwa itu pada yang Maha Kuasa dalam keadaan suci dan tenang juga. Konseling Islam meletakkan premis dan prinsipnya diatas syariat Islam, diantaranya adalah:

a. Memberi nasehat itu adalah tiang dan tapak agama.

b. Bimbingan dan konseling termasuk amal yang paling mulia disisi Allah swt.

c. Bimbingan dan konseling adalah perkhidmatan psikologikal untuk mencari keredhaan Allah.

d. Persiapan perkhidmatan konseling itu wajib kepada pemerintah di dalam masyarakat islam.

e. Setiap orang yang baligh dan berakal bertanggung jawab atas per buatanya.

f. Tujuan konseling adalah mengembangkan kemauan dan keinginan seseorang untuk mencari yang bermanfaat dan meninggalkan yang mudarat menerusi penyuluhan dan usaha menyakinkan.

g. Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk menolong mencapai kemaslahatan dan menghindari kerusakan.

h. Mencari bimbingan dan konseling wajib atas tiap muslim.

i. Konseling adalah fardu‟ain bagi setiap orang yang pakar dalam psikologi konseling.

j. Memberiakn konseling secara sukarela kepada kaum muslim adalah wajib bagi setiap orang yang berkesanggupan.

k. Seorang konselor muslim memberikan konseling sesuai dengan hukum syariat dalam perkara itu.

l. Manusia bebas mengambil kepusan dengan dirinya sendiri.

m. Orang tidak bebas menghebahkan maksiat dan kerusakan sebab penghebahan it menyiksa orang lain secara langsun atau tidak langsung dan menyebabkan tersebarnya keburukan itu yang akan merusak masyarakat. Sedangkan tanggung jawab menjaga masyarakat dari kerusakan adalah tanggung jawab kolektif.

n. Berpegang teguh pada prinsip memelihara ciri-ciri system masyarakat Islam.14

Berdasarkan analisia tentang Nilai-Nilai Ibadah Puasa maka dapat direlavansi dalam Proses Bimbingan dan Konseling islami, dalam proses bimbimbingan dan konseling tentu seorang konselor tidak bisa lepas dari, jenis layanan bimbingan dan konseling, fungsi,azas-azas, kegiatan pendukung, bidang bimbingan serta tujuan bimbingan dan konseling, karena antara satu dengan yang lain sangat bersangkutan dalam proses bimbingan dan konseling dan tidak bisa di pisah-pisah satu dengan yang lain yaitu, maka adapun Nilai-Nilai Ibadah Puasa dan Relevansinya dalam Bimbingan dan Konseling Islami yaitu:

1. Ibadah puasa menjadikan manusi memiliki sifat jujur

Nilai ibadah puasa ini bisa direlevansikan kepada sikap atau asaz-asaz dalam bimbingan dan konseling islami oleh konselor dan bisa diterapkan kepada klien karena dalam bimbingan dan konseling memiliki jenis-jenis layanan, revansinya adalah sebagai berikut:

a) Bagi seorang konselor

seorang konselor harus merahasiakan apa yang disampaikan atau masalah yang dialami oleh seorang klien kepada seorang konselor, maka seorang konselor harus bisa menahan dirinya untu menceritakan masalah klien kepada orang lain, baik orang tua klien, kakak klien dan

14 ABD. Rahman B. Ahmad, Bimbingan dan Kaunseling dari Perspektif Islam (Selangor Darul Ehsan: Human Resource enterprise, 1989). Hal 52

teman deket klien kepada siapaun seorang konselor dilarang untuk menceritakan masalah klien karena masalah klien berbagai macam dan bentuk cukup konselor, klien dan Allah Swt saja yang mengetahui, kecuali seizin klien untuk menyampaikan kepada pihat-pihat yang dipercayainya.

Jika konselor tidak bisa menahan diri untuk menceritakan masalah klien tersebut maka akan bisa menimbulkan fitnah dan gunjing terhadap diri klien, sehinga menimbulkan masalah baru bagi klien apabila klien mengetahui bahwa masalahnya di bicarakan oleh seorang konselor, sehingga klien dan orang lain tidak mau lagi untuk konseling dengan konselor-konselor lainnya.

Kerahasian ini merupakan kunci dalam usaha bimbingan dan konseling, jika hal ini saat dilakukan maka penyelenggaraan dan kegiatan konseling akan mendapat kepercayaan dari semua pihak, terutama bagi orang yang membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami. Rahasia merupakan perkara yang tersembuyi, setiap manusia di dunia ini memiliki rahasia yang bahkan hannya dirinya dan Allah Swt yang mengtahui , baik rahasia yang positif maupun negative( masalah keluarga, aib dan dosa).

Seseorang muslim dilarang untuk menceritakan aib atau masalah saudaranya kepada orang lain, dalam proses bimbingan dan konseling permasalah yang dihadapi klien adalah bermacam ragam, seperti

masalah pribadi, sosial, belajar, karier bahkan masalah keluarga, maka seorang konselor dilarang untuk menceritakan masalah klien kepada orang lain, karena akan merusak nama klien, serta merusak nama baik konselor.

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang tidak pernah terlepas dari permasalahan dan kesalan, tidak jarang kesalahan tersebut bukan hanya diketahui oleh manusia itu sendiri, melainkan ada juga orang lain yang mengetahui perkara atau permasalahan yang dihadapi, parahnya tidak semua orang yang bisa menyimpan ata umerahasiakan masalah yang dialami oleh seseorang dengan baik, bahkan diantara mereka yang menjadikan masalah orang lain sebagai bahan pembicaraan ketika berkumpul atau biasa disebut dengan gosip, padahal didalam ajara islam, kita tidak dibolehkan untuk membuka dan menceritakan masalah orang lain, kita dianjurkan sebisa mungkin untuk menutup atau merasiakan masalah orang lain, maka seorang konselor agar dapat merahasiakan permasalahan yang dialami klien sehingga konselor bisa dijadikan oleh siswa, masyarakat dan orang lainnya sebagai tempat mencari solusi dan tempat curhat atas permasalahan yang dihadapi dalam kehidupanya baik permasalah positif ( menguntungkan diri klien) atau masalah negatif (merugikan diri klien).

Menjaga rahasia berarti menyimpan rahasia agar tidak diketahui oleh orang lain, apalagi kita telah dipercayai amanah oleh seseorang

untuk menyimpannya, menjaga rahasia hukum asalnya adalah wajib karena menjaga rahasia termasuk amanah yang harus dijaga dan janji yang harus ditunaikan .

b) Bagi seorang klien

Seorang klien juga dituntut agar dapat merahasiakan permasalah-permasahan yang dikemukan oleh temantemannya ketiga melakukan konseling kelompok, karena konseling kelompok terdiri dari beberapa peserta atau klien dalam konseling kelompok ini setiap peserta atau klien diminta untuk mengemukakan permasalahan yang dia alami untuk dicarikan solusinya bersama, maka dari itu klien yang satu dengan yang saling merahasiakan permasahan-permasalahan yang dikemukakan oleh teman yang lainnya.

Apabila dalam pelaksanaan konseling kelompok tidak bisa sebagia klien merahasiakan permasalahan yang dihadapi oleh klien lainnya, maka ini akan merusak proses konseling dan akan mengurangkan kepercayaan orang terhadap bimbingan dan konseling, karena apabila salah satu diantara peserta menceritakan permasalahan yang diceritakan perserta lain maka akan menimbulkan malu bagi seorang klien yang menceritakan permasalahannya tadi, agar tidak terjadi hal seperti itu, maka sebelum dilakukan konseling kelompok maka diharapkan kepada konselor untuk menekankan kerasiaan ini, demi berjalannya proses konseling tidak merusak nama baik bimbingan dan koseling, sehingga

bimbingan dan konseling jadikan sebagai tempat curhat dan mencari solusi atas segala permasalahan baik positif maupun masalah negatif.

Jadi Konsep pertama dalam Ibadah puasa adalah jujur dan penerapannya dalam bimbingan dan konseling adalah seorang konselor dalam pemberian layanan harus merahasiakan masalah yang diceritakan oleh klien cukup konselor,klien dan Allah yang mengetahui masalah klien, dan seorang klien saling merahasiakan masalah-masalah yang dikemukakan dalam konseling kelompok nantinya dan saling menjaga dan merahasiakan masalah yang satu dengan yang lain, karena dalam konseling kelompok tidak hanya satu klien saja tetapi ada beberapa klien yang akan menyampaikan, maka dalam proses konseling kelompok ini sangat diutamakan sekali sifat kerahasiaan ini.

2. Ibadah puasa yang sempuna hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang beriman. Sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat Al-baqarah ayat 183.

Relevansi Nilai ini dalam bimbingan dan konseling islami adalah seseorang yang bisa melakukan konseling dengan baik adalah orang profesional atau orang yang ahli dalam ilmu bimbingan dan konseling, tidak sembarangan orang saja yang bisa melakukan konseling, karena konseling adalah salah satu cara untuk mencari solusi atas permasalahan dan untuk mengembangkan bakat serta minat seseorang, jika seorang konselor bukan yang profeiosna maka tidak akan mampu untuk memberikan bantuan secara maksimal karena untuk melakukan sesuatu tentu ada tatacara dan etika yang

harus diparuhi dan diketahui, banyak kita lihat pada saat sekarang ini di sekolah-sekolah yang banyak menjadi konselor itu adalah mereka yang bukan ahli konseling sehingga menjadikan bimbingan dan konseling tercemar ditakuti oleh siswa-siswa sekolah, sebenarnya bimbingan dan konseling bukan untuk ditakuti tetapi sangat dibutuhkan oleh banyak orang karena manusia memiliki banyak masalah baik masalah positif maupun yang negative.

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan kalau disekolah untuk siswa, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupunkarier melalui berbagai jenis jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.15

Analisis penulis bimbingan dan konseling memiliki peranan penting dalam suatu pendidikan baik untuk pribadi maupun kelompok agar mandiri dan optimal, untuk mencapai itu tentunya mememrlukan keahlian atau keprofesionalan karena tidak akan tercapai apa yang diingikan oleh suatu pendidikan jika personil untuk mengembangkan harapan itu tidak orang yang profesioan, bimbingan dan konseling disekolah sangat banyak tugas dan kerjanya karena guru bimbingan dan konselinglah yang akan mengembangkan potensi-potensi peserta didik dengan baik. Maka dari itu untuk mencapai hasil bimbingan dan konseling yang baik maka diharapkan agar seorang konselor

15 Sudarwan Danim dan Khairil, Profesi Kependidikan, ( Bandung: Alfabeta, 2010), h. 200

harus profesional dan memiliki kemampuan dan ilmu untuk melakukan konseling sehingga tidak menimbul salah praktek sehingga tidak mencemarkan nama baik bimbingan dan konseling baik di sekolah ataupun diluar sekolah.

3. Puasa mengajarkan untuk iklas

Proses bimbingan dan konseling akan berjalan dan terlaksana apabila ada konselor dan klien, karena tanpa ada salah satu dari keduanya maka tidak akan terlaksana proses bimbingan dan konseling, dalam proses bimbingan dan konseling tentu seorang konselor dan klien memiliki sifat Ikhlas, adapun ikhlas dimaksud untuk seorang konselor dan klien adalah sebagai berikut:

a. Ikhlas seorang konselor

Penerapan konsep ini dalam bimbingan dan konseling yaitu seorang konselor harus ikhlas dalam memberikan bantuan terhadap klien tanpa mengharapkan imbalan dari orang lain kecuali mengharapkan ridho Allah Swt, karena konseling adalah memberikan bantuan kepada seseorang yang mengalami masalah sehingga dia mampu mengatasi masalahnya dan kembali kapada fitrahnya.

Apabial konseling ini barhasil maka berapa besarnya pahala dan kebaikan yang di peroleh oleh seorang konselor maka dari itu seorang konselor harus memiliki sifat ikhlas dalam melaksanakan konseling, ikhlas merupakan anjuran dalam agama sesuai dengan firman Allah Swt, Surat Al-bayyinah ayat 5.



Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

Ayat ini Kata Mukhlisin terambil dari kata Khalusa yang berarti murni setelah sebelumnya diliputi atau disentuh kekelurusan. Dari sini ikhlas adalah upaya memurnikan dan menyucikan hati sehingga benar-benar hanya terarah kepada Allah Swt, sedang sebelum keberhasilan usaha itu, hati masih diliputi atau dihinggapi oleh sesuatu selain Allah, misalnya pamrih dan semacamnya.16

Seorang konselor tidak akan merasa perbedaan ketika menerima pujian dan cacian ketika mengalami kegagalan atau kesuksesan dalam memberikan layanan, konselor mengagap bahwa apa yang dilakukan itu adalah yang terbaik, dan selalu melakukan konseling walaupun banyak cacian dan makian, walaupun banyak pujian yang diperoleh oleh konselor maka konselor seharusnya tidak sombong, dan konselor walaupun sudah berhasil banyak membantu klien dalam memberikan solusi atas klien namun, seorang konselor tetap mau membantu orang yang membutuhkan bantuan, dan mereka

16 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah ( Juz „Amma), ( Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 445

tidak memandang dan melihat amal ibadah perbuatanya. Jadi ikhlas adalah suatu sikap tulus membersihkan diri dan memurnikan hati dari selain Tuhan.

b. Ikhlas seorang klien

Relevansi nilai ikhlas ini bagi klien, seorang klien harus ikhlas atau penuh dengan rasa suka dan kesadarannya sendiri untuk melakukan konseling, karena dengan kesadaran dan kesukaan atau keinginan hatinya untuk konseling maka klien akan menceritakan semua permasalahan yang dihadapinya, karena klien sudah merasa terbebani dan akan terganggu kehidupnay dan dia akan selalu merasa gelisah, apabila klien memang inginkonseling, benar-benar dari hatinya maka klien tidak keberatan dalam menceritakan permasalahan yang dia hadapi tanpa ada unsur paksaan dari pihat manapun.

Apabila klien merasa terpaksa untuk mencerikan masalahnya maka masalah klien sulit untuk dicarikan solusi atas masalahnya, karena konselor akan sulit untuk memahami dan mendalami permasahan yang dihadapi oleh klien, dan apabila klien merasa terpaksa untuk melakukan konseling, maka klien merasa memiliki beban bahkan klien akan lebih merasa terbebani karena dia berangapan bahwa dirnya memiliki permasalahan sehingga dia sulit dan tidak terbuka untuk menceritakan masalah yang dihadapi.

Konselor menghendaki adanya kesukarelaan klien mengikuti atau menjalani layanan atau kegiatan yang diperuntutkan bagi klien, konselor sebelum melakukan konseling hendaknya memberikan memberikan pemahan kepada klien apa itu konseling yang sebenarnya, bahwa bimbingan dan konseling itu merupakan proses membantu individu, sehingga dengan mendengar perkataan bantu disini mengandung arti bahwa bimbingan bukan merupakan proses membantu individu, perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan dan konseling bukan merupakan suatu paksaan.

4. Puasa mengajarkan untuk sabar

Relevansi nilai ini dalam bimbingan dan konseling islami maka dituntuk seorang konselor dan klien sabar dalam melaksanakan konseling, sabar bagi konselor dan klien disini adala sebagai berikut:

a. Sabar seorang konselor

Seorang konselor dalam memberikan bantuan kepada seseorang atau klien maka seorang konselor harus memiliki rasa sabar karena setiap orang memiliki masalah yang berbeda dan memiliki karakter dan sifat yang berbeda sehingga untuk menghadapi sifat dan krater yang berbeda itu seorang konselor harus sabar dan menerima nya dengan baik dan memberikan bantuan dengan baik.

Seorang konselor dalam melayani klien harus memiliki rasa sabar, melalui kesabaran konselor dalam proses konseling dapat membantu klien untuk mengembang kan dirinya secara alami, sikap sabar konselor menunjutkan lebih memper hatikan diri klien dari pada hasilnya, konselor yang sabar cenderung menampilkan sikap dan prilaku yang tidak tergesa-gesa dan Allah sangat menyukai orang yang sabar. Firman Allah QS. Al-baqarah ayat:153























Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.

Ayat ini Allah Swt memerintah kaum mukmin untuk meminta pertolongan dalam segala urusan mereka, baik dunia maupun akhirat dengan sabar dan shalat. Kesabaran adalah pengendalian dan penjagaan diri terhadap hal yang dibenci dan kesabaran ada tiga macam yaitu sabar dalam keta‟atan kepad Allah hingga mampu menunaikannya, sabar dari kemaksiata kepada Allah dan sabar atas takdir-takdir Allah yang memilukan agar tidak memakainya.17

Kesabaran adalah pertolongan yang besar terhadap segala sesuatu, karena sama sekali tidak ada jalan bagi orang yang tidak bersabar untuk mendapat apa yang diinginkannya, khususnya dalam hal ketaatan yang sangat

17 Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa‟di Zulharman, Op. Cit, h. 260

sulit dan brkesinambungan, dimana hal itu sangatlah membutuhkan kesabaran dan keberanian untuk merasakan kepahitan yang menyakitkan, namun jika pelakunya itu konsekuen dengan kesabaran, niscaya dia akan memperoleh kemenangan, namun apabila dia dijauhkan oleh hal yang tidak disukai dan hal yang sulit dari kesabaran, niscaya mereka tidak akan memperoleh apa-apa kecuali kehampaan.18

b. Sabar seorang klien

seorang klien harus juga memiliki rasa sabar dalam menghadapi masalah dan gangguan, dalam kehidupan seiring dengan berjalannya waktunya, manusia pasti akan menghadapi berbagai masalah datang silih berganti, dari masalah individu yang sederhana hingga rumit, sampai masalah umat bersosial sampai sistematik. Saat kita menginginkan kesuksesan dan kebahagiaan, itulah kesabaran selalu menjadi obat bagi setiap musibah.

Rahmat Allah itu bisa datang dalam bentuk kesakitan, kesedihan bahka kehilangan, andaikan kita bersabar, maka kita akan melihat bentuk asli dari rahmat-Nya. Fitman Allah dalam surat Al-baqarah ayat: 155



























.

18 Ibid, h. 260

Artinya: dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikan lah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Allah mengabarkan bahwa sudah menjadi keharusan bagi hamba-hambaNya untuk diuji dengan segala cobaan agar jelas orang yang benar dan orang yang dusta, orang yang sabar dengan orang yang tidak sabar, dan ini adalah sunnah Allah pada hambaNya, karena suatu kesenangan itu bila terus berlanjut bagi orang-orang yang beriman dan tidak diiringi dengan suatu cobaan, niscaya akan terjadi campur aduk yang merupakan kerusakan baginya. Kemahabijaksanaan Allah memastikan untuk memilah-milah antara orang-orang yang baik dari orang yang jahat. Inilah manfaat dari cobaan dan ujian, bukannya untuk menghilangkan keimanan yang ada pada seseorang hamba yang beriman dan tidak pula untuk memalingkan mereka dari agamanya, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan keimanan kaum mukmin.19

Sesuai dengan tafsir diatas maka seorang klien jangan meras sedih terhadap permasalahan yang dihadapi, karena Allah memiliki tujuan tertentu dibalik ujian tersebut, maka untuk mencari solusi atas permasalahan yang di hadapi seorang klien harus sabar sesuai dengan tafsir dari surat al-baqarah ayat 253 diatas tadi, untuk melakukan keputusan yang telah disepakati ketika

19 Ibid, h. 265

melakukan konseling sehingga apa yang diinginkan bisa tercapai sehingga konseling yang dilakukan tidak sia-sia begitu saja.

5. Puasa mengajarkan untuk empati ( menimbulkan rasa kasih sayang)

Relevansi nilai ini dalam bimbingan dan konseling islami yaitu seorang konselor empati terhadap masalah yang dialami klien, konselor merasakan apa yang dirasakan oleh klien, sehingga dengan adanya empati seorang konselor sehingga dia akan berusahan membatu klien dengan maksimal mungkin dan apabila seorang harus memiliki empati terhadap klienya dan konselor harus bisa merasakan apa yang dirasakan oleh kliennya.

Konselor harus menunjutkan kasih sayang dala kehidupan sehari-hari, kasih sayang itu meliputi aspek lahiriyah dan bathiniah sehinga hubungan itu bersambung, hatinya menyatu dengan klien kasih sayang ( rahmah), sehingga dengan adanya empati atau kasih sayang seorang konselor maka konselor akan melayani dengan rahmah dan penuh semangat karena timbul rasa kasihan dan timbul rasa apa yang dirasakan klien itu sehingga konselor membawakan pada dirinya.

6. Akhir dari puasa adalah agar menjadi manusia yang bertaqwa

Relevansi nilai ini dalam bimbingan dan konseling islami adalah pada akhir konseling maka klien merasa terbantu atas bantuan yang diberikan oleh konselor dengan berhasilnya konseling maka seorang klien diharapkan dapat kembali pada fitrahnya dan mampu mendekatkan diri kepada sang penciptanay dan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Akhir dari Proses bimbingan dan konseling seorang klien merasakan ada perubahan dari kehidupan efektif sehari-sehari terganggu menjadi kehidupan sehari-sehari efektif (KES-T menjadi KES) .

Berdasarkan analisi diatas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai ibadah puasa memiliki relevansi dalam proses bimbingan dan konseling islami, karena tujuan dari bimbingan dan konseling islami adalah agar tercapai kebahagian hidup dunia dan akhir bagi seorang klien, untuk mencapai itu, tentu ada tindakan, usaha dan tingkah laku yang harus dilakukan, diantaranya adalah nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah puasa itu dapat direlevansikan sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan dari bimbingan dan konseling islami tersebut.

Dokumen terkait