• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

1) Bak Penampungan air 4 buah 2) Kolam perikanan 2 buah 3) Lapangan Volly 1 buah 4) Tenis Meja 2 buah 5) Meja belajar

6) Alat-alat perkantoran

7) Alat keterampilan, kesenian, olah raga dan sebagainya

9. Kegiatan ekstra Pondok-pesantren Al-Mas’udiyyah a. Agribisnis b. Peternakan c. Pertanian d. Perikanan e. Keterampilan 1) Pertukangan 2) Perbengkelan 3) Menjahit/ Bordir 4) Tata Boga 5) Komputer

6) Figura f. Olahraga 1. Sepak bola 2. Bola Voly 3. Karate 4. Bulu Tangkis g. Kesenian

1) Seni Baca Al Qur’an

2) Kaligrafi

3) Rebana

i.Informatika

1) Radio Suara Pesantren 2) Buletin Santri

F. Tujuan Pondok-pesantren Al-Mas’udiyyah pada Masa Sekarang

Menurut KH. Fathur Rohim Mas‟ud tujuan Pondok-pesantren adalah

sebagai berikut; “Membentuk Insan Intelektual yang Islami, memiliki

keterampilan yang memadai dan berakhlak mulia”. 111

Adapun indikator-indikator

111 Wawancara dengan Beliau KH Fatkurrokhim, Pengasuh PondokPesantren Al- Mas’udiyah, di Kediaman Beliau, Januari 2016

dari Tujuan tersebut adalah setelah santri selesai belajar di Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah, santri diharapkan:

1. Tidak pernah puas terhadap apa yang telah diraih, menjadikan belajar suatu kebutuhan primer, berusaha menemukan jawaban dari suatu masalah.

2. Bisa diterima di masyarakat sesuai dengan harapannya dan mampu mengkomunikasikan perolehan ilmu dari pesantren kepada masyarakat dan lingkungannya sesuai dengan kompetensi yang telah menjadi pilihannya.

3. Bertanggung jawab terhadap semua akibat dari tindakannya, mengakui kekurangannya dan berupaya memperbaiki kegagalannya.

4. Berperilaku santun, hormat kepada sesama, disiplin terhadap waktu, selalu menepati janji, menjadi manusia yang Islami.

1. Kelembagaan

Model Kelembagaan Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah di bawah naungan Yayasan Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah, terdiri dari beberapa unit pendidikan dan Pendidikan Yayasan. 112 Untuk unit Pendidikan;

a. Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah, Wustho & Ulya b. Pendidikan Wajar diknas

c. Tahafudzul Qur’an

112

d. Pengajian Rutin hari Ahad kitab ’Ihya Uumuddin e. Sorogan/ bandongan Kitab Kuning

f. Kursus Bahasa Inggris

2. Kurikulum Pondok-pesanten Al Mas’udiyyah

a. Tujuan

Tujuan kurikulum pesantren adalah kurikulum sebagai sistematisasi dalam bentuk ilmu pengetahuan yang dipelajari atau dibelajarkan kepada santri oleh ustadz. Dengan adanya kurikulum yang sistematis maka tujuan dari pembelajaran sudah jelas dan terarah sesuai sistem yang di buat.

Sesuai dengan tujuannya, kurikulum Pondok-pesantren Al-Mas’udiyyah bertujuan agar pendidikan yang di rancang dan di terapkan di pondok pesantren Al Mas’udiyyah dapat menghasilkan lulusan santri yang sesuai harapan dan kemanfaatan untuk menyebarkan agama Islam di manapun berada.

Sedangkan Bpk KH Fatkhurrokhim Beliau mengakan;

“Kurikulum Pondok-pesantren Al-Mas‟uddiyah, tidak jauh berbeda dari pondok- pondok di seluruh kab. Semarang pada umumnya, yaitu dengan kajian-kajian kitab kuning/ kitab klasik. Yang membedakan antara pesantren Al-mas‟udiyyah dan yang lainnya, di pondok ini santri di beri kegiatan ekstra yang dapat melatih santri menjadi santri yang mandiri dan dapat diandalkan, baik ilmu agama maupun ilmu kehidupan yang mereka akan jalani”.113

b. Isi dan bahan

113

Isi kurikulum Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah adalah rumusan kompetensi materi yang diberikan kepada santri untuk bahan belajar mengajar guna mencapai tujuan. Isi kurikulum memiliki kriteria yang membantu perencanaan pada kurikulum. 114 Beberapa isi kurikulum di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah ;

(1) Ilmu Aqidah/ Ilmu Tauhid

Pertama kali yang diajarkan kepada santri adalah keimanan kepada Allah SWT. Selain itu juga santri diajari dengan ilmu ketauhidan, sehingga dengan di tanamkan keimanan yang betul maka kedepannya santri akan menjadi santri yang selalu beriman kepada Allah SWT.

Adapun literatur yang di ajarkan di Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah yang berkaitan dengan ilmu taukhid mulai di ajarkan dari tingkat kelas satu kitabnya sebagai berikut;

Tabel 3.29. Nama kitab Taukhid yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang 50665. 115

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula -

2 2 Ula Aqidatul Awam

114

Sumber Diambil dari Bang Data Pesantren Al-Mas’udiyah tahun 2016

115

3 3 Ula Duraotul yatimah 4 1 Wustho - 5 2 Wustho - 6 3 Wustho - 7 1 Ulya Bidayah 8 2 Ulya Al Hikam

9 3 Ulya Ihya’ Ulumuddin

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

(2) Ilmu bidang Tajwid (Al Qur’an)

Kitab-kitab yang dipelajari di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah dalam ilmu tajwid adalah;

Tabel 3.30. Nama kitab Tajwid yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula BTQ

2 2 Ula Tamrinatu Attfal

3 3 Ula Tuhyatul atfal

4 1 Wustho -

5 2 Wustho -

6 3 Wustho Jazariyah

8 2 Ulya -

9 3 Ulya

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

(3) Ilmu bidang Akhlaq/ Tasawuf

Kitab Akhlaq yang dikaji di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah adalah;

Tabel 3.31. Nama kitab Akhlak/ Tasawuf yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula Alala

2 2 Ula Aqidatul Awam

3 3 Ula Wasoya

4 1 Wustho -

5 2 Wustho Sulam Taufiq

6 3 Wustho Adabul Alim

7 1 Ulya Bidayah

8 2 Ulya -

9 3 Ulya

(4) Ilmu Bahasa Arab (Nahwu –Sharaf)

Ilmu nahwu di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah di ajarkan;

Tabel 3.32. Nama kitab Nahwu/ Bahasa Arab yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula -

2 2 Ula -

3 3 Ula -

4 1 Wustho Al Jurumiyah

5 2 Wustho Tasrif Lughawi

6 3 Wustho Al Imrithi

7 1 Ulya Al fiyah

8 2 Ulya Al fiyah

9 3 Ulya Jawahirul Maknun

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

(5) Ilmu Fiqih

Tabel 3.33. Nama kitab Ilmu Fiqih yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula Mabadi’ul Fiqih

2 2 Ula Mabadi’ul Fiqih

3 3 Ula Safinah

4 1 Wustho Riyadhal Badiah

5 2 Wustho

6 3 Wustho Fatkhul Qarib

7 1 Ulya Fatkhul Mu’in 8 2 Ulya Fatkhul Mu’in 9 3 Ulya Fatkhul Mu’in

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

(6) Ilmu Usul Fiqih

Usul fiqih membahas dasar-dasar dan metode untuk menarik (istinbath) sebuah hukum. Sedangkan tujuan santri belajar ilmu usul fiqih, santri diharakan dapat mengetahui proses bagaimana sebuah hokum dihasilkan, dari sejak menetapkan masalahnya, pencarian dasar-dasarnya, penetapan alasan-alasanya, serta bagaimana alasan itu diolah hingga sampai kepada keputusan tertentu. Literatur kitab yang di kaji

Tabel 3.34. Nama kitab Usul Fiqih yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula -

2 2 Ula -

3 3 Ula -

4 1 Wustho -

5 2 Wustho Mabdi’u Awwaliyah

6 3 Wustho As Sullam

7 1 Ulya Al-Bayan.

8 2 Ulya -

9 3 Ulya Usul Fiqih

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

(7) Ilmu Tafsir

Adapun kitab yang di gunakan yaitu;

Tabel 3.35. Nama kitab Ilmu Tafsir yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

2 2 Ula -

3 3 Ula -

4 1 Wustho -

5 2 Wustho -

6 3 Wustho -

7 1 Ulya Tafsir Jalalain

8 2 Ulya Tafsir Al Munir

9

3 Ulya

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

(8) Hadist

Literatur kitab yang di gunakan dari tingkat awal sampai tingkat atas adalah;

Tabel 3.36. Nama kitab Hadist yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula -

2 2 Ula -

3 3 Ula -

4 1 Wustho -

6 3 Wustho Muhtarah Hadist

7 1 Ulya Fara idul Bahiyah

8 2 Ulya Muqadimatul Hadist

9 3 Ulya Bukhari Muslim

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

(9) Ulumu Hadist

Literatur kitab yang di gunakan;

Tabel 3.37. Nama kitab Ulumul Hadist yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula -

2 2 Ula -

3 3 Ula -

4 1 Wustho Arbain NAwawi

5 2 Wustho -

6 3 Wustho -

7 1 Ulya ‘illm Mushtolah al-Hadits.

8 2 Ulya -

9

3 Ulya

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

Kitab-kitab yang dipelajarari diantanya adalah kitab Khulashah Nurul Yaqin, Sirah Nabawiyah, Sirah ibn Ishaq.

Tabel 3.38. Nama kitab Tarikh (Sejarah Islam) yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula -

2 2 Ula -

3 3 Ula Khulashah Nurul Yaqin juz 1

4 1 Wustho Khulashah Nurul Yaqin Juz II

5 2 Wustho Khulashah Nurul Yaqin Juz III

6 3 Wustho Sirah Nabawiyah

7 1 Ulya -

8 2 Ulya - 9

b. Cara

Adapun cara penerapan kurikulum dalam pengajaran di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah ada dua komponen yang digunakan, yaitu metode dan strategi pembelajaran. 116

116Wawancara, Dengan ustadz Ali Imron, Ustadz di Pesantren Al-Mas’udiyah tahun

1) Metode yang digunakan adalah; a) Sorogan b) Lapanan c) Wetonan d) Bandongan e) Musyawarah

f) Takror (Pengulangan Pelajaran oleh santri) g) Muhafadzah (menghafalkan bait/ syair/ nadhom) h) Tadribat

Selain di atas Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah juga menggunakan metode dan strategi pembelajaran sebagai berikut;

(1) Student centered instruction, yaitu pembelajaran yang berpusat pada santri seperti diskusi yang dapat dibentuk dalam berbagai variasi strategi dari small group discussion sampai seminar. Pembelajaran dapat dikembangkan dengan cara simulasi dan game yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih hidup, santri bersifat aktif sedang guru sebagai fasilitator.

(2) Collaborative learning, yaitu cara belajar santri aktif (CBSA) melalui proses pembelajaran yang dilakukan bersama-sama antara guru dengan santri atau

antara santri dengan santri. Hal ini sangat bermanfaat karena

bersifat collaborative, yaitu belajar yang saling membantu antara guru dengan santri dan antara santri dengan santri.

(3) Cooperative learning, yaitu strategi yang sering disebut dengan group work, yaitu proses pembelajaran yang memberi kesempatan kepada santri untuk terlibat dalam kelompoknya, dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru, dengan masing-masing anggota memiliki tugas dalam kelompoknya dan mereka saling memeriksa pekerjaan teman-temannya kemudian bisa dikembangkan menjadi variasi kelompok, antara dua kelompok atau lebih sehingga semakin banyak masukan. Strategi cooperative learning adalah belajar yang dilakukan secara bersama-sama, saling membantu satu sama lain dalam kebersamaan kerja untuk mencapai keberhasilan masing-masing peserta dalam mencapai kompetensi ideal, yang pada hakikatnya membentuk image kompetensi kelas. (4) Self discovery learning, yaitu belajar melalui penemuan mereka sendiri (inquiry),

melalui penelitian dengan menemukan sendiri masalah yang harus dipelajari dan dipecahkan (problem solving). Untuk itu, keterlibatan santri dalam pembelajaran merupakan hal sangat penting dan menentukan keberhasilan pembelajaran. (5) Quantum learning, yaitu strategi belajar di mana dalam belajar semua indera

harus bekerja aktif (multi sensor) seperti melihat, mendengar, merasakan, melakukan, di mana semua komponen kecerdasan akan aktif bekerja dengan menggunakan multimedia dan pendayagunaan kelompok belajar.

(6) Contextual teaching and learning (CTL), yaitu strategi yang digunakan untuk membantu santri untuk memahami makna dari materi pelajaran dengan cara mengaitkan mata pelajaran tersebut dengan konteks kehidupan mereka. Secara nyata perwujudan dari belajar kontekstual adalah belajar berbasis masalah, berbasis inquiry, berbasis proyek, berbasis kerja, berbasis kooperatif.

4. Evaluasi pembelajaran yang digunakan adalah;

Sistem evaluasi pendidikan yang digunakan di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah, mengacu pada tujuan pendidikan di pesantren sendiri serta jenjang tingkatan yang di ikuti oleh santri. Yaitu ketika santri sudah dapat mencapai tujuan secara komprehensif di setiap mata pelajaran. Sehingga santri telah memahami isi dari ilmu yang dipelajari dianggap berhasil meskipun secara kognitif santri telah menguasi materi-materi yang diajarkan. Atau digunakan istilah dengan pembelajaran tuntas.

Pendidikan pesantren yang belum menggunakan sistem pendidikan modern belum mengenal sistem penilaian (evaluasi).117 Sehingga untuk evaluasi diserahkan kepada ustadz/ pengajar pembelajaran. Untuk evaluasi yang digunakan di Pondok- pesantren Al Mas’udiyyah adalah sistem evaluasi mastery learning, testulis, tanya jawab, dan setoran hafalan.

Untuk evaluasi mastery learning santri di tuntut menguasai satu buah kitab yang di pelajarinya, pada waktu tes ini santri di panggil satu persatu dan di suruh membaca kuning kosongan (tanpa di beri arti sedikitpun), apabila santri bisa membaca kitab kuning kosongan yang di baca serta menjelaskan apa yang dia baca

117

dengan baik, maka santri tersebut dinyatakan sudah tuntas. Ustadz yang mengevaluasi dua sampai tiga ustadz. 118

Sedangkan untuk tes tertulis, santri diberi soal-soal secara tertulis, tes ini dilaksanakan secara bersama-sama sesuai tingkatan jenjangnya. Adapun soal yang diteskan sesuai jumlah pelajaran yang di ajarkan. Untuk evaluasi tanya-jawab di gunakan untuk mata pelajaran Ilmu Nahwu. Ustadz menanyakan beberapa pertanyaan kepada santri dan santri menjawab sesuai yang di ajarkan oleh ustadz sebelumnya. Ketika santri dapat menjawab soal dengan baik dan benar serta member alasannya serta dasarnya, maka santri tersebut di katakana tuntas. 119

Adapun evaluasi setoran hafalan, santri harus menyetorkan hafalan-hafalan Nadham syair yang ada di kitab secara berkala. Ketika santri dapat menyelesaikan hafalan nadham-nadham syair di kitab maka santri tersebut dikatakan tuntas. Contoh nadham syair yang di gunakan untuk hafalan adalah; ala la, Kharidhatul Bahiyah, Tafrihatul wildan, Al Jurumiyah, Al Imriti, dan Al Fiyah Ibn Malik yang jumlahnya 1002 bait. 120

118

Wawancara dengan Ustadz Muhammad Hafidz ustadz di Pondok-pesantren Al-

Mas’udiyyah, tahun 2016.

119

Wawancara dengan Ustadz Fauzan ustadz di Pondok-pesantren Al-Mas’udiyyah, tahun 2016.

120Wawancara dengan Ustadz Muhammad Hafidz ustadz di Pondok-pesantren Al-

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah

Dari hasil penelitian penulis menemukan bahwa Kurikulum Pondok- pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al-Mas‟udiyyah adalah kurikulum pendidikan formal dan non formal, atau juga disebut dengan kurikulum modern dan tradisional.

Kurikulum modern yaitu pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olah raga dan kesenian yang disediakan oleh madrasah bagi peserta didik di dalam dan di luar madrasah dengan maksud menolongnya berkembang secara menyeluruh dalam segala segi dan mengubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.121 Kurikulum tradisioal memiliki sistem pendidikan yang spesifik yang memperhatikan kaitan tipikal struktur antara unsur-unsur pendidikan yang secara teratur saling berkaitan dan membentuk sebuah sistem pendidikan tradisional. Sistem pendidikan tradisional pada dasarnya bersifat konservatif dan kedap perubahan, terutama dalam aspek belajar mengajar.122

121

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Jakarta: Al-Husna,1986, 40

122Vernon Smith.”

Pendidikan Tradisional” dalam Paulo Freire, Ivan Ilich, Erich Fromm,

Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar yang termasuk dalam kurikulum non formal yaitu Pondok-Pesantren, Madrasah Diniyah Takmiliyah, dan Dakwah Islamiyah. Adapun Kurikulum Pondok-pesantren Al-Mas‟udiyyah yang termasuk non formal yaitu Pondok-pesantren, Madrasah Diniyah Takmiliyah, Tahafudzul

Qur‟an.

Secara filosofis akademik, Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok- pesantren Al-Mas‟udiyyah memiliki tujuan yang sama yaitu menjadiakan insan yang memiliki keseimbangan Spiritual, Intelektual, dan Moral menuju generasi

ulul albab yang berkomitmen tinggi terhadap kemaslahatan Umat dengan

berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah, serta berakhlak mulia. Dengan demikian Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al-Mas‟udiyyah ini menempatkan pendidikan sebagai bekal utama dalam menyebar luaskan ajaran agama Islam yang belandaskan Al-Qur‟an dan Hadist.

Untuk merealisasi insan yang spiritual, intelektual, bermoral, berilmu, serta berakhlakul karimah, maka Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok- pesantren Al-Mas‟udiyyah ini telah merumuskan langkah operasional yang dimasukkan ke kurikulum pesantren baik secara formal maupun nonformal.

1. Tujuan Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren

Al Mas’udiyyah di kaitkan dengan Era Globalisasi

Tujuan dari Pendidikan Pesantren bila dikaitkan dengan Pendidikan Nasional ada kesamaan, yaitu menciptakan generasi yang berilmu, beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermartabat, serta berakhlak mulia. Sedangkan Kurikulum Pondok-pesantren

Al-Manar dan Pondok-Al-Mas’udiyah bertujuan mewujudkan pembelajaran kepada santri yang pada akhirnya santri akan menjadi genersi yang berakhlakul karimah yang sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional ataupun Pesantren. Dengan kualitas keislaman, keimanan, keilmuanya, para santri lulusan dari Pondok-pesantren Al-Manar ataupun Pondok-pesantren Al-Mas’udiyah diharapkan mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya, untuk menyebarkan agama Islam. Sehingga Pondok-pesantren Al-Manar ataupun Pondok-pesantren Al-Mas’udiyah sangat terbuka bagi masyarakat kalangan manapun dan siapapun.

Dari tujuan tersebut dapat diasumsikan sebagai berikut:

a. Tujuan khusus: mempersiapkan para santri untuk menjadi orang yang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat dan berpedoman pada Al-Qur’an & Hadist. b. Tujuan umum: membimbing santri untuk menjadi manusia yang berkepribadian

Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat melalui ilmu dan amalnya.

Keterbukaan kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al– Mas’udiyyah dari yang awalnya berorientasi pada Ilmu Agama, memahami, serta mengamalkan ilmu secara tekstual, berkembang menjadi berorientasi ilmu umum dan ilmu agama, serta memahami dan mengamalkan ilmunya sesuai tempat dan zaman yang berkembang.

Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarankan pendidikan secara terbuka

kepada seluruh masyarakat dalam menyebar luaskan pendidikan Agama Islam, serta dapat meluluskan santri yang cakap dan luas serta tinggi kefahamannya tentang Agama Islam, berbakti dan beramal kepada masyarakat, berdasarkan taqwa kepada Allah sehingga nantinya menjadi masyarakat yang berilmu, beramal dan bertaqwa.

Kurikulum Pondok Pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah secara keseluruhan mengacu pada kurikulum Pendidikan Pesantren, karena pelajarannya dari tingkatan bawah sampai yang atas sudah terstruktur di Pondok Pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah, serta ilmu yang nanti di butuhkan oleh masyarakat juga di ajarkan di Pondok Pesantren Al-Manar dan Pondok- pesantren Al Mas’udiyyah.

Santri Pondok-pesantren Al-Manar dan Al Mas‟udiyyah di bimbing untuk menjadi manusia yang berkepribadian islami yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubalig Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu yang dia kuasai dan di amalkannya. Penguasaan pada satu keilmuan agama, wajib dimiliki oleh semua santri. Itu sebagai pengamalan ilmu yang di miliki santri, sehingga santri dapat mengamalkan dengan dasar yang jelas dan sesuai ajaran Agama Islam.

Dasar yang jelas dalam pengembangan kurikulum adalah tujuan Pondok- pesantren. Di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah pada awalnya kurikulum hanya bertujuan menyebarkan agama

islam, seiring dengan berkembangnya zaman era globalisasi akhirnya di susunlah visi dan misi di Pondok-pesantren Al Manar maupun Pondok-pesantren Al-

Mas‟uddiyah serta pembenahan kurikulum di masing-masing Pondok-pesantren. Sehingga tujuan kurikulum selalu mengembangkan kebutuhan sesuai perkembangan zaman di era globalisasi ini.

Perubahan kurikulum yang terjadi di Pondok-pesantren Al-Manar yaitu pada kepemimpinan Kyai Fatkurrohman, pada tahun 1982. Yaitu dengan dari kyai Duri di lanjutkan Kyai Fatkurrohman. Pada tahun ini Pondok-pesantren memperbaiki manajem pesantren, sarana prasarana, serta penambahan Ustadz yang mengajar di pondok pesantren. Sedangkan di Pondok-pesantren Al

Mas‟uddiyah perubahan kurikulum pad a masa kepemimpinan Kyai Ali Mas‟ud

yaitu pada tahun 1969. Pada tahun ini pula pengembangan kurikulum, penambahan ustadz, penambahan asrama di lakukan di Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah.

Perubahan kurikulum yang terjadi di Pondok-pesantren dan Al-

Mas‟udiyyah di sebabkan bertambahnya kebutuhan keilmuan untuk para santri- santri serta menyesuaikan dengan perkembangan zaman era globalisasi, sehingga Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesanren Al-Mas‟udiyyah selalu mengikuti perkembangan zaman.

2. Isi Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah di kaitkan dengan Era Globalisasi

Isi kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

berubah, dan dirancang sesuai tuntutan perkembangan zaman yang terus bergerak maju seiring kemajuan Nasional dan Era Globalisasi. Isi kurikulum Pondok- pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah dalam

Dokumen terkait