• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relevansi Pemikiran Pendidikan Karakter KH Hasyim Asy’ar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Relevansi Pemikiran Pendidikan Karakter KH Hasyim Asy’ar

Asy’ari dan Hamka

Tujuan pendidikan karakter pada intinya membentuk kepribadian seseorang yang dijiwai oleh iman dan takwa sehingga melahirkan perilaku- perilaku terpuji. Kebutuhan pendidikan karakter dalam proses pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan berarti. Hal demikian sejalan

dengan pemikiran KH. Hasyim Asy‟ari dan Hamka yang memfokuskan

pentingnya pendidikan karakter dalam proses pendidikan.

Menurut KH. Hasyim Asy‟ari bahwa pada dasarnya pendidikan harus

mampu untuk mengaplikasikan pengetahuan dengan perbuatan, tapi lebih dari itu perlunya menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak yang luhur secara integratif.59 Dalam pandangan Hamka ekspresi fitrah manusia akan terpancar dalam tabiat kemanusiannya. Eksistensi fitrah hendaknya senantiasa disempurnakan dan diperhalus supaya tercapai tujuan budi. Proses ini akan terwujud secara efektif melalui pendidikan. 60

Pemikiran pendidikan karakter menurut KH. Hasyim Asy‟ari dan Hamka

sangat relevan untuk pendidikan saat ini, mengingat beberapa komponen pendidikan karakter di Indonesia meliputi makna dan tujuan pendidikan, makna dan landasan filosofis karakter, serta paradigma pendidikan karakter memiliki keterkaitan yang signifikan. Terkait dengan pendidikan karakter

59Suwendi, Konsep Pendidikan KH. Hasyim Asy’ari, (Ciputat: LekDis, 2005), h.77

60Ramayulis & Nizar, Syamsul, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam, (Ciputat: PT. Ciputat Press Group, 2005), h. 264

pendidik dan peserta didik dapat dikatakan sebagai insan kamil, maka harus berpegang teguh kepada tauhid dan moral.

Merujuk pada ide-ide pemikiran KH. Hasyim Asy‟ari dan Hamka yang paling mendasar ialah tentang konsep pendidikan karakter cukup relevan dengan tujuan pendidikan nasional yang dicetuskan dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.61

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, mengangkat pendidikan karakter menjadi program prioritas pendidikan dan kebudayaan. Kebijakan tersebut ditetapkan sebagai upaya mempersiapkan generasi muda yang tangguh dan berkarakter kuat dalam menghadapi perkembangan zaman. Untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut, Kemendikbud menetapkan Program Penguatan Karakter (PPK) dengan menambahkan durasi waktu anak didik di sekolah ataupun di luar sekolah dalam tanggung jawab sekolah sebagai rumah kedua.

Implementasi PPK akan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas satuan pendidikan. Dengan tahapan pelaksanaannya melalui kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler para siswa diluar jam belajar merupakan jam pelajaran tambahan dalam rangka penguatan karakter, yang dilakuakan di sekolah, dan/atau di luar sekolah dalam tanggungjawab sekolah.62 Adapun manfaat dari implikasi program PPK diantaranya adalah penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan daya saing siswa dengan

61Undang-Undang tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya, (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004), h.4

62sumber: Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: 8 September 2016, (http://www.kemendikbud.go.id)

kompetensi abad 21, yaitu berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi.

Dalam rangka membangun dan mengembangkan karakter manusia dan bangsa Indonesia agar memiliki karakter yang baik, unggul dan mulia. Upaya yang tepat untuk itu adalah melalui pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting dan sentral dalam pengembangan potensi manusia, termasuk potensi mental. Melalui pendidikan diharapkan terjadi transformasi yang dapat menumbuhkembangkan karakter positif, serta mengubah watak dari yang tidak baik menjadi baik.63

Implementasi pendidikan karakter dikembangkan dalam proses pembelajaran yang bermuara pada pembentukan karakter dalam diri peserta didik. Proses ini dilaksanakan melalui proses pemberdayaan dan pembudayaan (habitual). Proses ini berlangsung dalam tiga pilar pendidikan yakni dalam satuan pendidikan formal dan nonformal, keluarga, dan masyarakat. Lingkungan keluarga dan masyarakat diupayakan terjadi proses penguatan dari orang tua/wali serta tokoh-tokoh masyarakat terhadap perilaku berkarakter mulia yang dikembangkan di satuan pendidikan formal dan nonformal sehingga menjadi kegiatan keseharian di rumah dan di lingkungan masyarakat masing-masing.64

Pendidikan karakter sangatlah penting untuk dikembangkan, karena di dalam pendidikan karakter terdapat pembelajaran hidup untuk untuk mempertahankan eksistensi diri dalam bekerja sama sebagai anggota keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga membantu dalam pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain, perkembangan dan pembentukan karakter memerlukan pengembangan keteladanan yang ditularkan, pembentukan karakter dapat diperoleh dari

63Direktorat Pendidikan Nasional, Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun Anggaran 2010, h. 4

keteladanan tokoh, guru, orang tua dengan menjadikan mereka sebagai role model dalam kehidupan keseharian.

83

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai “Studi Komparasi Pemikiran KH. Hasyim Asy‟ari dan Hamka tentang

Pendidikan Karakter” maka, penulis menyimpulkan bahwa :

1. Pemikiran Pendidikan Karakter

a. KH. Hasyim Asy‟ari

Pemikiran pendidikan karakter KH. Hasyim Asy‟ari memiliki kecendrungan mengetengahkan nilai-nilai estetika yang bernafaskan sufistik dengan memberikan perhatian khusus dalam mendidik akhlak yaitu melalui pendidikan karakter. Proses mencari dan menyebarluaskan ilmu hanya bertujuan untuk mengharapkan ridho Allah semata. Pendidik dan peserta didik dituntut untuk menjaga akhlak dalam pendidikan, segala kondisi yang terjadi senantiasa meresponnya dengan kebaikan budi dan akhlaq al-karimah., dan pentingnya usaha yang mendorong terbentuknya karakter positif dalam berperilaku adalah dengan menghayati nilai-nilai luhur dan berpegang teguh pada ketauhidan.

b. Hamka

Pemikiran pendidikan karakter Hamka berangkat dari konsep tentang manusia yang memiliki fitrah untuk senantiasa berbuat kebajikan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah fi al- ardh dan hamba Allah hendaknya mengoptimalkan akal, hati, dan pancaindera. Pendidikan menurut Hamka tidak hanya mengoptimalkan kecerdasan intelektual, tetapi lebih dari itu dengan ilmu manusia akan mampu mengenal Tuhannya, memperhalus akhlaknya, membangun budi pekerti dan senantiasa berupaya mencari keridhaan Allah. Pendidikan orang

tua di rumah dan keteladanan guru di sekolah dalam menanamkan nilai-nilai budi pekerti luhur serta dukungan masyarakat sebagai kontrol sosial yang bertanggung jawab dalam pengembangan pendidikan karakter.

2. Persamaan dan Perbedaan Pemikiran Pendidikan Karakter

Persamaan pemikiran pendidikan karakter KH. Hasyim

Asy‟ari dan Hamka menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk

mendekatkan diri kepada Allah dan memberikan perhatian khusus dalam mendidik akhlak melalui pendidikan budi pekerti. Tujuan pendidikan adalah mengamalkan ilmu pengetahuan dan meraih Ridho Allah, pendidik mampu menjadi teladan bagi muridnya. Pendidikan karakter mempengaruhi fitrah manusia dengan lingkungannya.

Sedangkan perbedaannya terletak pada Hamka menegaskan bahwa hendaknya peserta didik memiliki sikap kritis, tidak mengkultuskan gurunya, tidak taqlid buta dan selalu membenarkan apa yang disampaikan guru. Adapun KH. Hasyim Asy‟ari memiliki pendekatan yang cendrung sufistik serta pusat pendidikan terletak pada hati. Berbeda dengan Hamka yang mengoptimalkan potensi akal, panca indera dan hati dalam proses pendidikan.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mengemukakan implikasi dari pemikiran kedua tokoh tersebut bahwa:

1. Pendidikan hendaknya bukan pada ranah kognitif tapi lebih kepada penanaman nilai dan makna sehingga melahirkan peserta didik yang tidak hanya cerdas akal pengetahuan tetapi memiliki karakter yang baik.

2. Pendidikan orang tua, keteladanan guru di sekolah dan kontrol sosial dari masyarakat merupakan tri pusat pendidikan yang

bertanggung jawab untuk bekerja sama dalam pengembangan pendidikan karakter.

3. Guru memberikan pengetahuan tentang kebaikan, setelah siswa menjadi paham, kemudian dilatih dan dibiasakan, mampu merasakan sehingga siswa senantiasa berbuat baik (mencintai kebaikan), dan mau melakukan kebaikan.

C. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi Pendidik

Mengenai konsep pendidikan karakter yang diusung oleh KH.

Hasyim Asy‟ari dan Hamka, sebagai pelaksana dan penanggung jawab

pendidikan, selain untuk meningkatkan profesional dan kompetensi, pendidik diharapkan senantiasa memperbaiki sikap dan tingkah laku karena apa yang kita lakukan akan menjadi cerminan keteladanan bagi peserta didik.

2. Bagi Orang Tua

Anak merupakan anugrah dan investasi akhirat bagi orang tua, didiklah mereka dengan pengetahuan agama, penuhilah segala kebutuhan jasmani dan spiritualnya, orang tua tidak harus menuntut anaknya untuk pintar, tapi lahirlah anak yang berkarakter baik dan takut kepada Khaliqnya.

3. Bagi Masyarakat

Masyarakat sebagai unsur pendidikan menjadi kontrol sosial dalam berkontribusi pada pengembangan karakter seseorang. Karena masyarakat adalah bagian dari lingkungan pendidikan dimana anak tumbuh dan berkembang.

4. Bagi Pemerintah

Diharapkan untuk berkomitmen dalam mengembangkan kebijakan pendidikan yang fokus pada pendidikan karakter sehingga terwujudnya anak bangsa yang cerdas intelektualnya dan berkarakter mulia.

DAFTAR PUSTAKA

Ainiyah, Nur. Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam, Jurnal

Al- Ulum (Jurnal Studi Islam), Vol. 13 Nomor 1, Juni 2013

A mad Ibnu al usaīn Ibnu „Alī Abū Bakar al Baīhaqī, Sunan al Baīhaqī al- Kubra, Juz 51 BAB Kesempurnaan Akhlak dan Keutamaannya No. Hadis

21301, Makkah: Maktabah Dār Bāz,1994

Akbarwati, Ika. Anies Baswedan Nyatakan Pendidikan Indonesia Gawat Darurat, diakses 16/08/2016 11:15 a.m (http://www.selasar.com)

Al-Qur‟an dan Tafsirnya, Departemen Agama RI, Jakarta: Lentera Abadi, 2010

Aly, Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999 Anwar, Muhammad Jafar. Membumikan Pendidikan Karakter, Jakarta: CV. Suri

Tatu‟uw, 2015

Arifin, H.M. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara , 2009

Assegaf, Abd. Rahman. Filsafat Pendidikan Islam, Paradigma Baru Pendidikan Hadhari Berbasis Integratif-Interkonektif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011

Asmani, Jamal Ma‟mur. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di

Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013

Burhanudin, Tamyiz. Akhlak Pesantren Solusi bagi Kerusakan Akhlak,

Yogyakarta: Ittaqa Press, 2001

Chairul, Mahfud. Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011 Daryanto & Darmiatun, Suryatri. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah,

Yogyakarta: Gava Media, 2013

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012

Ensiklopedi Al-Qur‟an Tematis Jilid 3, Jakarta: PT. Kharisma Ilmu, 2006

Faturrohman, Pupuh. Pengembangan Pendidikan Karakter, Bandung: Refika Aditama, 2013

Fitri, Agus Zainul. Pendidikan Karakter Berbasis Pendidikan Nilai & Etika di Sekolah, Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2012

Gunawan, Heri. Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014

Hamid, Shalahuddin & Ahza, Iskandar. 100 Tokoh Islam Paling Berpengaruh di Indonesia, Jakarta: Intimedia, 2003

Hamka. Lembaga Hidup, Jakarta: Republika Penerbit, 2015 ---. Falsafah Hidup, Jakarta: Republika Penerbit 2015 Hamka, Irfan. Ayah, Jakarta: Republika, 2014

Harun, Salman. Tafsir Tarbawi, Ciputat: UIN Jakarta Press, 2013

Hasan, Sholeh. “Analisis Komparatif Konsep Pendidikan Karakter Perspektif Thomas Lickona dan Al-Zarnuji serta implikasinya terhdap implikasinya terhadap pendidikan Agama Islam, Makalah ini disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Serentak Se Indonesia, 2016. 30 Maret. Semarang : Universitas Negeri Semarang 2016

Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011

Husaini. Pembinaan Pendidikan Karakter, Jurnal kependidikan dan keIslaman, Vol. XXI, No. 1 Januari-Juni 2014

Isnawati. “Studi Komparasi Pemikiran Hasan Al-Banna dan Ahmad Dahlan Tentang Konsep Pendidikan Islam”. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta: 2015. tidak dipublikasikan

Jannah, Roudathul. “Pemikiran Hamka tentang Nilai-Nilai Pendidikan Budi Pekerti”. Skripsi pada jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga: 2015. tidak dipublikasikan

Kesuma, Dharma. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah,

Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2011

Koesoema, Doni. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh, Yogyakarta: PT. Kanisius, 2015

Khon, Abdul Majid. Hadis Tarbawi, (Jakarta: Kencana Media Grup, 2014

Khoiruddin. “Pendidikan Karakter Menurut K.H Hasyim Asy’ari (Studi

Kepustakaan dalam kitab Adab al-Alim Wal Muta’allim)”. Tesis pada Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Ponorogo : 2016. tidak dipublikasikan

Leandha, Mei. Cekcok Soal Skripsi Mahasiswa Bunuh Dosennya, diakses 2016/05/02 10:45 a.m (http://regional.kompas.com)

M. Noor, Rohinah. KH. Hasyim Asy’ari Memodernisasi NU & Pendidikan Islam, Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2010

MN, Aguk Irawan. Penakluk Badai Novel Biografi KH. Hasyim Asy’ari, Yogyakarta: Kalam Nusantara, 2016

Margono, S. Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007 Marzuki. Pendidikan Karakter Islam, Jakarta: Amzah, 2015

Mahjuddin. Akhlak Tasawuf , Jakarta: Kalam Mulia, 2009

Majid, Abdul & Andayani, Dian. Pendidikan Karakter Prespektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011

Mujib, Abdul. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Media Group, 2008 Maunah, Binti. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan

Kepribadian Holistik Siswa, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun V, No. 1, April 2015

Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2005

Musli. Metode Pendidikan Akhlak Bagi Anak, Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011, h. 217

Muslich, Masnur. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, Jakarta: Bumi Aksara, 2015

Najib, Muhammad & Wiyani, Novan Ardhy. Manajemen Strategik Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini, Yogyakarta: Gava Media,2016

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf, Jakarta: Rajawali Press, 2012

---. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Raja oleh Grafindo Persada, 2012

---. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Media Group, 2010

---. Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005 ---. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001

Nafilah, Laeli. “Konsep Pendidik Menurut Buya Hamka (Telaah buku “Lembaga

Hidup” Karya Hamka)” Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Sunan

KaliJaga Yogyakarta: 2011, tidak dipublikasikan

Octavia, Lanny, dkk. Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren, (Jakarta: Yayasan Rumah Kita Bersama, 2014

Purwanto, Nanang. Pengantar Pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014

Ramayulis & Nizar, Syamsul. Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam, Ciputat: PT. Ciputat Press Group, 2005

Rijaluddin. Bunga Rampai Pendidikan Islam, Jakarta: Pusat Kajian Islam UHAMKA, 2008

Rouf, Abdul. Dimensi Tasawuf HAMKA, Selangor: Piagam Intan SDN.BHD, 2013

Sabri, Alisuf. Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1998

Saliman. Kamus Pendidikan Pengajaran Dan Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 1994 Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2012 Samani, Muchlas & Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011

Shobahussurur. Pembaruan Pendidikan Islam Perspektif Hamka, Jurnal TAQAFAH, vol.5, No.1, Jumadal ula,1430

Shidiq, Sapiudin. Pendidikan Menurut Buya Hamka, Tahdzib Jurnal Pendidikan Islam Vol. II, No. 2, Juli 2008

Shihab, Quraish. Membumikan Al-Qur’an Jilid 2, Jakarta: Lentera Hati, 2010 Sudin. Pemikiran Hamka Tentang Moral, Jurnal Esensia, Vol. XII, No. 2 Juli

2011

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2013

Sukardjo & Komarudin, Ukim. Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: Rajawali Press, 2012

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007

Sumedi. Tahap-tahap Pendidikan Karakter dalam Pemikiran Ki Ageng Suryomentaram dan Relevansinya dengan Pendidikan Akhlak Islam, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 1, Nomor 2, Desember 2012

Sururin. Etika Pendidik dan Peserta didik menurut KH. Hasyim Asy’ari, Tahdzib Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. III, No. 1, Januari 2009

Susanto. Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2010

Suwendi. Konsep Pendidikan KH. Hasyim Asy’ari, Ciputat: LekDis, 2005

Syah, Darwyn. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007

Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997

Undang-Undang tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya, Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Yasin, Mubarok & Karyadi, Fathurrahman. Profil Pesantren Tebu Ireng,

Jombang: Pustaka TebuIreng, 2011

Yaumi, Muhammad. Pendidikan Karakter Landasan, Pilar & Implementasi, Jakarta: Prenada Media Grup, 2014

Yopi Fajar Suryadi. Konsep Pendidikan Karakter Menurut KH. Zainuddin Fananie Dan Implikasinya Pada Pendidikan Islam,Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2013. tidak dipublikasikan

Zaini, Nur. Pendidikan Karakter Perspektif Islam, e-Journal Kopertais, Vol. 8, No.1, 2014

Ziaulhaq, Mochamad. Sekolah Berbasis Nilai, Bandung: Ihsan Press, 2015

Zuhdi, Rahman. “Pendidikan Akhlak KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim

Asy’ari (Studi: Analisis dan Komparatif). Skripsi pada jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2013. tidak dipublikasikan

BIODATA PENULIS

Nuriah Miftahul Jannah, kelahiran Ende, 13 Februari 1995. Semenjak menjadi mahasiswa, penulis berdomisili di Kosan Darwin, Jalan Kertamukti Gg H. Nipan, No.74 RT.001/008, perumahan Griya Nipah, Pisangan, Ciputat Timur-Tangerang Selatan. Ketika menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), HMJ PAI (Himpunan Mahasiswa Jurusan). Pernah menjadi pengurus Asrama Putri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012/2013. Penulis pernah menjadi admin/staff di kantor jurusan PAI. Anggota di Lentera Muda Ciputat. Selain itu, penulis adalah tim dalam akreditasi jurusan PAI tingkat ASEAN (AUN-QA).

Dokumen terkait