BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA
C. Relevansi Teori Profan dan Sakral Mircea Elliade dengan
Penghormatan terhadap binatang lembu di Pura Penataran Luhur Medang Kamulan berdasarkan pada mitos yang dibangun oleh umat Hindu mengenai lembu. Mereka menganggap lembu sebagai binatang yang suci dan sakral, karena lembu merupakan simbol dari ibu dan alam semesta. Kesakralan lembu membuat umat Hindu di Pura berpantangan untuk mengkonsumsinya.
Kesakralan lembu tersebut sesuai dengan teori Mircea Elliade mengenai profan dan sakral. Semua yang ada di alam semesta merupakan manifestasi dari Yang Sakral, dan bisa menjadi sakral karena adanya proses hierophany. Sesuatu yang sakral menampakkan diri dalam benda-denda dunia. Manifestasi tersebut selalu diwujudkan dan dikenang melalui simbol-simbol.
Lembu merupakan objek simbol yang di satu sisi tetap menjadi dirinya seperti sediakala, di sisi lain bisa berubah menjadi sesuatu yang baru, sesuatu yang berbeda dengan yang sebelumnya. Sebuah benda atau binatang dan lain sebagainya bisa menjadi tanda yang sakral, asalkan manusia menemukan dan kemudian meyakini bahwa semua itu sakral. Lembu hanya sebuah binatang yang sama dengan binatang lain, namun umat Hindu yakin bahwa lembu adalah binatang yang dihormati dan di dilarang untuk mengkonsumsinya.
10
61
Menurut Mircea Elliade, simbol berfungsi sebagai mediator manusia untuk berhubungan dengan yang sakral. Sebab, manusia tidak bisa mendekati yang sakral secara langsung, karena yang sakral itu transenden. Sedangkan manusia adalah mahluk temporal yang terkait di dalam dunianya. Manusia bisa mengenal yang sakral melalui simbol. Dengan demikian, simbol merupakan suatu cara untuk dapat sampai pada pengenalan terhadap yang sakral dan transenden.
Lembu menurut umat Hindu di Pura Penataran Luhur Medang Kamulan merupakan simbol alam semesta, yang mana dengan menghormati lembu mereka akan merasa bahwa keimanan nya akan bertambah. Mereka merasa lebih dekat dengan Tuhan karena bisa menjalankan ajarannya.
Jika umat Hindu di Pura Penataran Luhur menghormati lembu karena mitos terhadap lembu tersebut. Menurut Elliade, ketika simbol-simbol dikemas ke dalam dalam bentuk naratif, maka itu semua bisa dianggap sebagai mitos. Suatu mitos religius bukanlah sekedar kontemplasi intelekutual, bukan pula suatu hasil penalaran, melainkan merupakan oreintasi mental dan spiritual yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan tuhan.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan peneliti diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Lembu merupakan binatang yang dianggap suci oleh umat Hindu. Dalam kepercayaan umat Hindu, di dalam tubuh lembu bersemayam tiga puluh tiga dewa, sehingga lembu dipuja sebagai manifestasi dari yang sakral dan tidak boleh dikonsumsi.
2. Bagi umat Hindu di Pura Penataran Luhur Medang Kamulan lembu merupakan binatang yang mengandung banyak mitologi-mitologi di dalamnya,seperti mitologi bahwa tubuh lembu merupakan tempat persemayaman para dewa. Selain itu, Berdasar pada keyakinan yang diajarakan oleh para leluhur maka umat Hindu di Pura Penataran Luhur Medang Kamulan menghormati binatang lembu dan berpantangan mengkonsumsi daging lembu.
B.SARAN
Berdasarkan data-data dan hasil pembahasan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
63
Umat Hindu disarankan bahwa dalam menghormati lembu dan menjaga ajaran mengenai pantangan mengkonsumsi daging lembu, hendaknya menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan persinggungan dengan masyarakat setempat yang mayoritas muslim.
2. Bagi Masyarakat Umum
Untuk menjaga toleransi umat beragama, sebaiknya dalam sebuah perayaan yang melibatkan umat dari agam lain sebaiknya memperhatikan jenis makanan yang disajikan.
3. Bagi Pembaca
Setiap mahluk hidup yang ada merupakan ciptaan Tuhan yang memiliki fungsi sendiri-sendiri, sehingga kita harus menjaga dan menghormatinya.
64
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Bustanuddin. Agama dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Arifin, Zainul. Hinduisme dan Buddhisme. Surabaya: Alpha, 2005.
Ari Kunto, Suharsini. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Azwar, Saifuddin. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian pendidikan dan
kebudayaan. Kamus Bahasa Indonesia untuk pelajar, Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa jalan Daksinapati IV, 2011.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gresik, Gresik Dalam Angka 2016, Gresik: BPS Kabupaten Gresik, 2016.
Damaryasa, Keagungan sapi menurut Weda. Bali: Pustaka manikgeni, 2009. Darajat, Zakiah. Perbandingan Agama. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Dasim Mathar, Moch. Sejarah, Teologi dan Etika Agama-agama. Yogyakarta: Interfidei,2003.
Dhavamony, Mariasusai. Fenomenologi Agama, terj. Driyarkara. Yogyakarta: kanisius, 1995.
Govindaji,Sri Sri Radha. Cerita-cerita Rohani. Radhastami: Sukadeva dasa, 1998. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha. Jakarta: Badan Penerbit Kristen,
1997.
Keene,Michael. Agama-agama Dunia . Yogyakarta: Kanisius, 2006.
Made Wiana, “Rasionalitas di Balik Perlakuan Masyarakat Terhadap Hewan Kerbau di Desa Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis,
Kabupaten Karangasem”, Skripsi tidak diterbitkan, (Denpasar: Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana Denpasar, 2016.
65
Mansyuri. “Revivalisme Agama: Sebuah Telaah Fenomelonogi Tentang Kekerasa Agama Bernuansa Agama Dari Tinjauna Mircea Elliade Dalam The Myth
Of The Etrnal Return”, Tesis tidak diterbitkan, (Jakarta: Program Studi Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011). Moeloeng, J Lexy. Metodologi Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000. Muchtar hazali, Adeng. Antropologi Agama. Bandung: Alfabeta, 2011.
Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif . Yogyakarta: Rakesarasin, 1996.
Mustakin, Mengenal Sejarah dan Budaya Masyarakat Gresik . Gresik: Dinas P&K Kab. Gresik, 2005.
Naik, Zakir. Konsep Tuhan Dalam Agama-agama Besar Dunia. al-hasananin Pals, L Daniel. Dekonstruksi Kebenaran; Kritik Tujuh Teori Agama, terj. Inyiak
Ridwan Muzir. Yogyakarta: IRCiSoD, 2001.
Robertson, Roland. Agama: Dalam Analisa dan interpretasi sosiologis, terj.Achmad Fedyani. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
Sami ibn Abdillah ibn Ahmad al-Maghluts. Athlas al-Adyan, terj. Fuad Syaifuddin Nur. Jakarta: Almahira, 2001.
Setia Dharma Bahkti, https://puramedangkamulan.wordpress.com/sekilas-pura/ “Sejarah Pura Penataran Luhur Medang Kamulan”, (Kamis, 11 Januari 2017)
Setiyani, Wiwik. Bahan Ajar Studi Praktek Keagamaan. Yogyakarta: Interpena, 2014.
Shalaby, Ahmad. Perbandingan Agama: Agama-agama besar di India. Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Sivananda, Sri Swami. Intisari Ajaran Hindu. Surabaya: Paramita, 1993. Spraddley, James P. Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006.
Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2006.
Tim Penyusun. Gresik Dalam Sebuah Prespektif Sejarah. Gresik : PemKab. Gresik, 2003.