• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Rumusan Masalah

5. Religiusitas

a. Pengertian Religiusitas

Menurut Nasution (dalam Purwati, 2016:34) Religi berasal dari bahasa latin, menurut satu mendapat asalnya relegere yang mengandung arti mengumpulkan, membaca, mengikat. Inti sari yang terkandung dalam

istilah tersebut adalah, bahwa agama mengandung arti kata ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.

Menurut Ishommudin (dalam Purwati, 2016:35) Agama sebagai suatu ciri kehidupan social manusia yang universal dalam arti semua masyarakat mempunyai cara berfikir dan pola perilaku yang memenuhi untuk disebut agama yang terdiri dari tipe symbol. Citra, kepercayaan, dan nilai-nilai spesifik yang mana makhluk manusia menginterpretasikan eksistensi mereka yang didalamnya mengandung komponen ritual.

Religiusitas adalah suatu kesatuan unsur yang komprehensif, yang menjadikan seseorang disebut sebagai orang yang beragama (being religious), dan bukan sekedar mengaku mempunyai agama (having religious). Religiusitas meliputi pengetahuan agama, pengalaman agama, perilaku (moralitas) agama, dan sikap sosial keagamaan. Dalam islam, religiusitas pada garis besarnya tercermin dalam pengamalan akidah,

syari’ah dan akhlak. Atau dengan ungkapan lain : iman, islam dan ihsan.

Bila semua unsur di atas telah dimiliki oleh seseorang, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut merupakan insan beragama yang sesungguhnya.

Religiusitas tidak hanya diwujudkan dalam beribadah saja, namun juga melakukan aktivitas lain yang didorong dengan dasar agama. Bukan hanya aktivitas yang nampak dan dapat dilihat mata, namun juga aktivitas yang tidak nampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena itu

religiusitas sesorang meliputi berbagai macam sisi atau dimensi. Pengertian religiusitas berdasarkan dimensi yang dikemukakan oleh Glock dan Stark (dalam Ancok, 2008) (dalam Purwati, 2016) adalah seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa tekun pelaksanan ibadah dan seberapa dalam pengkhayatan agama yang dianut seseorang.

Dari pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa religiusitas merupakan penghayatan keagamaan seseorang dan keyakinan terhadap adanya Tuhan yang diwujudkan dengan mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya dengan keiklasan. Bukan hanya beribadah yang tampak dilihat oleh mata tetapi juga perwujudan yang perilaku dalamkehidupan sehari-hari.

a. Factor yang mempengaruhi Religiusitas

Thouless (2000:119) menyatakan ada beberapa factor yang mempengaruhi religiusitas, yaitu:

1. Pengaruh pendidikan dan berbagai tekanan social (factor social) yang menyangkut semua pengaruh social dalam perkembangan sikap keagaman, termasuk pendidikan orang tua, tradisi social untuk menyesuaikan dengan berbagai pendapatan sikap yang disepakati oleh lingkungan.

2. Berbagai pengalaman yang dialami oleh individu dalam membentuk sikap keagamaan terutama pengalaman mengenai

keindahan, keselarasan, dan kebaikan, konflik moral (factor moral, pengalaman emosional keagamaan (faktor efektf).

3. Faktor yang seluruhnya atau sebagian yang timbul dari kebutuhan- kebutuhan yang tidak terpenuhi, terutama kebutuhan terhadap keamanan, cinta kasih, dan harga diri.

4. Factor intelektual yaitu berbagai hal yang berhubungan dengan proses pemikiran verbal terutama dalam pembentukan keyakinan- keyakinan keagamaan.

b. Dimensi Religiusitas

Menurut Glock dan Stark (dalam Ancok dan Suroso, 2008:77) menerangkan tentang lima macam dimensi keagaman, yaitu:

1. Dimensi keyakinan (ideologis) atau akidah islam

Dimensi ini berisi tentang pengharapan-pengahrapan dimna orang religious berpengang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut atau bisa dikatakan membahas tentang keimanan penganut suatu aliran agama. Dalam islam, keyakinan sejajar dengan akidah yang menunjukkan pada seberapa tingkat keyakinan seorang muslim dalam melaksanakan kegiatan ritual sesuai yang dianjurkan oleh agama. Dalam keberislaman, dimensi keimanan menyangkut tentang rukun iman. Hal tersebut tergambar pada keyakinan dengan adanya Allah, mengakui kebesaran Allah, pasrah pada

Allah, melakukan sesuatu dengan iklas, percaya takdir Allah, mengagungkan nama Allah. Dengan keimanan dalam diri, akan mempengaruhi keseluruhan tingkah laku dan perbuatan seseorang sehingga dapat berpikir dengan positf dalam menyelesaikan setiap permaslahan atau pekerjaan yang sedang dihadapi.

2. Dimensi peribadatan (ritualistic) atau syariah

Dimensi ini berisi tentang seberapa jauh tingkat ketaatan untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianut. Syariah dalam islam mengarrah pada tingkat kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan riuual sebagaimana dianjurkan dalam agama. Dalam keberislaman, simensi ini mencangkup tentang pelaksabaab sholat, puasa, zakat, haji, memabaca al-quran, doa, dzikir, ibadah kurban, iktikaf dan lain lain.

3. Dimensi penghayatan atau pengalaman (eksperiensial)

Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, perssepsi-persepsi dan sensasi yang dialami seseorang dalam menjalankan agama yag dianut. Pengalaman spiritual akan nenguatkan diri seseorang ketika terbentur pada suatu masalah kehidupan. Dimensi ini tergamvar dalam sikap sabar dalam menghadapi cobaan, takut ketika melanggar aturan, dan lain sebagainya.

4. Dimensi pengetahuan agama (intelektual)

Dimensi ini mengacu pada pengetahuan sesorang mengenai ajaran-ajaran agamanya. Dalam praktik kehidupan, seseorang yang melaksanakan perintah dan menjauhi larangan agama akan memperoleh kesejahteraan lahir dan batin (dunia dan akhirat). Hal tersebut membutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang ajaran agama dengan membaca kitab suci, emembaca buku agama, timbul getaran perasaan ketika mendengar bacaan kitab suci.

5. Dimensi pengalaman (konsekuensial) atau akhlak

Dimensi ini membahas seberapa tingkatan seorang muslim dalam berperilaku sehingga dimotivasi oleh ajaran-ajaran agama yang mencangkup hubungan antara sesama manusia atua relasi antaa individu dengan dunianya serta seberapa jauh seseorang dapat menerapkan ajaran agama dalam perilaku sehari-hari. Hal tersebut tergambar dari tolong-menolong, lapang dada, saling menyayangi dan mengasihi, selalu optimis dalam menghadapi persoalan, tidak mudah purus asa, fleksibel dalan menghadapi berbagai masalah, bertanggung jawab dan dapat menjaga kebersihan lingkungan.

Berdasarkan penelitian diatas penulis menggunakan teori yang dikemukan oleh Glock dan Strak (dalam Ancok dan Suroso,

2008:77 ) sebagai indicator, teori tersebut mencakup lima dimensi yang mendasari individu dalam religiusitas (keberagaman), meliputi: ideologis atau keyakinan (religious belief), ritualistic atau peribadatan (religious practice), eksperimensial atua pengalaman (religious feeling), intelektual atau pengethauan

(religious knowledge), dan konsekuensi atau penerapan (religious

effect).

C. Kerangka Penelitian

Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, maka diperlukan suatu kerangka pemikiran untuk menggambarkan konsep dari penelitian ini secara menyeluruh. Berikut adalah kerangka pikiran dari penelitian ini:

H1

H2 H3

H4 H5 H6

Gambar 2. 1 Kerangka Konsep Penelitian

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (1999:51) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis

Advertising (X1) Personal Selling (X2) Direct Marketing (X3) Religiusitas (Z) Keputusan (Y)

dan hasil penemuan beberapa penelitian, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Advertising terhadap keputusan pembeli

Periklanan (advertising) dalam hal ini merupakan semua bentuk presentasi dan promosi ide, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu (Kotler dan Armstrong, 2008: 150). Factor kunci periklanan adalah iklan harus menggugah perhatian calon konsumen terhadap produk atau jasa

yang ditawarkan perusahaan. Konsumen potensial dibuat untuk

memperhatikan dan peduli terhadap produk yang memberikan manfaat bagi mereka yang akan memberikan alasan bagi mereka untuk membeli (Hermawan, 2012:72).

Penelitian yang dilakukan oleh Haris dan Irham (2012) dalam

penelitianya yang berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Periklanan

terhadap Keputusan Nasabah dalam Menabung pada Bank Syariah (Studi

Kasus pada BTN Syariah Surakarta)”, menggunakan periklanan sebgai variabel independen dan keputusan sebagai variabel dependen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa periklanan berpengaruh terhadap keputusan nasabah.

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

2. Personal Selling terhadap Keputusan Pembeli

Penjualan perseorangan adalah presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan dengan tujuan melakukan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan (Kotler dan Armstrong, 2008:182). Menurut Gitosudarmo (1995:240), dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi positif antara pengusaha dengan calon konsumennya tersebut. Kontak langsung itu akan dapat mempengaruhi secara lebih intensif para konsumennya karena dalam hal ini pengusaha dapat mengetahui keinginan dan selera konsumennya serta gaya hidupnya dan dengan demikian maka pengusaha dapat menyesuaikan cara pendekatan atau komunikasinya dengan konsumen secara lebih tepat yang sesuai dengan konsumen yang bersangkutan.

Penelitian menurut Faisal, dkk (2016) dengan judul “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Nasabah Dalam Menggunakan Tabungan iB

Hasanah Pada PT. BNI Syariah Cabang Palu”. Penelitian ini menggunakan variabel bauran promosi sebagai variabel independen dan keputusan nasabah sebagai variabel dependen. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan hasil bahwa penjualan pribadi berpengaruh terhadap keputusan pelanggan.

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Personal Selling berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan.

3. Direct Marketing terhadap keputusan pembeli

Menurut Morissan (2010: 22) Pemasaran langsung atau direct marketing

adalah upaya perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan dan/atau transaksi penjualan.

Penelitian menurut Hilda (2016) dengan judul “Pengaruh Advertising,

Sales Promotion, Personal Selling, Direct Marketing dan Corporate Image

Terhadap Keputusan Nasabah Menabung di Bank BRI Syariah Kantor

Cabang Pembantu Ungaran” menyatakan bahwa direct marketing

berpengaruh terhadap keputusan. Artinya semakin tinggi direct marketing

yang dilakukan maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap keputusan. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Direct Marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan.

4. Hubungan religiusitas terhadap hubungan advertising, personal selling, direct marketing terhadap keputusan pembeli

Variabel moderating adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan yang kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas yaitu variabel moderator. Dengan kata lain variabel moderating yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dan dependen (Noor, 2011:79). Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan variabel religiusitas sebagai variabel moderating terhadap advertising, personal selling, direct maketing.

Dimana variabel religiusitas sebagai variabel penentu kuat lemahnya variabel

advertising, personal selling, direct maketing terhadap keputusan.

Penelitian menurut Asraf (2014) dengan judul pengaruh produk, promosi, dan ekuitas merek terhadap keputusan pemilihan kredit investasi dengan religiusitas sebagai variabel moderat. Menyatakan bahwa religiusitas berpengaruh positif terhadap keputusan.

Penelitian menurut Setiyowati, dkk (2017) dengan judul analisis pengaruh promotion mix terhadap behavior intention dengan religiousity

sebagai variabel moderasi, menyatakan bahwa religiusitas dapat memperkuat

promotion mix terhadap behavior intention. Religiusitas merupakan suatu

dimensi psikologis yang sangat berpengaruh dalam setipa aspek kehidupan manusia. Kehidupan manusia yamg tanpa religiusitas akan menjadi lemah dan tak berdaya, karena kehidupan tanpa religiusitas akan berjalan tidak mempunyai arah yang jelas. Nasabah yang religiusitasnya tinggi, akan mengalami kehidupan yang nyaman dan tenteram sehingga, dapat menjaalankan rutinitas kehidupannya dengan baik. Religiuistas merupakan suatu kesatuan unsur-unsur yang komprehensif, yang menjadikan seseorang disebut sebagai orang beragama (being religious), dan bukan sekedar mengaku mempunyai agama (having religion). Hal ini sesuai dengan konsep Sungkar (2010) dalam Setiyowati (2017) yang menyatakan bahwa religiusitas adalah komitemen yang memberikan gambaran atau mencerminkan sejauh

mana seseorang terhadap agama, baik pengakuannya, ajaran didalamnya serta dalam bersikap dan berperilaku.

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H4: Religiusitas memoderasi pengaruh advertising terhadap keputusan

pembelian.

H5: Religiusitas memoderasi pengaruh personal selling terhadap keputusan pembelian.

H6: Religisuitas memoderasi pengaruh direct marketing terhadap keputusan pembelian.

A.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif . Menurut Noor (2011:38), penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori- teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. Dalam penelitian ini didasarkan hasil pada data kuesioner yang diedarkan kemudian dianalisis menggunakan bantuan program SPSS versi 21 untuk membuktikan adanya hubungan antar variabel yang diteliti.

Dokumen terkait