• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Saran

1. Bagi Remaja

Sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi remaja agar lebih mengenal sindrom premenstruasi

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis dan lebih mendalam lagi

3. Bagi Peneliti

Dapat dijadikan sebagai bahan dalam memberikan penyuluhan bagi mahasiswa dalam menghadapi sindrom premenstruasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu.

1. Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: a. Tahu

Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya.

b. Memahami

Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi

Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis

Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian – bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis

Sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formalasi yang ada.

f. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Maulana, 2009, hlm194).

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan a Sumber Informasi

Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat ini atau keputusan mendatang, informasi yang datang dari pengirim pesan yang ditujukan kepada penerima pesan.

b Sumber informasi dapat diperoleh dari:

1) Media cetak, seperti booklet, leaflet, foster, rubrik, dan lain-lain. 2) Media elektronik, seperti televisi, video, slider, radio, dan lain-lain. 3) Nonmedia, seperti didapat dari keluarga, teman, tenaga kesehatan.

B. Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.

Menurut Sarwono, sikap merupakan kecenderungan merespons (secara positif atau negatif) orang, situasi atau objek tertentu.

Sikap terdiri atas empat tingkatan, mulai dari terendah sampai tertinggi yaitu : a. Menerima

Menerima berarti mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan/objek. b. Merespon

Memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikasi sikap.

c. Menghargai

Pada tingkat ini, individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung jawab

Merupakan sikap yang paling tinggi, dengan segala resiko bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilih (Maulana, 2009, hlm194).

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Sikap

a Faktor internal seperti fisiologis (rasa sakit), psikologis (minat dan perhatian) b Faktor eksternal seperti pengalaman, situasi, norma, hambatan dan pendorong

(Maulana, 2009, hlm 203).

C. Remaja

1. Pengertian

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh untuk mencapai kematangan”

Istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik Hurlock, Pandangan ini didukung oleh Piaget dan Hurlock, yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa.

2. Tugas – Tugas Perkembangan Masa Remaja

Adapun tugas – tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock adalah berusaha

a. Mampu menerima keadaan fisik

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis

d. Mencapai kemandirian emosional e. Mencapai kemandirian ekonomi

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai – nilai orang dewasa dan orang tua h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk

memasuki dunia dewasa

i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan

j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga. (Ali, 2009, hlm 9)

D. Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pengertian Pertumbuhan

Adalah proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu.

Adalah perubahan karakteristik yang khas dari gejala – gejala psikologis ke arah yang lebih maju. ( Ali, 2009, hlm 11)

E. Masa Puber

Menurut Root masa puber adalah suatu tahap dalam perkembangan saat terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. (Al-Mighwar, 2006, hlm 17).

Menurut orang Yunani kuno, masa puber adalah masa munculnya perubahan-perubahan fisik dan perilaku. Aristoteles berkata, sebagian besar laki-laki mulai memproduksi sperma setelah usia 14 tahun. Pada saat yang sama rambut kemaluan mulai tumbuh dan payudara perempuan mulai membesar serta mendapat haid`yang dianggap sebagai kriteria titik tengah masa puber. (Al-Mighwar, 2006, hlm 23).

F. Sindrom Premenstruasi

1. Pengertian

Menstruasi adalah pelepasan dinding endometrium yang disertai dengan pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan (Aulia, 2009, hlm 8)

Bagi sebagian wanita saat-saat menjelang menstuasi sering merasa tidak nyaman, bahkan sering sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti sakit perut hingga bagian pinggang, mual atau pusing keadaan ini disebut Sindrom Premenstruasi (Kasdu, 2005, hlm 17)

Salah satu kumpulan gejala – gejala gangguan derajat kesehatan yang sulit diidentifikasi secara akurat pada wanita adalah yang dikenal sebagai Sindrom Premenstruasi (Varney, 2007, hlm 351)

Sindrom premenstruasi merupakan suatu keadaan di mana sejumlah gejala terjadi secara rutin dan berhubungan dengan siklus menstruasi gejala biasanya timbul 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai (¶ 1,

2. Penyebab

diperoleh tanggal 20 September 2009)

Sindrom premenstruasi banyak mempengaruhi para remaja dan wanita – wanita di dalam awal usia 20–50 tahun yaitu dimulai pada tahap awal pubertas dan berakhir pada tahap menopause. (Saryono,2009, hlm 3)

Sindroma premenstruasi mungkin berhubungan dengan naik-turunnya kadar

estrogen dan progesteron yang terjadi selama siklus menstruasi.

estrogen menyebabkan penahanan cairan, yang kemungkinan menyebabkan bertambahnya berat badan, pembengkakan jaringan, nyeri payudara dan perut kembung.

Penyebab yang pasti dari sindroma premenstruasi tidak diketahui tetapi mungkin berhubungan dengan faktor-faktor sosial, budaya, biologi, dan psikis. (¶ 2,

3. Gejala

Jenis dan beratnya gejala bervariasi pada setiap wanita dan bervariasi pada setiap bulan

Gejala-gejala yang mungkin ditemukan adalah:

a Perubahan fisik seperti sakit punggung, perut kembung, payudara terasa penuh dan nyeri, perubahan nafsu makan, sembelit, pusing, pingsan, sakit kepala, daerah panggul terasa berat atau tertekan, hot flashes (kulit wajah, leher, dada tampak merah dan teraba hangat), susah tidur, tidak bertenaga, mual dan muntah, kelelahan yang luar biasa, kelainan kulit (misalnya jerawat dan neurodermatitis), pembengkakan jaringan atau nyeri persendian, penambahan berat badan

b Perubahan suasana hati seperti cemas, depresi, mudah tersinggung, gelisah dan sebentar sedih sebentar gembira

c Perubahan mental seperti kalut, sulit berkonsentrasi, pelupa. (¶ 4,

diperoleh tanggal 20 September 2009)

4. Tipe – Tipe Sindrom Premenstruasi

Terdapat beberapa macam tipe dan gejala sindrom premenstruasi, Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS membagi sindrom premenstruasi menurut gejalanya yakni sindrom premenstruasi tipe A,H,C, dan D. 80% gangguan sindrom premenstruasi termasuk tipe A, penderita tipe H sekitar 60%, sindrom premenstruasi C 40%, dan sindrom premenstruasi D 20%. Kadang – kadang seorang wanita mengalami kombinasi gejala, misalnya tipe A dan D secara bersamaan dan setiap tipe memiliki gejalanya sendiri – sendiri. Tipe – tipe sindrom premenstruasi antara lain :

a. Tipe A

Sindrom Premenstruasi tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat menstruasi. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita sindrom premenstruasi bisa jadi kekurangan vitamin B6 (ayam, ikan, hati, telur) dan magnesium (berbagai jenis kacang polong, apel, alpukat, pisang) serta banyak mengkonsumsi makanan berserat dan sayuran berwarna hijau tua seperti brokoli dan mengurangi atau membatasi minum kopi.

b. Tipe H

Sindrom premenstruasi tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema (pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum menstruasi. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe sindrom premenstruasi lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari – hari.

Sindrom premenstruasi tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis – manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.

d. Tipe D

Sindrom premenstruasi tipe D (depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata – kata (verbalisasi), bahkan kadang – kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya tipe D berlangsung bersamaan dengan tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh tipe benar – benar murni tipe D.

Sindrom premenstruasi tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon estrogen dalam siklus menstruasi terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteronnya. Kombinasi tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan tipe D yang terjadi bersamaan dengan tipe A. (Saryono,2009, hlm 37)

5. Faktor – Faktor Resiko Sindrom Premenstruasi Yang beresiko mengalami sindrom premenstruasi : a Kegiatan fisik

Kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya sindrom premenstruasi

b Kebiasaan makan

Faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS, kekurangan zat – zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, serta asam lemak linoleat. c Faktor stres

Faktor stres akan memperberat gangguan Sindrom premenstruasi. (Saryono,2009,hlm 41)

6. Cara mengatasi dan mecegahnya a Berolahraga

Tindakan untuk mengurangi resiko adalah olahraga dan hidup lebih rileks sehingga aliran darah tubuh lancar karena mempengaruhi aliran darah reproduksi

Pola makan yang memenuhi gizi seimbang sehingga semua kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi terpenuhi, terutama kebutuhan zat besi yang diperlukan saat wanita sedang haid.

Makan secara teratur dalam porsi kecil tapi sering hal ini bisa mengatasi timbulnya rasa mual dan menjaga kestabilan kadar gula darah dalam tubuh. Mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dapat merangsang otak agar mengeluarkan hormon serotonin yang bisa membantu menjaga kestabilan emosi. Kurangi konsumsi kafein seperti kopi, teh, dan minuman bersoda karena bisa memperburuk keadaan di saat menjelang haid seperti sakit kepala dan Kurangi makanan yang diawetkan

c Pemeriksaan ke dokter kandungan

Periksakan ke dokter kandungan jika gangguan ini selalu dialami. Dokter akan memeriksa organ reproduksi jika dicurigai adanya gangguan dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut misalnya melakukan pemeriksaan laparaskopi atau memberikan obat-obatan tergantung diagnosa gangguannya d Haid adalah hal yang normal

Cobalah untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan-perubahan yang dialami selama haid. (Kasdu, 2005, hlm 18)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (Nursalam, 2008, hlm 55). Kerangka konsep penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependent

Skema 1. Skema kerangka konsep

B. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha), yaitu ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010

C. Defenisi Operasional

No Variabel penelitian

Defenisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur Pengetahuan Remaja − Baik − Kurang Baik Sikap Remaja − Positif − Negatif

1 Pengetahuan Pengetahuan : Segala Sesuatu Yang diketahui remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi Kuesioner Sebanyak 10 Pertanyaan Degan Pilihan Jawaban 1.Benar Diberi Skor 1 2.Salah Diberi skor 0 Angket Baik= 6-10 Kurang Baik= 0-5 Ordinal 2 Sikap Sikap: Respon/Perasaaan positif dan negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi Kuesioner Sebanyak 10 Pertanyaan Dengan Pilihan Jawaban: 1.Sangat Setuju 2.Setuju 3.Netral 4.Tidak Angket Positif = 31-50 Negatif = 10-30 Nominal

Setuju 5.Sangat tidak setuju

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel (Sastroasmoro, 2008, hlm 96). Dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu (Sastroasmoro, 2008, hlm 98).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008, hlm 89). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa puteri kelas reguler di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010 yang sudah menstruasi dan mengalami sindrom premenstruasi sebanyak 109 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dan dianggap bisa mewakili populasi (Hasan, 2002, hlm 58). Pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling yaitu siswa puteri kelas reguler yang telah menstruasi dan mengalami sindrom premenstruasi di SMP Al – Azhar Medan tahun 2010 sebanyak 109 orang.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al – Azhar Medan. Pertimbangan peneliti memilih lokasi ini adalah untuk efisiensi dan efektifitas waktu dan lokasi mudah dijangkau oleh peneliti, dan penelitian yang menyangkut hubungan pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi belum pernah dilakukan.

D. Waktu Penelitian

Penelitian mulai dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei tahun 2010

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat izin dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian peneliti meminta izin kepala sekolah SMP Al-Azhar Medan yang akan diteliti.

Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden yang akan diteliti tujuannya untuk memberikan kebebasan kepada responden penelitian untuk menentukan sendiri keikutsertaannya dalam penelitian serta agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian, setelah itu kuesioner yang digunakan oleh peneliti diberikan kepada responden yang akan diteliti setelah responden menandatangani lembar persetujuan penelitian (informed consent), kerahasiaan responden penelitian juga sangat diperhatikan, dengan tidak mencantumkan nama, hanya mencantumkan kode tertentu pada lembar kuesioner serta hanya peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut.

Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data berupa kuesioner yang terdiri dari tiga bagian, yakni data demografi, kuesioner pengetahuan, dan kuesioner sikap.

1. Data Demografi

Instrumen penelitian berisi data demografi meliputi umur, haid pertama kali (menarche) dan sumber informasi yang diperoleh responden.

2. Kuesioner Pengetahuan

Instrumen berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan responden dalam menghadapi sindrom premenstruasi. Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan tertinggi adalah 10.

Berdasarkan rumus statistika : P =

dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dimana rentang kelas sebesar 10 dan banyak kelas sebesar 2, yaitu baik, kurang baik, sehingga diperoleh P = 2. Kisaran nilai antara 0 sampai 10, maka pengetahuan akan diklasifikasikan ke dalam 2 kategori, yakni : Baik (skor 6-10), dan Kurang baik (skor 0-5).

3. Kuesioner Sikap

Rentang Banyak Kelas

Instrumen penelitian tentang sikap terdiri dari 10 pertanyaan. Penilaian menggunakan skala Likert dengan cara menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item pernyataan positif, dimana skor pernyataan positif yaitu sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), netral (skor 3), tidak setuju (skor 2) sangat tidak setuju (skor 1). Nilai skor terendah adalah 10 dan yang tertinggi adalah 50. Semakin tinggi skor yang didapat, maka semakin positif sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi.

Berdasarkan rumus statistika : P =

dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 50 dan 2 kategori kelas untuk menilai sikap, yaitu sikap positif dan negatif, maka didapatkan panjang kelas adalah 20, maka didapatkan panjang kelas adalah 20, dengan interval 10-30 adalah sikap negatif .

4. Uji validitas dan reliabilitas

Kriteria kuesioner yang baik adalah validitas dan reliabilitas. Uji validitas yang telah dilakukan oleh peneliti adalah uji validitas isi. Validitas isi adalah suatu alat yang mengukur sejauh mana kuesioner atau alat ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep (Riwidikdo. 2008.hlm 152).

Penilaian tentang validitas isi ini bersifat subjektif dan keputusan apakah instrumen sudah mewakili atau tidak, didasarkan pada pendapat ahli. Uji validitas ini telah dilakukan dengan content validity oleh yang ahli dibidang obstetri dan ginekologi yaitu dr. M. Fahdhy, SpOG, MSc.

Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner. Dikatakan reliabel dan berhasil mengukur dimensi jika koefisien

Rentang Banyak Kelas

reliabilitasnya lebih dari 0,6. Uji reliabilitas dilakukan pada pada 20 responden siswa puteri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan yang mempunyai kriteria sama dengan sampel, lalu data diolah dengan mencari nilai koefisien reliabilitas didapatkan nilai Alpha Cronbach = 0,775 untuk pertanyaan pengetahuan. Dan didapatkan nilai Alpha Cronbach = 0,782 untuk pertanyaan sikap.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan cara menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan tentang pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah : mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di SMP Al – Azhar Medan. Setelah mendapat izin, kemudian peneliti dibantu dengan dua mahasiswa D-IV Bidan Pendidik yaitu Leliana dan Sri Astuti Siregar serta guru wali kelas di SMP Al – Azhar Medan dalam melaksanakan pengumpulan siswi yang menjadi sampel penelitian di satu kelas. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent, setelah itu peneliti memberikan penjelasan, lembar kuesioner diisi oleh masing-masing siswi dengan waktu 15 menit tanpa diskusi dengan siswi lainnya. Dalam pengisian kuesioner responden diawasi oleh peneliti, Leliana dan Sri Astuti Siregar

serta guru wali kelas di SMP Al – Azhar Medan. Selanjutnya, data yang telah terkumpul dianalisis.

H. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisis data melalui beberapa tahap, pertama editing yaitu memeriksa kelengkapan data responden serta memastikan semua jawaban sudah diisi. Tahap kedua coding yaitu memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk memudahkan peneliti dalam memasukkan data ke dalam komputer (entry). Setelah itu melakukan tabulasi dan analisis data dengan menggunakan bantuan program yang disesuaikan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Univariat

Analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Data yang dihasilkan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

2. Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menilai apakah terdapat hubungan antar variabel, dalam hal ini kedua variabel yang diteliti tersebut dianalisa secara statistik dengan uji chi-cquere (x2) menggunakan hitungan statistik dimana derajat kemaknaan 95 % (α = 0,05). Apabila nilai p value <0,05 maka Ho ditolak dan apabila p value >0,05 maka Ho gagal ditolak. (Riyanto, 2009, hlm 75)

BAB V

A. Hasil

Dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan di SMP Al-Azhar Medan tahun 2010 dengan jumlah responden sebanyak 109 orang. Dalam hasil ini disajikan pembahasan dan analisis data mengenai Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan tahun 2010 dalam bentuk analisa univariat atau distribusi frekuensi dan bivariat yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

Hasil tabel penelitian ini akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, dan proporsinya untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi.

a. Karakteristik Responden

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Remaja di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010

No Karakteristik Responden Jumlah F % 1. 2. 3. Umur Responden 1. 11 – 13 tahun 2. 14 - 15 tahun Menarche 1. 10 – 13 tahun 2. 14 - 15 tahun Sumber Informasi 1. Media (elektronik/cetak)

2. Tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) 3. Sumber Lain (teman, masyarakat, keluarga)

60 49 108 1 11 9 89 55 45 99,1 0,9 10 8,3 81,7

Berdasarkan tabel 5.1. dapat digambarkan bahwa dari 109 orang remaja yang menjadi responden penelitian ditemukan mayoritas berumur 11 – 13 tahun (55%) minoritas berumur 14 – 15 tahun (45%). Berdasarkan menarche ditemukan mayoritas umur 10 – 13 tahun (99,1%) dan minoritas umur 14 – 15 tahun (0,9%). Berdasarkan sumber informasi ditemukan mayoritas bersumber lain (teman, masyarakat, keluarga) sebesar 81,7%.

b. Pengetahuan Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010

Distribusi Pengetahuan Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik Kurang baik 95 14 87,2 12,8 Total 109 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat digambarkan bahwa dari 109 orang remaja yang menjadi responden penelitian sebagian besar 87,2% atau 95 orang berpengetahuan baik mengenai sindrom premenstruasi, dan 12,8% atau 14 orang berpengetahuan kurang baik mengenai sindrom premenstruasi.

c. Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al – Azhar

Dokumen terkait