• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan Tahun 2010"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA DALAM

MENGHADAPI SINDROM PREMENSTRUASI

DI SMP AL-AZHAR MEDAN

TAHUN 2010

ARMONI SUCI DEWI

095102030

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI

Nama : Armoni Suci Dewi NIM : 095102030

JUDUL : Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan Tahun 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas disetujui untuk mengikuti ujian sidang hasil KTI

Medan, 17 Juli 2010

Pembimbing

(3)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Armoni Suci Dewi

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Remaja Dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan Tahun 2010

ix + 36 hal + 5 tabel + 1 skema + 11 lampiran Abstrak

Sekitar 85% wanita yang sudah haid mengalami gangguan fisik dan psikis menjelang menstruasi, saat, ataupun sesudah menstruasi. Biasanya berlangsung antara satu minggu sebelum dan sesudah menstruasi. Pada umumnya, penderita sindrom premenstruasi akan mengalami hal-hal seperti cemas, mudah tersinggung, serta pikiran tegang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan tahun 2010. Penelitian ini bersifat analitik, dengan populasi 109 orang dan 109 yang dijadikan sebagai sampel. Analisa data menggunakan uji statistik chi-squere. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 109 orang remaja yang menjadi responden penelitian ditemukan mayoritas pengetahuan baik 95 (87,2%), dan minoritas pengetahuan kurang baik 14 (12,8%) dari 109 orang remaja yang menjadi responden penelitian ditemukan mayoritas bersikap negatif 58 (53,2%) dan minoritas bersikap positif 51 (46,8%) dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 52,6% bersikap positif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, pengetahuan baik sebanyak 47,4% bersikap negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, yang memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 7,1% bersikap positif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, pengetahuan kurang baik sebanyak 92,9% bersikap negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi. Dari hasil penelitian didapatkan nilai p=0,004 ini menunjukkan adanya hubungan pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi. Oleh karena itu bagi remaja yang masih memiliki pengetahuan baik, sebaiknya berusaha untuk merubah pandangan yang negatif tentang dirinya dalam menghadapi sindrom premenstruasi agar terbentuk suatu sikap yang positif yang akan membawa kebaikan bagi perkembangan kepribadian diri mereka selanjutnya.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan Tahun 2010.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa. akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas keperawatan USU

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV bidan pendidik Fakultas Keperawatan USU

3. dr. Christoffel L. Tobing, SpOG (K) selaku dosen pembimbing dalam penulisan karya tulis ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV bidan pendidik Fakultas Keperawatan USU

5. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini

6. Teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini selesai

(5)

8. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini

Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mandapat anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, Juni 2010 Peneliti,

(6)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengetahuan ... 5

1. Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif ... 5

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 6

B. Pengertian Sikap ... 6

1. Tingkatan Sikap ... 7

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap ... 7

C. Remaja ... 7

1. Pengertian ... 7

2. Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja ... 8

D. Pertumbuhan dan Perkembangan ... 8

1. Pengertian Pertumbuhan ... 8

2. Pengertian Perkembangan ... 9

E. Masa Puber ... 9

F. Sindrom Premenstruasi ... 9

1. Pengertian ... 9

2. Penyebab ... 10

3. Gejala ... 11

(7)

6. Cara Mengatasi dan Mencegahnya ... 14

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 16

B. Hipotesis ... 16

C. Defenisi Operasional ... 17

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 19

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 25

1. Analisis Univariat ... 25

2. Analisis Bivariat ... 29

B. Pembahasan ... 30

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil ... 30

2. Keterbatasan Penelitian ... 34

(8)

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 35

B. Saran ... 35

1. Bagi Remaja ... 35

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 36

3. Bagi Tempat Penelitian ... 36

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel Definisi Operasional ... 17 Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Remaja di SMP Al – Azhar Medan

Tahun 2010 ... 26 Tabel 5.2. Distribusi Pengetahuan Remaja dalam Menghadapi Sindrom

Premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan Tahun 2010 ... 27 Tabel 5.3. Distribusi Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi

di SMP Al-Azhar Medan Tahun 2010 ... 28 Tabel 5.4. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja dalam Menghadapi

(10)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 1. Skema Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan dengan Sikap

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Persetujuan Penelitian Lampiran 2 : Surat Persetujuan

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Surat Izin Pernyataan Editor Bahasa Indonesia Lampiran 5 : Surat Pernyataan Content Validity

Lampiran 6 : Lembar Content Validity Interval Lampiran 7 : Lembar Konsultasi

Lampiran 8 : Master Data

Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik Lampiran 10 : Surat Balasan Penelitian

(12)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Armoni Suci Dewi

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Remaja Dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan Tahun 2010

ix + 36 hal + 5 tabel + 1 skema + 11 lampiran Abstrak

Sekitar 85% wanita yang sudah haid mengalami gangguan fisik dan psikis menjelang menstruasi, saat, ataupun sesudah menstruasi. Biasanya berlangsung antara satu minggu sebelum dan sesudah menstruasi. Pada umumnya, penderita sindrom premenstruasi akan mengalami hal-hal seperti cemas, mudah tersinggung, serta pikiran tegang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan tahun 2010. Penelitian ini bersifat analitik, dengan populasi 109 orang dan 109 yang dijadikan sebagai sampel. Analisa data menggunakan uji statistik chi-squere. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 109 orang remaja yang menjadi responden penelitian ditemukan mayoritas pengetahuan baik 95 (87,2%), dan minoritas pengetahuan kurang baik 14 (12,8%) dari 109 orang remaja yang menjadi responden penelitian ditemukan mayoritas bersikap negatif 58 (53,2%) dan minoritas bersikap positif 51 (46,8%) dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 52,6% bersikap positif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, pengetahuan baik sebanyak 47,4% bersikap negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, yang memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 7,1% bersikap positif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, pengetahuan kurang baik sebanyak 92,9% bersikap negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi. Dari hasil penelitian didapatkan nilai p=0,004 ini menunjukkan adanya hubungan pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi. Oleh karena itu bagi remaja yang masih memiliki pengetahuan baik, sebaiknya berusaha untuk merubah pandangan yang negatif tentang dirinya dalam menghadapi sindrom premenstruasi agar terbentuk suatu sikap yang positif yang akan membawa kebaikan bagi perkembangan kepribadian diri mereka selanjutnya.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa yang lalu yaitu di awal abad ke 20 oleh bapak psikologi remaja Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan strum and drang. (Yusuf, 2007, hlm 185).

Sebagai puncak kedewasaan atau kematangan wanita mulai mengalami perdarahan rahim pertama atau menarche (Al-Mighwar, 2006, hlm 20).

Sekitar 85% wanita yang sudah haid mengalami gangguan fisik dan psikis menjelang menstruasi, saat, ataupun sesudah menstruasi. Biasanya berlangsung antara satu minggu sebelum dan sesudah menstruasi. Gejala ini disebut dengan sindrom premenstruasi.

Premenstruasi sindrom sejati dikatakan mempengaruhi 40% wanita dengan 5-10% membuat mereka sangat tidak berdaya. (Andrews, 2009, hlm 440).

(14)

Survai tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan, sindrom premenstruasi dialami 50% wanita dengan sosio-ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi. (¶ 3, http://www.shelterwie.multiply. com

Pada umumnya, penderita sindrom premenstruasi akan mengalami hal-hal seperti cemas, mudah tersinggung, serta pikiran tegang (terjadi pada 80% wanita yang mengeluhkan sindrom premenstruasi) Berat badan bertambah dan penumpukan cairan (terjadinya pada 40% wanita dengan keluhan sindrom premenstruasi) yang terlihat sembab pada muka atau kaki, serta payudara bengkak dan sakit sangat merindukan atau menolak makanan tertentu (terjadi pada 44% wanita penderita sindrom premenstruasi) Perasaan tertekan atau depresi. Hal ini terjadi pada 20% wanita penderita sindrom premenstruasi. Pada keadaan yang berat, si penderita bisa berniat untuk bunuh diri. Atau seperti orang linglung dan rasa letih yang berlebihan. (¶ 6,

diperoleh tanggal 20 September 2009)

http://www.karyatulisilmiahkeperawatan. com

Berdasarkan studi pendahuluan dengan judul Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Sindrom Premenstruasi pada hari Jumat, 16 Maret XXXX terhadap 6 mahasiswa D-IV Kebidanan Semester II Jalur Reguler, didapatkan hasil bahwa 6 mahasiswa tersebut mengalami sindrom premenstruasi. Gejala yang sering dialami antara lain payudara terasa nyeri, perut kembung, perubahan nafsu makan, mudah tersinggung, mudah marah dan sukar berkonsentrasi. Tiga dari 6 mahasiswa merasa terganggu kegiatannya dengan adanya sindrom premenstruasi ini. (¶ 5,

diperoleh tanggal 20 September 2009)

http://www.gudangmakalah. com

Dari karya tulis ilmiah dengan “judul Gambaran Pengetahuan Siswa Kelas 2A Tentang Premenstruasi Sindrom di SMP Negeri Bandung” dengan hasil studi

(15)

pendahuluan yang dilakukan dengan cara wawancara pada siswa SMP kelas 2 sebanyak 5 orang, diperoleh data bahwa empat dari lima siswa tidak mengetahui tentang pre menstruasi sindrom, sedangkan seorang siswa mengatakan mengetahui tentang premenstruasi sindrom. (¶ 12, diperoleh tanggal 20 September 2009)

Dari penelitian yang dilakukan oleh Rr. Anggun Paramita Djati pada remaja putri di SMK Tamtama Karanganyer Kebumen bahwa dari jumlah populasi 166 orang kelas dua yang masuk pagi jumlah penderita sindrom premenstruasi sebesar 32,7% (Djati, ¶ 2, 2009

Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan Tahun 2010.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, bagaimana Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

(16)

2. Tujuan Khusus

a Untuk mengetahui pengetahuan remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan tahun 2010

b Untuk mengetahui sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan tahun 2010

c Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan tahun 2010

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Remaja

Sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi remaja agar lebih mengenal sindrom premenstruasi

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis dan lebih mendalam lagi

3. Bagi Peneliti

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu.

1. Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: a. Tahu

Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya.

b. Memahami

Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi

Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis

(18)

e. Sintesis

Sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formalasi yang ada.

f. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Maulana, 2009, hlm194).

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan a Sumber Informasi

Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat ini atau keputusan mendatang, informasi yang datang dari pengirim pesan yang ditujukan kepada penerima pesan.

b Sumber informasi dapat diperoleh dari:

1) Media cetak, seperti booklet, leaflet, foster, rubrik, dan lain-lain. 2) Media elektronik, seperti televisi, video, slider, radio, dan lain-lain. 3) Nonmedia, seperti didapat dari keluarga, teman, tenaga kesehatan.

B. Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.

Menurut Sarwono, sikap merupakan kecenderungan merespons (secara positif atau negatif) orang, situasi atau objek tertentu.

(19)

Sikap terdiri atas empat tingkatan, mulai dari terendah sampai tertinggi yaitu : a. Menerima

Menerima berarti mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan/objek. b. Merespon

Memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikasi sikap.

c. Menghargai

Pada tingkat ini, individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung jawab

Merupakan sikap yang paling tinggi, dengan segala resiko bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilih (Maulana, 2009, hlm194).

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Sikap

a Faktor internal seperti fisiologis (rasa sakit), psikologis (minat dan perhatian) b Faktor eksternal seperti pengalaman, situasi, norma, hambatan dan pendorong

(Maulana, 2009, hlm 203).

C. Remaja

1. Pengertian

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh untuk mencapai kematangan”

(20)

2. Tugas – Tugas Perkembangan Masa Remaja

Adapun tugas – tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock adalah berusaha

a. Mampu menerima keadaan fisik

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis

d. Mencapai kemandirian emosional e. Mencapai kemandirian ekonomi

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai – nilai orang dewasa dan orang tua h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk

memasuki dunia dewasa

i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan

j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga. (Ali, 2009, hlm 9)

D. Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pengertian Pertumbuhan

Adalah proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu.

(21)

Adalah perubahan karakteristik yang khas dari gejala – gejala psikologis ke arah yang lebih maju. ( Ali, 2009, hlm 11)

E. Masa Puber

Menurut Root masa puber adalah suatu tahap dalam perkembangan saat terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. (Al-Mighwar, 2006, hlm 17).

Menurut orang Yunani kuno, masa puber adalah masa munculnya perubahan-perubahan fisik dan perilaku. Aristoteles berkata, sebagian besar laki-laki mulai memproduksi sperma setelah usia 14 tahun. Pada saat yang sama rambut kemaluan mulai tumbuh dan payudara perempuan mulai membesar serta mendapat haid`yang dianggap sebagai kriteria titik tengah masa puber. (Al-Mighwar, 2006, hlm 23).

F. Sindrom Premenstruasi

1. Pengertian

Menstruasi adalah pelepasan dinding endometrium yang disertai dengan pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan (Aulia, 2009, hlm 8)

(22)

Salah satu kumpulan gejala – gejala gangguan derajat kesehatan yang sulit diidentifikasi secara akurat pada wanita adalah yang dikenal sebagai Sindrom Premenstruasi (Varney, 2007, hlm 351)

Sindrom premenstruasi merupakan suatu keadaan di mana sejumlah gejala terjadi secara rutin dan berhubungan dengan siklus menstruasi gejala biasanya timbul 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai (¶ 1,

2. Penyebab

diperoleh tanggal 20 September 2009)

Sindrom premenstruasi banyak mempengaruhi para remaja dan wanita – wanita di dalam awal usia 20–50 tahun yaitu dimulai pada tahap awal pubertas dan berakhir pada tahap menopause. (Saryono,2009, hlm 3)

Sindroma premenstruasi mungkin berhubungan dengan naik-turunnya kadar

estrogen dan progesteron yang terjadi selama siklus menstruasi.

estrogen menyebabkan penahanan cairan, yang kemungkinan menyebabkan bertambahnya berat badan, pembengkakan jaringan, nyeri payudara dan perut kembung.

(23)

3. Gejala

Jenis dan beratnya gejala bervariasi pada setiap wanita dan bervariasi pada setiap bulan

Gejala-gejala yang mungkin ditemukan adalah:

a Perubahan fisik seperti sakit punggung, perut kembung, payudara terasa penuh dan nyeri, perubahan nafsu makan, sembelit, pusing, pingsan, sakit kepala, daerah panggul terasa berat atau tertekan, hot flashes (kulit wajah, leher, dada tampak merah dan teraba hangat), susah tidur, tidak bertenaga, mual dan muntah, kelelahan yang luar biasa, kelainan kulit (misalnya jerawat dan neurodermatitis), pembengkakan jaringan atau nyeri persendian, penambahan berat badan

b Perubahan suasana hati seperti cemas, depresi, mudah tersinggung, gelisah dan sebentar sedih sebentar gembira

c Perubahan mental seperti kalut, sulit berkonsentrasi, pelupa. (¶ 4,

diperoleh tanggal 20 September 2009)

4. Tipe – Tipe Sindrom Premenstruasi

(24)

a. Tipe A

Sindrom Premenstruasi tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat menstruasi. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita sindrom premenstruasi bisa jadi kekurangan vitamin B6 (ayam, ikan, hati, telur) dan magnesium (berbagai jenis kacang polong, apel, alpukat, pisang) serta banyak mengkonsumsi makanan berserat dan sayuran berwarna hijau tua seperti brokoli dan mengurangi atau membatasi minum kopi.

b. Tipe H

Sindrom premenstruasi tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema (pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum menstruasi. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe sindrom premenstruasi lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari – hari.

(25)

Sindrom premenstruasi tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis – manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.

d. Tipe D

Sindrom premenstruasi tipe D (depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata – kata (verbalisasi), bahkan kadang – kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya tipe D berlangsung bersamaan dengan tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh tipe benar – benar murni tipe D.

(26)

5. Faktor – Faktor Resiko Sindrom Premenstruasi Yang beresiko mengalami sindrom premenstruasi : a Kegiatan fisik

Kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya sindrom premenstruasi

b Kebiasaan makan

Faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS, kekurangan zat – zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, serta asam lemak linoleat. c Faktor stres

Faktor stres akan memperberat gangguan Sindrom premenstruasi. (Saryono,2009,hlm 41)

6. Cara mengatasi dan mecegahnya a Berolahraga

Tindakan untuk mengurangi resiko adalah olahraga dan hidup lebih rileks sehingga aliran darah tubuh lancar karena mempengaruhi aliran darah reproduksi

(27)

Pola makan yang memenuhi gizi seimbang sehingga semua kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi terpenuhi, terutama kebutuhan zat besi yang diperlukan saat wanita sedang haid.

Makan secara teratur dalam porsi kecil tapi sering hal ini bisa mengatasi timbulnya rasa mual dan menjaga kestabilan kadar gula darah dalam tubuh. Mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dapat merangsang otak agar mengeluarkan hormon serotonin yang bisa membantu menjaga kestabilan emosi. Kurangi konsumsi kafein seperti kopi, teh, dan minuman bersoda karena bisa memperburuk keadaan di saat menjelang haid seperti sakit kepala dan Kurangi makanan yang diawetkan

c Pemeriksaan ke dokter kandungan

Periksakan ke dokter kandungan jika gangguan ini selalu dialami. Dokter akan memeriksa organ reproduksi jika dicurigai adanya gangguan dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut misalnya melakukan pemeriksaan laparaskopi atau memberikan obat-obatan tergantung diagnosa gangguannya d Haid adalah hal yang normal

(28)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (Nursalam, 2008, hlm 55). Kerangka konsep penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependent

Skema 1. Skema kerangka konsep

B. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha), yaitu ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010

C. Defenisi Operasional

No Variabel penelitian

Defenisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur Pengetahuan Remaja

− Baik

− Kurang Baik

(29)
(30)

Setuju 5.Sangat tidak setuju

(31)

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel (Sastroasmoro, 2008, hlm 96). Dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu (Sastroasmoro, 2008, hlm 98).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008, hlm 89). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa puteri kelas reguler di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010 yang sudah menstruasi dan mengalami sindrom premenstruasi sebanyak 109 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dan dianggap bisa mewakili populasi (Hasan, 2002, hlm 58). Pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling yaitu siswa puteri kelas reguler yang telah menstruasi dan mengalami sindrom premenstruasi di SMP Al – Azhar Medan tahun 2010 sebanyak 109 orang.

(32)

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al – Azhar Medan. Pertimbangan peneliti memilih lokasi ini adalah untuk efisiensi dan efektifitas waktu dan lokasi mudah dijangkau oleh peneliti, dan penelitian yang menyangkut hubungan pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi belum pernah dilakukan.

D. Waktu Penelitian

Penelitian mulai dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei tahun 2010

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat izin dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian peneliti meminta izin kepala sekolah SMP Al-Azhar Medan yang akan diteliti.

(33)

Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data berupa kuesioner yang terdiri dari tiga bagian, yakni data demografi, kuesioner pengetahuan, dan kuesioner sikap.

1. Data Demografi

Instrumen penelitian berisi data demografi meliputi umur, haid pertama kali (menarche) dan sumber informasi yang diperoleh responden.

2. Kuesioner Pengetahuan

Instrumen berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan responden dalam menghadapi sindrom premenstruasi. Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan tertinggi adalah 10.

Berdasarkan rumus statistika : P =

dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dimana rentang kelas sebesar 10 dan banyak kelas sebesar 2, yaitu baik, kurang baik, sehingga diperoleh P = 2. Kisaran nilai antara 0 sampai 10, maka pengetahuan akan diklasifikasikan ke dalam 2 kategori, yakni : Baik (skor 6-10), dan Kurang baik (skor 0-5).

3. Kuesioner Sikap

(34)

Instrumen penelitian tentang sikap terdiri dari 10 pertanyaan. Penilaian menggunakan skala Likert dengan cara menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item pernyataan positif, dimana skor pernyataan positif yaitu sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), netral (skor 3), tidak setuju (skor 2) sangat tidak setuju (skor 1). Nilai skor terendah adalah 10 dan yang tertinggi adalah 50. Semakin tinggi skor yang didapat, maka semakin positif sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi.

Berdasarkan rumus statistika : P =

dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 50 dan 2 kategori kelas untuk menilai sikap, yaitu sikap positif dan negatif, maka didapatkan panjang kelas adalah 20, maka didapatkan panjang kelas adalah 20, dengan interval 10-30 adalah sikap negatif .

4. Uji validitas dan reliabilitas

Kriteria kuesioner yang baik adalah validitas dan reliabilitas. Uji validitas yang telah dilakukan oleh peneliti adalah uji validitas isi. Validitas isi adalah suatu alat yang mengukur sejauh mana kuesioner atau alat ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep (Riwidikdo. 2008.hlm 152).

Penilaian tentang validitas isi ini bersifat subjektif dan keputusan apakah instrumen sudah mewakili atau tidak, didasarkan pada pendapat ahli. Uji validitas ini telah dilakukan dengan content validity oleh yang ahli dibidang obstetri dan ginekologi yaitu dr. M. Fahdhy, SpOG, MSc.

Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner. Dikatakan reliabel dan berhasil mengukur dimensi jika koefisien

(35)

reliabilitasnya lebih dari 0,6. Uji reliabilitas dilakukan pada pada 20 responden siswa puteri di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan yang mempunyai kriteria sama dengan sampel, lalu data diolah dengan mencari nilai koefisien reliabilitas didapatkan nilai Alpha Cronbach = 0,775 untuk pertanyaan pengetahuan. Dan didapatkan nilai Alpha Cronbach = 0,782 untuk pertanyaan sikap.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan cara menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan tentang pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi

(36)

serta guru wali kelas di SMP Al – Azhar Medan. Selanjutnya, data yang telah terkumpul dianalisis.

H. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisis data melalui beberapa tahap, pertama editing yaitu memeriksa kelengkapan data responden serta memastikan semua jawaban sudah diisi. Tahap kedua coding yaitu memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk memudahkan peneliti dalam memasukkan data ke dalam komputer (entry). Setelah itu melakukan tabulasi dan analisis data dengan menggunakan bantuan program yang disesuaikan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Univariat

Analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Data yang dihasilkan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

2. Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menilai apakah terdapat hubungan antar variabel, dalam hal ini kedua variabel yang diteliti tersebut dianalisa secara statistik dengan uji chi-cquere (x2) menggunakan hitungan statistik dimana derajat kemaknaan 95 % (α = 0,05). Apabila nilai p value <0,05 maka Ho ditolak dan apabila p value >0,05 maka Ho gagal ditolak. (Riyanto, 2009, hlm 75)

BAB V

(37)

A. Hasil

Dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan di SMP Al-Azhar Medan tahun 2010 dengan jumlah responden sebanyak 109 orang. Dalam hasil ini disajikan pembahasan dan analisis data mengenai Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan tahun 2010 dalam bentuk analisa univariat atau distribusi frekuensi dan bivariat yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

Hasil tabel penelitian ini akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, dan proporsinya untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi.

a. Karakteristik Responden

(38)

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Remaja di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010

No Karakteristik Responden

Jumlah

2. Tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) 3. Sumber Lain (teman, masyarakat, keluarga)

60

Berdasarkan tabel 5.1. dapat digambarkan bahwa dari 109 orang remaja yang menjadi responden penelitian ditemukan mayoritas berumur 11 – 13 tahun (55%) minoritas berumur 14 – 15 tahun (45%). Berdasarkan menarche ditemukan mayoritas umur 10 – 13 tahun (99,1%) dan minoritas umur 14 – 15 tahun (0,9%). Berdasarkan sumber informasi ditemukan mayoritas bersumber lain (teman, masyarakat, keluarga) sebesar 81,7%.

b. Pengetahuan Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010

(39)

Distribusi Pengetahuan Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di

SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik Kurang baik

95 14

87,2 12,8

Total 109 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat digambarkan bahwa dari 109 orang remaja yang menjadi responden penelitian sebagian besar 87,2% atau 95 orang berpengetahuan baik mengenai sindrom premenstruasi, dan 12,8% atau 14 orang berpengetahuan kurang baik mengenai sindrom premenstruasi.

c. Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010

Tabel 5.3

Distribusi Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi

di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010

(40)

Positif Negatif

51 58

46,8 53,2

Total 109 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat digambarkan bahwa dari 109 orang remaja yang menjadi responden penelitian ditemukan sebagian besar bersikap negatif sebanyak 58 orang (53,2%) dalam menghadapi sindrom premenstruasi dan 46,8% atau 51 orang sudah bersikap positif dalam menghadapi sindrom premenstruasi.

2. Analisis Bivariat

Untuk melihat hubungan antara variabel independen (variabel bebas) yaitu pengetahuan mengenai sindrom premenstruasi dengan variabel dependen (variabel terikat) yaitu sikap dalam menghadapi sindrom premenstruasi, dengan analisis sebagai berikut :

Tabel 5.4

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja dalam

(41)

Pengetahuan

Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik mengenai sindrom premenstruasi sebanyak 52,6% dapat bersikap positif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, dan berpengetahuan baik sebanyak 47,4% masih bersikap negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang baik mengenai sindrom premenstruasi sebanyak 7,1% sudah dapat bersikap positif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, dan yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 92,9% bersikap negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi.

Dari hasil analisis diperoleh nilai p = 0,004 berarti dapat disimpulkan pengetahuan memiliki hubungan terhadap sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi.

B. Pembahasan

1. Interprestasi Dan Diskusi Hasil a. Karakteristik Responden

(42)

responden berada pada masa percepatan pertumbuhan dan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Berada pada masa puber yaitu tahap dalam perkembangan kematangan alat-alat seksual, seperti terjadinya menarche.

Berdasarkan menarche ditemukan mayoritas umur 10 – 13 tahun (99,1%) dan minoritas umur 14 – 15 tahun (0,9%). Datangnya menarche dapat menimbulkan reaksi bagi perempuan. Oleh sebab itu, pentingnya informasi. Dapat dilihat berdasarkan sumber informasi ditemukan mayoritas mendapatkan informasi dari sumber lain seperti teman, masyarakat, dan keluarga sebesar 81,7%. Jadi dengan informasi yang tepat dapat mengurangi kecemasan yang akan dialami remaja dalam menghadapi menstruasi sehingga menimbulkan sikap yang positif dalam menghadapi sindrom premenstruasi yang mereka alami.

b. Tingkat Pengetahuan Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010

Dari hasil penelitian tabel 5.2 menunjukkan pengetahuan remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi adalah baik yaitu sebanyak 95 orang (87,2%). Hal ini disebabkan remaja mengetahui lebih jauh tentang sindrom premenstruasi dan kemungkinan informasi yang didapat oleh remaja diperoleh dengan baik, baik dari media masa maupun dari pihak-pihak terkait yang berkewajiban memberikan penyuluhan.

(43)

Dimana informasi adalah data yang akan diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat ini atau keputusan mendatang, informasi yang datang dari pengirim pesan yang ditujukan kepada penerima pesan sehingga terbentuk suatu pengetahuan yang baik (Maulana, 2009)

Menurut Widyastuti, 2009 bahwa cara yang paling efektif bagi remaja untuk mendapatkan pengetahuan kesehatan reproduksinya adalah orang tua, karena upaya memiliki kehidupan reproduksi yang sehat berarti suatu upaya meningkatkan kualitas keluarga karena remaja adalah bagian dari suatu keluarga.

c. Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010

Dari hasil penelitian tabel 5.3 menunjukkan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010 sebagian besar adalah dengan kategori negatif yaitu sebanyak 58 orang (53,2%). Ini menunjukkan bahwa lebih dari sebagian remaja mempunyai sikap negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi.

Menurut Sarwono, sikap merupakan kecenderungan merespons (secara positif atau negatif) orang, situasi atau objek tertentu.

(44)

positif, sebaliknya remaja yang kurang mendapatkan informasi maka terbentulah kecemasan dan cenderung bersikap negatif.

Menurut asumsi penulis penyesuaian atau kesiapan yang dialami responden dalam menghadapi sindrom premenstruasi masih sedikit menginggat responden baru mengalami menarche dan perubahan serta pertumbuhan yang mereka alami pada masa remaja.

Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo, 2003 sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak sebagai suatu reaksi terhadap sebuah objek.

d. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010

Dari Tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik mengenai sindrom premenstruasi sebanyak 52,6% dapat bersikap positif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, dan berpengetahuan baik sebanyak 47,4% masih bersikap negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang baik mengenai sindrom premenstruasi sebanyak 7,1% sudah dapat bersikap positif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, dan yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 92,9% bersikap negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi.

Hasil uji statistik Chi-Square pada α 0.05 menunjukkan nilai X2 < 0.05 yang berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi.

(45)

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Maulana, 2009, hlm 195)

Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik diperlukan untuk membentuk sikap yang baik dalam memandang masalah sindrom premenstruasi di kehidupan sehari-hari, sehingga terbentuklah kesiapan terhadap sindrom premenstruasi yang mereka alami.

2. Keterbatasan Penelitian

Pemilihan responden pada penelitian ini yakni 109 orang siswi SMP Al – Azhar Medan dimana SMP Al-Azhar yang memiliki akreditasi A hal ini mencerminkan tingginya standarisasi pengetahuan siswi. Maka dalam penelitian selanjutnya dianjurkan untuk melihat hubungan pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi di SMP yang berada jauh dari kota dan tingkat kompetensi sekolah masih rendah, yang belum memiliki pengetahuan yang luas tentang sindrom premenstruasi sehingga dapat membandingkan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi di SMP perkotaan yang standarisasi sekolahnya tinggi dengan SMP yang jauh dari perkotaan dan standarisasi sekolahnya masih rendah .

3. Implikasi Terhadap Pelayanan Kebidanan

(46)

informasi mengenai sindrom premenstruasi yang terjadi menjelang menstruasi serta upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi sindrom premenstruasi.

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari 109 orang remaja yang menjadi responden di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010 memiliki pengetahuan baik sebanyak 95 (87,2%) dan 14 (12,8%) pengetahuannya kurang baik dalam menghadapi sindrom premenstruasi

Dari 109 orang remaja yang menjadi responden di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010 ditemukan bersikap negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi sebanyak 53,2% (58 responden) dan bersikap positif dalam menghadapi sindrom premenstruasi sebanyak 46,8% (51 responden)

Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi dengan nilai p = 0,004

(47)

1. Bagi Remaja

Bagi remaja yang masih memiliki pengetahuan baik, sebaiknya berusaha untuk merubah pandangan yang negatif tentang dirinya dalam menghadapi sindrom premenstruasi agar terbentuk suatu sikap yang positif yang akan membawa kebaikan bagi perkembangan kepribadian diri mereka selanjutnya, sehingga memiliki kesiapan dalam menghadapi sindrom premenstruasi

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan sikap remaja hingga perilaku dalam menghadapi sindrom premenstruasi

Diharapkan penelitian dilakukan di SMP yang berada jauh dari kota dan tingkat kompetensi sekolah masih rendah, yang belum memiliki pengetahuan yang luas tentang sindrom premenstruasi sehingga dapat membandingkan sikap remaja hingga perilaku dalam menghadapi sindrom premenstruasi di SMP perkotaan yang standarisasi sekolahnya tinggi dengan SMP yang jauh dari perkotaan dan standarisasi sekolahnya masih rendah.

3. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan untuk memberikan informasi atau penjelasan kepada remaja tentang kesehatan reproduksi khususnya mengenai dismenorea untuk menurunkan jumlah siswa yang tidak hadir kke sekolah karena mengalami dismenorea. Seperti

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad & Asrori, Mohammad.Psikologi Remaja.Jakarta : Bumi Aksara Aulia. (2009). Kupas Tuntas Menstruasi. Yogyakarta : Milestone

Asrori, 2009, Djati,

diperoleh tanggal 20 September 2009 Hasan,Igbal.(2002).Pokok-pokok materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Bogor : Ghalia Indonesia

2009

Kasdu, Dini.(2005). Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara Maulana, H.D. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

tanggal 20 September 2009

PreMenstruasi Syndrom diperoleh tanggal 20 September 2009

Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta : Mediakom

Riwidikdo, Handoko.(2008).Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press Saryono & Sejati,Waluyo.(2009).Sindrom Premenstruasi.Yogyakarta : Nuha Medika Sastroasmoro, S., & Ismael, S., (2008). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.

(49)

Sindroma Premenstruasi (PMS September 2009

Suyanto., & Salamah, U., (2008). Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Yogyakarta : Mitra Cendikia Offset

(50)

Lampiran 1

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

Kepada,

Yth, Calon Responden di Tempat.

Responden yang saya hormati,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi DIV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara, yang akan melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja dalam Menghadapi

Sindrom Premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan Tahun 2010”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi.

Bersama dengan ini saya mohon kesediaan saudara menandatangani lembaran persetujuan dan menjawab pertanyaan dengan keadaan sebenarnya. Data yang diperoleh nantinya hanya akan dipergunakan untuk keperluan peneliti. Atas kesediaan dan kerjasama saudara, saya ucapkan terimakasih.

Medan, Januari 2010

(51)

Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN

Setelah dijelaskan maksud penelitian, maka saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara Armoni Suci Dewi dengan judul “Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al-Azhar Medan Tahun 2010”.

Dengan persetujuan ini, saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, Januari 2010 Responden

(52)

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Remaja Dalam

Menghadapi Sindrom Premenstruasi

di SMP Al-Azhar Medan

Tahun 2010

I. DATA DEMOGRAFI

No.Responden :

Umur :

Haid pertama kali umur :

Gangguan yang sering anda alami menjelang datang bulan :

... ... ...

... ...

Sumber informasi : a. Media (elektronik/cetak)

b. Tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) c. Sumber Lain (teman, masyarakat, keluarga)

(53)

Berilah tanda silang (Х) pada jawaban yang menurut Anda benar. 1. Pengertian Menstruasi atau datang bulan adalah

a. Pelepasan dinding Endometrium yang disertai dengan pengeluaran darah yang terjadi setiap bulan selama 5-7 hari

b. Luka yang mengeluarkan darah pada rahim c. Pendarahan pada perut yang keluar dari kemaluan 2. Sebutkan pengertian dari Sindrom premenstruasi

a. Gangguan yang terjadi pada wanita menjelang 7-14 hari sebelum datang bulan dan biasanya menghilang setelah hari pertama datang bulan b. Gangguan kewanitaan yang terjadi setelah haid

c. Gangguan pada datang bulan

3. Penyebab terjadinya gangguan menjelang datang bulan a. Kurang berolahraga, makan tidak teratur

b. Kegemukan c. Kurang gizi

4. Secara fisik, gangguan yang sering terjadi menjelang datang bulan a. Lemah, mudah letih

b. Sakit punggung, payudara terasa penuh dan nyeri, timbul jerawat c. Lesu, lunglai

(54)

a. Pola makan yang tidak teratur

b. Makan makanan yang banyak mengandung lemak

c. Mengkonsumsi buah-buahan, makan teratur yang mengandung vitamin B6

(ayam, ikan, hati, telur)

6. Dibawah ini perubahan suasana hati yang dialami pada saat menjelang datang bulan

a. Cemas, depresi, mudah tersinggung, gelisah, sebentar sedih atau gembira b. Riang gembira dan bahagia

c. Menjadi pemalu

7. Dibawah ini perubahan mental yang dialami pada saat menjelang datang bulan a. Lebih percaya diri

b. Kalut, sulit berkonsentrasi, pelupa c. Menjadi lebih aktif

8. Jenis-jenis makanan yang dapat meningkatkan gangguan-gangguan menjelang datang bulan

a. Coklat, minuman bersoda

b. Sayur-sayuran berwarna hijau seperti brokoli

c. Buah-buahan yang mengandung vitamin B6 seperti apel, pisang

9. Jenis-jenis makanan yang dapat mengatasi gangguan-gangguan menjelang datang bulan

a. Sayur-sayuran berwarna hijau seperti brokoli dan buahan mengandung vitamin B6 seperti apel, pisang

(55)

10.Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ganguan menjelang datang bulan

a. Makan yang banyak

b. Berolahraga, hindari stres dan selalu berpikiran positif c. Tidur yang cukup

(56)

Berikan tanda check list (√) pada kotak jawaban sesuai dengan pendapat Anda.

SS = Sangat Setuju S = Setuju

N = Netral

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat tidak setuju

No Pertanyaan SS S N TS STS

1. Sindrom premenstruasi penting diketahui oleh remaja puteri

2 Ganguan menjelang datang bulan sangat mengganggu aktifitas

3 Keadaan stres dapat memperburuk gangguan menjelang datang bulan

4 Keinginan mengkonsumsi makanan yang manis seperti coklat salah satu gejala gangguan menjelang datang bulan

5 Dengan berolahraga dapat mengurangi gangguan menjelang datang bulan

6 Sering mengalami perut kembung, nyeri pada buah dada, peningkatan berat badan merupakan hal yang wajar menjelang datang bulan

(57)

8 Rasa cemas, sensitif, sangat labil atau mood berubah – ubah merupakan gejala yang baik menjelang datang bulan

9 Timbulnya jerawat merupakan hal yang wajar menjelang datang bulan

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.3 Distribusi Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi
Tabel 5.4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemeintah daerah, sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan dan pembeian pelayanan kepada masyarakat maka

Programs conducted by the University of California Statewide Integrated Pest Management Project, University of California Cooperative Extension, and the Biologically Integrated

Nitroglycerine is a nitric oxide donor that acts directly on vascular smooth muscle to elicit vasodilation. The vasodilation will cause a decrease in total peripheral resistance,

Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat

Jika mereka melakukan kerja sama dengan lembaga lain termasuk pemerintah, ataupun menambah modal dari sumber di luar anggota, mereka akan melakukannya sesuai dengan pengelolaan

RUMPAKA KAWIH KILININGANGAMELAN KLASIK CICIH CANGKURILEUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5) Instrumén Analisis. Instrumén anu dipaké

The results of the economic analysis indicate that supported employment is a cost-effective intervention for adults with autism in the United Kingdom compared with standard care

Adapun masa sanggah dilaksanakan mulai hari Senin 22 Juli 2013 sampai dengan hari Rabu 24 Juli 2013, sanggahan dapat disampaikan kepada Ketua Panitia Pelelangan Pekerjaan