• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

D. Remaja dan Keluarga

Keluarga tentunya, adalah lembaga pendidikan pertama yang berhubungan dengan remaja. Sering kali keluarga bertabrakan dengan mereka. Mereka juga sering mengeluhkan kerasnya kebijakan orangtua yang ingin menguasai sikap dan perilakunya. Remaja mungkin akan merasa asing tinggal ditengah-tengah keluarganya. Secara ringkas masalah yang sering dikeluhkan remaja terhadap keluarganya, antara lain:

1. Tidak mempunyai tempat khusus didalam rumah

Remaja selalu senang menunjukkan jati dirinya, dan remaja ingin mandiri dari keluarganya, salah satu fenomena yang sering muncul dari keinginan mandiri ini adalah ingin memiliki suatu tempat khusus untuk dirinya dalam rumah. Apabila rumah orangtuanya itu besar maka dia mencoba meyakinkan keluarganya agar dia bisa mendapatkan kamar khususnya, walaupundiatap rumah.Remaja akan berusaha menatanya, mengeluarkan barang-barang yang bukan miliknya. Remaja akan

meguncinya ketika sedang keluar rumah. Jika tidak memungkinkan baginya untuk mempunyai tempat yang khusus, karena rumahnya sempit, dia akan mencoba dengan mepunyai lemari khusus.

Hal ini dianggap sebagai suatu masalah bagi remaja. Berdasarkan hal ini. Orangtua harus berusaha memenuhi keinginan mereka jika memungkinkan, walaupun sekadarnya saja, dan menghargai barang-barang miliknya yang ada dikamar khususnya itu16.

2. Adanya jarak antara mereka dengan orangtua

Banyak remaja yang mengeluhkan adanya jarak antara mereka dengan kedua orangtuanya, akibat komunikasi yang tdak benar dan tidak adanya keterbukaan. Hal ini akan mengakibatkan semakin jauhnya jarak antara mereka dengan kedua orangtuanya. Bahkan mungkin akan memunculkan pertentangan dan keretakan diantara mereka.

Sebetulnya, banyak orangtua sengaja membuat jarak antara mereka dengan anak-anaknya, dengan tujuan menjaga wibawa agar anak-anaknya hormat kepada mereka. Hal seperti ini tentu banyak negatifnya untuk hubungan anak-anak dengan orangtuanya, dan akan menghasilkan pendidikan yang tidak baik. Oleh karena itu, untuk mendapatkan cinta dan kepercayaan anak-anaknya, orangtua harus membuka pintu dialog, dan mengikutsertakan mereka dalam diskusi dan canda mereka17. 16 Op.cit, h. 166-246 17 Op.cit, h. 246

Adapun berbagai cara seorang anak untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya seperti berikut ini :

a. Bertengkar dengan saudara

Bertengkar, bahkan mungkin saling membunuh diantara saudara, atau antar remaja dengan saudaranya yang kecil maupun yang besar, adalah fenomena yang disebabkan oleh dua unsur utama, yaitu :

1.) Remaja selalu berusaha menunjukkan eksistensinya dengan berbagai cara, diantaranya dengan bertengkar

2.) Remaja sangat sensitif terhadap sikap apapun. Kata-kata saudaranya yang terasa tidak enak bisa dianggapnya sebagai tantangan terhadap kebebasan dan harga dirinya. Dalam menghadapi tingkah laku seperti ini orang tua tidak boleh ikut campur kecuali jika sudah sampai pada batas yang membahayakan. Orangtua juga harus mengajari yang masih kecil agar menghormati yang lebih besar, mengajari yang lebih besar agar menyayangi yang lebih kecil dan mampu bersabar terhadap tingkah laku mereka yang kurang baik.

b. Adanya perbedaan dalam keluarga

Diantara banyak masalah yang sering muncul dalam keluarga adalah sikap orangtua yang pilih kasih terhadap anaknya. Hal ini tentu akan menyebabkan banyaknya problem yang serius.

Meskipun orangtua tidak bermaksud membeda-bedakan kasih kepada anak-anaknya, sensitifitas seorang anak bisa membuat dirinya

beranggapan bahwa orangtuanya tidak adil sehingga merasa terasing. Dan oleh karena itu, orangtua mesti sedikit memperhatikan anaknya masih remaja, yang tentunya tanpa pengetahuan saudara-saudaranya yang lain sehingga tidak menimbulkan kecemburuan.

c. Campur tangan orangtua

Pada umumnya, remaja banyak mengeluh karena campur tangan orangtua dalam urusannya.sebab, dia memandang bahwa dirinya bukan lagi anak kecil, dia telah mejadi dewasa sehingga siapapun tidak berhak ikut campur dalam urusannya. Sebaliknya, orangtua memandang mereka dengan pandangan yang sama sekali bertolak belakang. Orangtua menganggap anaknya masih kanak-kanak, maka mereka harus ikut campur dalam segala urusan anak-anaknya, baik besar maupun kecil. Hal yang seperti ini tentu akan membuat remaja sangat kesal18.

Karena itu, orangtua sebaiknya mengurangi campur tangannya pada urusan mereka, tetapi juga harus tetap mengarahkan mereka secara tidak langsung. Maka, orangtua wajib mengetahui betapa sensitifnya remaja terhadap campur tangan keluarga seperti ini.

Mereka bukan lagi kanak-kanak yang dapat dipilihkan pakaiannya, atau ditentukan baginya tempat yang akan dikunjunginya atau dicarikan teman yang akan dijadikan sahabat.

Remaja tidak akan pernah merasa kalau keluarga mempunyai semua hak itu terhadapnya. Maka, dalam pandangan remaja, keluarga

18

Op.cit, h. 246

tidak berhak mengkritik dia sepenuhnya, melarangnya tanpa alasan, mengomentari tindakan yang dapat melecehkan harga diri dan kepribadiannya, atau terus menerus mengancamnya.

Remaja mempunyai perasaan yang jujur bahwa dia membutuhkan kemandirian, khususnya dalam masalah-masalah yang erat kaitannya dengan dirinya, seperti berpakaian, berteman dan bergaul.

Singkatnya, untuk mengurangi pertentangan antara orangtua dan anak-anaknya yang masih remaja, hendaknya orangtua mencoba melihat permasalahan yang muncul dari remaja, jangan dengan pandangan orang dewasa, sebab hal semacam ini akan banyak membantu mengurangi permasalahan-permasalahan antara orangtua dan anak-anaknya yang masih remaja.

Orangtua juga jangan terlalu mengekang mereka, bersabarlah terhadap tingkah laku mereka ( yang kurang baik ), dan memberi tahu mereka bahwa mereka begitu berharga dan penting bagi keluarga. Dan orangtua harus tahu bahwa remaja banyak menuntut berbagi hal dari keluarga, sebagaimana keluarga juga menuntut dari mereka, antara hal penting yang sering dituntut dari keluarga oleh mereka, antara lain :

1) Kedua orangtua mesti menjadi tempat yang dapat dipercaya dan yang dihormati

2) Kedua orangtua harus mengungkapkan bahwa mereka menghargai dan mempercayai anak-anaknya

4) Jangan terlalu ikut campur dalam hal-hal yang sifatnya sepele

5) Hendaknya orangtua benar-benar menjaga agar tindakan dan ucapan mereka tidak bertentangan sehingga anak-anak akan menaatinya

6) Kedua orangtua hendaknya memperkenankan anak-anak mereka untuk meyendiri dari keluarga dalam waktu-waktu tertentu19

Orangtua adalah jantung dalam keluarga terutama yang namanya kepala keluarga atau ayah dari anak-anaknya, sebab keberlangsungan harmonisasi dalam keluarga dilihat dari seberapa besar peran orangtua dan hal tersebut pula mampu mempengaruhi cara berfikir anak-anaknya. Orangtua yang baik dimana dia yang mampu menjadi orang yang paling dipercaya serta dihormati oleh anak-anaknya.

Banyak orangtua yang hanya cenderung menekang atau membatasi ruang gerak anak-anaknya yang tak semestinya mereka lakukan. Namun, hal yang harus dilakukan ialah memberikan bentengan-bentengan kepada anak-anaknya agar tidak salah dalam memilih teman dan cara bergaul. Orangtuapun dituntut untuk memperlihatkan bahwa mereka menghargai serta mempercayai anak-anaknya. Jadi, karakter seorang anak tidak bisa di pisahkan dari lingkungan keluarga terkhusus orangtua.

Dokumen terkait