• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVITAS REMAJA MASJID NURUL MUTTAQIN DUSUN BAMBALA DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN REMAJA DI DESA MAPPILAWING KECAMATAN EREMERASA KABUPATEN BANTAENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKTIVITAS REMAJA MASJID NURUL MUTTAQIN DUSUN BAMBALA DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN REMAJA DI DESA MAPPILAWING KECAMATAN EREMERASA KABUPATEN BANTAENG"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS REMAJA MASJID NURUL MUTTAQIN DUSUN BAMBALA DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN REMAJA DI DESA

MAPPILAWING KECAMATAN EREMERASA KABUPATEN BANTAENG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi

Pendidikan Agama IslamFakultas Agama Islam Universitas Muhammdiyah Makassar

Oleh UMMU ATHIYAH

10519220914

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1440 H / 2019 M

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR ِمْﯾِﺣﱠرﻟا ِنَﻣْﺣﱠرﻟا ِ ّﷲ ِمْﺳِﺑ

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam, berkat Rahmat, Taufik dan Inayah-Nyalah, sehingga skripsi ini dapat di selesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam di seluruh alam.

Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Walaupun waktu, tenaga dan fikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan penulis miliki, demi terselesainya skripsi ini agar bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.

Sebelumnya peneliti mengucapkan banyak terima kasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya, selama penyusunan skripsi ini dan selama peneliti belajar di Fakultas Agama Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam, penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada

1. Kedua orang tua, yakni ayahanda H. M Alimuddin dan ibunda Hj. Kamariah, dengan curahan cinta dan kasih sayangnya telah

(7)

mengantarkan peneliti sehingga menjadi sarjana, semoga semua jasa yang diberikan menjadi amal saleh serta di terima Allah SWT, dan semoga Allah selalu memberikan Hidayah, Taufik serta Inayah-Nya kepada mereka.

2. Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim. SE, MM Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Drs. H. Mawardi Pewangi. M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam yang telah membantu peneliti sejak menjadi mahasiswa hingga berakhirnya masa perkuliahan di Fakultas Agama Islam.

4. Dr. Amirah Mawardi. S.Ag, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam yang senantiasa membantu peneliti dalam persoalan Akademik.

5. Dr. Abdul Aziz Muslimin M.Pd.I.M.Pd Sebagai Pembimbing I dan Dr. H.M. Alwi Uddin M.Ag Sebagai Pembimbing II yang dalam kesibukannya tetap memberikan bimbingan dan masukan dengan penuh kesabaran hingga terselesaikan penulisan ini.

6. Bapak/Ibu Para Dosen yang telah mentrasfer ilmu pengetahuan kepada peneliti yang penuh manfaat dan berkah, semoga amal jariahnya selalu mengalir.

(8)

7. Semua Karyawan Tata Usaha Fakultas Agama Islam yang selalu melayani peneliti dengan ikhlas, Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

8. Semua Teman-Teman Angkatan 2014 Kelas E, seluruh keluarga yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan baik moril maupun materi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari sistematika, bahasa, maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran dan kritik dari pembaca sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka cakrawala yang lebih luas bagi pembaca sekalian dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin…

PENELITI

UMMU ATHIYAH NIM : 10519220914

(9)

ABSTRAK

UMMU ATHIYAH (10519220914) Aktivitas Remaja Masjid Nurul

Muttaqin Dusun Bambala Dalam Pembinaan Kepribadian Remaja di Desa Mappilawing Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng. (dibimbing oleh Abdul Aziz Muslimindan H.M. Alwi Uddin).

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk aktivitas yang dilakukan oleh Remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala, mengetahui pembinaan kepribadian remaja Oleh Pengurus Remaja Masjid Nurul Muttaqin Didusun Bambala dan mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat pembinaan kepribadian DiDusun Bambala Desa Mappilawing Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng.

Penelitian ini dilaksanakan Di Dusun Bambala Desa Mappilawing Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng, instrument penelitian yang digunakan observasi, pedoman wawancara, catatan dokumentasi, teknik pengumpulan data yang digunakan yakni meliputi kutipan langsung dan tidak langsung dan field reserct (lapangan) meliputi observasi, wawancara..

Hasil penelitian menunjukkan beberapa bentuk aktivitas remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala seperti 1) pengajian rutin setiap pekan, 2) bakti sosial di lingkungan masjid, 3) melaksanakan kegiatan diwaktu-waktu tertentu (melaksanakan perlombaan dalam menyambut datangnya bulan suci ramadhan dan melaksanakan kegiatan perlombaan dalam menyemarakkan 17 agustus 1945).dari berbagai bentuk kegiatan dan aktivitas tersebut dapat pula dibentuk sikap dan kepribadian remaja melalui pembinaan kepribadian yang dilakukan oleh Pengurus Remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala misalnya mengajak para remaja sholat berjamaah di masjid, mengajak para remaja untuk berdiskusi bersama mengenai remaja masjid kedepannya, pengurus remaja masjid memberikan contoh yang baik kepada para remaja (bertutur kata yang baik), mengajak para remaja untuk berlatih seperti ( berlatih ceramah persiapan mengisi ceramah sebelum melaksanakan sholat taraweh secara berjamaah dan berlatih tartil persiapan lomba menyambut datangnya bulan suci ramadhan). Karena pembinaan kepribadian remaja adalah adalah suatu usaha atau kegiatan yang mengarah kepada kebaikan hal yang dibina sehingga diharapkan menjadi lebih baik. Setelah membina kepribadian remaja DiDusun Bambala diharapkan para remaja mampu menjadi generasi yang lebih baik.

kata kunci : Aktivitas Remaja Masjid Dan Pembinaan Kepribadian Remaja.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

HALAMAN BERITA MUNAQASYAH ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN ABSTRAK ... ix DAFTAR ISI ... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Aktivitas Remaja Masjid ... 7

B. Pembinaan Kepribadian Remaja Melalui Masjid ... 12

C. PembinaaanKepribadian Sosial ... 21

D. Remaja dan Keluarga ... 22

E. Remaja dan Agama ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

(11)

C. Fokus Penelitian ... 31

D. Deskripsi Fokus Penelitian ... 31

E. Sumber Data ... 32

F. InstrumenPenelitian ... 33

G. Teknik Pengumpulan Data ... 35

H. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Lokasi Penelitian ... 37

B. Aktivitas Remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala Desa Mappilawing Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng ... 42

C. Pembinan Kepribadian Remaja DiDusun Bambala Desa Mappilawing Kecematan Eremerasa Kabupten Bantaeng ... 45

D. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Pembinaan Kepribadian Remaja DiDusun Bambala Desa Mappilawing Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng ... 49

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 54 B. Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA ... 56 RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masjid awalnya, merupakan tempat pusat segala kegiatan, bukan saja sebagai pusat ibadah khusus, seperti sholat dan I’tikaf. Akan tetapi, masjid merupakan pusat kebudayaan dan muamalah. Masjid merupakan tempat lahir kebudayaan Islam yang demikian kaya dan berkah. Kejayaan umat Islam tidak bisa dilepaskan dari proses dakwah Islam yang dilakukan di masjid1.

Fungsi masjid sebagai tempat pendidikan merupakan fakta sejarah yang sulit untuk ditolak. Hal ini didasarkan bahwa masjid telah digunakan sebagai tempat pendidikan sejak berabad-abad awal perkembangan dakwah Islam. Bahkan hingga kini, budaya ta’lim yang dilakukan di masjid masih mudah ditemui. Masjid juga dapat berfungsi sebagai pembentukan karakter dan norma masyarakat sekitar melalui berbagai macam kegiatan bimbingan. Jika berbicara tentang masjid, maka tidak terlepas dengan peran remaja masjid. Pada masa dahulu, peran remaja masjid sangatlah penting terutama dalam membentuk generasi Islamserta pembentukan karakter.

Melalui peran remaja masjid, masjid mampu menjadi wadah pembentukan karakter serta pendidikan karakter bagi masyarakat sekitar

1

Sofan Safri Harapan, Manejemen Masjid, (Yogyakarta; Dhana Bhakti Prima,1996), h.5

(13)

khususnya remaja-remaja yang dalam dunia nyata pergaulannya kini sangat rawan. Dimana banyak kita jumpai pergaulan para remaja di luar sana yang memprihatinkan dan layak untuk diberikan bimbingan serta arahan2

Berbicara tentang remaja, mungkin akan terbayang dalam benak kita tentang anak-anak manusia yang berada dalam masa-masa menyenangkan, ceria, penuh canda, semangat, gejolak keingintahuan, pencarian identitas diri dan emosi. Remaja adalah anak manusia yang sedang tumbuh selepas masa anak-anak menjelang dewasa.

Tubuh berkembang sedemikian pesat dan terjadi perubahan-perubahan dalam wujud fisik dan psikis. Badannya tumbuh berkembang menunjukkan tanda-tanda orang dewasa, perilaku sosialnya berubah semakin menyadari keberadaan dirinya, ingin diakui, dan berkembang pemikiran maupun wawasannya secara lebih luas.

Menurut Haditono batasan usia remaja ada 4 yaitu : pra remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 10-12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 15-18-21tahun3

Masa remaja adalah saat-saat pembentukan pribadi, dimana lingkungan sangat berperan. Perhatikan ada empat faktor lingkungan yang mempengaruhi remaja, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, teman pergaulan dan dunia luar. Lingkungan yang dibutuhkan oleh remaja

2

Pengembangan budaya pendidikan dan karakter bangsa ; Kementrian Pendidikan

Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, (Jakarta: badan

penelitian dan pengembangan), h. 2 3

http:www.batasan.com2015/05/20-batasan-usia-remaja-menurut-ahli.html

(14)

adalah lingkungan yang Islami, yang mendukung perkembangan imani mereka secara positif dan menuntun mereka pada kepribadian yang benar. Lingkungan yang Islami akan memberi kemudahan dalam pembinaan remaja.

Masa remaja adalah puncak perkembangan seluruh aspek-aspek kepribadian anak. Sebab setelah melewati masa remaja ini anak tersebut akan menjadi seorang yang dewasa yang boleh dikatakan telah terbentuk suatu pribadi yang relatif tetap.

Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab VI pasal 13 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas: pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal4.

Maksud dari pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Sedangkan pendidikan informal adalah bentuk pendidikan diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan persekolahan dan waktu yang di pakai disesuaikan dengan keadaan yang ada. Dalam pendidikan non formal terdiri dari pendidikan umum dan pendidikan keagamaan.

Pada masa sekarang ini beberapa pengurus masjid khawatir dan prihatin dengan kondisi para remaja Islamnya karena jarang ada kegiatan atau bahkan tidak pernah ada remaja yang Islam ikut sholat berjamaah

4

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional,(bandung,;citra umbara, 2010)h.2

(15)

dimasjid dan kegiatan-kegiatan keagamaan di masjid. Para pengurus masjid sangat prihatin, karena tentunya mereka (remaja masjid) adalah generasi penerus yang akan meneruskan estafet dalam syiar Islam di masjid masing-masing.

Kekhawatiran dan keprihatinan para orang tua dan pengurus remaja masjid tentunya sangat wajar, karena di era teknologi informasi saat ini remaja memilih berkutat dengan gadget, sosial media, ketimbang harus mengurusi kegiatan di masjid. Para orang tua juga khawatir terhadap remaja masjid yang akan terlena dan terpengaruh ke dalam hal-hal yang negatif akibat pergaulan dan pengaruh teknologi dan informasi.

Melihat remaja Masjid Nurul Muttaqin Bambala yang tetap eksis dari zaman dulu sampai sekarang dengan selalu mencoba dan berusaha dengan cara mengfungsikan masjid sebagai pusat pendidikan beragama serta berupaya mengadakan berbagai macam kegiatan dan aktivitas untuk masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan beragama masyarakat. Dalam kehidupan beragama ada 2 aspek yaitu tentang kesadaran beragama dan kerukunan beragama. Kesadaran beragama adalah menjalankan perintah agama tanpa ada unsur keterpaksaan tetapi atas keinginannya sendiri, sedangkan kerukunan beragama adalah suatu kondisi sosial dimana semua golongan agama bisa hidup bersama-sama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan agama sesuai dengan keyakinannya dalam keadaan rukun dan damai.

(16)

Seperti hal yang dilakukan remaja Masjid Nurul Muttaqin Bambala, bahwasanya masyarakat di sekitar Masjid Nurul Muttaqin Bambala dahulunya sukar sekali melihat remaja ikut sholat berjamaah di masjid serta karakter masyarakat yang kurang baik. Akan tetapi, setelah adanya berbagai macam upaya dari remaja masjid, kini lingkungan sekitar Masjid Nurul Muttaqin Bambala menjadi lingkungan yang bersih dan Islami.

Dalam kehidupan masyarakat keaktifan beribadah sangat diperlukan, mengingat keagamaan dilingkungan masyarakat Desa Mappilawing Kec. Eremerasa Kab. Bantaeng cenderung 100% beragama Islam.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan Aktivitas Remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala Dalam Pembinaan Kepribadian Remaja masih kurang dalam melaksanakan hal-hal yang bersifat positif seperti sholat berjamaah di masjid. Berdasarkan fenomena tersebut maka masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana Aktivitas Remaja Mesjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala Di Desa Mappilawing Kec. Eremerasa Kab. Bantaeng ?

2. Bagaimana Pembinaan Kepribadian Remaja Di Dusun Bambala Di Desa Mappilawing Kec. Eremerasa Kab. Bantaeng ?

3. Apa Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembinaan Kepribadian Oleh Remaja Di Dusun Bambala Desa Mappilawing Kec. Eremerasa Kab. Bantaeng ?

(17)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui aktivitas remaja mesjid di desa Mappilawing kec. Eremerasa kab. Bantaeng.

2. Untuk Mengetahui pembinaan kepribadian remaja di Dusun Bambala desa Mappilawing kec.Eremerasa kab. Bantaeng

3. Untuk Mengetahui faktor penghambat dan pendukung pembinaan kepribadian oleh remaja di Dusun Bambala desa Mappilawing kec. Eremerasa kab. Bantaeng

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaaat Teoritik

Untuk menambah wawasan dalam segi keilmuan peneliti yang berkaitan dengan peranan remaja mesjid dalam pembinaan kepribadian remaja.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kepada masyarakat Desa Mappilawing Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng bagaimana membina kepribadian melalui remaja mesjid.

b. Menjadi bahan pertimbangan bagi Masyarakat mesjid Nurul Muttaqin Bambala dalam pembinaan kepribadian di masa yang akan datang.

(18)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Aktivitas Remaja Masjid

1. Pengertian Aktivitas

Aktivitas adalah suatu proses kegiatan yang diikuti dengan terjadinya perubahan tingkah laku, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

Adapun pengertian aktivitas menurut para ahli :

a. Menurut Anton M Mulyono Aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan, jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik merupakan suatu aktivitas.

b. Menurut W.J.S Poewadarminto, Menjelaskan Akitivitas sebagai suatu kegiatan atau kesibukan.

c. Menurut S. Nasution, Aktivitas merupakan keaktifan jasmani dan rohani dan keduanya harus dihubungkan5.

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa aktivitas adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antar sesama manusia dalam rangka mencapai tujuan tertentu, sebab dengan adanya aktivitas seseorang akan aktif dalam segala hal.

Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa Remaja Masjid adalah organisasi yang menghimpun remaja muslim yang aktif datang dan beribadah shalat berjama’ah di Masjid. Karena keterikatannya dengan Masjid, maka peran utamanya tidak lain adalah memakmurkan Masjid. Ini berarti, kegiatan yang berorientasi pada Masjid selalu menjadi program utama. Di dalam melaksanakan perannya, Remaja Masjid meletakkan

5

http://www.karyatulisku.com/2017/09/24-pengertian-aktivitas-menurut-ahli.html

(19)

prioritas pada kegiatan-kegiatan peningkatan keislaman, keilmuan dan keterampilan anggotanya.

Aktivitas Remaja Masjid yang baik adalah yang dilakukan secara terencana, kontinyu dan bijaksana; disamping itu juga memerlukan strategi, metode, taktik dan teknik yang tepat. Untuk sampai pada aktivitas yang baik tersebut, pada masa sekarang diperlukan pemahaman organisasi dan management yang baik pula.

Siswanto mengemukakan Jenis-jenis aktivitas Remaja Masjid adalah:

1. Berpartisipasi dalam memakmurkan Masjid

Remaja masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan masjid. Diharapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan shalat berjamaah bersama dengan umat Islam yang lain. Karena, shalat berjamaah merupakan indikator utama dalam memakmurkan masjid. Selain itu kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam memberikan informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi untuk melaksanakan aktivitas yang sudah di programkan. Dalam mengajak anggota untuk memakmurkan masjid tentu diperlukan kesabaran.

(20)

Allah SWTberfirman dalam QS. At-Taubah [9]: 18

َﯾ ْمَﻟ َو َةﺎَﻛﱠزﻟا ﻰَﺗآ َو َة َﻼﱠﺻﻟا َمﺎَﻗَأ َو ِرِﺧ ْﻵا ِم ْوَﯾْﻟا َو ِ ﱠﻟﻠہﺎِﺑ َنَﻣآ ْنَﻣ ِ ﱠﷲ َدِﺟﺎَﺳَﻣ ُرُﻣْﻌَﯾ ﺎَﻣﱠﻧِإ

ﱠﻻِإ َشْﺧ

َنﯾِدَﺗْﮭُﻣْﻟا َنِﻣ اوُﻧوُﻛَﯾ ْنَأ َكِﺋَٰﻟوُأ ٰﻰَﺳَﻌَﻓ ۖ َ ﱠﷲ

Terjemahannya:

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk6”

2. Melakukan pembinaan remaja muslim.

Remaja muslim di sekitar masjid merupakan sumber daya manusia yang sangat mendukung bagi kegiatan organisasi, sekaligus juga merupakan obyek (mad’u) yang paling utama. Pengurus remaja masjid membina mereka bertahap dan berkesinambungan agar mampu beriman, berilmu, dan beramal dengan baik. Hal ini dilakukan dengan menyusun program kerja yang menghayati keinginan dan kebutuhan mereka.

3. Menyelenggarakan proses kaderisasi umat.

Pengkaderan adalah suatu proses pembentukan kader yang dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh kader yang siap mengemban amanah organisasi. Sistem pengkaderan remaja masjid disusun dalam

6

Kementrian Agama RI, Al-qur’an Al Karim dan Terjemahannya, (Semarang PT. Karya Toha Putra Semarang) h. 362

(21)

bentuk pedoman pengkaderan remaja masjid yang memuat konsep secara langsung dan tidak langsung

4. Melaksanakan aktivitas da’wah dan sosial.

Remaja masjid adalah organisasi dakwah Islam yang mengambil spesialisasi dalam pembinaan remaja muslim melalui masjid. Organisasi ini berpartisipasi secara aktif dalam mendakwakan Islam secara luas disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang meliputinya. Aktivitas dakwah bil lisan, bil khal, bil qalam dan bil fikr dapat diselenggarakan baik oleh pengurus maupun anggota7

Remaja Masjid adalah organisasi yang menghimpun remaja muslim yang aktif datang dan beribadah shalat berjamaah di masjid. karena keterlibatan dengan masjid, maka peran utamanya tidak lain adalah memakmurkan masjid. Ini berarti, kegiatan yang berorientasi pada masjid selalu kegiatan-kegiatan peningkatan keislaman, keilmuan, dan keterampilan anggotanya.

Meskipun diselenggarakan oleh remaja, remaja masjid tidak membatasi hanya beraktivitas dibidang keremajaan saja tetapi juga melaksakan aktivitas yang menyentuh masyarakat luas seperti bakti sosial, kebersihan lingkungan, kumpul dengan keluarga remaja masjid, kunjungan kepesantren dan membantu korban bercana alam.

7

Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2005), h.48

(22)

2. Pengertian Remaja Masjid

Remaja Masjid merupakan suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja Islam yang menggunakan masjid sebagai pusat aktivitasnya.

Pembahasan mengenai dasar remaja masjid, tujuan remaja masjid dan fungsi remaja masjid, sebagai berikut :

a. Dasar Remaja Masjid

Remaja masjid merupakan organisasi dakwah Islam, anak dari organisasi takmir masjid, yang mengambil spesialisasi pembinaan. Upaya untuk melaksanakan organisasi dakwahnya hendaknya diselenggarakan dengan terencana, terarah, terus menerus dan bijaksana, karena hal itu perlu dilakukan secara kolektif dan terorganisir dan profesional.

b. Tujuan Remaja Masjid

Remaja masjid bertujuan untuk mengorganisir kegiatan-kegiatan memakmurkan masjid. Remaja masjid sangat diperlukan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah dan wadah bagi remaja muslim dalam beraktivitas di masjid.

Keberadaan remaja masjid sangat penting karena dipandang memiliki posisi yang cukup strategis dalam kerangka pembinaan dan pemberdayaan remaja muslim di sekitarnya, sebab remaja masjid merupakan kelompok usia yang sangat profesional juga sebagai generasi harapan, baik harapan bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, agama. Dalam konteks kemasjidan, generasi muda juga menjadi tulang punggung

(23)

dan harapan besar bagi proses kemakmuran masjid pada masa kini dan mendatang.

c. Fungsi remaja masjid

Memakmurkan masjid merupakan salah satu bentuk taqarrub (upaya mendekatkan diri) kepada Allah yang paling utama. Memakmurkan masjid memunyai arti yang sangat luas, yaitu penyelenggaraan berbagai kegiatan yang bersifat ibadah mahdhah (perbuatan yang sudah ditentukan syarat dan rukunnya ) hubungan dengan Allah (hablum minallah), maupun hubungan sesama manusia (hablum minan nass) yang bertujuan untuk meningkatkan iman dan taqwa kecerdasan dan kesejahteraan jasmani, rohani, ekonomi maupun sosial8.

Memakmurkan masjid mempunyai arti yang sangat luas, yaitu penyelenggaraan berbagai kegiatan yang bersifat ibadah, maupun hubungan sesama manusia.

B. Pembinaan Remaja Melalui Masjid

Pembinaan remaja dalam Islam bertujuan agar remaja tersebut menjadi anak anak yang sholeh; yaitu anak yang baik, beriman, berilmu, berketerampilan dan berakhlak mulia. Anak yang shalih adalah dambaan setiap orangtua muslim yang taat.

8

Ahmad Muhsin Kamaludiningrat, Meningkatkan Peran dan Fungsi Masjid dalam

Dakwah dan Pembinaan Masyarakat Madani Beriman dan Bertaqwa(Jogjakarta: Jurnal

Ulama, 2010), h. 16

(24)

Sabda Rasulullah saw:

ِﺑ ُﻊَﻔَﺗْﻧُﯾ ٍمْﻠِﻋ َو ٍﺔَﯾِرﺎَﺟ ٍﺔَﻗَدَﺻ ْنِﻣ ٍﺔَﺛ َﻼَﺛ ْنِﻣ ﱠﻻِإ ُﮫُﻠَﻣَﻋ َﻊَطَﻘْﻧا ُنﺎَﺳْﻧِ ْﻹا َتﺎَﻣ اَذِإ

ٍﺢِﻟﺎَﺻ ٍدَﻟ َو َو ِﮫ

(

مﻠﺳﻣو يرﺎﺧﺑﻟا هاور) وُﻋْدَﯾ

ﮫَﻟ

Artinya :

“Apabila anak Adam mati, maka semua amalnya terputus, kecuali tiga ; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang mendo’akannya”.(HR.Muslim)9

Allah SWT berfirman dalam QS. An-nahl ayat 97

ٍرَﻛَذ نﱢﻣ ﺎًﺣِﻟﺎَﺻ َلِﻣَﻋ ْنَﻣ

ًﺔَﺑﱢﯾَط ًةﺎَﯾَﺣ ُﮫﱠﻧَﯾِﯾْﺣُﻧَﻠَﻓ ٌنِﻣ ْؤُﻣ َوُھ َو ٰﻰَﺛﻧُأ ْوَأ

Terjemahannya :

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik10”

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :

ُدِﺟﺎَﺳَﻣ ِ ﱠﷲ ﻰَﻟِإ ِد َﻼِﺑْﻟا ﱡبَﺣَأ َلﺎَﻗ َمﱠﻠَﺳ َو ِﮫْﯾَﻠَﻋ ُ ﱠﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ِ ﱠﷲ َلوُﺳَر ﱠنَأ َةَرْﯾَرُھ ﻲِﺑَأ ْنَﻋ

ﺎَھ

ﺎَﮭُﻗا َوْﺳَأ ِ ﱠﷲ ﻰَﻟِإ ِد َﻼِﺑْﻟا ُضَﻐْﺑَأ َو

)

ﻠﺳﻣو يرﺎﺧﺑﻟا هاور

م(

Artinya :

“Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bagian negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim )11

Untuk membina remaja bisa dilakukan dengan berbagai cara dan sarana, salah satunya melalui remaja masjid. Yaitu suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja muslim yang menggunakan masjid sebagai pusat aktivitas. Remaja masjid merupakan salah satu alternatif pembinaan

9

Majalah As-Sunnah,terjemahan Hadist, Surakarta, PT. Yayasan lajnat istiqomah, 2012

10

Ibid, h

11

Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid, Tarbiyatuna, Jakarta, 1999, h. 134

(25)

remaja yang terbaik. Melalui organisasi ini, mereka memperoleh lingkungan yang Islami serta dapat mengembangkan kreativitas. Remaja masjid membina para anggotanya agar beriman, berilmu, dan beramal shalih dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT untuk mencapai keridhaan-Nya.

Pembinaan dilakukan dengan menyusun aneka program yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan berbagai aktivitas. Remaja masjid yang telah mapan biasanya mampu bekerja secara terstruktur dan terencana. Mereka menyusun program kerja periodik dan melakukan berbagai aktivitas yang berorintasi pada; keislaman, kemasjidan, keremajaan, keterampilan dan keilmuan.

Menurut Ayyub, pembinaan remaja mesjid dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :

1. Melakukan bimbingan agama dan moral secara rasional 2. Melakukan bimbingan, berdiskusi dan bermusyawarah

3. Menyediakan buku bacaan tentang agama, moral dan ilmu pengetahuan.

4. Memberikan kesempatan untuk berperan dan bertanggung jawab sebagai pengurus remaja mesjid.

5. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh negative dari lingkungan.

6. Menyalurkan hobi yang sehat dan bermanfaat 7. Memberikan kesempatan berolahraga

(26)

8. Memberikan kesempatan berpiknik12

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa peran remaja masjid dapat berpengaruh dalam pengendalian perilaku para remaja yang terbilang lebih bersikap labil dan menjunjung tinggi egoismenya. Para pengurus remaja masjid harus berpandai-pandai dalam mengajak atau merangkul remaja agar meminimalisir perilaku-perilaku negatif yang sering dilakukan oleh mereka.

Disamping itu, keberhasilan dalam merekrut para remaja tergantung kepada metode pendekatan maupun cara-cara agar mampu mempengaruhi cara berfikir para remaja tersebut, dan poin di atas sudah jelas apa yang harus dilakukan oleh para pengurus remaja masjid. Tingkah laku para remaja sangat dipengaruhi baik dari lingkungan keluarga, pergaulan, maupun pendidikan baik yang secara formal maupun secara non formal, yang kurang maksimal dalam melakukan bimbingan dan penanaman akhlak para remaja.

Adanya rutinitas bimbingan agama ataupun berdiskusi mampu memberikan sedikit banyaknya perubahan corak berfikir remaja, apalagi tersedianya buku bacaan tentang agama dan mengajak mereka untuk bergabung dan berperang sebagai pengurus masjid sedikit demi sedikit cara pandang mereka akan berubah.

12

Tim ICMI, Pedoman manajemen mesjid, (Jakarta: ICMI Orsat Cempaka Putih, 2004), h.145.

(27)

Untuk mengantisipasi kejenuhan maka pengurus remaja masjid sesekali membuat suatu perlombaan yang berorientasi pada kesehatan jasmani dan bermanfaat bagi mereka serta masyarakat secara umum.

Membahas mengenai problematika anak remaja. Keluarga sering kali disibukkan dengan problematika yang dialami remaja, baik itu masalah fisik maupun psikis. Oleh karena itu, akan diuraikan beberapa problem yang dianggap penting untuk diketahui, diantaranya :

a. Perasaan remaja dengan kejenuhan

Banyak sekali remaja yang mengeluh karena mereka merasa jenuh dan lelah, dan mereka membutuhkan istirahat serta ketenangan. Tapi sayang, banyak orangtua yang tidak tanggap, bahkan lalai akan keluhan anak-anaknya, atau tidak percaya akan apa yang dikeluhkan anak-anaknya. Mereka mengira bahwa keluhan ini hanyalah hal biasa yang merupakan ciri remaja atau sekedar ingin mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya.

Kenyataan berbeda dengan semua anggapan itu. Perasaan cepat lelah yang dirasakan oleh remaja muncul disebabkan oleh adanya gerakan otot-ototnya walaupun sedikit. Gerakan itu sendiri disebabkan oleh adanya perubahan yang cukup cepat pada sebagian fungsi psikologi remaja, yang mungkin berkembang ketika dilanda kemarahan yang terpendam13.

13

Al-Mighwar Muhammad, , Psikologi Anak dan Remaja, cetakan-1, (bandung ; pustaka setia2006 )h. 166-246

(28)

Orangtua dan para pendidik hendaknya benar-benar memperhatikan masalah ini agar tidak membebani anak remaja melebihi kemampuannya. Sebab, hal itu dapat mengakibatkan remaja dirundung masalah fisik dan psikis.

b. Sensitif dan cengeng

Remaja bisa diidentifikasi (dibedakan) berdasarkan sifat yang umum dialami mereka, yaitu : sensitifitas yang berlebihan. Mereka lebih mendahulukan emosi daripada berpikir. Akibatnya, mereka sering dihadapkan pada problem kejiwaan yang mengantarkan remaja pada kesedihan.

Emosinya juga bisa diidentifikasi melalui ciri-ciri : belum matang dan belum dewasa, yang biasanya dapat berakibat pada lonjakan emosional dan perubahan-perubahan yang menyimpang.

Sensifitas yang ada dalam diri remaja disebabkan oleh perasaan terasing, dan dia merasakan bahwa dirinya tidak diterima ditengah-tengah keluarga dan masyarakat. Demikian juga pendapat-pendapatnya tidak direspon dengan baik oleh mereka dalam kapasitasnya sebagai seorang yang sudah matang dalam berfikir. Sebaliknya, tanggapan dari keluarga dan masyarakat, seakan-akan menunjukkan bahwa dia itu masih kanak-kanak.

Salah satu sebab sensitifitas yang melanda remaja adalah ego yang tinggi. Mereka terlalu memikirkan dirinya sendiri dan mengkhawatirkan prasangka orang lain terhadap dirinya serta

(29)

kepercayaan pada diri sendiri secara berlebihan. Oleh karena itu, dia menganggap orang yang memperlakukan dirinya dengan buruk, atau meragukan kemampuan dirinya, sebagai orang yang telah menghina dan melecehkan harga dirinya.

Sensitifitas, kecenderungan, dan perasaan terasing juga disebabkan rasa minder, biasanya saat mengalami rasa cinta. Ia takut wajah atau tubuhnya tampak tidak indah. Begitu juga saat ia merasa anggota tubuhnya tidak sama dengan orang lain. Ini adalah hal biasa karena masih ada dalam masa perkembangan.

Semua hal itu, menjadikan remaja merasa bahwa dirinya tidak akan diterimanya di tengah masyarakat. Oleh karena itu, remaja mengasingkan dirinya dirinya dan mencoba jauh dari lingkungan masyarakat. Ini merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan oleh orangtua dan para pendidik. Hendaknya mereka berupaya menjauhkan sensitifitas yang melanda remaja, yang akan mengakibatkan efek kejiwaan yang tidak baik14.

c. Menunjukkan jati diri

Remaja lebih banyak mengutamakan dirinya, dia memandang keluarga, masyarakat, bahkan dunia disekelilingnya sekan-akan dialah sendiri didunia ini. Dia menganggap bahwa dia mempunyai kemampuan berpikir dan jiwa yang belum diketahui orang-orang disekitarnya, yang menyebabkan mereka tidak mau menghargai dirinya. Oleh karena itu,

14

Muhammad syarif ash shawwar, kiat-kiat efektif mendidik anak dan remaja,

(bandung; pustaka hidayah,2003) h. 50

(30)

dalam setiap kesempatan dia akan mencoba meyakinkan dan menunjukaan kemampuandirinya. Diantara gejala yang tampak dari perilaku tersebut adalah :

1.) Membangkan dan kritis

Dalam rangka meyakinkan kemampuan dirinya, remaja biasanya cenderung menunjukkan bahwa dirinya tidak bergantung kepada oranglain. Remaja banyak mengkritik orang yang lebih besar yang ada disekitarnya, baik kritikan itu keluar karena ketidakpuasan atau yang lainnya. Dia juga kadang-kadang mengkritik pendapat, perilaku, ucapan, pakaian, gaya hidup, dan kegiatan sehari-hari orangtuanya, sebagaimana mereka juga mengkritik guru, tamu, dan para penyiar televisi dan radio. Dia selalu mencoba masuk pada perdebatan yang seru untuk mempertahankan pendapatnya, dan selalu ingin menunjukkan bahwa dirinya berbeda dengan yang lain, walaupun pendapatnya itu salah.

Keadaan ini akan terus berkurang seiring dengan berlalunya waktu, sampai pada keadaan yang stabil. Oleh karena itu, semestinya orangtua tidak membuat benturan dengan remaja. Sebaliknya, mereka harus membuka pintu dialog dan menyikapi perdebatan dengan penuh bijaksana.Dan perlu diingat bahwamenghadapi pembangkangan remaja dengan kekerasan, akan menjadikan dia bertambah keras, bahkan semakin membangkang15.

15

Ibid, h. 57-67

(31)

2.) Ragu-ragu

Munculnya rasa ragu dalam jiwa remaja adalah hal yang alami. Hal itu dihasilkan oleh semakin terbukanya pikiran dan berkembangnya pengetahuan mereka, disertai bertambahnya keyakinan diri dan kematangan. Oleh karena itu, remaja meragukan kenyataan hidup yang dialaminya.

Remaja meragukan cinta orangtua kepadanya, cinta teman-temannya, dan meragukan kebenaran dogma-dogma agama, seperti ; adanya Allah dan kekuasaan-Nya, surga, neraka, dan malaikat.Dan remaja pada umumnya sering dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan. Misalnya mereka membayangkan akan mendapatkan pukulan jika mengutarakan keraguan ini dihadapan orangtuanya.Orangtua mesti mengetahui bahwa keraguan tidak selalu keluar dari keluguan remaja, tetapi kadang-kadang sekedar salah satu cara remaja untuk mendapatkan perhatian dan menunjukkan jati dirinya.

C. Membina Kepribadian Sosial

Kehadiran remajadimasjid dapat memberikan kesiapan bagi mereka untuk bergabung dengan masyarakat yang seiman, yang akan membuat mereka terbiasa menjalin hubungan dan kebutuhan sosial mereka sebaik mungkin. Sesungguhnya hal itu dapat dicapaimelalui perkenalan dengan orang besar dan kecil dalam suasana masjid yang kondusif, berbicara dengan mereka, mengunjungi mereka, dan berta’ziah kepada mereka yang terkena musibah.

(32)

Kehadiran remajadimasjid, juga bermanfaat bagi mereka untuk mengenal dunia dakwah dan pengajaran dari para ulama, dan mereka juga dapat mendapatkan berkah ketika melihat dan mendengar ucapan para ulama, bahkan mungkin mendapatkan do’a bagi mereka.Oleh karena itu, orangtua dianjurkan untuk agar mengajak anak-anaknya apabila pergi kemasjid, atau dengan memberikan dorongan kepada anak-anaknya apabila dia dengan sibuk atau ketika tidak bisa pergi bersama mereka.

D. Remaja dan Keluarga

Keluarga tentunya, adalah lembaga pendidikan pertama yang berhubungan dengan remaja. Sering kali keluarga bertabrakan dengan mereka. Mereka juga sering mengeluhkan kerasnya kebijakan orangtua yang ingin menguasai sikap dan perilakunya. Remaja mungkin akan merasa asing tinggal ditengah-tengah keluarganya. Secara ringkas masalah yang sering dikeluhkan remaja terhadap keluarganya, antara lain:

1. Tidak mempunyai tempat khusus didalam rumah

Remaja selalu senang menunjukkan jati dirinya, dan remaja ingin mandiri dari keluarganya, salah satu fenomena yang sering muncul dari keinginan mandiri ini adalah ingin memiliki suatu tempat khusus untuk dirinya dalam rumah. Apabila rumah orangtuanya itu besar maka dia mencoba meyakinkan keluarganya agar dia bisa mendapatkan kamar khususnya, walaupundiatap rumah.Remaja akan berusaha menatanya, mengeluarkan barang-barang yang bukan miliknya. Remaja akan

(33)

meguncinya ketika sedang keluar rumah. Jika tidak memungkinkan baginya untuk mempunyai tempat yang khusus, karena rumahnya sempit, dia akan mencoba dengan mepunyai lemari khusus.

Hal ini dianggap sebagai suatu masalah bagi remaja. Berdasarkan hal ini. Orangtua harus berusaha memenuhi keinginan mereka jika memungkinkan, walaupun sekadarnya saja, dan menghargai barang-barang miliknya yang ada dikamar khususnya itu16.

2. Adanya jarak antara mereka dengan orangtua

Banyak remaja yang mengeluhkan adanya jarak antara mereka dengan kedua orangtuanya, akibat komunikasi yang tdak benar dan tidak adanya keterbukaan. Hal ini akan mengakibatkan semakin jauhnya jarak antara mereka dengan kedua orangtuanya. Bahkan mungkin akan memunculkan pertentangan dan keretakan diantara mereka.

Sebetulnya, banyak orangtua sengaja membuat jarak antara mereka dengan anak-anaknya, dengan tujuan menjaga wibawa agar anak-anaknya hormat kepada mereka. Hal seperti ini tentu banyak negatifnya untuk hubungan anak-anak dengan orangtuanya, dan akan menghasilkan pendidikan yang tidak baik. Oleh karena itu, untuk mendapatkan cinta dan kepercayaan anak-anaknya, orangtua harus membuka pintu dialog, dan mengikutsertakan mereka dalam diskusi dan canda mereka17. 16 Op.cit, h. 166-246 17 Op.cit, h. 246

(34)

Adapun berbagai cara seorang anak untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya seperti berikut ini :

a. Bertengkar dengan saudara

Bertengkar, bahkan mungkin saling membunuh diantara saudara, atau antar remaja dengan saudaranya yang kecil maupun yang besar, adalah fenomena yang disebabkan oleh dua unsur utama, yaitu :

1.) Remaja selalu berusaha menunjukkan eksistensinya dengan berbagai cara, diantaranya dengan bertengkar

2.) Remaja sangat sensitif terhadap sikap apapun. Kata-kata saudaranya yang terasa tidak enak bisa dianggapnya sebagai tantangan terhadap kebebasan dan harga dirinya. Dalam menghadapi tingkah laku seperti ini orang tua tidak boleh ikut campur kecuali jika sudah sampai pada batas yang membahayakan. Orangtua juga harus mengajari yang masih kecil agar menghormati yang lebih besar, mengajari yang lebih besar agar menyayangi yang lebih kecil dan mampu bersabar terhadap tingkah laku mereka yang kurang baik.

b. Adanya perbedaan dalam keluarga

Diantara banyak masalah yang sering muncul dalam keluarga adalah sikap orangtua yang pilih kasih terhadap anaknya. Hal ini tentu akan menyebabkan banyaknya problem yang serius.

Meskipun orangtua tidak bermaksud membeda-bedakan kasih kepada anak-anaknya, sensitifitas seorang anak bisa membuat dirinya

(35)

beranggapan bahwa orangtuanya tidak adil sehingga merasa terasing. Dan oleh karena itu, orangtua mesti sedikit memperhatikan anaknya masih remaja, yang tentunya tanpa pengetahuan saudara-saudaranya yang lain sehingga tidak menimbulkan kecemburuan.

c. Campur tangan orangtua

Pada umumnya, remaja banyak mengeluh karena campur tangan orangtua dalam urusannya.sebab, dia memandang bahwa dirinya bukan lagi anak kecil, dia telah mejadi dewasa sehingga siapapun tidak berhak ikut campur dalam urusannya. Sebaliknya, orangtua memandang mereka dengan pandangan yang sama sekali bertolak belakang. Orangtua menganggap anaknya masih kanak-kanak, maka mereka harus ikut campur dalam segala urusan anak-anaknya, baik besar maupun kecil. Hal yang seperti ini tentu akan membuat remaja sangat kesal18.

Karena itu, orangtua sebaiknya mengurangi campur tangannya pada urusan mereka, tetapi juga harus tetap mengarahkan mereka secara tidak langsung. Maka, orangtua wajib mengetahui betapa sensitifnya remaja terhadap campur tangan keluarga seperti ini.

Mereka bukan lagi kanak-kanak yang dapat dipilihkan pakaiannya, atau ditentukan baginya tempat yang akan dikunjunginya atau dicarikan teman yang akan dijadikan sahabat.

Remaja tidak akan pernah merasa kalau keluarga mempunyai semua hak itu terhadapnya. Maka, dalam pandangan remaja, keluarga

18

Op.cit, h. 246

(36)

tidak berhak mengkritik dia sepenuhnya, melarangnya tanpa alasan, mengomentari tindakan yang dapat melecehkan harga diri dan kepribadiannya, atau terus menerus mengancamnya.

Remaja mempunyai perasaan yang jujur bahwa dia membutuhkan kemandirian, khususnya dalam masalah-masalah yang erat kaitannya dengan dirinya, seperti berpakaian, berteman dan bergaul.

Singkatnya, untuk mengurangi pertentangan antara orangtua dan anak-anaknya yang masih remaja, hendaknya orangtua mencoba melihat permasalahan yang muncul dari remaja, jangan dengan pandangan orang dewasa, sebab hal semacam ini akan banyak membantu mengurangi permasalahan-permasalahan antara orangtua dan anak-anaknya yang masih remaja.

Orangtua juga jangan terlalu mengekang mereka, bersabarlah terhadap tingkah laku mereka ( yang kurang baik ), dan memberi tahu mereka bahwa mereka begitu berharga dan penting bagi keluarga. Dan orangtua harus tahu bahwa remaja banyak menuntut berbagi hal dari keluarga, sebagaimana keluarga juga menuntut dari mereka, antara hal penting yang sering dituntut dari keluarga oleh mereka, antara lain :

1) Kedua orangtua mesti menjadi tempat yang dapat dipercaya dan yang dihormati

2) Kedua orangtua harus mengungkapkan bahwa mereka menghargai dan mempercayai anak-anaknya

(37)

4) Jangan terlalu ikut campur dalam hal-hal yang sifatnya sepele

5) Hendaknya orangtua benar-benar menjaga agar tindakan dan ucapan mereka tidak bertentangan sehingga anak-anak akan menaatinya

6) Kedua orangtua hendaknya memperkenankan anak-anak mereka untuk meyendiri dari keluarga dalam waktu-waktu tertentu19

Orangtua adalah jantung dalam keluarga terutama yang namanya kepala keluarga atau ayah dari anak-anaknya, sebab keberlangsungan harmonisasi dalam keluarga dilihat dari seberapa besar peran orangtua dan hal tersebut pula mampu mempengaruhi cara berfikir anak-anaknya. Orangtua yang baik dimana dia yang mampu menjadi orang yang paling dipercaya serta dihormati oleh anak-anaknya.

Banyak orangtua yang hanya cenderung menekang atau membatasi ruang gerak anak-anaknya yang tak semestinya mereka lakukan. Namun, hal yang harus dilakukan ialah memberikan bentengan-bentengan kepada anak-anaknya agar tidak salah dalam memilih teman dan cara bergaul. Orangtuapun dituntut untuk memperlihatkan bahwa mereka menghargai serta mempercayai anak-anaknya. Jadi, karakter seorang anak tidak bisa di pisahkan dari lingkungan keluarga terkhusus orangtua.

E. Remaja dan Agama

Keadaanremaja kaitannya dengan agama sangat beragam, tergantung pada perbedaan tempat tinggal mereka didalamnya.

19

Opcit, h 247

(38)

Apa bila dia tumbuh dilungkungan dengan suasana yang taat beragama, maka keberagamannya tidak akan terlalu berbeda pada masa remaja. Dia akan taat dengan agama dan prinsip-prinsipnya dalam kehidupan. Bahkan, semangat beragamnya dan ketaatannya mungkin akan bertambah di masa remaja20

Tidak diragukan lagi bahwa ketaatan mereka dengan agama mempunyai pengaruh yang besar dalam meringankan masalah yang sering dialami remaja, bahkan mempersingkat masa keremajaannya.

Adapun anak yang sebelum memasuki masa remaja hidup dalam suasanan yang jauh dari nuansa agama maka mereka akan hidup dengan penuh keraguan terhadap agama dan akan melecehkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama.

Terkadang perilaku remaja ini bukanlah murni keluar dari hati nuraninya, tetapi sekedar keinginannya untuk mencoba, dan membangkang pada apa yang telah pasti. Dia mencoba berusaha menunjukkan jati dirinya dan berbeda dari yang lain.

Perkembangan moral, nilai dan sikap (tingkah laku) ini berkembang sangat pesat pada masa remaja. Dapat dikatakan bahwa pada masa remaja menjadi penentu perkembangan hal-hal tersebut. Penanaman nilai-nilai keagamaan menyangkut konsep tentang ketuhanan, semenjak

20

Opcit, h 248

(39)

usia dini mampu membentuk religiusitas anak mengakar secara kuat pada masa remaja dan mempunyai pengaruh sepanjang hidup21.

Melihat keberadaan para remaja yang berada disekitar daerah masjid yang ada di masyarakat dengan membentuk suatu organisasi remaja masjid dinilai akan membawa pengaruh dalam kehidupan beragama masyarakat. Karena remaja masjid merupakan suatu organisasi remaja Islam di masyarakat yang mempunyai aspiratif dan representatif. Aspiratif adalah mereka mampu mengemban amanat hati nurani umat, menjaga norma-norma yang ada di masyarakat dengan melaksanakan ajaran Islam dengan baik. Sedangkan representatif adalah mewakili generasinya sebagai pilar yang membela tegaknya ajaran Islam di seluruh bumi. Remaja masjid yang memahami potensi dalam organisasinya akan ikut serta memikirkan masa depan umat Islam, bertanggung jawab terhadap prospek perkembangan syiar Islam di masa yang akan datang.

21

Umar Jaeni, Panduan remaja masjid,(surabaya;CV.Alfa Surya Grafika,2003),h.1

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian kualitatif dengan mengeksploitasi data dilapangan dengan metode analisis deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran secara tepat tentang Aktivitas Remaja Mesjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala Dalam Pembinaan Kepribadian Remaja di Desa Mappilawing Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng.

menurut Sugiyono :

“Metode penetilian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan pada obyek kondisi alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebuah instrumen kunci, pengambilan sumber sampel data dilakukan secara purposive and snowbaal, teknik pengumpulan data dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”.22

Maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah ungkapan atau pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi manusia mengenai hakikat, sebab, asal dan hukumnya. dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang yang ada dilingkungan sekitarnya atau biasa disebut dengan kata instrument.

22

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

Research And Development Cetakan ke-11, (Bandung: Alfabet), h. 15.

(41)

Sedangkan Metode Analisis Deskriptif menurut Sugiyono, yaitu : “Menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum untuk generalisasi”.

Maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode anailisis deskriptif adalah menggambarkan data yang sudah terkumpul dan menyimpulkannya secara spesifik.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

S. Nasution berpendapat bahwaada tiga unsur penting yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan lokasi penelitian yaitu : tempat, pelaku dan kegiatan.23

Adapun lokasi penelitian ini adalah di Desa Mappilawing Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng. Sedangkan objek penelitiannya adalah Remaja masjid dan remaja.

C. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi Fokus Penelitian ini adalah : 1. Aktivitas remaja Masjid Nurul Muttaqin

2. Pembinaan kepribadian remaja

D. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Aktivitas Remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala adalah memakmurkan masjid, melakukan pembinaan remaja,

23

S. Nasution, Metode Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsinto, 1996), h. 43.

(42)

menyelenggarakan proses kaderisasi, melaksanakan aktivitas dakwah dan sosial.

2. Pembinaan kepribadian remaja yang dimaksud yaitu para remaja masjid melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif untuk remaja seperti mengadakan pengajian rutin setiap bulan dan perlombaan keagamaan pada moment tertentu seperti pada bulan Ramadhan.

E. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Sumber Data Primer

Secara teknis informan adalah orang yang dapat memberikan penjelasan yang kaya warna, detail, dan komprehensif mengenai apa, siapa, dimana, kapan, bagimana, dan mengapa. Dalam penelitian ini yang menjadi informasi kunci (key informan) adalah anggota remaja mesjid berjumlah 4 orang dan remaja 2 orang.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber Sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen dan sumber data sekunder dalam penelitian adalah dokumentasi didapatkan dari data anggota Remaja mesjid”.24

24

V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, h.73

(43)

F. Instrumen Penelitian

Penelitian menggunakan instrumen penelitian sebagai alat bantu agar kegiatan penelitian berjalan secara sistematis dan terstuktur, dalam pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

1. Panduan Observasi

Adapun yang dimaksud dengan Observasi adalah :

“Observasi merupakan alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki”.25

Hal yang hendak diobservasi haruslah diperhatikan secara detail. Dengan metode observasi ini, bukan hanya hal yang didengar saja yang dapat dijadikan informasi tetapi gerakan-gerakan dan raut wajah pun memengaruhi observasi yang dilakukan.”

Nasution, dalam Sugiyono menyatakan bahwa :

“Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas”.26

Peneliti dapat menyimpulkan definisi observasi yaitu salah satu bentuk instrument yang sering digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data yang lebih akurat melalui pengamatan dilapangan

25

Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Cet.VIII; Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2007), h.70.

26

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D cetakan ke-17,

(Bandung:Alfabeta,2012), h.226

(44)

serta mengamati dan menggunakan komunikasi langsung dengan sumber informasi tentang objek penelitian. keadaan Siswa yang mengikuti organisasi keagamaan.

2. Pedoman Wawancara

Merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan secara mendalam dan detail. Dalam mengambil keterangan tersebut digunakan model Snow-Ball sampling yaitu menentukan jumlah dan sampel tidak semata-mata oleh peneliti. Peneliti bekerjasama dengan informan, menentukan sampel berikutnya yang dianggap penting. Teknik penyampelan semacam ini Menurut Frey ibarat bola salju yang menggelinding saja dalam menentukan subjek penelitian. Jumlah sampel tidak ada batas minimal atau maksimal, yang penting telah memadai dan mencapai data jenuh, yaitu tidak ditentukan informasi baru lagi tentang subjek penelitian.27

3. Dokumentasi

Merupakan sejumlah fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumen. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cendramata, foto dan lain sebagainya. Sifat utama ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi ruang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi diwaktu

27

Suwardi Endarsawara, Penelitian Kebudayaan diologi, Epistimologi dan Aplikasi (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006), h.116.

(45)

silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapamacam yaitu autobiografi, surat-surat pribadi, buku catatan harian, memorial, klipping, dokomen pemerintah atau swasta, data diserver dan flashdisk, data tersimpan di website dan lain-lain. Teknik ini digunakan untuk mengetahui sejumlah data tertulis yang ada di lapangan yang relevan dengan pembahasan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data sebagai berikut :

1. Observasi, yaitu mengamati dan menggunakan komunikasi langsung dengan sumber informasi tentang objek peneliti, Peranan remaja mesjid dalam membina kepribadian remaja

2. Interview, yaitu melakukan wawancara langsung terhadap Anggota remaja mesjid

3. Dokumentasi, yaitu mencatat semua data secara langsung dari referensi yang membahas tentang objek penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan deskriptif dengan menggunakan data kualitatif, lalu dianalisis beberapa metode teknik analisis data yaitu:

1. Metode induktif, yaitu teknik analisis data dengan bertitik tolak dari suatu data yang bersifat khusus, kemudian dianalisis dan disimpulkan dengan bersifat umum.

(46)

2. Metode deduktif, yaitu suatu teknik analisis data yang bertitik tolak dari data yang bersifat umum kemudian dianalisis dan diambil kesimpulan yang bersifat khusus.

3. Metode komparatif, yaitu suatu teknik analisis data dengan membandingkan antara data yang satu dengan data yang lain kemudian menarik sebuah kesimpulan.

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Profil Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Desa Mappilawing

Pada awal mulanya Desa Mappilawing merupakan bagian dari wilayah Desa Pa'bentengang, musyawarah Desa di Kantor Desa Pa’bentengang tentang pemekaran Desa wilayah Desa Pa'bentengang dibagi menjadi tiga Desa yaitu Desa Pa'bentengang sebagai Desa induk kemudian Desa Pa'bumbungan dan Desa Mappilawing Adapun alasan sehingga terjadi pemekaran adalah karena luas wilayah dan jumlah penduduk Desa Mappilawing pada saat itu sudah layak dan memenuhi persyaratan untuk di jadikan satu desa serta untuk lebih memudahkan pelayanan terhadap masyarakat.

Alasan nama Mappilawing diabadikan menjadi nama Desa karena Mappilawing adalah nama salah satu Dusun yang wilayahnya meliputi seluruh wilayah Desa Pa'bentengang pada waktu itu masih dalam wilayah desa Ulugalung dimana masyarakat pada waktu itu sangat rukun, damai dan sifat kegotongroyongannya sangat tinggi serta semangat persatuan dan kesatuan sangat terjalin sehingga dengan dasar itulah Mappilawing diabadikan namanya menjadi Desa Mappilawing pada tahun 1997.

Desa Mappilawing resmi menjadi desa defenitif yaitu tindak lanjut dari persetujuan Menteri Dalam Negeri No. 146/3640/PUOD tanggal 6 November 1998 dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala

(48)

Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan No. 1062/XII/tahun 1998 tanggal 28 Desember 1998.

Struktur Organisasi Desa Mapiilawing

Sumber data dari sekretaris Desa Mappilawing tahun 2018.

Kepala desa

Muh. Asri,S,Sos,,M, Adm., SDA

Sekretaris Desa ABD. Azis, SE KASI PELAYANAN KASI PEMERINTAHAN KASI Rini Reski Darmawati Suaib KASI KESEJAHTERAAN KAUR KAUR TATA USAHA DAN UMUM

Hadirman, SE Hamsiah, SE KAUR PERENCANAAN Rahmawati KAUR KEUANGAN Baso gasali, S. Pd

KEPALA DUSUN BAMBALA KEPALA DUSUN

Sukarto

KEPALA DUSUN SARROANGING

Akbar sese

(49)

Adapun salah satu Masjid di Desa Mappilawing yaitu Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala. Masjid Nurul Muttaqin berada ditengah-tengah masyarakat Dusun Bambala. Masjid Nurul Muttaqin Berlokasi Didesa Mappilawing RT 001/RW 001 Kecamatan Eremerasa Kabupaten

Bantaeng. Masjid Nurul Muttaqin mulai berdiri sejak tahun 1990 dengan luas lahan 10x12 dan mempunyai 1 menara. Masjid Nurul Muttaqin itu sendiri berdiri mengarah ke timur.

Struktur Organisasi Pengurus Masjid Nurul Muttaqin

Sumber data dari pengurus remaja Masjid Nurul Muttaqin tahun 2018

SEKRETARIS BENDAHARA

Abd. Azis H.Tibu

Bidang Dakwah Bidang Pembangunan

Ketua Bidang : Baharuddin, S.Pd Sekretaris Bidang : Sudirman Anggota : Hamid

: Caring

Ketua Bidang : So’ding Sekretaris Bidang : H. Muhammad Anggota : Bora’

: H. Tepu

Bidang Pemeliharaan Ketua Bidang : Munri Sekretaris Bidang : Harun Anggota : Banang

: Masing

KETUA

(50)

Salah satu yang berperan penting dalam hal memakmurkan Masjid Nurul Muttaqin yakni Remaja masjid atau biasa mereka sebut dengan nama ikatan remaja masjid (Ikram Naqin) Berlokasi di Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala Didesa Mappilawing RT 001/RW 001 Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng. Remaja Masjid Nurul Muttaqin (Ikram Naqin) berdiri pada tahun 2017. Adapun beberapa pendiri remaja Masjid Nurul Muttaqin yaitu para pemuda dan remaja yang ada di Dusun Bambala itu sendiri. Alasan para pemuda dan remaja Dusun Bambala mendirikan remaja masjid ini yaiu untuk ajang silaturrahim dan memperarat tali persaudaraan.

(51)

Struktural Organisasi

Ikatan Remaja Masjid Nurul Muttaqin (Ikram Nakin) Dusun Bambala Desa Mappilawing Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng

Masa Bakti 2016-2020

Sumber data dari sekretaris pengurus Remaja Masjid Nurul Muttaqin Bambala tahun 2018

PENANGGUNG JAWAB PEMBINA

KETUA

Kepala Desa Mappilawing

1. DPD BKPRMI Kab. Bantaeng 2. Kepala Kua Kec. Eremerasa 3. Pengurus Masjid Nurul Muttaqin

Marwan Sriwijaya

SEKRETARIS BENDAHARA

Ummu Athiyah Nuraeni B

Bidang Keagamaan Bidang Kajian dan Keilmuan

Ketua Bidang : Khaerunnisa Sekretaris Bidang : Awaluddin Anggota : Baharuddin

: Hamsinah : Taufik Hidayat

Ketua Bidang : Khaerunnisa Sekretaris Bidang : Vebrianti V Anggota : Rohana

: Hasyim Ashari : Rostina

Bidang Dana dan Usaha Ketua Bidang : Harianti Sekretaris Bidang : Fina Anggota : Asdar

: Ardi

:Puang Maharani

Bidang Bakat dan Minat Ketua Bidang : Sudirman B Sekretaris Bidang : Aldiansyah Amar Anggota : Indah Idwayati

: Agustuti : Nur Imamah

Bidang Humas dan Infokom Ketua Bidang : Siti Hartina Sekretaris Bidang : Siti Sakinah Anggota : Sriyuliana

: Kasmawati : Muh. Yasin : Salmiah

(52)

B. Aktivitas Remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala Desa Mappilawing Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng

Aktivitas adalah suatu proses kegiatan yang diikuti dengan terjadinya perubahan tingkah laku, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

Remaja Masjid merupakan suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja Islam yang menggunakan masjid sebagai pusat aktivitasnya. Remaja Masjid sebagai salah satu bentuk organisasi kemasjidan yang dilakukan para remaja Islam yang memiliki komitmen dakwah. Organisasi ini dibentuk bertujuan untuk mengorganisir kegiatan-kegiatan yang bersifat memakmurkan masjid.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan pengurus harian remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala mengenai Aktivitas Remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala :

Marwan sriwijaya, selaku ketua harian Remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambalamengatakan bahwa ;

“Aktivitas remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala saat ini aktif melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti aktif sholat berjamaah, pengajian, dan kajian. Selain itu remaja masjid juga sering kali aktif dalam kegiatan kegiatan bakti sosial di lingkungan masjid dan sekitarnya ”( pada hari senin, 6 agustus 2018)28

Adapun pernyataan lain dari Khaerunnisa, selaku kepala bidang keagamaan mengatakan bahwa :

“Menurut saya pengurus remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala aktif dalam setiap kegiatan beda dengan remaja masjid

28

Marwan Sriwijaya, wawancara mengenai Aktivitas remaja Masjid Nurul Muttaqin

Dusun Bambala,(Bantaeng, 06 Agustus2018)

(53)

yang lain. Kami juga aktif dalam kegiatan pengajian setiap pekan. Kami juga menjaga lingkungan terkhusus tempat ibadah”(pada hari senin, 6 agustus 2018)29

Berdasarkan hasil wawancara dengan Khaerunnisa mengenai aktivitas remaja masjid, adapun tambahan dari Ellimirawati, selaku ketua bidang kajian dan ilmuan yang mengatakan bahwa:

“Aktivitas remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala sekarang ini rutin mengadakan kegiatan-kegiatan seperti pengajian rutin setiap pekan dan baksos. Selain itu dihari-hari biasa seperti ini kami para pengurus masjid hanya datang kerumah teman-teman pengurus remaja masjid yang lain sebagai ajang silaturrahim dan mempererat tali persaudaraan. Kami mengadakan lomba di hari-hari tertentu seperti melaksanakan lomba keagamaan untuk menyambut bulan suci ramadhan dan lomba keolahragaan dalam menyambut hari kemerdekaan 17 agustus 1945”.(pada hari selasa, 7 agustus 2018)30

Menurut Nuraeni B, Selaku bendahara harian Remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambalamengatakan bahwa :

“Beberapa pekan terakhir ini kami pengurus masjid melakukan kegiatan keagamaan (pengajian rutin setiap pekan ) dan kegiatan baksos (membersihkan lingkungan masjid setip hari jum’at sebelum shalat jum’at)”.(pada hari selasa, 7 agustus 2018)31

Di benarkan pula oleh haeril anwar selaku remaja yang mengikuti pembinaan kepribadian di Dusun Bambala bahwa :

“para remaja melaksakan kegitan-kegiatan yang bersifat meakmurkan masjid seperti mengadakan pengajian rutin setiap pekan, saya sendiri selalu antusias mengkuti setiap lomba keagamaan yang diadakan para kakak-kakak remaja masjid karena disamping saya mendapatkan ilmu dan pengalaman, saya mengejar hadiah yang ditawarkan seperti buku, pulpen, dan tas karena itu sangat berguna bagi

29

Khaerunnisa, wawancara mengenai Aktivitas remaja Masjid Nurul Muttaqin

Dusun Bambala,(Bantaeng, 06 Agustus2018)

30

Ellimirawati, wawancara mengenai Aktivitas remaja Masjid Nurul Muttaqin

Dusun Bambala,(Bantaeng, 07 Agustus2018)

31

Nuraeni B, wawancara mengenai Aktivitas remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun

Bambala,(Bantaeng, 07 Agustus2018)

(54)

saya yang perekonomiannya kurang tercukupi”(pada hari sabtu, 22 juni 2019)32

Rudi selau remaja yang mengikuti pembinaan kepribadian mengatakan bahwa :

“aktivitas remaja masjid sehari-hari yang saya perhatikan yaitu selalu mengadakan bakti sosial sebelum masuk shalat jum’at dan mengadakan kegiatan keagamaan dan olahraga diwaktu-waktu tertentu seperti menyambut bulan suci ramadhan dan hari kemerdekaan 17 agustus”(pada hari sabtu, 22 juni 2019)33

Dari hasil wawancara diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa aktivitas remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala yaitu kehadiran sebuah lembaga remaja masjid terkhusus di Dusun Bambala Desa Mappilawing Kec. Eremerasa Kab. Bantaeng memberikan nilai positif tersendiri bagi para remaja yang berada di desa tersebut, melihat dari pada agenda-agenda rutin yang telah disusun dengan rapi diantaranya pengajian rutin, bakti sosial dilingkungan masjid, shalat berjamaah, lomba keagamaan pada bulan ramadhan dan semarak tujuh belasan.

Disamping itu keberhasilan dalam mengorganisir remaja-remaja di desa tersebut tidak terlepas dari kerja keras, ketekunan dan komitmen para pengurus remaja masjid sebagai orang yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai generasi yang cerdas intelektual dan spiritual.

Hal positif lainnya para orang tua remaja di desa tersebut tidak lagi khawatir akan pergaulan putra-putri mereka sebab hadirnya remaja masjid mampu merangkul para remaja yang notabenennya masih labil dan

32

Haeri anwar, wawancara mengenai Aktivitas remaja Masjid Nurul Muttaqin

Dusun Bambala,(Bantaeng, sabtu,22 juni 2019)

33

Rudi, wawancara mengenai Aktivitas remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun

Bambala,(Bantaeng, sabtu,22 juni 2019)

(55)

mudah terpengaruh akan hal-hal yang baru meski mereka tidak mengetahui apa yang dilakukannya baik atau justru berdampak buruk baik bagi dirinya pribadi maupun kepada keluarga khususnya orang tua.

Dengan aktifnya remaja masjid di desa tersebut mampu meminialisir segala bentuk tindak kenakalan remaja serta menjadikan para pemuda sebagai para generasi pelanjut yang cerdas secara intelektual lewat kajian dan segala bentuk pembinaan lainnya maupun cerdas secara spritual sebab mereka telah di bekali ilmu-ilmu keagamaan khususnya beribadah kepada Allah SWT dan mengikuti sunnah Rasulullah Muhammad SAW.

Untuk kedepannya semoga menjadi contoh maupun pemicu semangat kepada pemuda-pemuda desa yang lainnya agar senantiasa membentuk organisasi remaja masjid serta menjadikannya wadah belajar bagi pemuda-pemudi yang berada di sekitarnya agar kenakalan remaja yang selama ini menjadi tren negatif di lingkungan remaja mampu di kurangi demi menjadi salah satu ummat terbaik dan mendapat ridho Allah SWT.

C. Pembinan Kepribadian Remaja Di Dusun Bambala Didesa Mappilawing Kecematan Eremerasa Kabupten Bantaeng

Pembinaan merupakan suatu usaha, tindakan dan kegiata yang dilakukan secara berdaya guna berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebi baik. Pembinaan adalah suatu usaha atau kegiatan yang mengarah kepada kebaikan hal yang dibina sehingga diharapkan menjadi lebih baik.

(56)

Kepribadian merupakan cerminan diri dari seseorang yang terpancar dari sikap seseorang tersebut. Kepribadian sendiri tiak bersifat mutlak akan tetapi dapat berubah seiring dengan pertambahan pengalaman dan perubahan sosial budaya dilingkungan. Kepribadian Dapat dibentuk dan dibina menuju arah yang diinginkan melalui pola dan tahapan yang sesuai.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan beberapa pengurus harian remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala mengenai pembinaan kepribadian remaja :

Marwan sriwijaya, selaku ketua harian remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala mengatakan bahwa :

“Untuk menjadi pribadi yang baik, pengurus remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala senantiasa membiasakan untuk mengajak remaja-remaja Dusun Bambala dalam rangka mengikuti pengajian rutin setiap pekan dan remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala senantiasa mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan untuk meningkatkan kapasitas diri”.(pada hari rabu, 8 agustus 2018)34

Selanjutnya diperjelas pula oleh Nuraeni B, selaku bendahara harian remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala mengatakan bahwa : “Dalam pembinaan kepribadian remaja kami dari pengurus remaja masjid senantiasa memberikan kegiatan-kegiatan untuk membina kepribadian remaja di Dusun Bambala seperti kegiatan latihan keagamaan seperti latihan ceramah, tartil, dan hafalan surah-surah pendek. Kami juga pengurus remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala berusaha senantiasa memberikan contoh yang baik kepada remaja agar kelak mereka mempunyai kepribadian yang baik”(pada hari rabu, 8 agustus 2018)35

34

Marwan Sriwijaya, Wawancara mengenai Pembinaan Keperibadian Remaja

Dusun Bambala Desa Mappilawing,(Bantaeng, 08 Agustus 2018)

35

Nuraeni B, Wawancara mengenai Pembinaan Kepribadian Remaja Dusun

Bambala Desa Mappilawing,(Bantaeng, 08 Agustus 2018)

(57)

Menurut Khaerunnisa, selaku kepala bidang keagamaan tentang pembinaan kepribadian remaja, mengatakan bahwa :

“Pengurus remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala membina remaja dengan kegiatan-kegiatan yang bersifta positif seperti lomba keagamaan (membina dalam bentuk latihan ceramah untuk persiapan bulan suci ramadhan). Kami juga sering mengumpulkan para remaja sekedar silaturrahmi dan megadakan diskusi lepas.

Selain itu, kami juga remaja masjid berusaha memberikan contoh yang baik seperti sholat berjamaah si masjid dan mengikuti pengajian setiap pekan.”.(pada hari rabu , 8 agustus 2018)36

Berbeda pula dengan yang dikatakan oleh Elli mirawati, selaku kepala bidang kajian dan ilmuan mengatakan bahwa :

“Didalam pembinaan kepribadian remaja itu sendiri kami selaku pengurus remaja Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala melakukan kegiatan-kegiatan seperti melaksanakan latihan ceramah untuk persiapan lomba keagamaan. Kami juga di pengurus Masjid Nurul Muttaqin Dusun Bambala tak henti-hentinya memberikan contoh yang baik kepada remaja di Dusun Bambala (sholat berjamaah di masjid dan bertutur kata yang baik kepada sesama) berharap agar para remaja yang ada disekitar mempunyai kepribadian yang baik”(pada hari 9 agustus 2018)37 Rudi selaku remaja yang mengikuti pembinaan kepribadian di Dusun Bambala mengatakan bahwa :

“Saya jarang mengikuti pembinaan kepribadian yang diadakan oleh kakak-kakak remaja masjid dikarenakan saya membantu orang tua di kebun, Tapi pernah saya mengikuti kegiatan tadarus bersama di masjid dan itu sangat bagus sekali karena di samping saya dan yang lainnya mendapatkan amalan dan ilmu kami juga

36

Khaerunnisa, Wawancara mengenai Pembinaan Kepribadian RemajaDusun

Bambala Desa Mappilawing,(Bantaeng, 08 Agustus 2018)

37

Ellimirawati. Wawancara mengenai Pembinaan Kepribadian RemajaDusun

Bambala Desa Mappilawing,(Bantaeng, 09 Agustus 2018)

Gambar

Foto 1. Perbatasan Desa Mamppilawing
Foto 4. Tampak dalam Masjid Nurul Muttaqin
Foto 7. Wawancara bersama Khaerunnisa selaku kepala bidan keagamaan

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan Biosorben EPS ( Extracellulary Polymeric Substance ) Terimobilisasi dalam Poliester untuk Pengolahan Logam Berat Khromium pada Air Limbah..

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur barang siapa adalah siapa saja yaitu manusia sebagai subjek hukum yang dapat mempertanggung jawabkan perbuatan yang telah dilakukannya

Model Transportasi Pendahuluan Pencarian Solusi Awal Northwest Corner Least Cost Vogel Approximation Method Pencarian Solusi Optimal.. Metode U-V atau

Penerbitan publikasi KOTA JAMBI DALAM ANGKA (KJDA) Tahun 2011 merupakan penyajian yang sama seperti pada tahun sebelumnya dengan referensi waktu tahun 20106. Dalam

Aceh

[r]

Kegiatan yang dilakukan pada tahap Refleksi (see) pada pelaksanaan lesson study dalam perkuliahan pengantar aljabar, dosen model, fasilitator dan dosen magang program magang

Ketiga , dari hasil perhitungan menggunakan metode activity based costing dapat dibandingkan dengan tarif pelayanan rawat inap yang digunakan oleh rumah sakit selama