• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

C. Masa Remaja

1. Pengertian Masa Remaja

Masa remaja disebut sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak

ke masa dewasa (Hurlock,1996). Pada masa peralihan ini banyak

perubahan yang terjadi dalam diri remaja. Perubahan yang terjadi meliputi

segala aspek seperti aspek fisik, psikologis, dan sosial.

Batasan usia yang dipakai untuk menentukan mulai dan berakhirnya

masa remaja sangat bervariasi. Biasanya yang disebut remaja adalah

mereka yang berusia 11 tahun sampai 24 tahun dan belum menikah.

Menurut Hurlock (1996) masa remaja menjadi 2 bagian yaitu, masa remaja

awal di mulai dari umur 13 tahun sampai 17 tahun dan masa remaja akhir

dari usia 17 tahun sampai usia 18 tahun.

Dengan mengikuti tahap-tahap masa usia remaja seperti yang telah

dikemukakan oleh Hurlock (1996), penghuni Asrama St Aloysius Turi

kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 SMP termasuk dalam masa remaja awal, yaitu

berusia antara 13 sampai 15 tahun. Masa remaja memiliki ciri-ciri yang

membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya.

2. Ciri-ciri Masa Remaja

Hurlock (1996) menyebutkan sejumlah ciri-ciri masa remaja seperti

a. Masa remaja sebagai masa peralihan

Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah

terjadi sebelumnya,melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu

tahap perkembangan ketahap berikutnya, artinya apa yang telah terjadi

sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi setiap

periode peralihan, status individu akan peran yang harus dilakukan.

b. Masa remaja sebagai masa perubahan

Pada masa remaja perubahan fisik yang sangat pesat, perubahan minat,

perubahan mental, perubahan emosi, perubahan moral dan perubahan

penghayatan spititual (Hurlock,1996).

c. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah

masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh

anak-anak laki-laki maupun oleh anak-anak perempuan. Hal ini disebabkan karena

sepanjang masa kanak-kanak masalah anak-anak sebagian diselesaikan

oleh orang tua dan guru-guru sehingga kebanyakan remaja tidak

berpengalaman dalam mengatasi masalah.

d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Pada periode ini remaja mulai menemukan siapa dirinya dan apa

e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan bagi remaja.

Remaja sering takut kalau tidak mampu mengatasi masalah-masalahnya

dan hal ini sangat mempengaruhi konsep dirinya.

f. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Remaja sering melihat sesuatu sesuai dengan keinginannya dan bukan

seperti apa adanya. Mereka kurang mampu bersikap rasional dan

obyektif baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya sehingga

hal ini menimbulkan remaja mengalami kegagalan dan kekecewaan.

g. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

Remaja mulai menunjukkan prilaku yang menunjukkan prilaku yang

dianggapnya sebagai tanda status dewasa, yaitu terlibat dalam organisasi

tertentu, terlibat dalam kegiatan masyarakat dan sebagainya. Ciri-ciri

masa remaja tersebut di atas dapat menjadi sumber masalah bagi remaja

khususnya dalam hal moral dan religius dengan melihat kemajuan jaman

yang semakin maju dan bekembang dengan segala alat komunikasi yang

serba canggih. Masa remaja menjadi masa yang penting untuk

membangun keterampilan hidup khususnya dalam hal moral dan religius.

3. Tugas Perkembangan Masa Remaja

Dalam kehidupan bersama masyarakat remaja menghadapi tuntutan dan

harapan masyarakat yang harus mereka penuhi. Harapan dan tuntutan

sebagai akibat dari kematangan fisik, tuntutan atau harapan masyarakat dan

nilai-nilai serta aspirasi-aspirasi pribadi (Hurlock,1996). Tugas

perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan dan

perilaku kekanak-kanakkan serta berusaha untuk mencapai kemampuan

bersikap dan berprilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan

masa remaja menurut Hurlock (Ali Mohammad,2011) yaitu:

a. Menerima keadaan fisiknya dan mengintergrasikan pertumbuhan badan

dengan kepribadiannya.

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlainan jenis.

d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua

e. Mencapai kemandirian ekonomi

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang

tua.

h. Mengembangkan prilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk

memasuki dunia dewasa.

i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan

4. Kebutuhan Remaja

Kebutuhan khas remaja menurut Winkel (1991) adalah mendapat

perhatian dan dukungan dari orang dewasa dan kelompok teman sebaya;

menerima kebebasan yang wajar untuk mengatur kehidupannya sendiri,

membina persahabatan dengan teman sebaya, membangun moralitas dan

religiusitas dalam dirinya.

5. Perkembangan Religiusitas Remaja

Menurut Starbuck (dalam Jalaluddin 2002) perkembangan jiwa

religiusitas pada remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan rohani

dan jasmaninya.Perkembangan itu adalah sebagai berikut :

a. Pertumbuhan pikiran dan mental

Ide dan dasar keyakinan pengetahuan religiusitas yang diterima

remaja dari masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi

mereka. Sifat kritis terhadap ajaran religiusitas mulai timbul. Selain

masalah religiusitas mereka pun sudah tertarik pada masalah kebudayaan,

sosial, ekonomi dan norma-norma kehidupan lainnya. Menurut Hurlock

(1980) periode remaja memang disebut sebagai periode keraguan religius.

Wagner (dalam Hurlock 1980) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan

keraguan religius tersebut adalah tanya-jawab religius.

Menurut Wagner (dalam Hurlock 1980) para remaja ingin

menerimanya begitu saja. Mereka meragukan religiusitas bukan karena

ingin menjadi agnostik atau atheis, melainkan karena mereka ingin

menerima religiusitas sebagai sesuatu yang bermakna. Mereka ingin

mandiri dan bebas menentukan keputusan-keputusan mereka

sendiri.Tingkat keyakinan dan ketaatan beragama pada remaja sebenarnya

banyak tergantung dari kemampuan mereka menyelesaikan keraguan dan

konflik batin yang terjadi dalam diri. Dalam mengatasi kegalauan batin ini

para remaja cenderung untuk bergabung dalam kelompok teman sebaya

untuk berbagi rasa dan pengalaman. Kemudian untuk memenuhi

kebutuhan emosionalnya, para remaja juga sudah menyenangi nilai-nilai

etika dan estetika. Namun demikian dalam kenyataannya apa yang dialami

oleh remaja selalu berbeda dengan apa yang mereka inginkan. Nilai-nilai

ajaran religiusitas yang diharapkan dapat mengisi kekosongan batin

mereka terkadang tidak sepenuhnya sesuai dengan harapan.

b. Perkembangan perasaan

Berbagai perasaan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan

sosial, etis dan estetis mendorong remaja untuk menghayati peri kehidupan

yang terbiasa dalam lingkungannya. Kehidupan religius akan cenderung

mendorong dirinya lebih dekat ke arah hidup yang religius pula. Menurut

Jones (dalam Hurlock 1980) perubahan minat religius selama masa remaja

lebih radikal daripada perubahan dalam minat akan pekerjaan. Adanya

keyakinan, melainkan suatu kekecewaan terhadap organisasi keagamaan

dan penggunaan keyainan serta khotbah dalam penyelesaian masalah

sosial, politik dan ekonomi.

c. Perkembangan Moral Remaja

Perkembangan moral pada remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan

usaha untuk mencari proteksi. Tipe moral juga terlihat pada para remaja

mencakup:

1. Self-directive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan

pertimbangan pribadi.

2. Adaptive, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik.

3. Submissive, merasakan adanya keraguan tehadap ajaran moral dan

agama.

4. Unadjusted, belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral.

5. Deviant, menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanan moral

masyarakat.

d. Sikap dan Minat

Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan

sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta

lingkungan agama yang mempengaruhi.

Masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari diri. Masa

remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan

masa kehidupan orang dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka

bukan anak-anak lagi melainkan sudah seperti orang dewasa, tetapi

jika mereka diperlakukan sebagai orang dewasa, ternyata belum dapat

menunjukkan sikap dewasa (Ali, Mohammad, 2011). Oleh karena itu,

ada sejumlah sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja yaitu sebagai

berikut:

a. Kegelisahan

Sesuai dengan fase perkembangan, remaja mempunyai banyak

angan-angan, atau keinginan yang hendak diwujudkan di masa

depan. Namun, sesungguhnya remaja belum memiliki banyak

kemampuan yang memadai untuk mewujudkan itu. Selain itu

mereka juga ingin mendapat pengalaman sebanyak-banyaknya

untuk menambah pengetahuan, tetapi dipihak lain mereka merasa

belum mampu melakukan berbagai hal dengan baik sehingga tidak

berani mengambil tindakan mencari pengalaman langsung dari

sumbernya. Tarik menarik antara angan-angan yang tinggi dengan

kemampuannya yang masih belum memadai mengakibatkan

b. Pertentangan

Sebagai individu yang sedang mencari jati diri, remaja berada

pada situasi psikologis antara ingin melepaskan diri dari orang tua

dan perasaan masih belum mampu untuk mandiri. Oleh karena itu,

pada umumnya remaja sering mengalami kebingungan karena

sering terjadi pertentangan pendapat antara mereka dengan orang

tua. Pertentangan yang sering terjadi menimbulkan keinginan

remaja untuk melepaskan diri dari orang tua kemudian

ditentangnya sendiri karena dalam diri remaja ada keinginan untuk

memperoleh rasa aman.

c. Mengkhayal

Khayalan remaja putra biasanya berkisar pada soal prestasi dan

jenjang karier, sedang remaja putri lebih mengkhayalkan romantika

hidup. Khayalan ini tidak selamanya bersifat negatif. Sebab

khayalan ini kadang-kadang menghasilkan sesuatu yang bersifat

konstruktif, misalnya timbul ide-ide tertentu yang dapat di gunakan

dalam kehidupan sehari-hari.

Dokumen terkait