• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rembuk Integritas Nasional I 2015

Dalam dokumen Modul 1 Sadar Anti Korupsi (Halaman 34-39)

Setelah melalui perjalanan panjang beragam rangkaian FGD, workshop dan pertemuaan kolaborasi tunas integritas nasional hingga dihasilkan bahan-bahan untuk rembuk integritas nasional I 2015 yang diselengarakan di Semarang. Bahan-bahan tersebut terdiri dari:

1. Konsep Integritas Nasional

2. Panduan Pembentukan Tunas Integritas 3. Panduan Pembentukan Komite Integritas

4. Panduan Corporate University dan National Integrity Plan

5. Panduan Pengendalian Strategis KKN

Perjalanan panjang dan kolaborasi secara terus menerus untuk memberikan yang terbaik terkait pembangunan integritas nasional terus bergulir dan semakin banyak yang ikut berperan aktif, seiring

Kesadaran untuk membangun integritas semakin menguat dengan adanya kesadaran bahwa korupsi terjadi karena lemahnya integritas (lack of integrity), untuk menurunkan korupsi maka perlu menaikkan integritas, dengan mencegah KKN dan memastikan semua sistem dan upaya yang dibangun dapat selaras dan sesuai dengan kebutuhan serta memiliki kematangan proses hingga berdampak untuk pencapaian tujuan nasional.

Faktor manusia dipandang sebagai faktor kunci untuk perubahan, sehingga pembangunan integritas organisasi, pilar maupun nasional perlu dilakukan oleh individu yang memiliki integritas tinggi dan siap untuk berdedikasi dan berkolaborasi dengan individu lainnya sebagai tunas integritas. Dedikasi tunas integritas akan berjalan secara efektif dan efisien apabila mendapatkan dukungan dari para pimpinan organisasi, dalam hal ini sangat diperlukan apa yang disebut dengan komite integritas disetiap organisasi. Komite Integritas berperan mengarahkan dan memastikan proses internalisasi nilai, penyelarasan dan pengendalian berjalan dan memberikan dampak bagi pencapaian tujuan organisasi

Pembangunan integritas nasional sebagai suatu budaya, maka proses pembangunannya melibatkan 3 (tiga) unsur penting yaitu Nilai, Sistem dan Kepemimpi-nan, yang dijalankan secara terpadu untuk mencapai tujuan nasional. Pembangunan integritas nasional tidak membawa budaya baru, tetapi menggunakan pendekatan budaya yang sebenarnya sudah ada di Indonesia.

Dalam Rembuk Integritas Nasional 1 yang dihadiri oleh sekitar 40 Kementrian/Lembaga/Organisasi Lainnya/Pemerintah Daerah, disepakati bahwa

bentuknya bukan konvensi tetapi rembuk integritas nasional yang diakhir kegiatannya dilakukan deklarasi sesuai dengan nama kota tempat penyelenggaraan.

Dalam Rembuk Integritas Nasional I 2015 dilakukan rangkaian diskusi berupa persidangan, baik sidang komisi maupun sidang pleno, dalam pelaksanaannya masih banyak yang perlu diperbaiki dan di tingkatkan untuk penyelenggaraan rembuk integritas nasional tahun berikutnya. Sidang komisi dibagi sesuai dengan jumlah bahan yang tersedia, yaitu 5 komisi, hasil sidang komisi di presentasikan ke sidang pleno untuk mendapatkan masukan dari komisi lainnya. Hasil sidang pleno menjadi rujukan tim penyelaras dan pematangan konsep dan panduan pembangunan integ-ritas, dengan harapan dapat dijadikan acuan bersama untuk tahun 2016, sebelum adanya penyelarasan dan perbaikan dari rembuk integritas nasioanl II tahun 2016. Tim penyusun dibentuk oleh tim formatur yang terdiri dari para ketua Komisi. Berdasarkan kompilasi dari presentasi sidang pleno telah dihasilkan 7 (tujuh) kesepakatan yang akan menjadi DEKLARASI SEMARANG yang terdiri dari : 1. Definisi terkait pembangunan integritas nasional

1) Integritas nasional adalah kondisi ketika seluruh komponen bangsa melakukan tindakan sesuai dengan nilai, aturan, budaya dan tugas yang diemban melalui keselerasan dan pengendalian untuk mencapai tujuan nasional.

2) Integritas Individu adalah keselarasan elemen manusia (pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku) dengan hati nurani (standar kebaikan

2. Penjenjangan tunas integritas terdiri dari penggerak integritas, agen penggerak integritas dan duta integritas

1) Penggerak integritas adalah tunas integritas yang melakukan pembangunan integritas organisasi dimasing-masing Kementrian/ Lembaga/Organisasi lainnya/Pemerintah Daerah)

2) AgenPenggerak Integritas adalah para penggerak integritas yang selain membangun integritas or-ganisasi juga mewakili organisasi untuk berperan aktif dalam pembangunan integritas di sektoral atau pilar bangsa.

3) Duta Integritas adalah para agen penggerak in-tegritas yang berperan aktif dalam pembangunan integritas nasional.

3. Executive Brain Assessment (EBA) merupakan pen-gukuran potensi integritas bukan pengukuran integritas dan dapat dijadikan salah satu instrumen assessment terkait seleksi tunas integritas disesuaikan dengan penjenjangan tunas integritas.

4. Istilah Sistem Integritas Nasional (SIN) diganti dengan Integritas Nasional (IN) sebagai konsekuensi pendekatan budaya, karena sistem itu sendiri sudah merupakan bagian dari budaya selain dari nilai dan kepemimpinan.

5. Secara umum panduan pembentukan tunas integritas dan panduan pembentukan komite integritas disetujui dengan perbaikan sebagai berikut:

1) Perubahan sistematika panduan dan

diselaraskan dengan panduan lainnya 2) Pencantuman referensi atau sumber data 3) Penggunaan istilah bahasa Indonesia lebih

di utamakan, kalaupun harus dituliskan yang dide-pannya adalah bahasa Indonesia

6. Indonesia corporate university (i-Corpu) merupakan cita-cita bersama sebagai penyedia kompetensi untuk mencapai tujuan nasional, dalam jangka pendek berfokus pada pembangunan integritas, sehingga i-corpu merupakan pusat pendidikan dan pelatihan integritas secara terpadu di tingkat nasional, dengan kerangka pikir:

1) Pendekatan Corporate University tidak ban-yak mengubah proses bisnis terkait berbagai pendidikan dan pelatihan penyedia kompetensi, yang membedakannya adalah terkait adanya a) kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang langsung terkait dengan visi dan misi, b) pembelajaran tidak dominan dalam bentuk kelas dan lebih banyak langsung ditempat kerja (bekerja=belajar).

2) Perlu didukung dengan adanya peraturan presiden atau inpres yang dijabarkan dalam berbagai surat edaran atau keputusan serta pera-turan pelaksanaan lainnya.

3) Perlu ketersediaan anggaran yang memadai untuk dapat menjalankan rencana aksinya 7. Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) menjadikan

berbagai sistem dan upaya yang telah dilakukan menjadi mandul, sehingga perlu dilakukan pencegahan KKN yang lintas organisasi dan sektoral.

Kesadaran semua pihak terkait pentingnya peran kepemimpinan, membuat seluruh peserta rembuk integritas nasional 1 2015 sepakat untuk mendorong terjadinya komitmen setiap pimpinan organisasi dengan menandatangani komitemen sebagai berikut :

1. Membentuk Tunas Integritas, Komite Integritas, dan Sistem Integritas di masing-masing K/L/O/P 2. Menjadi pelopor dan teladan dalam membangun

integritas di organisasi dan berperan aktif dalam pembangunan integritas di sektoral dan Pilar Bangsa.

3. Berkontribusi untuk membangun sistem

pendidikan dan pelatihan integritas yang terpadu di tingkat nasional.

4. Berperan secara aktif dalam setiap kegiatan kolaborasi dan Rembuk Integritas Nasional.

Semoga apa yang dihasilkan dari rembuk integritas nasional 1 2015 dapat memberikan arah dan panduan yang lebih jelas dalam pembangunan integritas baik di individu, organisasi, pilar, maupun nasional. Semoga

Semarang, 27 November 2015

Dalam dokumen Modul 1 Sadar Anti Korupsi (Halaman 34-39)

Dokumen terkait