• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Alokasi Ruang

BAB IV. SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN

4.1 Rencana Alokasi Ruang

Kawasan agropolitan Kaur Selatan dan Maje Kabupaten Kaur terletak pada dua wilayah administrasi, yakni Kecamatan Maje dan Kecamatan Kaur Selatan. Kecamatan Maje memiliki potensi perikanan tangkap yang sangat besar dengan dukungan infrastruktur yang memadai. Letak wilayah ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Kaur Selatan serta Kota Bintuhan sebagai ibukota Kabupaten Kaur. Wilayah Kecamatan Kaur Selatan memiliki potensi perkebunan kelapa dalam pada satu hamparan yang luas. Disamping itu Kota Bintuhan Kecamatan Kaur Selatan merupakan lokasi ibukota kabupaten yang memiliki potensi peternakan yang besar yaitu ternak sapi.

Wilayah administrasi desa-desa di Kecamatan Kaur Selatan dan Kecamatan Maje terletak melintang dari Utara ke Selatan yakni dari perbatasan dengan Kecamatan Tetap ke arah Kecamatan Nasal dalam Kabupaten Kaur serta berbatasan dengan hutan lindung dan Propinsi Lampung. Kedua kecamatan terletak membujur ke arah timur yang merupakan perbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan serta membujur ke arah barat yang berbatasan dengan Samudera Indonesia. Bentangan wilayah tersebut menyebabkan sebagian besar wilayah desa di kawasan agropolitan dilewati oleh jalan lintas barat Sumatera, yakni antara Kota Bengkulu – Bandar Lampung.

B

BAABB

4

4

Permukiman penduduk kawasan agropolitan Kaur Selatan dan Maje terkonsentrasi di sepanjang jalan lintas sumatera yang menghubungkan Propinsi Bengkulu dan Propinsi Lampung dan lokasi permukiman hampir tersebar di sepanjang jalan lintas Sumatera tersebut. Pola penyebaran penduduk ini memberikan dampak positif dalam pengembangan kawasan agropolitan karena Kawasan permukiman di sepanjang jalan lintas barat Sumatera dapat berperan sebagai sentra pengolah hasil dan sekaligus outlet pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat yang bermukim di kawasan produksi bahan baku. Interaksi yang demikian jelas terlihat dari aktivitas penawaran jasa dan perdagangan barang berbasis produk-produk pertanian yang terdapat di sepanjang jalan lintas sumatera .

Berdasarkan fenomena di atas maka rencana alokasi ruang untuk aktivitas agribisnis khususnya perkebunan kelapa dalam, ternak sapi dan perikanan tangkap di kawasan agropolitan Kaur Selatan dan Maje dapat dibuat sebagai berikut:

 Kawasan yang terletak di sebelah barat jalan lintas Sumatera Bengkulu – Lampung diarahkan sebagai kawasan produksi bahan baku perikanan tangkap dan perkebunan kelapa dalam serta ternak sapi.

 Kawasan permukiman yang terletak di sepanjang jalan lintas barat Sumatera diarahkan sebagai kawasan perdagangan dan penawaran jasa, baik di sektor sekunder (pasca panen dan pengolahan hasil) maupun sektor tersier (pemasaran).

 Fungsi kedua kawasan di atas masih harus didukung oleh kawasan-kawasan sejenis yang berada di luar kawasan agropolitan, atau yang disebut kawasan

hinterland. Areal yang berada di sekitar wilayah Kecamatan Kaur Selatan

dan Maje diarahkan sebagai kawasan hinterland untuk produksi bahan baku.  Kota Bintuhan dapat diarahkan sebagai kawasan kota outlet yang

mendukung perdagangan dan penawaran jasa.

4.1.2. Peta Tipologi Kawasan

Peta tipologi kawasan (Gambar 4) dibuat untuk menggambarkan potensi pengelolaan kawasan agropolitan Kaur Selatan dan Maje secara terintegrasi. Empat tipologi kawasan dominan yang terdapat di kawasan agropolitan adalah kawasan perkebunan rakyat terutama kelapa dalam, perikanan tangkap (Pelabuhan Linau dan

Pelabuhan Bintuhan), hutan belukar dan hutan lebat. Keempat tipologi tersebut dapat dikelola secara terpadu dengan paket wisata sehingga memberikan dampak positif secara lestari dan tanpa merusak lingkungan.

Pemanfaatan setiap tipologi kawasan harus memperhatikan aspek daya dukung lingkungan.

Berdasarkan tipologi yang ada di kawasan agropolitan Kaur Selatan dan Maje. maka pengembangan kawasan tersebut diarahkan sebagai berikut:

1. Lahan pada kawasan pantai membentang antara desa Sekunyit, Pengumbaian, Bandar Raya (Kaur Selatan) sampai Air Long (Maje) diarahkan untuk pengembangan komoditas kelapa dalam.

2. Gawangan antara pohon kelapa dalam pada kawasan perkebunan rakyat dapat dijadikan sebagai padangan hijauan untuk ternak sapi

3. Kawasan budidaya kelapa dalam dan ternak sapi dapat dijadikan kawasan agrowisata

4. Potensi laut pada kawasan Kaur Selatan dan Maje dijadikan sebagai zone tangkap ikan

5. Kawasan pantai antara Pelabuhan Pasar Lama sampai dengan Pantai Way Hawang dijadikan sebagai kawasan wisata bahari

4.1.3. Peta Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan

Bagian terpenting dari rencana alokasi ruang adalah visualisasi rencana pengembangan kawasan agropolitan dalam satuan-satuan sehingga memudahkan pengambil kebijakan dalam melakukan implementasi di kemudian hari. Gambar 5 menunjukkan peta arah pengembangan kawasan agropolitan Kaur Selatan dan Maje

Kabupaten Kaur. Komponen-komponen yang termasuk dalam rencana

pengembangan tersebut adalah sentra produksi bahan baku, sentra produksi bahan olahan, kota kecil (agropolis) yang berfungsi sebagai sentra ekonomi regional, dan kota sedang yang berfungsi sebagai sentra pemasaran (outlet).

Rencana pengembangan kawasan agropolitan dibuat berdasarkan tiga komoditi unggulan sebagai basis pembangunan ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kaur , yakni Perikanan tangkap, ternak sapi, dan kelapa dalam. Rencana pengembangan kawasan berbasis agribisnis kelapa dalam dan sapi adalah sebagai berikut:

1. Lahan budidaya kelapa dalam pada hamparan Sekunyit, Pengumbaian, Bandar Raya, sampai desa Air Long diarahkan sebagai sentra produksi bahan baku kelapa dalam. Bahan baku yang dihasilkan akan mengalir menuju sentra produksi olahan

2. Desa Binjai pada kawasan hinterland dijadikan sebagai sentra produksi olahan kelapa dalam dalam bentuk minyak kelapa.

3. Desa Pengumbaian diarahkan untuk dijadikan sentra produk olahan kelapa dalam selain minyak kelapa dan sentra pengolahan produk sapi.

4. Desa Sekunyit diarahkan sebagai desa agropolis yang berfungsi sebagai pusat pusat ekonomi regional di kawasan agropolitan. Kawasan ini diharapkan sebagai pusat transaksi antara pemilik industri pada desa Pengumbaian dengan pedagang dari dalam dan luar kawasan agropolitan. Rencana pengembangan kawasan agropolitan berbasis perikanan tangkap adalah sebagai berikut :

1. Zone laut antara Sekunyit, Pasar Lama, Linau sampai Tanjung Baru dijadikan sebagai lahan tangkap nelayan

2. Muara Sambat diarahkan untuk dijadikan sebagai Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), yang merupakan tempat mendarat nelayan pada kawasan agropolitan dan juga dijadikan sebagai kawasan untuk menjual produk serba

ikan dalam bentuk makanan, yakni dalam bentuk Pusat Jajan Serba Ikan (PUJASERI).

3. Daerah Linau dijadikan sebagai pelabuhan samudera untuk transaksi produk ikan ke luar kawasan agropolitan terutama untuk ekspor dan juga sebagai daerah untuk menyediakan bahan hulu untuk perikanan tangkap.

Gambar 5. Peta rencana pengembangan sarana dan prasarana di kawasan Agropolitan Kaur Selatan dan Maje

Pujaseri Olahan Kelapa

4.2. PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS

Dokumen terkait