• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II RUANG LINGKUP

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana anggaran biaya adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah dengan pelaksanaan bangunan atau proyek, dalam rencana anggaran biaya berbeda-beda setiap daerah dikarenakan bahan dan upah kerja setiap daerah berbeda-beda. Adapun tata cara penyusunan RAB tergambar dalam flowchart sebagai berikut :

Gambar 3.3 flowcarht penyusunan RAB

Pelaksana Kegiatan (Kepala Seksi) menyiapkan RAB untuk semua rencana kegiatan;

Sekretaris Desa memverifikasi RAB dimaksud;

Kepala Seksi mengajukan RAB yang sudah diverifikasi kepada Kepala Desa;

Kepala Desa menyetujui dan mensahkan Rencana Anggaran Biaya Kegiatan (RAB).

Gambar 3.4 Format Pengisian Rencana Anggaran Biaya Petunjuk pengisian RAB ( Rencana Anggaran Biaya) :

1. Bidang diisi dengan kode rekening berdasarkan klarifikasi kelompok belanja desa 2. Kegiatan diisi dengan kode rekening sesuai dengan urutan kegiatan dalam

APBDesa

3. Kolom 1 diisi dengan nomor urut

4. Kolom 2 diisi dengan uraian berupa rincian kebutuhan dalam kegiatan 5. Kolom 3 diisi dengan volume dapat berupa jumlah orang/barang

6. Kolom 4 diisi dengan harga satuan yang merupakan besaran untuk membayar orang/barang

7. Kolom 5 diisi dengan jumlah perkalian antara kolom 3 dan kolom 4

Di desa Pekalobean SPP (Surat Permintaan Pembayaran) telah dibuat sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan akan tetapi karena aparat desa hanya beberapa orang yang mengerti akan komputer dan cara mengelolah data maka sekertaris desa memiliki inisiatif untuk mengprint outkan lembar SPP dan membagikannya kepada semua kepala urusan dan akan di input oleh kaur pemerintahan karena kaur pemerintahan mengetahui bagaimana cara mengelolah data di komputer.

Tidak jauh beda dengan permasalahanyang dihadapi dalam menyusunan SPP, dalam penyusunan RAB (Rencana Anggaran Biaya), bendahara dan kaur pemerintahan yang menyusunnya, yang seharusnya dilakukan oleh pelaksana tugas meskipun tata cara penyusunannya telah sesuai akan tetapi seharusnya yang menyusunnya adalah yang diberikan mandat sebagai pelaksana tugas sesuai dengan pengertian dari RAB.

Ini adalah suatu pelajaran bagi kepala desa di Desa Pekalobean bahwa dalam memilih aparat desa tidak sembarang pilih harus dilihat pendidikannya atau pengalaman kerja yang dimiliki, akan lebih bagus lagi jika aparat desa memiliki pendidikan paling tidak adalah lulusan SMA/Sederajat atau khususnya untuk kepala desa, sekertaris desa dan bendahara desa adalah seorang sarjana agar bisa menaungi aparat desa yang lainnya dan memberikan masukan jika ada aparat desa yang memiliki kendala dengan mandat yang diemban dan dapat mengerjakan tanggungjawabnya sesuai dengan posisi yang di duduki di desa dan tidak merepotkan

aparat desa yang lainnya. Sesuai dengan perkataan bendahara desa dan selaku kaur umum (SAFRI) “ beginilah jika kita tidak mengerti dengan tanggungjawab yang dimandatkan kepada kita dan tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki, kami sering mengharap kepada pelaksana tugas kaur pemerintahan ( AHMAD SAMSUDDIN) untuk menginput data tugas dan kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh kami”.

Jika kita asal pilih dan tidak mempertimbangkan pendidikan dan pengalaman kerja yang dimiliki maka akan terjadi seperti sekarang ini sudah banyak masyarakat yang mempertanyakan kinerja kepala desa yang sekarang ini , dan satu hal yang terjadi sesuai dengan keadaan yang ada bahwa kepala desa yang sekarang, kurang mengetahui bagaimana sebernanya itu pemerintahan desa mulai dari yang paling dasar yaitu bahwa sebenarnya masa jabatan kepala desa adalah 6 tahun yaitu 1 tahun digunakan untuk masa transisi dan itu yang membedakannya dengan daerah yang 5 tahun dan kepala desa sekarang bisa menjabat selama 3 periode berjalan, dan kata kepala desa bahwa masa jabatannya di tambah 1 tahun dan msa jabatannya menjadi 6 tahun sehingga warga banyak tidak setuju akan hal tersebut. Dan satu lagi hal yang tidak dilakukan oleh kepala desa yaitu mengeluarkan perdes (peraturan desa) yang sebenarnya bisa dilakukan oleh seorang kepala desa. Salah satu Perdes yang apat dikeluarkan adalah tentang mobil truck yang selalu lalu lalang di jalan desa yaitu setiap mobil yang masuk ke desa harus membayar pajak masuk desa (untuk perawatan jalan desa) dalam memperbaiki jalan desa yang sudah banyak mengalami kerusakan diberbagai jalan desa, sehingga tidak mengharap lagi kepada daerah atau pusat. Dan yang paling dasar adalah masalah yang dihadapi oleh bendahara desa karna beliau hanya tamatan sekolah dasar (SD) sehingga pengetahuan beliau masih

sangat minim akan keuangan dan bagaimana cara melakukan pencatatan keuangan dan beliau sering mengeluh bila harus mengerjakan tanggungjawabnya karna beliau tidak mengerti, sehingga beliau sering tidak mengarsipkan data keuangan karna beliau jika mengerjakannya langsung mengedit data yang ada.

Kepada pemerintah daerah Enrekang adalah membenahi kepemerintahan yang ada di desa dan sering melakukan pelatihan-pelatihan kepada aparat desa sehingga dapat meningkatkan kinerja kerja mereka, dan Pemda Enrekang harus memperhatikan pendidikan terakhir aparat desa khususnya kepala desa, sekertaris desa dan bendahara desa dan memasukan satu persyaratan dalam pencalonan kepala desa yaitu pendidikan terakhir adalah S1 sehingga dapat membimbingan, menaugi masyarakatnya dan melakukan terobosan-terobosan yang baru dalam memajukan kesejahteraan masyarakat yang bermula dari sektor pendidikan dan kesehatan masyarakat. Karena hal tersebut tidak didapatkan di Desa Pekalobean Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang dan berbagai desa yang ada di Kabupaten Enrekang.

Untuk masyarakat desa Pekalobean harus pintar melihat dan memilih seseorang yang akan diberikan mandat untuk menaungi dan memimpin mereka dalam memajukan desa. Masyarakat juga harus berani dalam menyampaikan pendapat mereka kepada setiap aparat desa jika ada sesuatu hal yang dianggap salah dan merugikan masyarakat desa.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Dana Desa Di Desa Pekalobean Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Penerapan sistem akuntansi keuangan untuk dana desa tahun anggaran 2015 di Desa Pekalobbean Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Rencana Anggaran Biaya telah disusun sesuai dengan tata cara pengelolahan,.

Penerapannya berupa :

(a) Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Rencana Anggaran Baiya disusun sesuai dengan penggunaan dana dan telah sesuai dengan ketentuan karena setiap desa telah diberikan format pengisisan dari pemerintah sehingga hal tersebut mempermudah pekerjaan aparat desa yang bersangkutan,

(b) pengggunaan dana ditujukan kepada usulan yang diprioritaskan,

(c) dilaksanakan sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang berlaku dan, (d) dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan norma dan standar yang berlaku, dengan demikian penerapan sistem akuntansi di Desa Pekalobean bisa dikata telah efektif akan tetapi masih memiliki kekurangan di SDMnya karena tidak terlalu paham mengenai akuntansi, cara pengelolahan keuangan desa dan peraturan-peraturan tentang pengelolahan keuangan desa.

93

B. SARAN

Sehubungan dengan hasil yang diperoleh sebagai mana yang telah disimpulkan tersebut maka, berikut ini disampaiakn saran,

1. Penerapan sistem akuntansi di Desa Pekalobean sudah efektif karena dibantu dengan sudah adanya format yang dipegang oleh setiap desa sehingga mempermudah aparat desa dalam mengelolah keuangan desa, akan tetapi meskipun penerapannya telah efektif tetapi masih harus ditingkatkan karena SDM yang ada di desa masih kurang paham akan akuntansi pemerintahan serta standar-standar yang berlaku, oleh karena itu pemerintah harus melakukan pelatihan untuk pengolahan keuangan desa kepada aparat desa terkhusus untuk bendahara desa. Setidaknya yang menduduki jabatan sebagai bendahara desa memiliki pengetahuan di bidang akuntansi karena untuk pengelolahan keuangan merupakan hal yang paling sensitif dan dapat mengundang kecurigaan masyarakat jika seorang bedahara tidak transparansi, jujur dan terbuka kepada masyarakat, dan lebih bagus lagi jika orang yang menjadi bendahara di setiap desa adalah lulusan dari Akuntansi atau setidaknya dari Ekonomi Pembangunan

Dokumen terkait