• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana bisnis ini merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan suatu unit bisnis dengan harapan perusahaan dapat menghasilkan keuntungan (profit) tambahan dengan mengolah limbah baglog yang dihasilkan dari budi daya jamur tiram putih. Sementara yang dimaksud dari perencanaan sendiri adalah perumusan dari tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan tujuan perusahaan. Perencanaan bisnis yang dilakukan juga harus sesuai dengan kondisi perusahaan yang menunjang terwujudnya pengembangan bisnis yang dilakukan dan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Rencana Produk

Produk yang dikembangkan oleh perusahaan adalah pupuk organik hasil pengolahan dari limbah baglog jamur tiram putih. Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar dari alam dengan kandungan unsur hara alamiah. Bahan dasar pupuk organik dalam pengembangan bisnis ini berasal dari limbah baglog perusahaan UD Ragheed Pangestu Mushroom Cultivation dan 22 mitra perusahaan. Limbah baglog diolah dengan cara dicampur dengan kotoran ternak, dan EM4 (Effective Microorganisme-4). Kemudian didiamkan selama 10 hari. Setelah 10 hari pupuk organik kemudian dikemas berkapasitas 30 kilogram. Indikator dalam pembuatan pupuk organik setiap karung dilihat dari kebutuhan EM-4 dalam satu liter. Rencana produksi yang akan dihasilkan adalah pupuk organik dengan berat 30 kg/ karung. Adapun komposisi bahan baku dalam setiap satu karung pupuk organik pada Tabel 6.

Tabel 6 Komposisi bahan baku dalam 30 kilogram pupuk organik Bahan Baku Kebutuhan/1 Liter

EM-4 (kg) Persentase (%) Komposisi (kg) Limbah Baglog: Serbuk kayu Dedak Tepung jagung Miselia jamur 350 20 10 20 58.3 3.3 1.7 3.3 17.49 0.99 0.51 0.99 Kotoran Ternak 200 33.3 9.99 a

Sumber: UD Ragheed Pangestu Mushroom Cultivation 2015 (diolah)

Tabel 6 menunjukkan komposisi bahan dalam setiap satu karung (30 kg) pupuk organik yang diproduksi. Kebutuhan bahan baku setiap satu liter EM-4 bertujuan untuk mengetahui persentase komposisi bahan baku setiap 30 kg pupuk organik. Berdasarkan indikator penggunaan cairan EM-4 setiap satu liter maka akan diperoleh persentase setiap komponen input yang dibutuhkan dalam proses produksi kemudian dihitung dengan menyesuaikan komposisi bahan pada setiap pengemasan 30 kg pupuk organik. Persentase komposisi bahan baku untuk membuat satu karung pupuk organik yaitu 58.3 persen serbuk kayu, 3.3 persen dedak, 1.7 persen tepung jagung, 3.3 persen miselia jamur, dan 33.3 persen kg kotoran ternak. Maka komposisi bahan baku setiap 30 kg pupuk organik yaitu 17,49 kg serbuk kayu, 0.99 kg dedak, 0.51 kg tepung jagung, 0.99 kg miselia jamur, dan 9.99 kg kotoran ternak. Sementara untuk kebutuhan EM-4 setiap 30 kg pupuk organik adalah 0.048 liter EM-4. Perhitungan tersebut diperoleh dari perbandingan penggunaan satu liter EM-4 dengan kebutuhan bahan baku sebanyak 600 kg atau setiap satu kilogram bahan baku akan

22

menggunakan sebanyak 0.0016 liter EM-4. Hingga diperoleh kebutuhan setiap 30 kg pupuk organik, sebanyak 0.048 liter EM-4.

Strategi dan Rencana Pemasaran

Pemasaran adalah usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat. Untuk merencanakan aspek pemasaran yang akan dilakukan perusahaan digunakan strategi bauran pemasaran atau lebih dikenal dengan 4P (Product, Price, Place, dan Promotion).

1. Produk (Product)

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan adalah pupuk organik. Pupuk organik diolah dari limbah baglog yang dihasilkan oleh perusahaan dan 22 mitra perusahaan. Perusahaan akan memproduksi semua limbah baglog yang diperoleh dari mitra dan perusahaan menjadi pupuk organik. Limbah baglog diolah dengan dicampur berbagai bahan pendukung, kemudian difermentasi selama sepuluh hari sebelum dikemas dan dipasarkan. Pupuk organik yang diproduksi dijual kepada petani-petani tanaman organik yang berada di daerah Ciawi Bogor.

Pupuk organik dari limbah baglog ini bermanfaat untuk menambah unsur hara dalam tanah. Pupuk organik dari limbah baglog ini mengandung miselia jamur, dedak, dan tepung jagung. Kandungan tersebut tidak dimiliki oleh pupuk organik dari bahan lain. Pemberian pupuk organik ini juga berpengaruh positif terhadap tanaman. Dengan bantuan jasad renik dalam tanah maka bahan organik akan berubah menjadi humus. Humus merupakan perekat bagi butir-butir tanah saat membentuk gumpalan. Akibatnya susunan tanah akan menjadi lebih baik terhadap gaya-gaya perusak dari luar, seperti hanyutan air (erosi). Selain itu, pemberian pupuk organik akan menambah unsur hara sekalipun dalam jumlah kecil. 2. Harga (Price)

Harga merupakan besaran di mana jumlah uang yang harus dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan suatu barang. Penetapan harga pupuk organik berdasarkan biaya operasional produksi dan jumlah produk yang dihasilkan. Adapun perhitungan harga jual produk pupuk organik sebagai berikut.

Biaya Operasional :

Biaya Tetap 1 tahun = Rp203 160 000 Biaya Variabel 1 tahun = Rp737 885 880

Total = Rp941 045 880

Jumlah produksi 1 tahun : 2 067 161 kilogram pupuk organik Harga Pokok Produksi (HPP) = Total Biaya Operasional

Jumlah Produksi = Rp941 045 880 2 067 161 = Rp455 Mark Up 31.8% = HPP x Mark Up 31.8% = Rp455 x 0.318 = Rp145 Harga Jual = HPP + Mark Up

= Rp455 + Rp145 = Rp600

Harga yang ditetapkan oleh UD Ragheed Pangestu Mushroom Cultivation

meliputi harga pupuk organik yang diproduksi adalah sebesar Rp600 per kilogram. Penetapan harga jual tersebut sudah memperhitungkan tingkat mark up yang diinginkan yaitu 31.8 persen dari Harga Pokok Produksi (HPP) yaitu Rp455 per kilogram sehingga mark up yang diperoleh sebesar Rp145. Nilai mark up

23 Harga pasaran pupuk organik adalah Rp700 per kilogram. Dengan mark up

sebesar 31.8 persen maka harga jual produk pupuk organik yang dihasilkan oleh UD Ragheed Pangestu Mushroom Cultivation sebesar Rp600 per kilogram, harga ini akan berada di bawah harga pasaran sehingga lebih murah yaitu sebesar Rp700 per kilogram.

3. Distribusi (Place)

Distribusi adalah usaha melalui saluran pemasaran yang dilakukan untuk menyampaikan produk dari produsen ke tangan konsumen. Dalam memasarkan produknya, perusahaan memiliki strategi distribusi yang sederhana untuk memasarkan produk yang dihasilkan. Adapun distribusi produk yang akan dilakukan dengan cara mengirimkan langsung kepada konsumen sekitar Jawa Barat .

4. Promosi (Promotion)

Kegiatan promosi perlu dilakukan oleh sebuah perusahaan yang baru saja berjalan dan ingin berkembang. Namun dalam menjalankan unit bisnis ini, UD Ragheed Pangestu Mushroom Cultivation tidak melakukan promosi besar kepada pasar yang dituju. Namun promosi yang dilakukan hanya melalui pemberian informasi secara lisan dan menggunakan brosur. Hal ini karena perusahaan sudah dikenal baik oleh masyarakat sekitar lokasi usaha dan di industri jamur dan petani-petani sayur dan buah organik di sekitar daerah Ciawi atau sekitar wilayah Jawa Barat, sehingga produk pupuk organik dapat dipasarkan secara maksimal.

Strategi Pemasaran 1. Segmenting

Pengelompokan segmen pasar untuk pupuk organik ini didasarkan pada aspek tingkat penggunaan. Berdasarkan aspek tingkat penggunaan segmen pasar untuk produk ini mencakup bisnis tanaman organik seperti sayur dan buah.

2. Targeting

Target pasar yang dipilih dari segmen pasar yang telah ditentukan adalah pengusaha bisnis tanaman organik yang membutuhkan pupuk organik untuk meningkatkan unsur hara tanah pada lahan pertanian organik. Daerah utama yang di pilih sebagai target pemasaran pupuk organik ini adalah daerah Ciawi, Bogor. Pemilihan daerah ini di karenakan pertanian organik banyak di temukan di daerah tersebut.

3. Positioning

Usaha pengolahan pupuk organik ini akan menawarkan sebuah produk yang diolah dari limbah baglog dengan kualitas yang baik. Pupuk organik dari limbah

baglog ini sangat bermanfaat untuk menambah unsur hara dalam tanah. Pupuk organik dari limbah baglog ini mengandung miselia jamur, dedak, dan tepung jagung. Kandungan tersebut tidak dimiliki oleh pupuk organik dari bahan lain. Pemberian pupuk organik ini juga berpengaruh positif terhadap tanaman.

Rencana Operasional (Produksi) 1. Rencana Jumlah Produksi

Perencanaan yang dikembangkan adalah mengolah semua limbah baglog yang dihasilkan perusahaan dan 22 mitra perusahaan setiap dua minggu. Untuk menjaga ketersediaan input limbah baglog, harus ada Memorandum of Understanding (MOU) antara perusahaan dan mitra. Hal ini bertujuan agar mitra tidak menjual limbah baglog kepada perusahaan lain selain UD Ragheed Pangestu

Mushroom Cultivation. Memorandum of Understanding (MOU) dalam pengembangan bisnis ini dapat dilihat pada Lampiran 5.

Produksi pupuk organik dua minggu sekali dan dilakukan sepanjang tahun tanpa hari libur. Adapun jumlah limbah baglog yang dihasilkan oleh perusahaan dan 22 mitra setiap bulan dapat dilihat pada Tabel 6.

24

Tabel 7 menunjukkan limbah baglog yang dihasilkan perusahaan dan 22 mitra perusahaan. Setiap dua minggu perusahaan dan 22 mitra perusahaan menghasilkan sebanyak 59 850 kg limbah baglog. Limbah baglog ini akan di angkut menggunakan truk yang telah direncanakan pada biaya investasi kemudian akan disortir untuk memisahkan limbah plastik dan limbah baglog murni. Setiap satu kilogram limbah baglog akan menghasilkan 0.03 kg limbah plastik. Dari hasil penyortiran akan diperoleh jumlah limbah baglog murni yang akan diolah menjadi pupuk organik setelah dipisahkan dari limbah plastik. Adapun perhitungannya pada Tabel 8.

Tabel 7 Limbah baglog yang dihasilkan oleh UD Ragheed Pangestu Mushroom Cultivation dan 22 mitra setiap dua minggu

Nama Mitra Daerah

Kapasitas Kumbung (baglog) Jumlah limbah baglog (kg/ 2 minggu) UD RPMC Kampung karakal 150 000 5 625.0

Bapak Sianipar Muncul - Sukamanah 145 000 5 437.5

Bapak Andi Cicudang 100 000 3 750.0

Bapak H Iwan Coblong - Sukagalih 45 000 1 687.5 Bapak Dedes Coblong - Sukagalih 25 000 937.5

Bapak Puput Sukamanah 95 000 3 562.5

Bapak Martoyo Cipayung 15 000 562.5

Ibu Yatno Cibogo 180 000 6 750.0

Bapak Irfan Ciheung 20 000 750.0

Bapak H. Zul Bojong 65 000 2 437.5

Bapak Adit Gunung Geulis 90 000 3 375.0

Bapak Usman Cijeruk 60 000 2 250.0

Bapak Opik Lembah Nenet 9 000 337.5

Bapak Misbah Sukamanah 15 000 562.5

Bapak Royke Bojong Murni 40 000 1 500.0

Bapak Vidiansyah Lido 250 000 9 375.0

Bapak Edy Karakal 30 000 1 125.0

Bapak Achmadi Cibedug 30 000 1 125.0

Bapak Sarwono Munjul 18 000 675.0

Ibu Yana Cibedug 32 000 1 200.0

Bapak Teguh Kampung Karakal 12 000 450.0

Ibu Iin Cibedug 30 000 1 125.0

Bapak Ditje Tapos 140 000 5 250.0

59 850.0

25 Tabel 8 Jumlah limbah baglog murni dari UD Ragheed Pangestu Mushroom

Cultivation dan 22 mitra yang telah disortir setiap dua minggu Limbah Baglog

(kg/ 2 minggu)

Limbah Plastik (kg/ 2 minggu)(3%)

Limbah Baglog murni (kg/ 2 minggu) Jumlah

Produksi 59 850 1 796 58 055

Tabel 8 menunjukkan jumlah limbah baglog murni yang diperoleh dari hasil penyortiran adalah 58 055 kg. Hasil tersebut diperoleh dari limbah baglog

perusahaan dan 22 mitra sebanyak 59 850 kg dikurangi dengan jumlah limbah plastik yang diperoleh dari hasil sortir sebesar 1 796 kg. Limbah plastik yang dihasilkan setiap satu kilogram limbah baglog adalah sebesar 0.03 kg. Maka setiap 59 850 kg limbah baglog akan menghasilkan limbah plastik sebanyak 1 796 kg. Berdasarkan Tabel 7 diketahui limbah baglog yang diolah menjadi pupuk organik sebanyak 58 055 kg. Jumlah tersebut dicampur dengan 29 835 kg kotoran ternak dan cairan EM-4. Dari berbagai input tersebut menghasilkan output yaitu pupuk organik. Rincian penggunaan input dan jumlah output dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Rincian input dan output satu siklus produksi pupuk organik pada UD Ragheed Pangestu Mushroom Cultivation

Input Satuan Kebutuhan (2 minggu)

Limbah baglog murni Kg 58 055

Kotoran ternak: Kg

Kotoran ayam broiler Kg 9 945

Kotoran Domba Kg 9 945

Kotoran Ayam petelur Kg 9 945

EM-4 Liter 145

Output (pupuk organik)

Jumlah yang dihasilkan (kg/2 minggu) 87 890 Tingkat Kegagalan produksi 2% (kg/2 minggu) 1 758 Jumlah produksi setelah dikurangi kegagalan

produksi (kg/2 minggu) 86 132

Tabel 9 menunjukkan jumlah pupuk organik yang dihasilkan setiap dua minggu atau satu siklus produksi. Jumlah pupuk organik yang dihasilkan setiap dua minggu adalah 86 132 kg. Jumlah output tersebut diperoleh dari penjumlahan jumlah limbah baglog dengan kotoran ternak sebanyak 87 890 kg kemudian dikurangi dengan jumlah kegagalan produksi sebanyak 1 758 kg. Tingkat kegagalan diasumsikan 2 persen dari produksi yang dihasilkan. Sementara untuk cairan EM-4 tidak dihitung karena cairan akan mengalami penguapan selama pengomposan. Dalam proses produksi pupuk organik ini menggunakan cairan EM-4 yang digunakan sebagai fermentator dalam proses fermentasi atau pengomposan. Jumlah cairan EM-4 yang digunakan sebanyak 145 liter. Setiap kemasan satu liter EM-4 menghasilkan limbah plastik sebanyak 0.1 kg. Maka setiap satu siklus produksi pupuk organik akan menghasilkan 14.5 kg limbah plastik dari botol EM-4. Pada pendirian unit bisnis ini menggunakan asumsi umur

26

bisnis selama lima tahun berdasarkan umur teknis bangunan. Perencanaan produksi selama lima tahun dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Rencana produksi pupuk organik selama lima tahun

Tahun Rencana Produksi

Dua Minggu (kg) Bulan (kg) Tahun (kg)

1 86 132 172 263 1 550 371 2 86 132 172 263 2 067 161 3 86 132 172 263 2 067 161 4 86 132 172 263 2 067 161 5 86 132 172 263 2 067 161 a

Asumsi 1 siklus produksi adalah 2 minggu, 1 bulan 4 minggu dan 1 tahun 12 bulan

a

Asumsi 2 pada tahun pertama produksi dilakukan 9 bulan

Tabel 10 menunjukkan rencana produksi pengembangan bisnis pupuk organik selama lima tahun. Setiap siklus jumlah produksi pupuk organik sebanyak 86 132 kg. Nilai tersebut diperoleh dari Tabel 9 tentang penggunaan input dalam proses produksi pupuk organik. Jumlah produksi dalam satu bulan sebanyak 172 263 kg. Maka dalam satu tahun produksi normal sebanyak 2 067 161 kg. Pada tahun pertama produksi pupuk organik organik hanya 1 550 371 kg. Hal ini karena pada tahun pertama perusahaan melakukan kegiatan produksi selama 9 bulan. Rencana produksi tahun pertama dapat dilihat pada Lampiran 3. Pada tahun kedua sampai kelima perusahaan berproduksi secara normal selama12 bulan. Rencana produksi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik di wilayah Jawa Barat sesuai pada Tabel 1 yaitu sebesar 39 797 ton/tahun.

2. Teknologi

Perencanaan teknologi bertujuan untuk menyakini apakah dengan pilihan teknologi tertentu, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, baik pada saat pembangunan proyek atau operasional. Penjadwalan produksi pupuk organik dilakukan dengan mengasumsikan bahwa perusahaan berproduksi untuk memenuhi permintaan konsumen. Perencanaan produksi dilakukan dengan menggunakan teknik pengomposan. Kegiatan perencanaan pengembangan bisnis ini mendirikan bangunan tempat pengolahan limbah baglog dengan perencanaan tata letak sederhana. Selain itu juga akan dilakukan perencanaan jumlah produksi pupuk organik untuk memaksimalkan pengolahan limbah baglog dan memenuhi permintaan pelanggan terhadap pupuk organik.

3. Perencanaan Lokasi, Layout dan Tata Letak

Perencanaan layout dan tata letak pada pengembangan bisnis ini dilakukan pada lokasi yang strategis dan dekat dengan perusahaan. Layout dan tata letak produksi pupuk organik sangat sederhana karena bahan baku dicampur dan dikomposkan di tempat yang sama. Gambar tata letak tempat pengolahan limbah baglog

perusahaan UD Ragheed Pangestu Mushroom Cultivation dapat dilihat pada Gambar 3.

Perencanaan layout dan tata letak produksi pada Gambar 3 menunjukkan desain yang sederhana. Layout dan tata letak dengan bangunan tanpa dinding, hanya miliki atap dan tiang penyanggah dengan tinggi bangunan enam meter dan luas 600 m2. Pengolahan limbah baglog menjadi pupuk organik ini tidak membutuhkan layout dan tata letak khusus karena seluruh kegiatan produksi dilakukan pada satu tempat yang sama.

27

4. Proses Produksi

Produksi adalah suatu proses transformasi bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Kegiatan proses produksi yang dilakukan di perusahaan masih menggunakan cara sederhana di mana seluruh kegiatan produksi sebagian besar masih menggunakan tenaga kerja manusia. Suatu kegiatan akan berhasil dilakukan apabila ada tahap perencanaan yang disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Adapun tahap kegiatan pengolahan limbah baglog menjadi pupuk organik adalah sebagai berikut.

a. Tahap Persiapan

Tahap yang perlu diperhatikan untuk membantu kelancaran proses kegiatan pengolahan limbah baglog adalah pencarian bahan baku serta persiapan alat dan bahan. Tahap ini membutuhkan waktu selama dua hari. Bahan baku utama dalam produksi pupuk organik ini adalah limbah baglog (Lampiran 4), kotoran ternak, EM4 (Effective Microorganisme-4) (Lampiran 4), dan air.

Limbah baglog dipisahkan terlebih dahulu dari plastiknya, kemudian ditimbang. Kotoran ternak yang digunakan ada tiga macam yaitu kotoran ayam broiler, kotoran domba, dan kotoran ayam petelur. Kemudian menyiapkan mikroorganisme pengurai yaitu cairan EM4 (Effective Microorganisme-4). Bahan baku tersebut diangkut ke tempat pengolahan berupa gudang terbuka yang hanya memiliki atap saja, tetapi bebas dari air hujan. Kemudian semua bahan baku dicampurkan dengan komposisi limbah baglog 58 055 kg, kotoran ternak 29 835 kg, EM4 (Effective Microorganisme-4)145 liter, dan air secukupnya. Kemudian didiamkan selama 10 hari.

Gambar 3 Desain layout dan tata letak tempat produksi pupuk organik

28

b. Proses produksi

Adapun proses produksi dalam pengolahan pupuk organik dari limbah baglog

adalah sebagai berikut.

Gambar 4 Proses Produksi Limbah Baglog menjadi Pupuk Organik 5. Tenaga Kerja Teknis Produksi

Dalam pengolahan limbah baglog ini perusahaan merekrut 20 tenaga kerja yang terdiri dari 8 orang dibagian pengadukan bahan baku, 4 orang di bagian produksi pupuk organik saat fermentasi dan 8 orang di bagian pengemasan pupuk organik yang siap jual. Untuk perekrutan tenaga kerja, perusahaan tidak melihat spesifikasi khusus seperti latar belakang pendidikan yang terpenting adalah kejujuran, ulet, dan bertanggungjawab. Penggunaan tenaga kerja sebanyak 20

Kotoran ayam broiler 9 945 kg ditaburkan di atas lantai kemudian disiram secara merata dengan EM4 32 liter

Kotoran domba 9 945 kg ditaburkan di atas lantai yang telah ditaburi kotoran ayam broiler. Kemudian disiram merata dengan EM4 32 liter

Limbah baglog 58 055 kg ditaburkan di atas lantai yang sebelumnya telah ditaburi kotoran ayam broiler dan kotoran domba. Kemudian disiram merata dengan EM4

48 liter

Kotoran ayam petelur 9 945 kg ditaburkan di atas lantai yang sebelumnya ditaburi kotoran ayam broiler, kotoran domba, dan limbah baglog. Kemudian disiram

merata dengan EM4 33 liter

Diamkan selama 12 jam Diaduk secara merata Ditutup dengan terpal Diamkan selama 10 hari

Diaduk secara merata Dikemas ke dalam karung 30 kg

29 orang dikarenakan dalam produksi pupuk organik ini harus diselesaikan tepat waktu sehingga dibutuhkan tenaga kerja dalam jumlah banyak.

6. Penanganan Limbah Produksi

Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Limbah yang dihasilkan dalam pengolahan limbah baglog ini adalah limbah padat seperti sisa plastik baglog dan jerigen plastik wadah dari EM4. Limbah plastik dari sisa limbah baglog dapat di jual kepada pengepul plastik bekas dengan harga Rp.300 per kilogram. Sementara limbah plastik dari jerigen EM-4 dijual dengan harga Rp.3.000 per kilogram. Setiap 1 kg limbah baglog dapat menghasilkan 0,03 kg limbah plastik. Sementara untuk botol EM-4 menghasilkan 0,1 kg limbah plastik setiap 1 L EM-4 yang digunakan. Kegiatan penanganan limbah ini diharapkan dapat menambah pendapat perusahaan dan mengurangi pencemaran lingkungan. Adapun jumlah limbah plastik yang dihasilkan selama lima tahun produksi pupuk organik pada Tabel 11.

Tabel 11 Jumlah limbah plastik dari limbah baglog

Tahun Jumlah Limbah Plastik

Dua Minggu (kg) Bulan (kg) Tahun (kg)

1 1.796 3.591 32.319 2 1.796 3.591 43.092 3 1.796 3.591 43.092 4 1.796 3.591 43.092 5 1.796 3.591 43.092 a

Asumsi 1 siklus produksi adalah 2 minggu, 1 bulan 4 minggu dan 1 tahun 12 bulan

Tabel 11 menunjukkan jumlah limbah plastik yang dihasilkan dari limbah

baglog selama lima tahun. Setiap siklus menghasilkan 1.796 kg limbah plastik dari limbah baglog. Nilai tersebut diperoleh dari Tabel 10 tentang jumlah limbah plastik yang telah disortir dari limbah baglog. Setiap bulan limbah plastik yang dihasilkan sebanyak 3.591 kg maka setiap tahun perusahaan menghasilkan limbah plastik sebanyak 43.092 kg. Pada tahun pertama jumlah limbah plastik hanya 32.319 kg. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama perusahaan hanya berproduksi selama sembilan bulan disebabkan jumlah limbah yang dihasilkan tergantung dari kegiatan produksi. Rencana produksi tahun pertama dapat dilihat pada Lampiran 3. Sementara limbah plastik yang dihasilkan pada tahun kedua sampai kelima normal setiap tahunnya. Selain limbah plastik dari limbah baglog, perusahaan juga menghasilkan limbah plastik dari botol EM-4 yang digunakan. Jumlah limbah plastik yang dihasilkan dari penggunaan EM-4 dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 menunjukkan jumlah limbah plastik yang dihasilkan dari botol EM-4 selama lima tahun. Setiap siklus menghasilkan 14.5 kg limbah plastik dari botol EM-4. Nilai tersebut diperoleh dari jumlah cairan EM-4 yang digunakan sebanyak 145 liter setiap siklus. Setiap kemasan satu liter EM-4 menghasilkan limbah plastik sebanyak 0.1 kg maka setiap satu siklus produksi pupuk organik akan menghasilkan 14.5 kg limbah plastik dari botol EM-4. Setiap bulan limbah plastik yang dihasilkan sebanyak 29 kg. Setiap tahun perusahaan menghasilkan limbah plastik sebanyak 348 kg Pada tahun pertama jumlah limbah plastik hanya 261.2 kg. Hal ini disebabkan pada tahun pertama perusahaan hanya berproduksi

30

selama 9 bulan dikarenakan jumlah limbah yang dihasilkan tergantung dari kegiatan produksi. Rencana produksi tahun pertama dapat dilihat pada Lampiran 3. Sementara limbah plastik yang dihasilkan pada tahun kedua sampai kelima normal setiap tahunnya.

Tabel 12 Jumlah limbah plastik dari botol EM-4

Tahun Jumlah Limbah Plastik

Dua Minggu (kg) Bulan (kg) Tahun (kg)

1 14.5 29.0 261.2 2 14.5 29.0 348 3 14.5 29.0 348 4 14.5 29.0 348 5 14.5 29.0 348 a

Asumsi 1 siklus produksi adalah 2 minggu, 1 bulan 4 minggu dan 1 tahun 12 bulan

a

Asumsi 2 pada tahun pertama produksi dilakukan 9 bulan

Rencana Manajemen 1. Skema Pembentukan Usaha

Skema pembentukan usaha berisikan urutan langkah yang dilakukan untuk mendirikan usaha pengolahan limbah baglog menjadi pupuk organik. Urutan langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Perumusan ide usaha

Pembentukan usaha ini harus diawali dengan perumusan ide usaha. Perumusan ide usaha ini dimulai oleh seorang pengusaha. Pengusaha dituntut untuk membuat suatu ide usaha yang kreatif yang dapat memberikan keuntungan finansial bagi badan usaha dan keuntungan sosial bagi perusahaan, masyarakat serta lingkungan sekitarnya dalam hal ini adalah UD Ragheed Pangestu

Mushroom Cultivation.

b. Sosialisasi ide usaha kepada Direktur UD Ragheed Pangestu Mushroom Cultivation

Sosialisasi kepada Direktur UD Ragheed Pangestu Mushroom Cultivation

ditujukan untuk menginformasikan direktur tentang potensi pasar dari pupuk organik. Selain itu, proses sosialisasi ini juga bertujuan menarik minat untuk mendirikan usaha ini. Sosialisasi kepada Direktur UD Ragheed Pangestu

Dokumen terkait