• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Fasilitas IPAL Komunal

Dalam dokumen KEBIJAKAN SPASIAL DAN PENGELOLAAN AIR LI (Halaman 29-37)

Pengembangan IPAL Komunal dilakukan pada lokasi perumahan, dengan tipikal cakupan layanan satu unit IPAL Komunal direncanakan sekitar 100 KK atau 200 KK. IPAL Komunal dibangun dengan sistem pipanisasi menggunakan pipa jenis Small Bore Sewer (SBS). Adapun kebutuhan IPAL Komunal pada masing-masing zone disesuaikan dengan jumlah perumahan terbangun pada masing-masing zone perencanaan, lokasi rencana IPAL bisa dilihat pada table 7.13 dibawah. Teknologi pengolahan IPAL Komunal yang direkomendasikan adalahAnaerobic Baffled Reactor(ABR), dimana kriteria yang digunakan adalah:

• VUp: < 2 m/jam ,Organic loading: < 3 kg COD/m3.hari • Removal efficiency: 65% - 90% COD dan 70% - 95% BOD

• Panjang sekat/kompartemen (m): 0,5 – 0,6 kedalaman efektif unit ABR

• Lebar kompartemen (m): lebar unit ABR, Tinggi kompartemen (m): tinggi ABR +

freeboard.Biofilter: bahan (plastik, batu, fiber), • Volumebiofilter(m3): 0,4-0,6 volume efektif reaktor Lebarbiofilter(m): lebar unit ABR

• Tinggibiofilter(m): tinggi ABR +freeboard

• Ketinggianbiofilter(m): 0,4-0,6 kedalaman efektif reaktor • HRT (Hidraulic Retention Time): > 8 Jam

Kriteria perhitungan debit dan perhitungan dimensi tipikal IPAL Komunal dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 7.14Kriteria perhitungan debit dan perhitungan dimensi tipikal IPAL Komunal

Uraian Satuan

1 Standar Q air bersih 150Lt/Org/Hari

2 Q air buangan 80 % x Q air bersih

(70-80) % x Q air bersih 120Lt/Org/Hari

3 Q max day air buangan Qr air buangan x 1,15

Q max day = (1,1-1,3) Q ab 138Lt/Org/Hari

4 Hidraulic Retention Time (HRT) 1,5 hari

Waktu tinggal (1 - 3) hari

5 Volume Lumpur 30Lt/Org/thn

(30-40) Lt/Org/thn

6 Masa Kuras 2 tahun

(1-3) tahun

7 BOD5 Perorangan 55 gr/Org/hari

(50-55) gr/Org/hari

8 Ratio COD : BOD 2

(2 : 1)

Uraian Satuan

1 Populasi Pelayanan (P) 100 KK 500Orang D P L F Sat. Ket.

(1KK = 4-5 orang)

2 Volume Air Buangan (V1) V1= Qmax x P x HRT

103.500 Liter

103,5 m3 2,5 10,4 4 0,5 m Ruang 2

3 Volume Lumpur (V2) V2 = Qlumpur x P x HRT 22.500 Liter

22,5m3 2,5 2,25 4 0,5 m Ruang 1

4 Volume Total (V total) V tot = V1 + V2

126m3 2,5 12,6 4 0,5 m R1+R2

3,4 14,3 4,5 m Aktual

5 Konsentrasi BOD5 (Inlet) Keterangan :

Populasi (P) untuk 100 KK 500Orang D : Kedalaman bak (ditentukan)

Vol air Buangan V = P x Qair buangan Lt/hari P : Panjang bak (dicari)

60.000 Lt/hari L : Lebar bak (ditentukan)

0,69 Lt/detik F : Ambang Bebas (ditentukan)

BOD5 Perorangan 55 gr/hari Penentuan P atau L tergantung

BOD5 * P 27.500 gr/hari ketersediaan lahan yang ada

Konsentrasi BOD5 : Vol air buangan/Px BOD5 gr/Liter

0,458gr/Liter

Maka Konsentrasi BOD5 : 458mg/Liter

7Konsentrasi COD (Inlet) 2 *BOD5

916,67mg/Liter 8 Effisiensi Pengolahan :

BOD5 max di Out Let 50 mg/Liter

Maka Effisiensi IPAL Rencana :

Eff = (BOD5 inlet- BOD5 out)x 100% 89 %

BOD5 inlet A. Kriteria Perencanaan

Standar Q air bersih 150 l/o/hari

Q air buangan 80% x Q air bersih

120 l/o/hari Q max day air buangan 1,15 x Q air buangan

138 l/o/hari

Hidraulic retention time (HRT) 2 hari

Volume lumpur 30,0 l/o/tahun

Masa kuras 2 tahun

BOD5 perorangan 55 gr/orang/hari

Ratio COD : BOD 2

Perhitungan :

Populasi pelayanan 200 KK 1.000 jiwa

Volume air buangan (V1) V1 = Qmax x P x HRT 276.000 liter

276 m3

Volume lumpur (V2) V2 = Qlumpur x P x HRT

60.000 liter 60,0 m3 Volume total (Vt) = V1 =V2) 336 m3 Dimensi : 15 x 6 x 4,5 m p = 14,00 m l = 6,00 m d = 4,00 m

Adapun dengan tipikal IPAL berkapasitas 200 KK menggunakan ABR seperti di atas, biaya investasi yang dibutuhkan berdasarkan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) Propinsi Kalimantan Selatan dan Harga Satuan Barang (HSB) Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 adalah sekitar Rp 473.222.408,- dan biaya operasional dan perawatan yang dibutuhkan sekitar Rp 1.335.000,-/bulan. Biaya operasional dan perawatan tersebut meliputi biaya:

Pengurasan lumpur Rp 3,000,000.00 per 2 tahun Rp 125,000/bulan Truk tangki air Rp 150,000.00 per minggu Rp 600,000/bulan Listrik untuk pompa Rp 400,000.00 per bulan Rp 400,000/bulan

Pemeliharaan Rp 150,000.00 per bulan Rp 150,000/bulan

(kerusakan pipa, dll)

Penyusutan pompa Rp 60,000.00 per bulan Rp 60,000 /bulan

Total biaya per bulan Rp 1,335,000

Dengan total biaya operasional dan perawatan sekitar Rp 1.335.000,-/bulan dan jumlah cakupan layanan 200 KK, maka tarif retribusi IPAL Komunal 200 KK per rumah tangga atau KK atau sambungan adalah sekitar Rp 6.675,-/bulan/KK. Adapun dengan tipikal IPAL

berdasarkan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) Propinsi Kalimantan Selatan dan Harga Satuan Barang (HSB) Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2015 adalah sekitar Rp 394.352.007,- dan biaya operasional dan perawatan yang dibutuhkan sekitar Rp 1.112.500,-/bulan. Biaya operasional dan perawatan tersebut meliputi biaya:

Biay a pengurasan lumpur Rp 1,500,000.00 per 2 tahun Rp 62,500.00/bulan

Biay a truk tangki air Rp 150,000.00 per minggu Rp 600,000.00/bulan

Biay a listrik untuk pompa Rp 300,000.00 per bulan Rp 300,000.00/bulan

Biay a pemeliharaan Rp 100,000.00 per bulan Rp 100,000.00/bulan

(kerusakan pipa, dll)

Biay a peny usutan pompa Rp 50,000.00 per bulan Rp 50,000.00/bulan

Total biaya per bulan Rp 1,112,500.00

Dengan total biaya operasional dan perawatan sekitar Rp 1.112.500,-/bulan dan jumlah cakupan layanan 100 KK, maka tarif retribusi IPAL Komunal 100 KK per rumah tangga atau KK atau sambungan adalah sekitar Rp 11.125,-/bulan/KK. Keberlangsungan IPAL Komunal tersebut dikelola oleh swadaya masyarakat, yang dapat dilakukan melalui lembaga swadaya masyarakat, misalnya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). IPAL Komunal ini direkomendasikan dibangun pada lokasi perumahan dengan masyarakat yang memiliki aspirasi positif terhadap pengelolaan air limbah domestik, sehingga diharapkan keberlangsungannya dapat optimal, misalnya pada perumahan kelas menengah ke atas dan perumahan pada daerah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

TabelKebutuhan Fasilitas IPAL Komunal di Kabupaten Hulu Sungai Utara sampai Tahun 2035

Sistem IPAL Komunal merupakan sanitasi skala masyarakat. Bentuk akhir sistem pelayanan

Luas Kepadatan IPAL (UNIT) CAKUPAN

(Km2) Per (Km2) KOMUNAL PELAYANAN (JIWA)

1 Amuntai Tengah 57 879,4 4 4.000 2 Sungai Pandan 45 592,9 4 4.000 3 Sungai Tabukan 29,24 482,8 2 2.000 4 Amuntai Utara 45,09 453,4 2 2.000 5 Haur Gading 34,15 429,4 1 1.000 6 Banjang 41 408,0 -7 Babirik 77,44 236,4 1 1.000 8 Amuntai Selatan 183,16 150,1 - -9 Danau Panggang 224,49 89,6 - -10 Paminggir 156,13 49,1 - -Kabupaten HSU 892,7 242,3 14 14.000 I III

No. Kecamatan ZONA

Pembangunan dengan sistem IPAL komunal skala masyarakat terdiri dari (1) septic tank

komunal dan (2) modul small sewerage sistem atau shallow sewerage ditujukan bagi peningkatan pelayanan di wilayah kumuh perkotaan (slum area), permukiman padat. Kebutuhan sistem sanitasi setempat dan intermediate akan ditempatkan secara merata di seluruh kelurahan di Kota Amuntai diluar SPAL kawasan.

Peruntukan

 Daerah padat penduduk dengan pendapatan menengah ke bawah

 Merupakan daerah permukimandeveloper<200 unit rumah Seleksi Lokasi IPAL Komunal :

1. Seleksi Lokasi dimulai dengan Pemerintah Kota/Kabupaten menetapkan atau mengusulkan calon lokasi penerima IPAL Komunal dalam bentuk daftar-panjang permukiman / kampung / kelurahan.

2. Penetapan daftar-panjang didasarkan pada wilayah yang merupakan prioritas perencanaan sarana dan prasarana air limbah kota. Oleh karena itu perlu disusun pemetaan prasarana dan sarana air limbah sehingga pendekatan menjadi komprehensif. 3. Pemerintah Kabupaten/Kota bersama dengan fasilitator pendamping (LSM atau Konsultan) akan menyusun daftar-pendek sesuai persyaratan teknis minimal yang ditetapkan dan melalui pengecekan lapangan.

4. Penentuan lokasi terpilih dilakukan dengan metode seleksi-sendiri atau oleh perwakilan masyarakat dengan sistem kompetisi terbuka.

Syarat Lokasi :

a. Memiliki permasalahan sanitasi yang mendesak untuk segera ditangani.

b. Tersedia lahan yang cukup, seluas 100 m2 untuk 1 (satu) unit bangunan Instalasi Pengolah Air Limbah/IPAL dan 150 m2 untuk 1 (satu) MCK

c. Tersedia sumber air (PDAM/sumur/mata air/air tanah).

d. Adanya saluran/sungai/badan air untuk menampung efluen IPAL.

e. Masyarakat yang bersangkutan menyatakan tertarik dan bersedia untuk berpartisipasi melalui kontribusi, baik dalam bentuk uang, barang maupun tenaga.

Fasilitas umum, perkantoran dan kawasan komersial pada umumnya terkonsentrasi di kawasan pusat kota, yang berada sepanjang jalan protokol. Selain itu terdapat beberapa sub kawasan komersial yang tersebar pada beberapa bagian kota Amuntai. Pada umumnya air bersih di kawasan ini dilayani oleh PDAM. Semua limbah dari WC/black water dibuang ke

restoran yang terkonsentrasi di kawasan pusat kota, utamanya pada kawasan Pembataan dan Sulingan dimana Air limbah yang dihasilkan dari hotel dan restoran rata-rata sebesar 35 liter/tamu.hari, dari perkantoran rata-rata 30 liter/orang.hari, dan rumah sakit rata-rata sebesar 200 liter/ranjang pasien.hari. kawasan tersebut nantinya akan diwajibkan untuk berlangganan dan membuang air limbah hasil aktivitas kegiatan usaha terhadap pipa air limbah yang nantinya akan diolah di IPAL kawasan. Sedangkan untuk kegiatan non domestic lainnya dimana wilayahnya tidak dilayani IPAL komunal atau IPAL Kawasan maka usaha kegiatan tersebut diwajibkan mempunyai IPAL tersendiri dimana arahan untuk unit usaha kegiatan rumah makan, restoran, industry rumah tangga, industry kecil, dan industry menengah bisa dilihat pada gambar berikut:

IPAL untuk unit rumah makan & usaha kegiatan skala RUMAH TANGGA  Air limbah toilet dialirkan langsung ke IPAL.

 Air limbah non toilet dialirkan ke bak kontrol, selanjutnya dilairkan ke IPAL.  Lubang outlet IPAL harus berada di atas saluran penerima.

Gambar Skema pengelolaan limbah restoran, usaha kegiatan skala rumah tangga

UNTUK IPAL RESTORAN SKALA KECIL ATAU UNIT USAHA YANG BANYAK MENGELUARKAN LEMAK.

 Air limbah toilet dialirkan langsung ke IPAL.

 Air limbah non toilet dialirkan ke bak pemisah lemak, selanjutnya dilairkan ke IPAL.  Lubang outlet IPAL harus berada di atas saluran penerima.

Gambar . skema pengelolaan limbah restoran atau usaha kegiatan skala kecil banyak mengeluarkan lemak

UNTUK IPAL DOMESTIK KAPASITAS 40 0RANG LEBIH , RESTORAN BESAR, ATAU UNIT USAHA YANG BANYAK MENGELUARKAN LEMAK.

 Air limbah toilet dialirkan tangki septik, dan selanjutnya air limpasannya dialirkan ke IPAL.

 Air limbah non toilet dialirkan ke bak pemisah lemak, selanjutnya dilairkan ke IPAL.  Lubang outlet IPAL harus berada di atas saluran penerima.

Gambar . Skema pengelolaan limbah restoran atau usaha kegiatan skala besar banyak mengeluarkan lemak

BAB V I

Dalam dokumen KEBIJAKAN SPASIAL DAN PENGELOLAAN AIR LI (Halaman 29-37)

Dokumen terkait