(1) Pola pembiayaan guna pelaksananaan rencana investasi sesuai pasal 15 ayat (1) di atas dapat diperoleh dari pola penggalangan dana dari masyarakat, pola kerjasama swasta-pemerintah seperti KSO : BOT, BOOT dan BOO, dana dari swasta-pemerintah sendiri berupa APBN maupun APBD Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten, serta melalui dana pinjaman atau dana bantuan dari luar negeri.
(2) Rencana Investasi sebagaimana tercantum dalam lampiran XIII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
V-35
5.7. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN
PERMUKIMAN (RP2KP)
5.7.1. Visi dan Misi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Lamongan
Berdasarkan kata kunci yang ada di rumusan misi tiap dokumen kebijakan tersebut, dapat dilihat bahwa pada dasarnya misi pembangunan Kabupaten Lamongan yang perlu direalisasikan untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Lamongan antara lain :
1. Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan investasi dan produktivitas sektor-sektor andalan daerah
2. Mewujudkan pembangunan daerah melalui penyediaan sarana dan prasarana dasar (infrastruktur dan utilitas) yang memadai guna membuka daerah yang masih terisolir dan menghubungkan antar kawasan.
3. Mewujudkan kemampuan dalam pendayagunaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lamongan secara luas dan merata
4. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat.
5. Meningkatkan akses, kesadaran, partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam pengembangan wilayah. 5.7.2 Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten
Kawasan permukiman perkotaan adalah kawasan yang dominasi kegiatannya difungsikan untuk kegiatan yang bersifat kekotaan dan merupakan orientasi pergerakan penduduk yang ada pada wilayah sekitarnya. Kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Lamongan merupakan bagian dari kawasan perkotaan dengan perkembangan dan kondisi yang sangat beragam. Luas kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Lamongan adalah 4.273,55 Ha atau 2,6 % dari luas wilayah kabupaten.
Terkait dengan permukiman perkotaan di Kabupaten Lamongan ini, rencana penataan dan pengembangannya sebagai berikut :
1. Seiring dengan pengembangan Perkotaan Lamongan sebagai ibukota Kabupaten Lamongan, maka permukiman di perkotaan Lamongan ini akan meningkat pesat, sehingga perlu peningkatan kualitas permukiman melalui penyediaan infrastruktur yang memadai pada permukiman padat, penyediaan perumahan baru, dan penyediaan Kasiba-Lisiba Mandiri. Pada setiap kawasan permukiman disediakan berbagai fasilitas yang memadai sehingga menjadi permukiman yang layak dan nyaman untuk dihuni;
2. Pengembangan perkotaan Paciran – Brondong sebagai kawasan strategis kabupaten dengan kegiatan utama sebagai kegiatan perekonomian skala regional, yaitu industri, transportasi, dan pariwisata. Pengembangan perkotaan lain yang prioritas pengembangan adalah kawasan perkotaan Babat, Sukodadi, Ngimbang, Pucuk, dan Turi.
V-36 3. Permukiman perkotaan yang merupakan bagian dari ibukota kecamatan pengembangannya adalah untuk perumahan dan fasilitas pelengkapnya sehingga menjadi permukiman yang nyaman dan layak huni;
4. Pada permukiman perkotaan yang padat dilakukan peningkatan kualitas lingkungan permukiman perkotaan melalui perbaikan jalan lingkungan dan jalan setapak, saluran pembuangan air hujan, pengadaan sarana lingkungan, pembangunan sarana MCK (mandi, cuci, kakus) dan pelayanan air bersih;
5. Kawasan permukiman baru pengembangannya harus disertai dengan penyediaan infrastruktur yang memadai, seperti penyediaan jaringan drainase dan pematusan, pelayanan jaringan listrik, telepon, air bersih dan sistem sanitasi yang baik. Kawasan opermukiman baru harus menghindari pola enclove; serta
Pada kawasan permukiman perkotaan yang terdapat bangunan lama/kuno, bangunan tersebut harus dilestarikan dan dipelihara; Selanjutnya bangunan dapat dialih fungsikan asalkan tidak merusak bentuk dan kondisi bangunannya.
Sebagian besar perumahan di Kabupaten Lamongan dibangun sendiri oleh masyarakat (individu). Adapun untuk perumahan dengan skala massal hanya ada di Lamongan dan Paciran.
Berdasarkan aspek penataan dan perwajahan bangunan, di sepanjang jalan-jalan utama pada kawasan-kawasan perkotaan yang ada di Kabupaten Lamongan didominasi oleh deretan bangunan dengan tipe moderen, sedangkan pada kawasan perdesaan yang ada di Kabupaten Lamongan umumnya didominasi oleh bangunan-bangunan dengan tipe rumah kampung.
Type Rumah modern
V-37 Type Rumah kampung di perkotaan
Di beberapa kawasan tertentu, seperti di daerah sepanjang Jalan Raya Babat –
Bojonegoro (Kecamatan Babat) karakter bangunan didominasi oleh tipe bangunan kolonial dan di daerah sekitar Blimbing (Kecamatan Paciran) karakter bangunan yang tampak, terbentuk oleh perletakan bangunan yang rapat dengan jalan, tanpa garis sempadan dan tipe bangunan mayoritas adalah bangunan modern.
Type Rumah kampung di perkotaan
Rumah di daerah kumuh
Permukiman perdesaan baik yang memiliki bentuk kompak ataupun menyebar umumnya memiliki pusat pengembangan masing-masing yang sangat potensial mendorong
V-38 perkembangan kawasan perdesaan yang ada, serta terdapat banyak perdesaan yang mampu mendorong perkembangan perdesaan dalam skala yang lebih luas.
Tumbuhnya kawasan permukiman perkotaan baru yang mempunyai indikasi perkembangan pesat karena adanya potensi alami maupun potensi ekternal (akses). Sehingga semula kawasan tersebut mempunyai fungsi sebagai kawasan permukiman perdesaan cenderung beralih fungsi menjadi kawasan permukiman perkotaan. Kawasan tersebut antara lain meliputi desa-desa di Kecamatan Pucuk dan Kecamatan Sukodadi yang terletak antara Kota Lamongan dan Kecamatan Babat (serta kecamatan lainnya).
5.7.3 Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas
Berdasarkan rumusan kriteria, indikator, variabel, dan parameter, maka dilakukan proses identifikasi kawasan permukiman prioritas sebagai berikut:
• Penentuan kawasan permukiman prioritas didasarkan pada pendekatan desa, karena data yang tersedia adalah desa dan lingkup terkecil wilayah kajian adalah desa;
• kawasan permukiman di dalam kawasan permukiman perkotaan dilakukan perhitungan terhadap kondisi eksisting berdasarkan kriteria, indikator, dan variabel yang digunakan dalam pendekatan persoalan dan pendekatan arahan kebijakan;
• Pembobotan terhadap masing-masing kriteria dan sub kriteria yang digunakan;
• Berdasarkan perhitungan dari masing-masing pendekatan dilakukan proses pe-rangking-an dengpe-rangking-an interval 3 kelas (tinggi – sedang – rendah). Interval tiap kelas ditentukan berdasarkan nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dibagi 3; dan
• Kawasan permukiman yang masuk dalam kelas tinggi yang merupakan kawasan permukiman yang diindikasikan sebagai kawasan permukimannya perlu diprioritaskan.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan mengacu pada kerangka pemikiran tersebut, kawasan permukiman diklasifikasikan berdasar tingkat kepentingan untuk ditanganinya dapat dibagi ke dalam 3 kelompok yaitu:
1. Kawasan permukiman yang memiliki tingkat kepentingan untuk ditanganinya tinggi 2. Kawasan permukiman yang memiliki tingkat kepentingan untuk ditanganinya sedang 3. Kawasan permukiman yang memiliki tingkat kepentingan untuk ditanganinya rendah
Kawasan-kawasan permukiman yang berada kawasan permukiman yang memiliki tingkat kepentingan tinggi untuk ditangani ini merupakan kawasan permukiman perkotaan prioritas yang secara keseluruhan berjumlah 8 (delapan) kawasan prioritas di 4 (empat) wilayah studi. Adapun 8 (delapan) kawasan prioritas tersebut diperoleh berdasarkan hasil delineasi kawasan yang didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. aglomerasi kawasan permukiman;
2. kesamaan karakteristik kawasan permukiman; dan
V-39 Berdasarkan hasil perhitungan dengan mengacu pada kerangka pemikiran tersebut, kawasan-kawasan permukiman tersebut berdasarkan tingkat kepentingan untuk ditanganinya dapat dibagi menjadi 8 kawasan prioritas dengan tipologi masing masing kawasan yaitu :
Tabel 5. 4 Kelompok Kawasan Permukiman Kabupaten Lamongan
No Nama Kawasan Tipologi/Tema Penanganan
1 Kawasan Permukiman Made-Sukomulyo Kawasan permukiman padat perkotaan Lamongan 2 Kawasan Permukiman Baru
Tambakrigadung
Kawasan pengembangan baru
3 Kawasan Permukiman Arteri Deket Kawasan Permukiman Pintu Gerbang Timur 4 Kawasan Permukiman Pengembangan
Baru Selatan Babat
Kawasan Pengembangan Baru Selatan Babat
5 Permukiman Bantaran Sungai di Babat Penataan Kawasan Permukiman Bantaran Sungai di Babat 6 Kawasan Permukiman Sekitar Floodway Penataan Kawasan Permukiman Sepanjang Floodway
Brondong
7 Kawasan Permukiman Nelayan Penataan kawasan permukiman nelayan 8 Kawasan Permukiman Pendukung Industri
Kranji-Banjarwati
Kawasan Permukiman Pengembangan Baru Pendukung Industri Pantura
Sumber : Hasil Pra FGD 2, 2012
Dalam menentukan kawasan permukiman prioritas Kabupaten Lamongan, selain menggunakan sumber data dari hasil survey (survey primer dan sekunder), juga mempertimbangkan presepsi dari para pemangku kepentingan (stakeholder). Para pemangku kepentingan disini yang dimaksud adalah perwakilan dari masing-masing SKPD yang terbentuk dalam pokjanis serta para camat di wilayah lingkup SPPIP Kabupaten Lamongan.
Penggunaan dua sumber data ini dimaksudkan untuk validasi data yang diperoleh agar kawasan permukiman prioritas Kabupaten Lamongan ditentukan sesuai dengan kondisi yang ada.
V-40 5.8. ARAHAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DI KAWASAN STRATEGIS