• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA

F. Rencana Kegiatan Perusahaan

PT. Angkasa Pura II (Persero) Medan pada 2011 ini kegiatannya sama seperti tahun sebelumnya yaitu melayani penerbangan dan penyelamatan penerbangan. PT. Angkasa Pura II (Persero) Medan juga melaksanakan kegiatan seperti penerimaan dari penyewaan kios – kios dan pas masuk bandara. Perusahaan juga sedang mengembangkan bandara baru yang berlokasi di kuala namu di Deli Serdang Sumatera Utara.

2

2

STRUKTUR ORGANISASI PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN

MANAGER PEL OPS LALULINTAS UDARA

GENERAL MANAGER

AIRPORT DUTY MANAGER

MANAGER PEL OPS BANDARA Jr. MANAGER PEL BOP RANGTIKA Jr. MANAGER PEL ACC Jr. MANAGER PENGAMANAN Jr. MANAGER PKP- PK Jr. MANAGER PEL BANDARA MANAGER T.ELEK & LISTRIK Jr. MANAGER PEL. ADC Jr. MANAGER T. T.ELBAND Jr. MANAGER NAV & RADAR Jr. MANAGER LAND & TALING

Jr. MANAGER T.MEK PERL Jr. MANAGER TEK LISTRIK Jr. MANAGER BANGUNAN MANAGER TEK

UMUM & PERL

Jr. MANAGER KOMERSIAL Jr. MANAGER KEUANGAN Jr. MANAGER AKUNTANSI Jr. MANAGER KEPEG & UMUM MANAGER ADM &

KOMERSIAL

BAB III PEMBAHASAN

A. Sistem Pengawasan Internal Pengeluaran Kas

Transaksi pengeluaran kas adalah transaksi keuangan yang menyebabkan aset berupa kas yang dimiliki perusahaan berkurang. Pengeluaran kas harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kesalahan atau kecurangan dalam pelaksanaannya yang mengakibatkan kerugian perusahaan. Pengeluaran kas biasanya berupa pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk berbagai macam keperluan, misalnya pembayaran hutang, pembayaran gaji karyawan dan biaya-biaya lainnya. Untuk memberikan keyakinan yang tinggi bahwa setiap transaksi yang mengakibatkan keluarnya uang kas benar-benar ada hubungannya dengan kegiatan perusahaan dan kewajiban yang diembannya serta tidak salah penggunannya, maka diperlukan pengawasan yang tinggi dan memuaskan agar sesuai dengan tujuan perusahaan.

Sistem pengawasan pengeluaran kas meliputi prosedur- prosedur yang dibuat untuk menjaga atau mengamankan dana perusahaan. Sistem ini menciptakan pengawasan intern terhadap pengeluaran kas, diperoleh data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong dipenuhinya kebijaksanaan pimpinan. Istilah pengawasan intern meliputi sistem-sistem, prosedur-prosedur dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh suatu perusahaan untuk membantu memastikan bahwa transaksi-transaksi telah diotorisasi, dipriksa dan dicatat secara layak.

Karena sifatnya yang sangat mudah untuk dipindah tangankan dan tidak dapat dibuktikan pemiliknya, maka kas mudah digelapkan. Oleh kaena itu diperlukan pengawasan yang ketat terhadap kas terutama pada saat terjadinya pengeluaran kas. Langkah yang paling efektif untuk mencegah penggelapan terhadap kas yaitu dengan pengendalian intern terhadap pengeluaran kas.

Menurut Simamora Hal : 238 (2001): “Pengendalian Intern atas Pembayaran-Pembayaran Kas hendaknya memberikan jaminan yang memadai bahwa pembayaran-pembayaran dilakukan hanya untuk transaksi-transaksi yang sah. Selain itu, pengawasan haruslah memastikan bahwa kas dipergunakan secara efisien.”

Sistem pengendalian intern yag baik mengharuskan setiap pengeluaran kas dilakukan dengan cek dan untuk pengeluaran yang tidak dapat dilakukan dengan cek (karena jumlahnya yang relatif kecil), dilakukan melalui dana kas kecil. Dengan unsur-unsur pengendalian intern dalam sistem kas pengeluaran kas dengan cek dan penyelenggaraan dana dengan kas kecil dengan system imprest system, maka perusahaan dapat memanfaatkan catatan pihak bank untuk mengawasi catatan kas pihak perusahaan.

Menurut Mulyadi Hal : 163 (2001): Unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek dirancang dengan merinci unsur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan unsur praktek yang sehat. Untuuk mengetahu efektif atau tidaknya suatu pengendalian dapat dilihat dari penilaian pengendalian pada tabel quisoner dibawah ini :

PERTANYAAN MENGENAI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENGELUARAN KAS

Bagian : Dinas Keuangan

Perusahaan : PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Polonia Medan

Bacalah tiap pertanyaan, kemudian berilah tanda (√ ) pada salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai berikut ini:

No.

Pertanyaan Pilihan Jawaban

STS KS R S SS

Skor 1 2 3 4 5

Organisasi

1. Fungsi penyimpanan kas terpisah dari

fungsi akuntansi,

2. Transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kas sejak awal sampai akhir tanpa campur tangan dari fungsi yang lain.

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan 3. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi

dari pejabat berwenang.

4. Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang,

5. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan tertentu dalam register cek) harus didasarkan pada bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung lengkap.

Praktik yang Sehat

6. Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya

7. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas dibubuhi cap “lunas” oleh bagian kas setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan,

8. Penggunaan rekening koran bank, yang

untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksaan intern yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas,

9. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima pembayaran atau dengan pemindah bukuan

10. jika pengeluaran kas menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas kecil, yamg akuntansinya dilaksanakan dengan imprest system,

11. secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik ka yang ada ditangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi

12. Kas yang ada ditangan (cash insafe) dan kas yang ada iperjala (cash in transit) diasuransikan dari kerugian.

13. Kasir diasuransikan (fidelity bond

insurance

14. kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada ditangan (misalnya mesin register kas, almari besi dan strong room).

15. Semua nomor cek harus

dipertanggungjawabkan oleh bagian kas.

Keterangan: STS: Sangat Tidak Setuju KS : Kurang Setuju R : Ragu-ragu S : Setuju SS : Sangat Setuju Kriteria Penilaian: 0 – 5 = Tidak Efektif 5 – 15 = Kurang Efektif 15 – 25 = Cukup Efektif 25 – 35 = Efektif 35 - 45 = Sangat Efektif Jumlah : STS : 0 KS : 0 R : 1 x 3 = 3 S : 5 x 4 = 20 SS : 9 x 5 = 45

Setelah peneliti menghitung dan menyimpulkan dari jawaban pertanyaan responden perusahaan, tentang unsur pengendalian intern dalam prosedur pengeluaran kas. Maka dalam perumusan masalah peneliti, Apakah sistem pengawasan internal kas pada PT. Angkasa Pura II (Persero) telah efektif. Sesuai dengan perhitungan jumlah pilihan jawaban dari pertanyaan tersebut, dimana peneliti telah melakukan perhitungan kriteria penilaian mencapai skor 67 dengan 15 pertanyaan yang terdiri dari lima pilihan jawaban. Dapat disimpulkan bahwa pengawasan internal pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Polonia Medan telah mencapai kata Sangat Efektif.

Sistem pengawasan internal kas yang berfungsi dengan baik tidak saja bergantung pada rencana organisasi yang efektif, sistem pemberian wewenang dan prosedur pencatatan yang memadai, paktik-praktik yang sehat, tetapi juga tergantung pada kemampuan perjalanan serta kejujuran pegawai untuk melakukan prosedur-posedur.

Menurut Mulyadi Hal : 164 (2001): Suatu sistem Pengawasan Internal yang memuaskan haruslah:

1) suatu struktur organisasi yang memisahkan tangung jawab-tanggung jawab fungsional secara tepat,

2) suatu sistem wewenang dan prosedur pembukua yang baik, yang berguna untuk melaukan pengawasan akuntansi yang cukup terghadap harta milik, utang-utang dan biaya-biaya,

3) praktek-prakterk yang sehat harus dijalankan didalam melakukan tugas-tugas dari fungsi-fungsi setiap bagian organisasi,

4) suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawab.

Pengendalian intern atas pengeluaran kas disusun atas dasar kebijakan perusahaan masing-masing, sama halnya dengan PT. Angkasa Pura II (Persero). Pada PT. Angkasa Pura II (Persero) terdapat dua jenis pengeluaran yaitu pengeluaran kas dan pengeluaran Bank, dibawah ini terdapat beberapa langkah pengendalian internal yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) terhadap pengeluaran kasnya:

a) Pengeluaran kas

Berikut adalah langkah-langkah pengendalian atas pengeluaran kas yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II:

• setiap pengeluaran kas harus didasarkan bukti pengeluaran kas berikut dokumen pendukungnya yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan PT. Angkasa Pura II (persero) yang belaku, • setiap penerbitan bukti pengeluaran kas harus diberi nomor urut oleh

Ka.Sub.Unit Adm.Keuangan/Petugas yang ditunjuk pada tanggal transaksi,

• Ka.Sub. Unit Adm.Keuangan harus membuat laporan harian pengeluaran selambat-lambatnya satu hari kerja pada hari kerja berikutnya,

• sembayaran pada pihak eksteren yang ilainya sampai dengan Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) dibayarkan dengan kas,

• untuk jumlah pengeluaran pada pihak ekstern yang nilainya melebihi jumlah Rp. 1000.000,- (satu juta rupiah) harus dilakukan dengan cek, giro, transfer atau pemindahbukuan rekening bank,

• pengeluaran kas kepada pihak intern meliputi antara lain pembayaran berkaitan dengan pegawai yaitu restitusi, lembur dan tunjangan profesi, serta pembayaran atas permohonan uang muka dari unit kerja seuai dengan ketetuan PT. AP II,

• penanggung jawab atas pengeluaran kas tersebut adalah Ka.Sub.Unit Adm.Keuangan,

• setiap pengeluaran kas kecuali untuk biaya pegawai harus mendapat konfirmasi tersedianya anggara dan disetujui oleh pejabat yang berwenang.

Gambar 3.1 Bukti Pengeluaran Kas

PT. ANGKASA PURA-II (PERSERO) Disetujui BANDAR UDARA POLONIA

MEDAN

BUKTI PENGELUARAN KAS

No. ………kk Tanggal ………. K E T E R A N G A N KODE JUMLAH Dibayarkan : Rp. Kontrol Akuntansi: Diterima oleh: Terbilang : ……… ……….

b) Pengeluaran Bank

Pengeluaran Bank pada PT. Angkasa Pura II (Persero) dibagi menjadi Pengeluaran Transfer dan Pengeluaran Pemborongan pekerjaan/Pengadaan barang dan jasa. Langkah-langkah pengendalian yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) atas Pengeluaran Bank ini adalah sebagai berikut:

• pengeluaran bank melalui cek, giro dan transfer dilaksanakan untuk pembayaran kepada pihak ekstern yang jumlahnya lebih besar dari Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah),

• pembayaran pengadaan barang dan jasa PT. AP II mengacu pada keputusan direksi PT. AP II No. Kep 390/PL.10/AP II/2001 tanggal 5 November 2001 tentang pengadaan barang dan jasa di PT. AP II dan keputusan direksi lainnya serta ketentuan/undang-undang Pemerintah serta ikatan kerja/surat perjanjian yang masih berlaku yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa,

• setiap pengeluaran Bank harus didukung oleh dokumen yang sah dan berdasarkan bukti Pengeluaran Bank yang telah diotorisasi oleh pejabat berwenang,

• setiap penerbitan bukti Pengeluaran Bank harus diberi nomor urut oleh Ka.Sub. Unit Adm.Keuangan/ petugas yang ditunjuk sesuai tanggal transaksi,

• pembayaran yang dilakukan oleh kasir harus berdasarkan bukti Pengeluaran Bank yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan yang berlaku,

• pembayaran kepada Rekanan Perusahaan yang nilainya sampai Rp 5.000.000,- dapat dibayar dengan cek tunai atas tunjuk sedangkan pembayaran diatas Rp 5.000.000,- dilakukan dengan cek atas nama Rekanan yang bersangkutan dengan mencoret tulisan “Pembawa” pada cek tersebut,

• sekurang-kurangnya setiap bulan Ka.Sub.Unit Adm. Keuangan harus melakukan rekonsiliasi bank.

PT. Angkasa Pura II (Persero) dalam melakukan pengeluaran dalam jumlah kecil tidak dilakukan dengan cek karena tidak praktis dan memerlukan biaya besar. Untuk mengatasi pengeluaran jumlah kecil ini perusahaan menggunakan kas kecil, jenis pengeluaran yang dapat diambil dari dana kas kecil harus ditentukan dengan baik oleh perusahaan. Dalam pembentukan dana kas kecil ini perusahaan menggunakan sistem imprest, apabila pengeluaran telah mencapai jumlah tertentu, maka kasir dapat menyampaikan permohonan pengisian kembali dengan menyerahkan bukti pengeluaran kas.

Menurut peneliti secara keseluruhan pengawasan internal pengeluaran kas yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II (Persero), sudah sesuai dengan tujuan dan harapan pihak perusahaan yaitu dengan adanya pengawasan internal terhadap pengeluaran kas ini maka segala bentuk kecurangan terhadap kas dapat dihindari.

Gambar 3.2 Bukti Pengeluaran Bank

B. Prosedur Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas adalah uang yang keluar melalui kas, baik berupa uang tunai, cek, ataupun bilyet giro yang dikeluarkan oleh kasir umum dalam rangka kegiatan usaha.

Prosedur pengeluaran kas sangat diperlukan dalam setiap perusahaan guna meningkatkan tingkat efisisensi perusahaan. Prosedur dapat diartikan sebagai suatu urutan-urutan pekerjaan, yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.

PT. ANGKASA PURA-II (PERSERO) Disetujui BANDAR UDARA POLONIA

MEDAN

BUKTI PENGELUARAN BANK

BANK : ……… R/K No. : ……… No. Bukti Bank ……….. Tanggal : ………..

Kontrol

K E T E R A N G A N KODE JUMLAH Pembukuan :

Rp. Diterima oleh : Dibuat oleh: RP. Terbilang : ……… ……….

Beberapa pengeluaran rutin yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah:

1. biaya-biaya untuk departemen,

2. biaya telepon, litrik, air dan beban operasional lainnya, 3. gaji, honorarium, kesejahteraan karyawan,

4. biaya-biaya pemeliharaan, 5. pajak

Pengeluaran kas yang berifat tidak rutin yaitu:

1. pembelian barang-barang untuk inventaris kantor, 2. sumbangan-sumbangan.

Prosedur pengeluaran kas yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah sebagai berikut:

a. Pengeluaran Kas pihak Ekstern 1) Petugas Akuntansi

a) memeriksa kelengkapan dan menerima dokumen tagihan dari Ka. Unit terkait, atau permintaan pembayaran dari pihak ekstern. Dalam hal dokumen dimakud tidak lengkap langsung ditolak untuk segera dilengkapi,

b) menyiapkan bukti pengeluaran Kas dengan dilampiri dokumen pendukung,

c) memverifikasi (kebenaran jumlah, hitungan, apek legal, dan tersedianya anggaran dalam periode akuntansi dan lain-lain) dokumen beserta bukti pengeluaran Kas dan memberi kode akun serta paraf,

d) menyerahkan bukti pengeluaran kas beserta dokumen pendukungnya kepada Ka. Unit Akuntansi.

2) Ka. Unit Akuntansi

a) menerima bukti pengeluaran Kas beserta dokumen pendukungnya dari petugas akuntansi,

b) memeriksa hasil hasil verifikasi bukti pengeluaran Kas beserta dokumen pendukungnya,

c) bila benar menandatangani bukti pengeluaran Kas tersebut pada kolom yang sudah ditentukan,

d) menyerahkan kepada Ka. Unit Keuangan untuk persetujuan pembayarannya.

3) Ka. Unit Keuangan

a) Menerima bukti pengeluaran kas beserta dokumen pendukung yang sudah ditandatangani Ka. Unit Akuntansi,

b) memeriksa kesesuaian prosedur dan mendatangani bukti pengeluaran kas tersebut pada kolom yang sudah ditentukan,

c) Menyerahkan kepada Ka. Sub. Unit Adm. Keuamgan untuk proses selanjutnya.

4) Ka. Sub. Unit Adm. Keuangan

a) menerima bukti pengeluaran kas yang telah disetujui Ka. Unit Keuangan,

b) memeriksa kebenaran pembayaran dan otorisasi, bila sesuai menandatangani bukti pengeluaran kas tersebut pada kolom yang

sudah ditentukan,

c) menyerahkan bukti pengeluaran kas tersebut kepada kasir untuk proses pembayarannya .

5) Kasir

a) menerima bukti pengeluaran kas yang sudah ditandatangani oleh Ka. Sub. Unit Adm. Keuangan,

b) Melakukan pembayaran kepada yang bersangkutan dan memberi nomor urut pada bukti pengeluaran kas,

c) Membukukan mutasi harian kas pada buku kasir,

d) Menyerahkan bukti pengeluaran kas yang sudah dilakukan pembayaran kepada Petugas Sub. Unit Adm. Keuangan.

6) Petugas Sub. Unit Adm. Keuangan

a) menerima bukti pengeluaran kas beserta dokumen lainnya dari kasir, b) mempersiapkan laporan mutasi harian kas,menyerahkan laporan

mutasi harian kas,

c) menyerahkan laporan mutasi harian kas beserta bukti pengeluaran kas kepada Ka. Sub. Unit Adm . Keuangan.

7) Ka. Sub. Unit Adm. Keuangan

a) menerima laporan mutasi harian kas beserta bukti pengeluaran kas dari petugas. Sub. Unit. Adm. Keuangan,

b) memeriksa dan mendatangani laporan mutasi harian kas beserta bukti pengeluaran kas,

kepada petugas akuntansi. 8) Petugas akuntansi

a) menerima laporan mutasi harian kas beserta bukti pengeluaran kas dari Ka. Sub. Unit Adm. Keuangan,

3

3

8

b. Pengeluaran Kas Pihak Intern

Pengeluaran pada pihak intern ini ditanggungjawabi oleh Petugas Akuntansi, prosedurnya adalah sebagai berikut:

1) menerima permintaan pembayaran yang dilengkapi dengan bukti pengeluaran kas dari Ka. Unit Terkait (setelah mendapat konfirmasi tersedianya anggaran), setelah mendapat persetujuan pejabat yang berwenang antara lain untuk pembayaran biaya pegawai, biaya diklat, biaya umum, dan lain-lain,

2) Untuk proses selanjutnya sama dengan prosedur Pengeluaran kas pihak ekstern.

c. Pengeluaran Bank Pihak Ekstern 1) Petugas Akuntansi

a) memeriksa kelengkapan dan menerima dokumen tagihan dari Ka. Unit terkait, atau permintaan pembayaran dari pihak ekstern. Dalam hal dokumen dimakud tidak lengkap langsung ditolak untuk segera dilengkapi,

b) menyiapkan bukti pengeluaran Bank dengan dilampiri dokumen pendukung,

c) memverifikasi (kebenaran jumlah, hitungan, apek legal, dan tersedianya anggaran dalam periode akuntansi dan lain-lain) dokumen beserta bukti pengeluaran Bank dan memberi kode akun serta paraf,

d) menyampaikan bukti pengeluaran Baank beserta dokumen pendukungnya kepada Ka. Unit Akuntansi.

2) Ka. Unit Akuntansi

a) menerima bukti pengeluaran Bank beserta dokumen pendukungnya dari petugas akuntansi,

b) memeriksa hasil hasil verifikasi bukti pengeluaran Bank beserta dokumen pendukungnya,

c) bila benar menandatangani bukti pengeluaran Bank tersebut pada kolom yang sudah ditentukan,

d) menyerahkan kepada Ka. Sub. Unit Adm. Keuangan untuk menyiapkan proses transfer, cek atau giro.

3) Ka. Sub Unit Adm. Keuangan

a) menerima bukti pengeluaran Bank beserta dokumen pendukung yang sudah ditandatangani Ka. Unit Akuntansi,

b) menyiapkan proses transfer, cek, atau giro,

c) menyerahkan kepada Ka. Unit Keuangan untuk proses selanjutnya. 4) Ka. Unit Keuangan

a) menerima bukti pengeluaran Bank beserta dokuman pendukung dan proses transfer, cek. atau giro dari Ka. Sub. Unit Adm Keuangan,

b) memeriksa kesesuiaian prosedur dan menandatangani bukti pengeluaran Bank tersebut pada kolom yang sudah ditentukan sesuai dengan otorisasinya,

c) menyerahkan kepada Ka. Sub. Unit Adm. Keuangan untuk proses selanjutnya.

5) Ka. Sub. Unit Adm. Keuangan

a) menerima bukti pengeluaran bank beserta dokumen dokumen pendukung dan proses transfer, cek atau hiro yang telah disetujui ka. Unit Keuangan,

b) memeriksa kebenaran pembayaran dan otorisasi, bila sesuai menandatangani bukti pengeluaran Bank tersebut pada kolom yang sudah ditentukan,

c) menyerahkan bukti pengeluaran Bank beserta dokumen pendukung dan cek atau giro keapada kasir atau proses transfer kepada Petugas Adm. Keuangan untuk proses pembayarannya.

6) Kasir

a) menerima bukti pengeluaran Bank beserta dokumen pendukung dan cek atau giro yang sudah ditandatangani oleh Ka. Sub. Unit Adm. Keuangan,

b) melakukan pembayaran kepada yang bersangkutan dan memberi nomor urut pada bukti pengeluaran Bank,

c) membukukan mutasi harian Bank pada buku kasir,

d) menyerahkan bukti pengeluaran Bank yang sudah dilakukan pembayaran kepada Petugas Sub. Unit Adm. Keuangan.

7) Petugas Sub. Unit Adm. Keuangan

a) menerima bukti pengeluaran Bank beserta dokumen lainnya dari kasir,

Mutasi Harian Bank,

c) menyerahkan Laporan Mutasi Harian Bank beserta bukti pengeluaran Bank kepada Ka. Sub. Unit Adm . Keuangan.

8) Ka. Sub. Unit Adm. Keuangan

a) menerima Laporan Mutasi Harian Bank beserta bukti pengeluaran Bank dari Petugas. Sub. Unit. Adm. Keuangan,

b) memeriksa dan mendatangani Laporan Mutasi Harian Bank beserta bukti pengeluaran Bank,

c) menyerahkan Laporan Mutasi Harian Bank beserta bukti pengeluaran Bank kepada petugas akuntansi.

9) Petugas akuntansi

a) menerima laporan mutasi harian kas beserta bukti pengeluaran kas dari Ka. Sub. Unit Adm. Keuangan,

43 Gambar 3.4 Pengeluaran Kas Pihak Intern

d. Pengeluaran Bank pihak Intern

Pengeluaran pada pihak intern ini ditanggungjawabi oleh Petugas Akuntansi, prosedurnya yaitu menerima Laporan Mutasi Harian Bank beserta bukti pengeluaran Bank dari Ka. Sub. Unit. Adm. Keuangan dan melakukan proses akuntansi.

Dalam prosedur pengeluaran kas tersebut setiap karyawan atau orang yang berhubungan dengan pengeluaran kas wajib melaksanakan prosedur tersebut. Didalam prosedur tersebut dijelaskan bagaimana formulir-formulir, catatan-catatan, dan bagian yang bersangkutan dalam pengelolaan pengeluaran kas digunakan untuk mengelola dana kas. Dengan melaksanakan langkah-langkah dalam prosedur pengeluaran kas akan terjamin bahwa pembayaran dilaksanakan tepat waktu, jumlahnya benar dan ditujukan kepada yang berhak. Selain itu, pembukuan atas transaksi pengeluaran dilaksanakan dengan benar. Prosedur pengeluaran kas pada PT. Angkasa Pura II (Persero) dapat dilihat pada bagan alir pada halaman lampiran.

45 Gambar 3.5 Pengeluaran Kas Pihak Intern

C. Pemeriksaan Internal Pengeluaran Kas

Pemeriksaan kas merupakan suatu jasa atau kegiatan yang dihasilkan untuk membandingkan kesesuaian informasi kas yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang diterapkan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh intenal auditor atau akuntan publik. Hasil dari pemeriksaan tersebut sebagai informasi bagi pihak manajemen apakah kas yang dimiliki perusahaan telah diawasi dengan benar dan tepat baik nilai, prosedur maupun lingkungannya. Selain pemisahan tugas, hal lain yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk menghalangi terjadinya penyimpangan dan penyelewengan kas adalah dengan cara melakukan pemeriksaan yang dilaksanakan pada akhir tahun ataupun sewaktu-waktu tanpa adanya konfirmasi terlebih dahulu dari pihak pemeriksa, pemeriksaan ini dilakukan oleh internal auditor.

Mengingat PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Polonia Medan merupakan cabang dari PT. Angkasa Pura II (Persero) yang berpusat di Jakarta, maka pemeriksaan internal kas dilakukan oleh Intenal Auditor yang langsung dikirim dari pusat. Pemeriksaan kas tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan oleh perusahaan, yaitu bagian audit internal melakukan pemeriksaan kas sewaktu-waktu tanpa ada konfirmai dahulu dari pihak pusat yang ingin melakukan pemeriksaan, sedangkan pemeriksaan harian dilakukan setiap hari. Audit internal akan melaksanakan pemeriksaan kas dan kemudian diserahkan ke pusat agar dikoreksi kebenarannya.

Selain mengadakan pemeriksaan saldo kas untuk mencegah penyelewengan atau pemakaian uang kas oleh pihak yang tidak berhak,

perhitungan uang kas juga diadakan perusahaan. Perhitungan ini dilakukan oleh beberapa orang yang ditunjuk oleh pimpinan perusahaan dihadapkan kepada kasir

Dokumen terkait