• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Kegiatan Perusahaan

Dalam dokumen Analisis Manajemen Kas Pada PT. Barumun. (Halaman 24-41)

BAB II. PT. BARUMUN MEDAN

F. Rencana Kegiatan Perusahaan

   Untuk saat ini PT. BARUMUN M memiliki rencana kerja jangka pendek

dan jangka panjang. Dalam rencana kerja jangka pendek PT. BARUMUN ingin meluaskan pangsa pasar di Medan dalam memberikan jasa pelayanan transportasi yang lebih maksimal. Untuk rencana kerja jangka panjang, PT. BARUMUN menjalankan apa yang menjadi visi perusahaan menjadi perusahaan swasta yang besar di Medan dan cemerlang dengan memberikan kontribusi yang sangat dipercayai oleh konsumen dan masyarakat.

BAB III PEMBAHASAN

A. Manajemen Kas

Manajemen kas merupakan sebuah proses yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya alam dan sumber-sumber lainnya. Manajemen kas atau pengelolaan kas merupakan fungsi keuangan yang vital dan mendasar dalam sebuah perusahaan. Manajemen kas ini berperan dalam perencanaan dan pengendalian kas karena di dalam aktivitasnya manajer keuangan harus mengetahui besarnya jumlah kas yang diperlukan setiap saat.

Manajemen kas yang efisien mensyaratkan tersedianya kas yang terus bekerja dalam siklus operasi atau sebagai suatu investasi jangka pendek atau jangka panjang, dengan demikian kelancaran operasi perusahaan banyak tergantung kepada kemampuan di dalam menilai kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi kebutuhan operasi kas.

Keberhasilan pimpinan dalam mengelola kas, ini sangat berpengaruh terhadap hubungan dengan pihak ekstern perusahaan dan secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Dalam mendayagunakan kas secara efisien ada 5 strategi yang dapat digunakan pimpinan perusahaan, yaitu :

1. Hutang harus dibayar selambat mungkin tanpa menurunkan reputasi dan kepercayaan terhadap perusahaan di mata kreditur.

2. Gunakan selalu kesempatan untuk memperoleh kas dari setiap pembayaran dalam membeli barang-barang perusahaan.

3. Tingkat perputaran persediaan semaksimal mungkin tanpa kemungkinan timbulnya stagnasi produksi dan kehilangan pasar.

4. Kumpulan piutang dalam waktu paling cepat tanpa kemungkinan menurunnya pangsa pasar (market share) sebagai akibat dari tehnik pengumpulan piutang dengan desakan yang kuat.

5. Berikan potongan kas kepada pelanggan apabila secara ekonomi hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan

Tujuan manajemen kas menurut Hercket, Wilson, Campbel (1993 : 49 ) 1. Penyediaan kas yang cukup untuk operasi jangka pendek dan panjang. 2. Penggunaan dana perusahaan secara efektif pada setiap waktu.

3. Penetapan tanggung jawab untuk penerimaan kas dan pemberian perlindungan yang cukup sampai dana disimpan.

4. Penyelenggaraan pengendalian untuk menjamin bahwa pembayaran hanya dilakukan untuk tujuan yang sah.

5. Pemeliharaan saldo bank yang cukup bila mana cocok untuk mendukung hubungan yang layak dengan bank komersil.

6. Penyelenggaraan catatan – catatan kas yang cukup.

Menurut Alexander Hamilton Institude ( panduan mengelola Arus Kas yang efektif, 2002 : hal 3 ) hal ini dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : Arus Kas = Laba Bersih + Depresiasi – Penambahan dalam piutang usaha – Penambahan dalam persediaan + Penambahan dalam utang usaha.

Menurut Harahap ( 2000 : 92 ) memberikan pengertian Arus Kas sebagai berikut : “ Arus kas merupakan suatu pergerakan dana tertentu dalam system usaha yang diakibatkan oleh keputusan sehari – hari yang menyangkut investasi, operasi dan pembiayaan”. Sedangkan menurut Simamora ( 2004 : 40 ) yaitu : ”Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas dan pengeluaran kas berdasarkan aktivitas – aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Para ahli memberikan berbagai pengertian tentang kas namun dalam pengertian tersebut tetap dalam tujuan yang sama. Ikatan Akuntan Indonesia ( PS AK, 2002 , par.4 ) memberikan pengertian kas sebagai berikut ini : “kas terdiri dari saldo kas ( Cash on Hand ) dan rekening giro. Setara kas ( Cash Equivalent ) adalah investasi yang bersifat sangat likuid, jangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan”.

Dalam hal ini Ikatan Akuntan Indonesia ( PS AK, 2002, par.2 ) mengemukakan tujuan laporan arus kas adalah sebagai berikut : “Jika digunakan dalam kaitanya dengan laporan keuangan lainya, laporan arus kas dapat memberika informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan ( termasuk

likuiditas dan solvabilitas ) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang”.

Disamping tujuan yang disebutkan diatas, laporan arus kas juga bermanfaat untuk :

1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dengan arus kas keluar pada masa lalu.

2. Menilai kemungkinan keadaan arus kas masuk dengan arus kas keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar deviden. 3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditur, memproyeksikan return dari

sumber kekayaan perusahaan.

4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukan kas ke perusahaan di masa yang akan datang.

5. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.

6. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode.

Menurut Djahidin ( 1999 : 128 ) Lapora arus kas adalah :“Laporan yang disusun guna menunjukan perubahan kas bertambah atau berkurang selama periode tertentu dan memberikan gambaran sebab – sebab dari perubahan tersebut”. Sedangkan menurut Munawir ( 2002 : 241 ) Laporan arus kas didefenisikan sebagai berikut : “Sebuah laporan yang disusun guna menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu dan memberikan penjelasan marginal

alasan perubahan tersebut dengan menunjukan dari mana sumber penerimaan kas dan untuk apa penggunaannya dalam periode yang bersangkutan”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas menurut 3 jenis aktivitas, yaitu :

1. Aktivitas Operasi

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi adalah seluruh transaksi penerimaan kas yang berkaitan dengan pendapatan penjualan dan kas keluar yang berkaitan dengan biaya operasi termasuk pembayaran kepada pemasok barang atau jasa, pembayara upah, bunga dan pajak. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.

Arus kas masuk yang berasal dari aktivitas operasi adalah : a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.

b. Penerimaan kas dari penagihan piutang dagang dan piutang lainya. c. Penerimaan kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi

usaha dan perdagangan.

d. Penerimaan kas dari royalty, komisi dan pendapatan lain.

Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas operasi adalah : a. Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa.

b. Bunga yang dibayar atas utang perusahaan. c. Pembayaran pajak penghasilan.

d. Pembayaran gaji.

2. Aktivitas Investasi

Yang termasuk dalam arus kas investasi adalah menerima dan menagih pinjaman, hutang, surat – surat berharga atau modal, aktiva tetap dan aktiva produktif lainya yang digunakan dalam proses produksi.

Arus kas masuk yang berasal dari aktivitas investasi adalah : a. Penjualan aktiva tetap

b. Penjualan surat berharga yang berupa investasi.

c. Penagihan pinjaman jangka panjang ( tidak termasuk bunga jika merupakan kegiatan investasi ).

d. Penjualan aktiva lainya yang digunakan dalam kegiatan produksi (tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan operasional).

Arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :

a. Pembayaran kas untuk membeli active tak terwujud dan aktiva jangka panjang lainya.

b. Investasi jangka panjang.

c. Pemberian pinjaman pada orang lain.

d. Transaksi yang berkaitan dengan aktiva lain – lain juga dapat disamakan dengan aktiva tetap.

3. Aktivitas Pendanaan

Yang termasuk aktivitas pendanaan adalah kegiatan mendapatkan sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber

dana tersebut, meminjam dan membayar hutang kembali atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tertentu.

Arus kas masuk yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah : a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainya.

b. Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi, hutang hipotik dan hutang jangka panjang lainya.

Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:

a. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.

b. Pelunasan pinjaman.

c. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha untuk mengurangi saldo

kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan ( Finance Lease ).

B. Motif-Motif Perusahaan Memiliki Kas

Pada dasarnya ada beberapa motif ( dorongan ) yang menyebabkan perusahaan perlu memiliki sejumlah kas. Motif – motif tersebut antara lain :

1. Motif Transaksi (Transactions Motive)

Motif transaksi dimasudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah uang tunai untuk membiayai kegiatan sehari – hari, seperti untuk membayar gaji dan upah, membeli barang, membayar tagihan dan pembayaran utang kepada kreditur apabila jatuh tempo.

2. Motif Spekulatif ( Speculative Motive )

Motif spekulatif dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau kesempatan itu ada, seperti perusahaan menggunakan kas yang dimilikinya untuk di investasikan pada sekuritas ( saham obligasi ) dengan harapan setelah membeli sekuritas tersebut harganya akan naik.

3. Motif Berjaga – jaga ( Safety Motive )

Motif berjaga – jaga dimaksudkan untuk berjaga – jaga terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi tetapi tidak jelas kapan akan terjadinya, seperti kerusakan mesin, perubahan harga bahan baku, kebakaran dan kecelakaan.

4. Motive Compensating Balance

Motif ini sebenarnya lebih merupakan keterpaksaan perusahaan akibat meminjam sejumlah uang di bank, apabila perusahaan meminjam uang di bank, biasanya bank menghendaki agar perusahaan tersebut meninggalkan sejumlah uang di dalam rekeningnya.

Manajemen kas harus memperhatikan jadwal penerimaan dan pengeluaran uang. Pola keluar masuknya kas pada PT. BARIMUN dapat diatur dengan cara sebagai berikut :

1. Penyesuaian atau sinkronisasi arus uang

Dengan menyesuaikan pengeluaran – pengeluaran dengan pemasukan – pemasukan uang, jumlah uang yang harus ada pada setiap saat dapat dibatasi pada tingkat minim. Budget kas yang baik dan teliti dapat

digunakan sebagai sarana untuk mengurangi dan mengawasi investasi dalam kas.

2. Mempercepat penagihan

Bila keadaan memungkinkan, pembayaran – pembayaran yang diterima baik berupa uang tunai, maupun berupa cek dan giro sebaiknya disetornkan ke bank setiap hari, hendaknya diperhitungkan sekurang – kurangnya diperlukan waktu satu hari bagi bank untuk memproses cek dan giro yang belum diterima melalui lembaga clearing, apalagi yang belum disetorkan ke bank tidak dapat digunakan sebagai dana yang siap digunakan.

3. Memperlambat pembayaran

Yang dimaksud disini bukanlah memperlambat pembayaran dengan unsur kesengajaan, karena tentu saja hal yang demikian akan mengundang kesulitan. Memperlambat pembayaran dapat dilakukan dengan melakukan pembayaran melalui giro atau wesel, karena untuk menjadikan uang alat – alat pembayaran tersebut diperlukan waktu antara satu sampai beberapa hari.

4. Dengan menggunakan Float

Float adalah perbedaan antara saldo uang di bank menurut buku – buku perusahaan dan saldo uang menurut rekening – rekening Koran dari bank. Pada umumnya saldo rekening Koran akan menunjukan sisa yang lebih besar karena adanya sejumlah cek dan giro yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan, tetapi belum di uangkan atau di bukukan oleh bank, dengan

demikian pada setia saat ada selisih yang mengambang yang disebut float antara buku perusahaan dan saldo rekening koran.

C. Unsur-Unsur Kas Pada PT. BARIMUN

Maksud pemilikan kas atau pengadaan kas adalah untuk memenuhi kepentingan transaksi, spekulasi dan berjaga-jaga atau dengan kata lain pengaturan kas adalah pengaturan likuiditas perusahaan, tanpa mengorbankan profitabilitas perusahaan.

Unsur-unsur kas yaitu penerimaan kas dan pengeluaran kas. Penerimaan kas terdiri dari dari penerimaan piutang, laba kurs bersih, pendapatan bunga, hasil penjualan mesin dan alat angkut, penambahan utang jangka pendek, penambahan utang sewa guna usaha, penambahan utang sewa guna usaha, penambahan utama jangka panjang. Pengeluaran kas terdiri dari jumlah komponen harga pokok penjualan yang dibayar, beban bunga, pembelian aktiva tetap, pembayaran jaminan sewa guna usaha, pembayaran pajak, penambahan aktiva dalam pengerjaan, penambahan jaminan lain-lain, pembayaran utang sewa guna usaha dan pembayaran deviden kas.

Alat-alat yang digunakan dalam manajemen kas yaitu: 1. Pengaturan kas dengan sistem anggaran

Langkah-langkah penyusunan anggaran kas ini ialah :

a. Menaksir aliran kas masuk bulanan dalam satu bulanan dalam satu tahun anggaran, yang bersifat rutin maupun tidak rutin.

b. Menaksir aliran kas keluar bulanan dalam satu tahun anggaran, baik yang bersifat rutin maupun tidak rutin.

c. Menyusun anggaran kas sementara untuk melihat saldo kas surplus atau defisit. Surplus terjadi jika aliran kas masuk lebih besar daripada aliran kas keluar sedangkan defisit sebaliknya.

d. Menutup saldo kas defisit dengan cara mencari pinjaman dengan maksud untuk menjaga likuiditas. Pinjaman akan dibayar kembali pada saat terjadi surplus kas. Jangka waktu pinjaman tergantung kapan surplus siap dan cukup untuk melunasinya.

e. Menyusun anggaran kas final. 2. Pengaturan kas dengan inventory model

Alat ini digunakan dengan cara menetukan saldo kas optimal. Selain pemilikan kas untuk transaksi dan berjaga-jaga, kas juga digunakan untuk spekulasi yakni investasi jangka pendek di pasar modal atau bursa efek. Model ini cocok untuk aktivitas bisnis dengan transaksi kas yang relative rutin baik, baik untuk kas maupun kas keluar.

3. Pengaturan kas dengan model miller dan orr

Model ini muncul untuk mengantisipasi kelemahan yang ada pada inventory model. Pada model ini dikehendaki pasar modal yang memadai sebagai alternative investor dalam mengatur penggunaan dana jangka pendek.

Penyusunan anggaran kas (cash budget) akan memberikan gambaran tentang sumber-sumber penerimaan kas, pos-pos pengeluaran kas saat terjadinya

kelebihan atau kekurangan kas dan saat pembayaran-pembayaran pinjaman atau bunga pinjamannya. Penyusunan anggaran kas biasanya dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :

1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran dari operasi perusahaan. Transaksi-transaksi ini merupakan transaksi operasi (operating transactions). Pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit atau surplus yang tejadi.

2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank-bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup deficit kas karena rencana operasi perusahaan. Ini merupakan transaksi financial (financial transactions).

3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi financial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.

PT. BARUMUN LAPORAN LABA / RUGI

PERIODE 31 DESEMBER 2006/2007 DAN 2007/2008

KETERANGAN 31 Desember 2007/2008 31 Desember 2006/2007 a. PENDAPATAN b. BEBAN USAHA Biaya Distribusi 5.654.960.000 510.400.000 4.592.291.014 473.891.189

Biaya Tata Usaha Langganan Beban operasional:

- Gaji - Gudang - Bengkel

- Jasa – jasa Tehnik - Telepon, air, listrik - Rupa – rupa jasa umum - Adm. Dan Bank

- Retribusi dan surat izin Jumlah Beban Operasional c. LABA USAHA

d. PENDAPATAN ( BEBAN ) LAIN – LAIN

e. LABA/RUGI SEBELUM POS LUAR BIASA

176.800.000 154.000.000 11.000.000 33.100.000 372.000.000 30.540.000 30.640.000 4.503.400 3.500.000 639.283.400 4.334.000.000 (443.687.070) 3.890.312.930 132.989.265 133.000.000 10.000.000 19.900.000 270.000.000 26.000.000 22.580.000 3.240.000 2.950.000 487.670.000 3.501.000.000 (381.253.552) 3.119.746.448 LABA / RUGI SETELAH PPh 3.890.312.930 3.119.746.448 Sumber : PT. BARUMUN , Laporan Laba Rugi Periode 31 Desember 2006/2007-2007/2008

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa keuntungan PT. BARUMUN pada

tahun 2007 sebesar Rp. 3.119.746.448,- dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 3.890.312.930,-. Jadi terjadi peningkatan keuntungan sebesar

Rp. 770.566.482,-.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah membahas permasalahan-permasalahan yang dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Kas merupakan unsur yang sangat penting bagi semua perusahaan dalam menjalankan aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pengelolaan kas harus direncanakan dan diperhitungkan secara tepat untuk menghindari kekurangan dan kelebihan kas.

2. Kas bagi suatu badan usaha merupakan urat nadi untuk dapat menjalankan kegiatan operasionalnya guna mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, manajemen perusahaan harus mampu menyediakan jumlah kas yang dibutuhkan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan serta melakukan pengawasan penggunaannya secara efektif dan efisien sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kas.

3. Manajemen kas yang dilakukan PT. BARUMUN telah baik dalam hal perencanaan dan pelaksanaannya di dalam kegiatan perusahaan sehingga PT. BARUMUN dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam rangka untuk mencapai tujuan perusahaan.

B. Saran

Dalam bagian terakhir ini, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin berguna bagi PT. BARUMUN dalam menjalankan kegiatan operasionalnya antara lain :

1. PT. BARUMUN sebaiknya merencanakan segala kegiatannya yang berkaitan dengan biaya – biaya operasional secara lebih baik. Tujuan atau target yang ingin dicapai perusahaan sebaiknya direncanakan dengan matang agar penggunaan sumber daya yang dimiliki dapat dicapai laba yang maksimal.

2. Dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan yang sebenarnya, maka kiranya dapat diambil beberapa kebijaksanaan agar perusahaan mampu memperhitungkan estimasi – estimasi kejadian dimasa yang akan datang sehingga realisasi dan anggaran tidak jauh berbeda.

3. Untuk mengurangi tingginya biaya operasional, manajemen sebaiknya mengurangi kegiatan yang membutuhkan biaya yang besar.

4. Mengingat pentingnya peranan anggaran sebaiknya anggaran disusun secara teliti sehingga anggaran benar – benar merupakan pedoman kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward J, Chen, Kung H, Cokins, Gary, Lin Thomas W, 2007, “Manajemen Biaya Penekanan Strategis” ,Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta

Carter, William K, Usry Milton F, 2006, “Akuntansi Biaya”, Edisi 13, Salemba Empat, Jakarta

Nafarin M, 2004, ”Akuntansi”, Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta

Syahyunan, ”Manajemen Keuangan I”, Edisi Pertama, Fakultas Ekonomi USU, Medan, 2004.

Dalam dokumen Analisis Manajemen Kas Pada PT. Barumun. (Halaman 24-41)

Dokumen terkait