• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : PROFIL CV SEJAHTERA MANDIRI MEDAN

6. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan CV Sejahtera Mandiri adalah menjadi supplier bagi perusahaan lain dan umum dalam penyediaan sparepart komputer sekaligus menyediakan servis bagi setiap penggunanya.

BAB IV

TOPIK PENELITIAN

Dalam BAB III ini penulis akan membuat pembahasan mengenai pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan dengan cara membandingkan teori yang diperoleh dari hasil tinjauan penulis ke CV. Sejahtera Mandiri.

A. Aktiva Tetap

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya termasuk data-data yang dikumpulkan oleh penulis beserta hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka pada bab ini penulis akan mencoba membahas objek penelitian yang dititikberatkan pada penerapan Standar Akuntansi Keuangan. Sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa dalam memperoleh aktiva tetap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Begitu juga halnya dengan yang dilakukan oleh CV. Sejahtera Mandiri.

Menurut Mulyadi (2001) pengertian aktiva tetap adalah :

“Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakn kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, (2002) pengertian aktiva adalah : “ aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan”.

Dari pengertian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa aktiva tetap mempunyai tiga sifat utama, yaitu :

1. Mempunyai kemungkinan masa manfaat di masa datang yang mempunyai kemampuan sendiri maupun kombinasi dengan aktiva lainnya untuk menyumbangkan aliran kas masuk di masa datang baik langsung maupun tidak langsung,

2. Suatu perusahaan dapat memperoleh manfaat dan mengawasi manfaat tersebut,

3. Transaksi-transaksi menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut.

Suatu aktiva yang memiliki nilai uang dan berbentuk fisik yang menjadi milk perusahaan dinamakan aktiva berwujud misalnya tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan kantor, kendaraan, dan lainnya. Aktiva yang tidak berwujud dapat berupa hak atas sesuatu seperti hak paten, copyright, dan lain sebagainya. Menurut Niswonger, Warren, Reeve, Fess, (1994) pengertian aktiva tetap adalah :

“Aktiva adalah aktiva berumur panjang yang sifatnya permanent, yang digunakan dalam operasi perusahaan dan yang dibeli bukan untuk dijual lagi dalam operasi normal perusahaan”.

Dari defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa aktiva tetap mempunyai kriteria antara lain :

a) Berwujud,

c) Masa operasinya lebih dari satu tahun atau dalam jangka waktu relative lama,

d) Nilainya besar, e) Tidak untuk dijual.

Menurut CV. Sejahtera Mandiri pengertian aktiva tetap adalah :

“ aktiva perusahaan yang sifatnya relatif tetap yang sifatnya berwujud, digunakan dalam operasi perusahaan, dan yang dibeli bukan untuk dijual lagi”.

Sesuai dengan perbandingan di atas, pengertian aktiva tetap pada CV. Sejahtera Mandiri telah telah disesuaikan dengan Standar. Akuntansi Keuangan dimana aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu berwujud, dimiliki oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

B. Jenis-jenis aktiva tetap

Dapat dikelompokkan dalam beberapa segi yaitu : 1. Substansi

Yaitu aktiva yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Tangible fixed asset ( aktiva berwujud )

b. Intangible fixed asset ( Aktiva tidak berwujud )

contohnya : goodwill, paten, copyright, franchise, lease hold, dan lainnya.

c. Umur

Pengkategorian aktiva tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan, mengingat aktiva tetap memiliki masa manfaat yang berbeda-beda.

Menurut Mulyadi, ( 2001) aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dikelompokkan sebagai berikut :

a. Tanah dan pematangan tanah ( land and land improvement), b. Gedung dan perbaikan gedung,

c. Mesin, d. Meubel,

e. Kendaraan-kendaraan

CV. Sejahtera Mandiri mengkategorikan jenis aktiva tetapnya ke dalam empat kategori yang masing-masing harga perolehan dan masa manfaatnya telah ditetapkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu :

A.Tanah, B. Bangunan, C. Kendaraan,

D. Peralatan kantor, dapat dibagi atas : a) Computer,

Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diatas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori yang ada pada CV. Sejahtera Mandiri telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan diman aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yamg dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu berwujud, dimiliki oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

C. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Suatu aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aktiva tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia, (2002) berpendapat bahwa : Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPh masukan tidak boleh retribusi ( non refundable ), dan setiap biaya yang dapat diretribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dapat dimasukkan setiap potongan dikurangkan dari harga pembelian. Contoh biaya yang dapat diretribusikan secara langsung adalah :

a. Biaya persiapan manfaat,

b. Biaya penyusutan awal, biaya simpan dan bongkar merk, c. Biaya pemasangan,

Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan beberapa cara, antara lain :

a. Pembelian Tunai

Pembelian suatu aktiva tetap secara tunai biasa dilakukan apabila perusahaan memiliki dana yang cukup untuk memperolehnya. Dalam perkiraan, aktiva tetap tersebut dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian tersebut. Biaya-biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan adalah aktiva tetap itu sendiri ditambah dengan biaya-biaya terkait pembelian aktiva tetap tersebut seperti pajak penjualan, biaya pengangkutan, asuransi dalam perjalanan, bea nama balik, dan biaya pemasangan.

Dengan begitu aktiva tetap dapat diakui oleh perusahaan pada saat aktiva tetap tersebut diterima sebesar harga perolehannya. Menurut Niswonger-Fess-Warren (1990) berpendapat bahwa :“Harga perolehan aktiva tetap mencakup segala pengeluaran yang perlu sampai aktiva tersebut di tempat dan siap untuk dipakai. Pajak pertambahan nilai, ongkos angkut, asuransi selama aktiva dalam perjalanan, fondasi khusus dan biaya pemasangan harus ditambahkan ke harga pembelian aktiva tetap yang bersangkutan”. Aktiva tetap yang dibeli harus dicatat sebesar harga pembelian tersebut ditambah biaya-biaya reparasi atau perbaikan agar dapat dipakai. Nilai buku dari pihak yang dijual tidak perlu diperhatikan.

Jurnal dalam pencatatan pembelian tunai adalah :

Aktiva Tetap xxx

b. Pembelian Kredit

Jika perusahaan melakukan pembelian secara kredit, maka dalam aktiva tetap yang bersangkutan dicatat sebesar nilai tunainya. Sedangakan selisih antara nilai yunai dengan harga pembelian kredit tersebut dianggap sebagai beban bunga. Unsure bunga dan financing cost yang terdapat didalamnya harus dikeluarkan dan diperlakukan sebagai biaya dalam periode dimana pembayaran itu terjadi. Oleh karena itu harus dicatat dalam perkiraan beban bunga. Apabila aktiva tetap diperoleh angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Pembebanan bunga atas kredit dapat dilakukan dengan :

1) Secara flat,

2) Berdasarkan sisa hutang

Jurnal untuk pembelian yang dilakukan secara kredit adalah :

Aktiva Tetap xxx

Hutang Usaha xxx

c. Pembelian Dengan Surat Berharga

Aktiva tetap yang dibeli dengan saham atau obligasi harus dicatat sebesar harga saham maupun obligasi tersebut. Nilai tersebut dicata seharga dengan nilai pari. Apabila harga pasar lebih besar dari harga pari, maka selisihnya dicatat sebagai premium (agio saham ) dan apabila harga pasar lebih kecil dari harga pari maka seliseihnya dicatat sebagai discount (disagio saham). Jika harga pasar saham tidak diketahui, maka harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. Terkadang timbul keadaan dimana harga pasar surat berharga dan

aktiva tetap yang ditukar tidak diketahui. Untuk itu nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan. Nilai pertukaran dipakai sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai-nilai surat-surat berharga yang dikeluarkan.

Jurnal untuk pembelian dengan surat berharga, yaitu :

Aktiva Tetap xxx

Discount xxx

Capital stock xxx

Premium xxx

d. Aktiva tetap yang dihadiahkan

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dihadiahkan disebut nonreciprocal transfer atau transfer yang tidak memerlukan umpan balik. Aktiva ini wajib dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independen (appraisal company) dan di kredit modal donasi ( donate capital ). Ikatan Akuntan Indonesia, (2002) berpendapat bahwa :

“ Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicata sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal donasi”

Aktiva tetap yang dihadiahkan dicatat sebagai aktiva apabila hak atas aktiva tetap tersebut sudah diterima. Apabila ada biaya-biaya dalam rangka perolehan ini, maka dicatat sebagai resume expenditure. Contohnya biaya surat-surat, akte, dan sebagainya.

Jurnalnya adalah sebagai berikut :

Aktiva Tetap xxx

Modal Donasi xxx

e. Aktiva yang dibangun sendiri

Dalam memperoleh suatu aktiva tetap terkadang dilakukan dengan cara dibangun sendiri. Hal ini dikarenakan biaya perolehannya akan lebih rendah, selain itu kualitas aktiva tetap akan lebih baik. Biaya perolehan aktiva tetap meliputi seluruh biaya-biaya pembuatannya termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead langsung maupun tidak langsung yang merupakan biaya-biaya diluar biaya operasional perusahaan sehari-hari. Menentukan jumlah overhead tidak langsung yang akan dialokasikan pada aktiva yang dikerjakan bukanlah hal yang mudah. Untuk itu ada beberapa cara untuk menetapkan besar biaya overhead, yaitu :

1) Metode Incremental Cost

Biaya overhead yang dibebankan adalah kenaikan (tambahan) biaya overhead akibat adanya pembangunan aktiva tersebut.

2) Metode Proporsional

Biaya overhead yang dibebankan bukan hanya kenaikan overhead itu sendiri, melainkan juga biaya overhead secara baik untuk kegiatan biasa maupun untuk kegiatan pembangunan itu sendiri.

Ikatan Akuntan Indonesia,(2002) menyatakan :

“ Biaya perolehan suatu aktiva tetap yang dikonstruksikan sendiri ditentukan menggunakan prinsip yang sama seperti suatu aktiva yang diperoleh”.

f. Aktiva Tetap yang Diperoleh dengan Pertukaran

Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dengan pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam itu diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh, yang mana yang lebih andal, equivalen dengan nilai wajar yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer.

Suatu aktiva tetap dapat diperileh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki suatu nilai wajar serupa. Suatu aktiva tetap juga dapat dijual dalam pertukaran dengan kepemilikan aktiva yang serupa. Dalam dua keadaan tersebut, karena proses perolehan penghasilan (earning process) tidak lengkap, tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui dalam transaksi. Sebaliknya, biayaperolehan aktiva tetap baru adalah jumlah tercatat dari aktiva yang dilepaskan. Dalam keadaan ini nilai aktiva yang dilepaskan dibukukan (write down) dan nilai turun dari buku ini diterapkan untuk aktiva baru. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menentukan harga perolehan dalam tukar-menukar, yaitu :

1) Nilai Buku,

Nilai buku adalah aktiva yang diperoleh dinilai dengan nilai buku aktiva yang ditukarkan dan tidak memperhitungkan laba atau rugi.

Nilai buku yang dihitung dari harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

2) Nilai Pasar,

Nilai Pasar adalah harga perolehan aktiva baru ditentukan sama dengan nilai pasar aktiva lama yang ditukar tambah dengan pembayaran tunai. Selisih nilai pasar aktiva lama dengan buku dihitung sebagai laba atau rugi.

3) Trade-In Allowances

Trade-In Allowances adalah harga perolehan aktiva baru dihitung berdasarkan nilai trade-in allowance lama ditambah dengan pembayaran tunai. Selisihnya dihitung sebagai laba atau rugi.

Penetapan nilai suatu aktiva tetap dapat dilakukan dengan lebih dahulu mengetahui jenis aktiva tetap itu sendiri dan darimana aktiva tetap itu diperoleh. Harga perolehan yang dicatat adalah harga yang dibayarkan kepada penjual ditambah dengan biaya yang dikeluarkan hingga fisik aktiva tetap yang dibeli dipergunakan dalam aktivitas operasional perusahaan.

CV. Sejahtera Mandiri memperoleh aktiva tetap dengan dua cara yaitu : a. Membeli Secara Tunai

Perolehan aktiva yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat ke dalam buku besar harian sebagai harga perolehannya. Harga perolehan dibuat dengan menjumlahkan harga yang diberikan penjual ( harga faktur ) dengan

seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan. Seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap.

Potongan tunai yang diperoleh dari pembelian aktiva tetap merupakan pengurangan terhadap harga faktur aktiva tersebut. Jika dalam suatu pembelian diperoleh dari suatu aktiva tetap seperti gedung atau tanah, maka pengalokasian harga perolehan dari aktiva tersebut didasarkan pada perbandingan nilai wajar dari masing-masing aktiva, yaitu dengan melihat harga pasar dari gedung atau tanah, lalu membandingkan harga pasar tersebut yang kemudian menjadi dasar alokasi harga perolehan. Penilaian lain didasarkan pada surat bukti pembayaran pajak. Metode ini digunakan jika harga pasar kedua aktiva tetap tidak diketahui.

b. Membangun Sendiri

Untuk memperoleh aktiva tetap seperti bangunan, CV. Sejahtera Mandiri melakukan pembangunan sendiri dimana nilai aktiva tetap yang diperoleh sebesar harga perolehan dan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut sampai pada kondisi siap untuk digunakan dalam operasi perusahaan.

D. Pengawasan Intern Aktiva Tetap

Dalam pelaksanaannya CV. Sejahtera Mandiri menjalankan berbagai pengawasan baik pengawasan administratif, fisik maupun penggunaan. Bentuk pengawasan lain diantaranya juga dilakukan dengan cara mengansuransikan aktiva tetap, termasuk pengawasan dalam hal manajemen kepegawaian dengan

menempatkan karyawan yang ahli pada bidangnya demi terciptanya suatu spesifikasi kerja baik.

Selain daripada itu pengawasan juga dilakukan dalam usaha perolehan, penghapusan maupun penjualan aktiva tetap. Hal ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap adanya penyimpangan yang mungkin terjadi. Pengawasan terhadap perbaikan aktiva tetap yang rusak juga dilakukan dengan perhitungan fisik persediaan aktiva tetap secara periodic dalam rangka memastikan keakuratan catatan akuntansi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi aktiva tetap yang hilang, rusak atau menganggur.

Pengawasan intern atau yang lebih dikenal dengan istilah pengendalian intern maupun internal check merupakan prosedur-prosedur mekanis dalam pemeriksaan ketelitina data-data administerasi. Misalnya mencocokkan penjumlahan horizontal dengan penjumlahan vertical. Usaha ini dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang demi sebuah pencapaian tujuan dapat dipenuhi. Fungsi pengawasan dapat dilakukan dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja dari setiap bagian kepala perusahaan kemudian mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan.

Beberapa tujuan dari pengawasan intern aktiva tetap adalah :

1. Membatasi pengeluaran modal dalam limit yang disetujui sesuai kebutuhan perusahaan,

2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan,

3. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap,

4. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan,

5. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap.

Pengawasan dalam perusahaan dapat meliputi : 1. Pengawasan Administratif

Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua tujuan, yaitu :

a. Terkait dan berhubungan dengan masalah system dan prosedur penyelenggaraan inventarisasi,

b. Terkait dan berhibungan dengan masalah tekhnis atau materi inventarisasi, buku induk barang atau buku lainnya.

2. Pengawasan Fisik,

Pengawasan fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sekaligus keadaan fisik suatu aktiva tetap, apakah sudah sesuai catatan inventaris atau belum. Pengawasan ini dilakukan dengan mengawasi jumlah maupun kuantitas sekaligus kualitas aktiva tetap yang sebenarnya. 3. Pengawasan Penggunaan.

Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris sudah benar dalam penggunaannya. Hal ini

dilakukan dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaan. Pengawasan ini penting artinya guna menentukan nilai ekonomis aktiva tetap, seperti keamanan atau keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada. Dalam mengawasi suatu aktiva tetap, CV. Sejahtera Mandiri menjalankan berbagai pengawasan baik pengawasan administrative, fisik maupun penggunaan. Bentuk pengawasan lain diantaranya juga dilakukan dengan cara mengansuransikan aktiva tetap, termasuk pengawasan dalam hal manajemen kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada bidangnya supaya tercipta suatu spesifikasi kerja yang baik.

Pada dasarnya pengawasan intern bertujuan untuk mengamankan harta benda perusahaan yang dalam hal ini adalah aktiva tetap, memperoleh data akuntansi yang tepat dan dipercaya dapat meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong kepatuhan terhadap kebijaksanaan kepemimpinan.

E. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert yang digunakan skala atau alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah diterapkan secara spesifik oleh peneliti, yang disebut sebagai variabel peneliti yang akan diuji, dan setiap jawaban dari pertanyaan jawaban akan di beri skor atau nilai (sugiono, 2006:86).

Untuk keperluan analisa kuantitatif penelitian ini, maka peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 yang dapat dilihat dari tabel 1.3 berikut ini :

Instrumen skala likert

No Pertanyaan Skor 1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3 4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat tidak Setuju (STS) 1

Variabel Unsur Pengendalian Intern Aktiva Tetap (Internal Control) Pada CV. Sejahtera Mandiri Medan

NO Keterangan STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) 1

Apakah fungsi pemakai harus terpisah dari fungsi akuntansi aktiva tetap?

2

Apakah transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aktiva tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja secara independen?

3

Apakah anggaran investasi diotorisasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham

4

Apakah surat permintaan otorisasi investasi, surat permintaan otorisasi reparasi, surat permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap, dan surat permintaan transfer aktiva tetap diototorisasi oleh Direktur yang bersangkutan dan Direktur Utama?

5

Apakah surat perintah kerja diototorisasi kepada Departemen yang bersangkutan?

6

Apakah surat order pembelian diototorisasi oleh pejabat yang berwenang?

7

Apakah laporan penerimaan barang diototorisasi oleh fungsi penerimaan?

8

Apakah bukti kas keluar oleh fungsi akuntansi?

9

Apakah bukti memorial diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi?

10

Apakah perubahan kartu aktiva tetap harus didasarkan pada bukti kas keluar, atau bukti memorial, atau surat permintaan transfer aktiva tetap yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang diototorisasi oleh pejabat yang berwenang?

pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu aktiva tetap?

12

Apakah penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap?

13

Apakah penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian?

14

Apakah kebijakan akuntansi tentang pemisahan pengeluaran modal (capital expenditure) dengan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)?

√ STS = 3 x 1 = 3 TS = 6 x 2 = 12 KS = 1 x 3 = 3 S = 3 x 4 = 12 SS = Nihil Total Keseluruhan = 30

Daftar skor : 14 s/d 32 TE (Tidak Efektif) 33 s/d 51 E (Efektif) 52 s/d 70 SE (Sangat Efektif)

Dari hasil tabel variabel unsur pengendalian intern aktiva tetap (interval control) diatas menunjukkan bahwa CV. Sejahtera Mandiri Medan masih belum efektif, karena skor yang diperoleh adalah 30 sehingga termasuk dalam kategori TE (Tidak Efektif).

B. Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

Jaringan subsistem yang membentuk sistem akuntansi aktiva tetap adalah: 1. Sistem pembelian aktiva tetap.

Sistem ini dirancang untuk melaksanakan pencatatan harga pokok aktiva tetap yang diperoleh dari transaksi pembelian. Dokumen yang dipakai dalam prosedur ini adalah bukti kas keluar dan bukti memorial.

2. Sistem perolehan aktiva tetap melalui pembangunan sendiri.

Sistem ini dirancang untuk mencatat harga pokok aktiva tetap yang diperoleh perusahaan dari pembangunan yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan. Dokumennya antara lain surat perintah kerja dan bukti memorial.

3. Sistem pengeluaran modal.

Sistem ini dirancang untuk mencatat tambahan harga pokok aktiva tetap dengan adanya pengeluaran modal. Dokumennya antara lain surat permintaan otorisasi investasi dari manajemen puncak.

4. Sistem penghentian pemakaian aktiva tetap.

Sistem ini dirancang untuk mencatat pengurangan harga pokok dan akumulasi depresiasi aktiva tetap yang dihentikan pemakaiannya serta laba rugi yang timbul sebagai akibat penghentian pemakaian aktiva tetap tersebut. Dokumennya antara bukti memorial yang dilampiri dokumen surat permintaan penghentian dan transfer aktiva tetap.

Sistem ini dirancang untuk mencatat transfer aktiva tetap dari satu pusat pertanggungjawaban ke pusat pertanggungjawaban yang lain. Dokumennya adalah surat permintaan transfer aktiva tetap

6. Sistem revaluasi aktiva tetap.

Sistem ini dirancang untuk mencatat transaksi penilaian kembali aktiva tetap. Dokumen sumbernya adalah bukti memorial.

7. Sistem akuntansi depresiasi aktiva tetap.

Sistem ini dirancang untuk mencatat biaya depresiasi aktiva tetap. Dokumennya adalah bukti memorial.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya penulis dapat mengambil kesimpulan yang mungkin akan sangat berguna bagi para pimpinan dan seluruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan serta pada mahasiswa yang berminat pada topik permasalahan yang diuraikan.

1. pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada CV Sejahtera Mandiri Medan masih tidaknefektif karena perusahaan tidak memiliki kartu aktiva tetap,

Dokumen terkait