• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

F. Rencana Kegiatan

PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perbankan dan merupakan salah satu bank yang berada dibawah naungan BNI 46. Visi dari perusahaan perbankan BNI Syariah ini adalah “Menjadikan Bank Syariah yang Menguntungkan bagi BNI 46 dan Terpercaya bagi Umat Muslim dengan Bersungguh-sungguh Menjalankan Kegiatan Usahanya Berdasarkan Pada Prinsip-prinsip Syariah Islam yang Mengacu Pada Al-Quran dan Al-Hadits”. Misi dari PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan adalah :

1. Melaksanakan operasional perbankan berdasarkan prinsip Syariah Islam. 2. Memberikan mutu pelayanan yang unggul pada nasabah dengan sistem front

end dan otomasi on line.

3. Meningkatkan kualitas bisnis di segmen pasar usaha retail.

4. Memberikan kontribusi laba yang nyata terhadap laba BNI 46 secara keseluruhan.

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Pembiayaan Mudharabah

Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah yang disalurkan oleh PT. Bank Negara Indonesia Tbk Cabang Medan adalah Pembiayaan Mudharabah. Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang dilakukan melalui kerjasama usaha antara dua pihak dimana pemilik modal / bank (shahibul maal) menyediakan modal 100% sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola usaha / debitur (mudharib) dengan mensyaratkan jenis ataupun bentuk usaha yang dilakukan.

Ketentuan-ketentuan umum dari pembiayaan mudharabah adalah :

1. Jumlah modal yang disetor pada nasabah selaku pengelola modal harus diserahkan tunai, dan dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan uang.

2. Hasil usaha yang dibagi sesuai dengan perhitungan dalam akad, pada setiap bulan atau waktu yang disepakati. Bank selaku pemilik modal menanggung kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah.

3. Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan, namun tidak berhak mencampuri urusan usaha nasabah

B. Sistem Pembiayaan Mudharabah

1. Pengajuan Permohonan Pembiayaan Mudharabah

Setiap permohonan pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan harus diajukan secara tertulis dengan mengisi Formulir Surat Keterangan Permohonan Pembiayaan (SKPP) yang telah disediakan serta dilengkapi data yang diperlukan untuk bahan penilaian, seperti yang tertera pada lampiran 2.

2. Syarat-Syarat Pembiayaan Mudharabah

Syarat-syarat penerima pembiayaan mudharabah yang dikeluarkan oleh PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan adalah sebagai berikut :

1. Usaha nasabah telah sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan, yaitu :

a. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia dan Bank Negara Indonesia Syariah.

b. Tidak termasuk dalam debitur pinjaman macet sesuai dengan informasi dari Bank Indonesia dan Bank Negara Indonesia Syariah.

c. Tidak termasuk jenis usaha yang dilarang dan dihindari untuk dibiayai. 2. Usaha nasabah tidak termasuk dalam jenis usaha pemberian kredit yang

perlu dihindari yang bersifat spekulatif atau mempunyai resiko tinggi. 3. Tidak melampaui Batas Maksimum Pembiayaan.

1. Syarat-syarat Pembiayaan Konsumtif kurang dari Rp. 20.000.000,- diantaranya sebagai berikut :

a. Fotokopi KTP Suami dan Istri.

b. Fotokopi Kartu Keluarga dan Akte Nikah. c. Asli Slip Gaji Pemohon.

d. SK Pengangkatan Pegawai Tetap / Surat Keterangan Masa Kerja. e. Asli Slip Gaji Istri (bila ada).

f. Nama Ibu Kandung Pemohon.

g. Surat Kuasa, Surat Pernyataan Nasabah. h. Surat Persetujuan Suami Istri.

i. Daftar Barang yang akan dibeli.

j. Asli Rekening Listrik dan Telepon Bulan Terakhir. k. Biaya Administrasi 1% dari Pembiayaan.

l. Ditutup Asuransi Jiwa.

2. Syarat-syarat Pembiayaan Produktif lebih dari Rp. 20.000.000,- diantaranya sebagai berikut :

a. Fotokopi KTP Suami dan Istri.

b. Fotokopi Kartu Keluarga dan Akte Nikah. c. Fotokopi Surat Izin Usaha (SIUP, TDP, SITU).

d. Laporan Keuangan Usaha (Laba / Rugi, Neraca) 2 (dua) tahun terakhir. e. Nama dan Alamat Pemasok / Supplier Utama minimal 3 (tiga) Pemasok. f. Nama dan Alamat Pelanggan Utama minimal 3 (tiga) Pelanggan.

h. Nama Ibu Kandung Pemohon.

i. Biaya Administrasi 1% dari Pembiayaan.

3. Analisis dan Evaluasi Sistem Pembiayaan Mudharabah

Jika Account Officer dan Pimpinan Cabang menilai bahwa permohonan pembiayaan mudharabah layak diproses lebih lanjut, maka Account Officer akan menghubungi calon mudharib untuk menentukan kapan akan dilakukan peninjauan langsung kelokasi usaha lokasi jaminan. Jenis-jenis Jaminan Pembiayaan Mudharabah antara lain :

1. Jaminan Materil

Jaminan materil atau agunan dapat berupa benda bergerak dan tidak bergerak.

a) Benda Bergerak

Kendaraan bermotor yang memiliki nilai marketability.

Marketability adalah kekuatan barang jaminan itu untuk dijual /

dipasarkan.

• Surat Berharga yakni sertifikat Bank Indonesia (SBI).

• Tabungan pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan.

• Simpanan Giro pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan.

b) Benda Tidak Bergerak

• Tanah berikut bangunan, status hak atas tanahnya adalah hak milik, hak guna bangunan atau hak pakai yang mempunyai masa berlaku disesuaikan dengan jangka waktu pembiayaan.

• Benda tidak bergerak lainnya yang dapat diterima sebagai jaminan kredit sesuai dengan ketentuan PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan.

2. Jaminan Immateril

Jaminan immateril dapat berupa jaminan perseorangan (personal guarantee) atau jaminan perusahaan (corporate gurantee). Jaminan immateril mengandung resiko yang sangat tinggi untuk dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan dan hanya dapat diterima sebagai jaminan tambahan.

Syarat-syarat agunan yang dijadikan sebagai jaminan pembiayaan adalah : a) Mempunyai nilai ekonomis (dapat diperjualbelikan secara umum dan

jelas) dan nilai marketability.

b) Nilai agunan harus lebih besar dari jumlah pembiayaan yang diberikan. c) Agunan tersebut tidak berada dalam persengketaan dengan pihak lain. d) Agunan tersebut tidak ada ikatan jaminan dengan pihak lain.

Setelah diadakan peninjauan lokasi, maka account officer menyusun laporan analisis pembiayaan, laporan data hasil kunjungan, dan laporan hasil peninjauan agunan tanah / kios / kendaraan, dan laporan analisis rasio keuangan calon mudharib. Laporan-laporan tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan apakah permohonan pembiayaan tersebut layak atau tidak dibiayai

pejabat pemutus. Laporan keuangan calon mudharib beserta analisis yang dilaksanakan oleh pihak bank pada permohonan pembiayaan mudharabah antara lain adalah sebagai berikut :

a) Identitas dan status perusahaan. b) Analisis Kualitatif.

1. Karakter

Karakter dan kredibilitas pemohon yang cukup baik. 2. Aspek Pemasaran

Posisi pasar pemohon menunjukkan hasil yang cukup baik, hal ini terlihat dari jenis produk / barang dagangan memenuhi kebutuhan konsumen, harga jual lebih murah dibanding pesaing, personil terampil dan cepat, pemohon memiliki strategi pemasaran yang tepat, lokasi dan usaha yang strategis.

3. Situasi Pasar dan Persaingan.

Orientasi pemasaran adalah lokal. Perkembangan pasar diperkirakan tetap stabil, tingkat persaingan cukup kompetitif, dan target market perusahaan ini adalah kalangan menengah kebawah. 4. Manajemen.

Pengalaman manajemen di nilai baik, walaupun sistem manajemen yang diterapkan masih sederhana berupa catatan pemasukan dan

5. Pemenuhan Bahan Baku Oleh Perusahaan.

Perusahaan mempunyai supplier tetap sehingga pemenuhan kebutuhan bahan baku terjamin.

6. Kendala yang Dihadapi.

Kendala yang dihadapi saat ini adalah tingkat produksi yang rendah sedangkan permintaan pasar terus meningkat hal ini diakibatkan oleh kekurangan modal perusahaan.

c) Analisis Kuantitatif.

Pada analisis kuantitatif oleh PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan digunakan laporan keuangan calon mudharib sebagai berikut :

1. Laporan Laba / Rugi. 2. Neraca.

3. Rekonsiliasi Aktiva Tetap. 4. Rekonsiliasi Modal. 5. Pernyataan Kas.

Kelemahan-kelemahan atau resiko yang mungkin ada pada calon mudharib :

a. Resiko Umum

Secara umum, resiko yang mungkin dapat dihadapi mudharib adalah persaingan dimana banyak terdapat usaha sejenis dikota Medan, namun dengan sistem penjualan mudharib dengan menggunakan agen penjualan, serta memberikan fee kepada tenaga kerja marketer tersebut dinilai cukup efektif untuk menghadapi persaingan yang ada.

b. Resiko Khusus

Sistem penjualan dengan menggunakan tenaga marketer yang profesional, yang sewaktu-waktu dapat berpindah ke perusahaan lain. Namun hal ini dapat diatasi dengan memberikan fee kepada tenaga marketer sesuai dengan jumlah omset yang didapat oleh tenaga marketer tersebut.

c. Resiko Pembayaran Pembiayaan

Resiko ini dapat ditanggulangi dari jaminan yang diserahkan, contoh : satu bidang tanah dengan kepemilikan SHM No. xxx tanggal xx-xx-xxxx atas nama Tn. X diikat HT pertama Rp. 250.000.000,-.

Kesimpulan Atas Analisis Kualitatif dan Kuantitatif : 1. Analisis Watak (Character)

Karakter dan kredibilitas pemohon cukup baik, dikenal dikalangan pemasok dan langganan, kondisi keuangan bisnis saat ini lancar, tidak termasuk dalam daftar hitam dan kredit macet Bank Indonesia.

2. Analisis Kemampuan (Capacity)

Dari pengalaman berdagang selama ini menunjukkan pemohon mampu mengelola usaha dibantu saudara dan beberapa orang karyawan.

3. Analisis Modal (Capital)

Modal usaha menunjukkan angka positif terhadap rasio hutang dengan modal Debt Equity Ratio (DER). Peningkatan Net Profit Margin dan

sendiri dari laba perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan.

4. Analisis Kondisi dan Prospek Usaha (Condition)

Tingkat pertumbuhan masih positif dan profitabilitas baik. 5. Analisis Agunan (Collateral)

Agunan yang diserahkan adalah tanah dan bangunan milik pemohon yang nilainya menutupi jumlah pinjaman.

4. Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan (dalam 000) PT. “T”

Kalkulasi Kebutuhan Modal Kerja Metode Perputaran Unsur Modal Kerja 1. Lamanya perputaran masing-masing modal kerja :

Adapun perhitungan lamanya perputaran masing-masing modal kerja terdapat pada tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1

Perhitungan Lamanya Perputaran Masing-Masing Modal Kerja PT.”T”

Keterangan Rasio Keuangan Hasil

Kas&Bank 668.350 71.063 x 360 hari 38,28 hari Piutang 668.350 20.2598 x 360 hari 10,93 hari Stock 401.010 76.196 x 360 hari 68,40 hari Jumlah 117,61 hari

Dari tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa pihak PT. Bank Negara Indonesia Syariah menghitung jumlah perputaran masing-masing modal kerja pihak nasabahnya yang ada pada PT. “T” adalah selama 117,61 hari.

2. Perputaran modal kerja keseluruhan

Rumus Perhitungan Perputaran Modal Kerja Keseluruhan PT.”T”

Perputaran Modal Kerja = 360 hari 117,61 hari

= 3,06 kali

Dari rumus diatas, dapat kita ketahui bahwa jumlah perputaran keseluruhan modal kerja yang ada pada PT.”T” adalah sebanyak 3.06 kali.

3. Kebutuhan modal kerja

Adapun perhitungan kebutuhan modal kerja terdapat pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2

Perhitungan Kebutuhan Modal Kerja PT.”T”

a. Pada Tingkat Omset Sekarang

3,06

668.350 Rp 218.354

b. c.

Peningkatan Penjualan yad

Kebutuhan Modal Kerja 120%

Rp 480.379 Rp 262.025 d. Modal Kerja yang Ada

- Total Aktiva Lancar - Disponible Kredit

261.770

0 + Rp 261.770 Rp 218.610 e. Pembayaran Kredit yang Ada

(Pemasok/Bank Lain) Rp 85.557

Dari tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa pihak PT. Bank Negara Indonesia Syariah melakukan perhitungan kebutuhan modal kerja yang ada pada PT.”T” adalah sebanyak Rp 304.167,-.

5. Pencatatan akuntansi pembiayaan mudharabah

Adapun pencatatan akuntansi pembiayaan mudharabah terdapat pada tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.3

Jurnal Pembiayaan Mudharabah Pada PT.”T”

No. Keterangan Debit Kredit

1. Pada saat pencairan dana mudharabah Pembiayaan Mudharabah

Kredit rek. Mudharib

Rp250.000.000

Rp250.000.000 2. Pada saat menerima pembayaran bagi hasil

Debet rek. Mudharib Kredit pendapatan

Rp xxx

Rp xxx 3. Pada saat pengembalian modal

Debet rek/giro mudharib

Kredit pembiayaan mudharabah

Rp xxx

Rp xxx

Sumber : PT. BNI Syariah

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pihak PT. Bank Negara Indonesia Syariah menerima pencatatan jurnal yang dilakukan oleh PT.”T”. Oleh karena itu, pihak PT. Bank Negara Indonesia Syariah dapat mengetahui dengan mudah besarnya hebutuhan modal yang diperlukan oleh PT. “ T “.

C. Analisis Hasil Penelitian Terhadap Sistem Pembiayaan Mudharabah

Setiap tahapan proses pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan senantiasa dilaksanakan sebagaimana mestinya

dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Hal ini disebabkan karena pembiayaan

mudharabah merupakan salah satu produk BNI Syariah yang mengandung resiko

yang akan merugikan bank dan dapat mempengaruhi kepentingan masyarakat penyimpan dana dan para pengguna jasa perbankan lainnya, walaupun dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah. Prinsip kehati-hatian dalam pembiayaan terdapat pada analisis kualitatif dan kuantitatif, dan termasuk dalam melakukan peninjauan langsung ke lapangan atas kelayakan usaha mudharib untuk dibiayai.

Analisis kualitatif dilakukan terhadap karakter pemohon, latar belakang dan kualitas manajemennya. Selain itu juga dilakukan penilaian terhadap kualitas dan stabilitas usaha dengan mempertimbangkan posisi pasar, persaingan serta prospek usaha. Analisis kuantitatif digunakan untuk melakukan analisa kelayakan modal dan kapasitas perusahaan yang akan dibiayai dan jaminan yang diserahkan

mudharib untuk mendukung permohonan pembiayaan mudharabah. Agar analisis

lebih akurat kedua metode analisis dikombinasikan.

Pemberian pembiayaan mudharabah harus melalui sistem yang telah ditetapkan oleh bank untuk menghindari resiko pembiayaan. Sistem pembiayaan

mudharabah ada tiga tahap penting yaitu analisis dan evaluasi pembiayaan,

pengusulan pembiayaan, putusan / persetujuan pembiayaan. Pejabat pemutus persetujuan pembiayaan mudharabah adalah Pengelola Pemasaran (PPM), Penyelia Pemasaran Bisnis (PPB) yang bertindak sebagai penganalisa,

Sistem pembiayaan mudharabah yang telah dibahas sebelum untuk menentukan apakah calon mudharib layak atau tidak layak menerima pembiayaan analisis dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh bank. Permohonan pembiayaan mudharabah yang diajukan oleh calon mudharib ditolak karena tidak layak dinilai dari segi tujuan penggunaan kredit dan dari segi repayment capacity, calon debitur dinilai belum mampu mengembalikan angsuran pembiayaan

mudharabah.

Kriteria mudharib yang dianggap layak menerima pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut :

1. Melengkapi data-data yang diperlukan untuk pengajuan pembiayaan

mudharabah baik untuk calon mudharib perorangan atau untuk badan usaha.

2. Usaha mudharib telah sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan yaitu :

a) Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia dan BNI Syariah. b) Tidak termasuk debitur pinjaman kredit macet sesuai dengan informasi

Bank Indonesia dan BNI Syariah.

c) Tidak termasuk jenis usaha yang dilarang dan dihindari untuk dibiayai. 3. Apabila calon mudharib telah menjadi nasabah, selama berhubungan dengan

BNI Syariah mempunyai reputasi baik.

4. Analisis rasio keuangan calon mudharib sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh BNI Syariah.

5. Nilai agunan / jaminan harus lebih besar dari jumlah pembiayaan yang diberikan serta memiki nilai marketability.

D. Flowchart Sistem Pembiayaan Mudharabah

Pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan, sistem pembiayaan mudharabah kepada calon mudharib dapat dilihat dari flowchart/lampiran 3 yang terdapat pada halaman belakang tugas akhir ini. Sistem

pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia Cabang Medan diawali dengan adanya calon mudharib yang harus mengajukan surat permohonan pembiayaan mudharabah dan data-data kelengkapan permohonan pembiayaan mudharabah terlebih dahulu. Setelah itu, seluruh data-data yang telah diajukan diterima pihak bank dan pihak bank meneliti apakah data-data tersebut telah lengkap diberikan oleh calon mudharib.

Setelah pihak bank menerima dan memeriksa kelengkapan data-data calon

mudharib, maka pihak bank menganalisis tempat tinggal dan tempat usaha calon mudharib apakah telah sesuai dengan data-data yang diterima pihak bank dan

memutuskan apakah calon mudharib layak atau tidak menerima pembiayaan

mudharabah. Jika pada kenyataannya telah sesuai dengan data-data yang

diberikan oleh calon mudharib, maka pihak bank sekali lagi akan memberikan pendapat layak atau tidaknya calon mudharib tersebut memperoleh pembiayaan

mudharabah.

Selanjutnya, data-data permohonan pembiayaan mudharabah akan diteruskan. Jika terdapat kekurangan dokumen, maka pihak bank akan

diinginkan oleh calon mudharib jika tidak ada lagi data-data dari calon mudharib yang kurang. Calon mudharib resmi menjadi mudharib BNI Syariah dan dana pembiayaan mudharabah segera dapat dicairkan oleh mudharib dan dipergunakan manfaatnya.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. BNI Syariah adalah sebuah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah yaitu Al-Quran dan Al-Hadits, sehingga BNI Syariah jauh dari praktek-praktek yang mengandung riba.

2. Adanya perbedaan pembiayaan di bank syariah dengan bank konvensional. Perbedaan terletak pada penetapan sistem bagi hasil pada pembiayaan bank

syariah dan sistem bunga pada kredit bank konvensional.

3. Sistem pembiayaan di bank syariah tidak jauh berbeda dengan sistem pemberian kredit pada bank konvensional, yaitu menerapkan pinsip-prinsip pembiayaan atau kredit yang kuat serta analisis pembiayaan atau kredit yang cermat dengan pertimbangan berbagai aspek namun tetap disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.

4. Sistem aplikasi pembiayaan mudharabah di BNI Syariah telah dilaksanakan sebagaimana mestinya dan menerapkan prinsip kehati-hatian ini dapat dilihat dari adanya pemisahan tugas yang memadai, dilakukannya analisis dan sistem otorisasi terhadap permohonan pembiayaan serta adanya dokumen dan catatan yang cukup dalam proses aplikasi pembiayaan

Adapun kelemahan dari pembiayaan mudharabah yaitu:

a. Secara spesifik dalam pembiayaan mudharabah sangat diperlukan unsur kepercayaan yang tinggi dari bank terhadap nasabah. Hal ini menyebabkan timbulnya kesulitan dalam mencari nasabah yang potensial sehingga secara otomatis bagi hasil yang ditawarkan pada penyimpanan dana lebih rendah dari tingkat bunga bank konvensional sehingga peningkatan kuantitas nasabah sulit di capai.

b. Masih terdapatnya jaminan atau agunan dari nasabah yang diterapkan oleh BNI syariah dalam proses pembiayaan mudharabah yang diberikan karena tingkat resiko yang tinggi dalam pembiayaan mudharabah dan kondisi perekonomian saat ini, serta karena sulitnya untuk mencari nasabah yang potensial untuk dibiayai, hal ini sebenarnya tidak terdapat dalam prinsip syariah yang sebenarnya.

B. Saran

Adapun saran yang diberikan penulis kepada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan dalam mensejahterakan perekonomian dimasyarakat dan meningkatkan keinginan masyarakat untuk menyimpan uangnya dalam bentuk kredit, yaitu :

usaha, kondisi usaha dan rencana bisnis calon mudharib. Apabila pembiayaan yang diberikan terlalu rendah dengan kebutuhan mudharib tidak mencapai sasaran dan pembiayaanpun tidak dapat dikembalikan.

2. Sebaiknya calon-calon mudharib diberikan sistem pembiayaan yang lebih cepat dan ringkas sehingga tercapai kepuasan nasabah dan efisiensi dalam pelayanan perbankan sehingga tingkat profitabilitas dapat ditingkatkan, namun tetap memperhatikan tingkat safety. Perlakuan tersebut hendak memperhatikan kondisi calon mudharib yang relatif heterogen, baik dari segi karakter, kemampuan, kondisi usaha dan angunan yang ada. Selain itu, pengelompokan pembiayaan berdasarkan maksimal pembiayaan hendaknya memerlukan teknik yang berbeda guna mempermudah calon mudharib memperoleh pembiayaan. Untuk pembiayaan dengan maksimal pembiayaan yang rendah hendaknya calon mudharib diberi keringanan dalam melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan pada tahap permohonan pembiayaan mudharabah.

3. Melakukan peninjauan secara langsung terhadap operasioanal perusahaan yang akan dibiayai sehingga memperoleh informasi yang akurat tentang kelayakan calon mudharib menerima pembiayaan, selain itu inspeksi terhadap perkembangan usaha dan keadaan calon debitur sebaiknya dilakukan secara mendadak. Hal ini disebabkan tujuan peninjauan kelapangan adalah untuk memastikan bahwa objek yang dibiayai sesuai dengan laporan calon mudharib.

4. BNI Syariah harus meningkatkan mutu karyawan, terutama karyawan yang ada dalam unit pemasaran, karena unit pemasaran memegang peranan penting sehubungan pengkoordinasian seluruh kegiatan yang ada dalam proses pembiayaan terutama pembiayaan mudharabah sekaligus dalam menseleksi dan mencari nasabah-nasabah yang potensial. Sehingga dapat memberikan kontribusi bagi hasil yang besar bagi penyimpan dana dan diharapkan lebih kompetitif dengan tingkat bunga bank konvensional, sehingga penyimpan dana lebih tertarik untuk menyimpan dananya di BNI

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Universitas Muhammadiah Malang, Malang.

Antonio, Syafi’i, 2001. Bank Syariah ; Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta.

Arifin, Zainul, 2002. Dasar-Dasar Manajemen Syariah, Cetakan Pertama, Alvabet, Jakarta.

Irmayanto, Juli, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta.

Saeed, Abdullah, 2003. Bank Islam dan Bunga, Cetakan Pertama, Penerbit Pusaka Pelajar, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2003. Pedoman Akuntansi Syariah Indonesia, Cetakan Pertama, Penerbit Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia, Jakarta. Institut Bankir Indonesia, 2003. Bank Syariah : Konsep Produk dan

Implementasi Operasional, Cetakan Kedua, Penerbit Djambatan, Jakarta.

Simorangkir, O.P, 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan NonBank, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

Tangkilisan, Hessel Nogi. S, 2006. Mengelolah Kredit Bank Berbasis Good

Corporate Governance, Penerbit Balariung & Co, Yogyakarta.

Lampiran 2

FORMULIR SURAT KETERANGAN PERMOHONAN PEMBIAYAAN

Dokumen terkait