KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas
limpahan rahmat dan karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini
dengan judul “Analisis Sistem Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank
Negara Indonesia, Tbk Cabang Medan”. Adapun maksud dari penulisan tugas
akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program
Diploma III, Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara Medan.
Dalam penulisan tugas akhir ini mungkin masih banyak terdapat
kekurangan dan kekeliruan, oleh sebab itu penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materiil.
Secara khusus penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tidak
terhingga kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Burhannuddin Yusuf dan
ibunda Lindayani, yang telah berjuang keras memberikan perhatian dan kasih
sayang tanpa batas sejak penulis masih dalam buaian hingga saat ini dan nanti
sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini. Dan juga kepada
keluargaku tercinta terima kasih telah membuatku
Dan juga dalam kesempatan ini dengan ketulusan dan kerendahan hati
DAFTAR ISI
hal.
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL... v
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Permasalahan ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Sistematika Penelitian ... 4
1. Jadwal Penelitian ... 4
2. Laporan Penelitian ... 5
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas ... 7
B. Struktur Organisasi dan Personalia ... 8
C. Job Description atau Uraian Tugas ... 8
D. Jaringan Usaha atau Kegiatan ... 11
E. Kinerja Usaha Terkini ... 11
1. Pengajuan Permohonan Pembiayaan Mudharabah ... 14
2. Syarat-Syarat Pembiayaan Mudharabah... 14
3. Analisis dan Evaluasi Sistem Pembiayaan
Mudharabah ... 16
4. Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan ... 21
5. Pencatatan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah ... 23
C. Analisis Hasil Penelitian Terhadap sistem Pembiayaan
Mudharabah ... 23
D. Flowchart Sistem Pembiayaan Mudharabah ... 26
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ... 29
B. Saran ... 30
DAFTAR PUSTAKA ... 33
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian ………... 5
Tabel 3.1 Perhitungan Lamanya Perputaran
Masing-Masing Modal Kerja ………... 21
Tabel 3.2 Perhitungan Kebutuhan Modal Kerja ………... 22
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang MasalahPraktek perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil, di lakukan di Indonesia
setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang perbankan
syariah serta dikeluarkannya fatwa bunga haram dari majelis ulama Indonesia
(MUI) tahun 2003. banyak bank yang menjalankan operasionalnya secara prinsip
syariah. Dengan diperkenalkannya jenis bank dengan prinsip bagi hasil, maka
dalam sistem perbankan Indonesia selain bank umum yang kita kenal selama ini,
banbk dapat pula memilih kegiatan usaha berdasarkan sistem bagi hasil.
Perbedaan prinsip perbankan umum dengan bank bagi hasil terletak pada
sistem bunga. Bank bagi hasil dalam menjalankan operasinya tidak menggunakan
sistem bunga sebagai dasar untuk menentukan imbalan yang akan diterima atas
jasa pembiayaan yang diberikan. Demikian pula imbalan yang diberikan kepada
nasabah atas dana yang dititipkan kepada bank. Penetuan imbalan yang diinginkan
dan yang akan diberikan tersebut semata-mata didasarkan pada prinsip bagi hasil.
Pada bank umum imbalan didalam penghimpunan dana dari masyarakat dan
menyalurkan dana kepada masyarakat dihitung dalam bentuk bunga yang
dinyatakan dalam persentase tertentu.
Berdasarkan hukum-hukum syariah tersebut bank syariah lebih
mengutamakan unsur kepercayaan didalam pemberian pembiayaan yang
mudharabah. Mudharabah suatu akad kerja sama antara penyedia dana usaha
(shahibul maal) menyediakan modal 100% dengan manajemen usaha (mudharib)
untuk memperoleh hasil usaha sesuai dengan pembagian hasil usaha sesuai porsi
(nisbah) yang disepakati bersama pada awal.
Secara teoritis, pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah
tidak memiliki resiko kredit macet yang cukup tinggi karena pembiayaan
dilakukan atas hukum-hukum syariah, namun sering kali dalam pelaksanaannya
sistem ini masih juga mengandung resiko kredit macet, yang disebabkan nasabah
yang mengajukan permohonan pembiayaan ternyata tidak layak diberikan
pembiayaan. Dengan demikian diperlukannya informasi yang mendukung
pengawasan serta analisa didalam sistem pemberian pembiayaan. Bagaimana
penerapan sistem pembiayaan yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia
Syariah (persero), Tbk Cabang Medan khususnya pembiayaan Mudharabah telah
dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam menentukan kriteria layak atau tidak
layaknya Mudharib menerima pembiayaan, agar resiko kredit macet dapat
diminimalisasi.
Berdasarkan uraian penulis tertarik untuk menganalisis sistem pembiayaan
pada Bank BNI Syariah, khususnya system pembiayaan mudharabah, maka
penulis mengambil judul “Analisis Sistem Pembiayaan Mudharabah Pada PT.
B. Permasalahan
Setiap perusahaan pasti memiliki masalah, apalagi yang kita ketahui saat ini
persaingan antar bank semakin tajam dalam usaha menarik minat nasabah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi topik permasalahan
yang akan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
“ Bagaimana penerapan Sistem pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan? “
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem
pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia Syariah
Cabang Medan.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulis maupun perusahaan tempat
melakukan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Bagi peneliti
Penulisan tugas akhir ini berguna untuk memenuhi persyaratan
Akademik dalam menyelesaikan studi dari Fakultas Ekonomi Program
Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan
perbandingan bagi penulis antara teori yang diperoleh selama
b. Bagi perusahaan
Berguna sebagai bahan masukan bagi PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Cabang Medan dan dapat menjadi suatu bahan pertimbangan
dalam pemberian pembiayaan mudharabah dimasa yang akan datang.
c. Bagi peneliti lain
Peneliti berharap hasil penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi
peneliti lain dan dapat menjadi bahan masukan apabila melakukan
penelitian mengenai analisis sistem pembiayaan mudharabah di
tahun-tahun mendatang.
D. Sistematika Penelitian
Dalam penyusunan tugas akhir ini, peneliti mempunyai sistematika
penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian.
1. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dilakukan setelah peneliti menyelesaikan magang di
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jadwal penelitian terdiri dari
berbagai kegiatan. Kegiatan dimulai dari persiapan melaksanakan penelitian,
pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk
penulisan tugas akhir, serta penyempurnaan tugas akhir. Jadwal penelitian
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian.
1. Pelaksanaan observasi untuk mendapatkan topik tugas akhir 2. Bimbingan untuk pelaksanaan tugas
akhir
B. Pelaksanaan
3. Bimbingan untuk pengolahan data
perusahaan.
4. Pengolahan data perusahaan dalam
penyusunan tugas akhir
C. Pelaporan
5. Bimbingan untuk penulisan BAB I
tugas akhir.
6. Bimbingan untuk penulisan BAB II
tugas akhir.
7. Bimbingan untuk penulisan BAB III
tugas akhir.
8. Bimbingan untuk penulisan BAB IV
tugas akhir.
9. Bimbingan tahap akhir dalam penyusunan tugas akhir.
10. Penyempurnaan tugas akhir.
2. Laporan Penelitian
Seluruh pembahasan dalam tugas akhir ini disusun secara sistematik yang
terdiri dari BAB I, BAB II, BAB III, dan BAB IV
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini yang diuraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan,
tujuan dan manfaat, sistematika penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai sejarah ringkas PT. Bank Negara
Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan, struktur organisasi, uraian tugas,
kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan.
BAB III : TOPIK PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian sesuai dengan
pembahasan mengenai analisis kredit pada PT. Bank Negara Indonesia
Syariah, Tbk Cabang Medan.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan berdasarkan uraian
pembahasan dan saran sebagai bahan masukan guna meningkatkan kinerja
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang MasalahPraktek perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil, di lakukan di Indonesia
setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang perbankan
syariah serta dikeluarkannya fatwa bunga haram dari majelis ulama Indonesia
(MUI) tahun 2003. banyak bank yang menjalankan operasionalnya secara prinsip
syariah. Dengan diperkenalkannya jenis bank dengan prinsip bagi hasil, maka
dalam sistem perbankan Indonesia selain bank umum yang kita kenal selama ini,
banbk dapat pula memilih kegiatan usaha berdasarkan sistem bagi hasil.
Perbedaan prinsip perbankan umum dengan bank bagi hasil terletak pada
sistem bunga. Bank bagi hasil dalam menjalankan operasinya tidak menggunakan
sistem bunga sebagai dasar untuk menentukan imbalan yang akan diterima atas
jasa pembiayaan yang diberikan. Demikian pula imbalan yang diberikan kepada
nasabah atas dana yang dititipkan kepada bank. Penetuan imbalan yang diinginkan
dan yang akan diberikan tersebut semata-mata didasarkan pada prinsip bagi hasil.
Pada bank umum imbalan didalam penghimpunan dana dari masyarakat dan
menyalurkan dana kepada masyarakat dihitung dalam bentuk bunga yang
dinyatakan dalam persentase tertentu.
Berdasarkan hukum-hukum syariah tersebut bank syariah lebih
mengutamakan unsur kepercayaan didalam pemberian pembiayaan yang
mudharabah. Mudharabah suatu akad kerja sama antara penyedia dana usaha
(shahibul maal) menyediakan modal 100% dengan manajemen usaha (mudharib)
untuk memperoleh hasil usaha sesuai dengan pembagian hasil usaha sesuai porsi
(nisbah) yang disepakati bersama pada awal.
Secara teoritis, pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah
tidak memiliki resiko kredit macet yang cukup tinggi karena pembiayaan
dilakukan atas hukum-hukum syariah, namun sering kali dalam pelaksanaannya
sistem ini masih juga mengandung resiko kredit macet, yang disebabkan nasabah
yang mengajukan permohonan pembiayaan ternyata tidak layak diberikan
pembiayaan. Dengan demikian diperlukannya informasi yang mendukung
pengawasan serta analisa didalam sistem pemberian pembiayaan. Bagaimana
penerapan sistem pembiayaan yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia
Syariah (persero), Tbk Cabang Medan khususnya pembiayaan Mudharabah telah
dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam menentukan kriteria layak atau tidak
layaknya Mudharib menerima pembiayaan, agar resiko kredit macet dapat
diminimalisasi.
Berdasarkan uraian penulis tertarik untuk menganalisis sistem pembiayaan
pada Bank BNI Syariah, khususnya system pembiayaan mudharabah, maka
penulis mengambil judul “Analisis Sistem Pembiayaan Mudharabah Pada PT.
B. Permasalahan
Setiap perusahaan pasti memiliki masalah, apalagi yang kita ketahui saat ini
persaingan antar bank semakin tajam dalam usaha menarik minat nasabah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi topik permasalahan
yang akan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
“ Bagaimana penerapan Sistem pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan? “
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem
pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia Syariah
Cabang Medan.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulis maupun perusahaan tempat
melakukan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Bagi peneliti
Penulisan tugas akhir ini berguna untuk memenuhi persyaratan
Akademik dalam menyelesaikan studi dari Fakultas Ekonomi Program
Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan
perbandingan bagi penulis antara teori yang diperoleh selama
b. Bagi perusahaan
Berguna sebagai bahan masukan bagi PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Cabang Medan dan dapat menjadi suatu bahan pertimbangan
dalam pemberian pembiayaan mudharabah dimasa yang akan datang.
c. Bagi peneliti lain
Peneliti berharap hasil penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi
peneliti lain dan dapat menjadi bahan masukan apabila melakukan
penelitian mengenai analisis sistem pembiayaan mudharabah di
tahun-tahun mendatang.
D. Sistematika Penelitian
Dalam penyusunan tugas akhir ini, peneliti mempunyai sistematika
penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian.
1. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dilakukan setelah peneliti menyelesaikan magang di
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jadwal penelitian terdiri dari
berbagai kegiatan. Kegiatan dimulai dari persiapan melaksanakan penelitian,
pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk
penulisan tugas akhir, serta penyempurnaan tugas akhir. Jadwal penelitian
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian.
1. Pelaksanaan observasi untuk mendapatkan topik tugas akhir 2. Bimbingan untuk pelaksanaan tugas
akhir
B. Pelaksanaan
3. Bimbingan untuk pengolahan data
perusahaan.
4. Pengolahan data perusahaan dalam
penyusunan tugas akhir
C. Pelaporan
5. Bimbingan untuk penulisan BAB I
tugas akhir.
6. Bimbingan untuk penulisan BAB II
tugas akhir.
7. Bimbingan untuk penulisan BAB III
tugas akhir.
8. Bimbingan untuk penulisan BAB IV
tugas akhir.
9. Bimbingan tahap akhir dalam penyusunan tugas akhir.
10. Penyempurnaan tugas akhir.
2. Laporan Penelitian
Seluruh pembahasan dalam tugas akhir ini disusun secara sistematik yang
terdiri dari BAB I, BAB II, BAB III, dan BAB IV
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini yang diuraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan,
tujuan dan manfaat, sistematika penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai sejarah ringkas PT. Bank Negara
Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan, struktur organisasi, uraian tugas,
kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan.
BAB III : TOPIK PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian sesuai dengan
pembahasan mengenai analisis kredit pada PT. Bank Negara Indonesia
Syariah, Tbk Cabang Medan.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan berdasarkan uraian
pembahasan dan saran sebagai bahan masukan guna meningkatkan kinerja
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Ringkas
Dalam rangka memperluas segmen pasar (market development) BNI, maka
manajemen BNI memutuskan menggarap pasar bank syariah sebagai salah satu
upaya untuk memperkuat bisnis BNI.
BNI unit syariah didirikan sejak tanggal 29 April 2000 dan sampai saat ini
telah mempunyai 10 (sepuluh) buah cabang yaitu : Yogyakarta, Jepara,
Banjarmasin, Jakarta Timur, Padang, Pekalongan, Malang, Jakarta Selatan,
Bandung, Makassar. BNI Syariah Cabang Medan didirikan pada tanggal 15
Agustus 2002.
Alasan-alasan BNI membuka cabang Syariah antara lain :
1. Menyediakan layanan perbankan yang lengkap (mewujudkan BNI sebagai
Universal Banking).
2. 30%masyarakat Indonesia menolak sistem bunga (data MUI).
3. Landasan operasional perbankan, operasional perbankan syariah sudah kuat,
4. Masih terbatasnya kompetitor.
5. Respon kepercayaan masyarakarat yang besar atas kehadiran bank syariah
B. Struktur Organisasi dan Personalia
Struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan
adalah berbentuk garis dan pada manajemen puncak telah dilakukan penataan
fungsi dan peran kerja yang lebih koordinatif. Upaya ini diikuti pula dengan
berbagai penyempurnaan struktur organisasi perusahaan. Penyempurnaan tata
laksana organisasi perusahaan ini dijabarkan melalui penyederhanaan maupun
peningkatan status, fungsi, dan tanggung jawab. Hal ini dapat dilihat pada bagan
struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan di
lampiran 1 tugas akhir ini.
C. Job Description atau Uraian Tugas
PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan memiliki
pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab sesuai dengan bagiannya
masing-masing, antara lain :
1. Pimpinan Cabang
Fungsi-fungsi dari Pimpinan Cabang, antara lain :
a. Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas seluruh aktfitas cabang
dalam memberikan pelayanan kepada nasabah.
b. Bertanggung jawab sepenuhnya untuk membina dan mengembangkan
d. Menyelia dan berpartisipasi aktif terhadap unit dibawahnya.
2. Wakil Pimpinan Bidang Operasional
Fungsi-fungsi dari Bidang Operasional, antara lain :
a. Menyelia kegaiatan pelayanan di front office dan back office dengan
mengupayakan pelayanan yang optimal.
b. Menyelia dan bertasipisasi aktif terhadap unit-unit dibawahnya.
c. Membantu pimpinan cabang dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
3. Unit Kontrol Intern
Fungsi-fungsi dari Unit Kontrol Inter, antara lain :
a. Melakukan pengawasan rutin terhadap proses kegiatan harian cabang.
b. Melakukan pemeriksaan kas.
c. Melakukan review terhadap operasional kredit, dokumen, dan
penguasaan barang jaminan, serta memantau perkembangan kredit.
d. Melakukan verifikasi atas rekening dalam penyelesaian.
e. Melakukan penyelidikan terhadap kecurangan yang terjadi.
4. Unit Pemasaran Bisnis
Fungsi-fungsi dari Unit Pemasaran Bisnis, antara lain :
a. Memasarkan dan mengelola kredit.
b. Mengajukan usul pembiayaan, menyusun struktur pembiayaan serta
memonitor dan mengendalikan penggunaan, pembayaran kembali
c. Memasarkan produk dan jasa perbankan, penelitian dan ekonomi daerah
dan menyusun peta bisnis.
d. Mencari nasabah sesuai dengan target market.
e. Membina hubungan dan memantau aktivitas nasabah.
5. Unit Pelayanan Nasabah
Fungsi-fungsi dari Unit Pelayanan Nasabah, antara lain :
a. Melayani semua jenis transaksi kas / tunai, memindahkan kliring.
b. Melayani kegiatan eksternal payment point, kantor kas dan cabang
pembantu.
c. Mengelola kas besar dan kas ATM.
d. Melayani transaksi giro.
e. Menyediakan informasi dan melayani transaksi produk / jasa.
f. Menyusun data dan laporan ke BI serta membuat laporan pajak atas bagi
hasil dan deposito.
g. Melayani permintaan, menyerahkan dan memantau permasalahan card
plus serta melaporkan kartu yang hilang ke unit pengelolanya.
6. Unit Operasional
Fungsi-fungsi dari Unit Operasional, antara lain :
a. Bertanggung jawab terhadap pembuatan, pembayaran dan pengiriman
d. Melakukan cash count setiap akhir bulan terhadap jumlah uang di
maintault dan cash caunt di ATM.
e. Membuat perhitungan biaya rekening antar bank dan memastikan
kebenaran rekening antar bankdari pusat.
f. Melakukan proofing bulanan terhadap subledger.
D. Jaringan Usaha atau Kegiatan
Pada tahun 2009, jaringan PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang
Medan telah berkembang dengan pesat. Saat ini Bank memiliki jaringan outlet
yang luas, mencakup 56 kantor cabang Syariah (termasuk kantor cabang
pembantu dan kantor kas) di seluruh Indonesia, terdapat 4.000 ATM BNI, 15.000
ATM bersama dan 10.000 ATM LINK.
E. Kinerja Usaha Terkini
Dua tahun terakhir merupakan tahun yang penuh dengan proses transformasi
dan memberikan banyak peluang dan tantangan bagi PT. Bank Negara Indonesia
Syariah, Tbk Cabang Medan. Kami bangga dengan hasil dari transformasi ini,
satu indikator dari kesuksesan kami adalah peningkatan laba bersih sebesar 60%
pada tahun 2009. Kami percaya bahwa kerja belumlah usai dan kami bertekad
untuk melanjutkan upaya dalam meningkatkan kemampuan dan mendorong
inovasi demi memperkokoh posisi kami serta lebih mempercepat kemajuan demi
mencapai visi kami untuk PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang
F. Rencana Kegiatan
PT. Bank Negara Indonesia Syariah, Tbk Cabang Medan merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang perbankan dan merupakan salah satu bank
yang berada dibawah naungan BNI 46. Visi dari perusahaan perbankan BNI
Syariah ini adalah “Menjadikan Bank Syariah yang Menguntungkan bagi BNI 46
dan Terpercaya bagi Umat Muslim dengan Bersungguh-sungguh Menjalankan
Kegiatan Usahanya Berdasarkan Pada Prinsip-prinsip Syariah Islam yang
Mengacu Pada Al-Quran dan Al-Hadits”. Misi dari PT. Bank Negara Indonesia
Syariah, Tbk Cabang Medan adalah :
1. Melaksanakan operasional perbankan berdasarkan prinsip Syariah Islam.
2. Memberikan mutu pelayanan yang unggul pada nasabah dengan sistem front
end dan otomasi on line.
3. Meningkatkan kualitas bisnis di segmen pasar usaha retail.
4. Memberikan kontribusi laba yang nyata terhadap laba BNI 46 secara
BAB III
TOPIK PENELITIAN
A. Pembiayaan Mudharabah
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk
pembiayaan syariah yang disalurkan oleh PT. Bank Negara Indonesia Tbk Cabang
Medan adalah Pembiayaan Mudharabah. Pembiayaan Mudharabah adalah
pembiayaan yang dilakukan melalui kerjasama usaha antara dua pihak dimana
pemilik modal / bank (shahibul maal) menyediakan modal 100% sedangkan pihak
lainnya menjadi pengelola usaha / debitur (mudharib) dengan mensyaratkan jenis
ataupun bentuk usaha yang dilakukan.
Ketentuan-ketentuan umum dari pembiayaan mudharabah adalah :
1. Jumlah modal yang disetor pada nasabah selaku pengelola modal harus
diserahkan tunai, dan dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan
nilainya dalam satuan uang.
2. Hasil usaha yang dibagi sesuai dengan perhitungan dalam akad, pada setiap
bulan atau waktu yang disepakati. Bank selaku pemilik modal menanggung
kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah.
3. Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan, namun tidak
B. Sistem Pembiayaan Mudharabah
1. Pengajuan Permohonan Pembiayaan Mudharabah
Setiap permohonan pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Negara
Indonesia Syariah Cabang Medan harus diajukan secara tertulis dengan mengisi
Formulir Surat Keterangan Permohonan Pembiayaan (SKPP) yang telah
disediakan serta dilengkapi data yang diperlukan untuk bahan penilaian, seperti
yang tertera pada lampiran 2.
2. Syarat-Syarat Pembiayaan Mudharabah
Syarat-syarat penerima pembiayaan mudharabah yang dikeluarkan oleh PT.
Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan adalah sebagai berikut :
1. Usaha nasabah telah sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan PT.
Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan, yaitu :
a. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia dan Bank Negara
Indonesia Syariah.
b. Tidak termasuk dalam debitur pinjaman macet sesuai dengan informasi
dari Bank Indonesia dan Bank Negara Indonesia Syariah.
c. Tidak termasuk jenis usaha yang dilarang dan dihindari untuk dibiayai.
2. Usaha nasabah tidak termasuk dalam jenis usaha pemberian kredit yang
perlu dihindari yang bersifat spekulatif atau mempunyai resiko tinggi.
1. Syarat-syarat Pembiayaan Konsumtif kurang dari Rp. 20.000.000,-
diantaranya sebagai berikut :
a. Fotokopi KTP Suami dan Istri.
b. Fotokopi Kartu Keluarga dan Akte Nikah.
c. Asli Slip Gaji Pemohon.
d. SK Pengangkatan Pegawai Tetap / Surat Keterangan Masa Kerja.
e. Asli Slip Gaji Istri (bila ada).
f. Nama Ibu Kandung Pemohon.
g. Surat Kuasa, Surat Pernyataan Nasabah.
h. Surat Persetujuan Suami Istri.
i. Daftar Barang yang akan dibeli.
j. Asli Rekening Listrik dan Telepon Bulan Terakhir.
k. Biaya Administrasi 1% dari Pembiayaan.
l. Ditutup Asuransi Jiwa.
2. Syarat-syarat Pembiayaan Produktif lebih dari Rp. 20.000.000,- diantaranya
sebagai berikut :
a. Fotokopi KTP Suami dan Istri.
b. Fotokopi Kartu Keluarga dan Akte Nikah.
c. Fotokopi Surat Izin Usaha (SIUP, TDP, SITU).
d. Laporan Keuangan Usaha (Laba / Rugi, Neraca) 2 (dua) tahun terakhir.
e. Nama dan Alamat Pemasok / Supplier Utama minimal 3 (tiga) Pemasok.
f. Nama dan Alamat Pelanggan Utama minimal 3 (tiga) Pelanggan.
h. Nama Ibu Kandung Pemohon.
i. Biaya Administrasi 1% dari Pembiayaan.
3. Analisis dan Evaluasi Sistem Pembiayaan Mudharabah
Jika Account Officer dan Pimpinan Cabang menilai bahwa permohonan
pembiayaan mudharabah layak diproses lebih lanjut, maka Account Officer akan
menghubungi calon mudharib untuk menentukan kapan akan dilakukan
peninjauan langsung kelokasi usaha lokasi jaminan. Jenis-jenis Jaminan
Pembiayaan Mudharabah antara lain :
1. Jaminan Materil
Jaminan materil atau agunan dapat berupa benda bergerak dan tidak
bergerak.
a) Benda Bergerak
• Kendaraan bermotor yang memiliki nilai marketability.
Marketability adalah kekuatan barang jaminan itu untuk dijual /
dipasarkan.
• Surat Berharga yakni sertifikat Bank Indonesia (SBI).
• Tabungan pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang
Medan.
• Simpanan Giro pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang
b) Benda Tidak Bergerak
• Tanah berikut bangunan, status hak atas tanahnya adalah hak milik,
hak guna bangunan atau hak pakai yang mempunyai masa berlaku
disesuaikan dengan jangka waktu pembiayaan.
• Benda tidak bergerak lainnya yang dapat diterima sebagai jaminan
kredit sesuai dengan ketentuan PT. Bank Negara Indonesia Syariah
Cabang Medan.
2. Jaminan Immateril
Jaminan immateril dapat berupa jaminan perseorangan (personal guarantee)
atau jaminan perusahaan (corporate gurantee). Jaminan immateril
mengandung resiko yang sangat tinggi untuk dipergunakan sebagai jaminan
pembiayaan dan hanya dapat diterima sebagai jaminan tambahan.
Syarat-syarat agunan yang dijadikan sebagai jaminan pembiayaan adalah :
a) Mempunyai nilai ekonomis (dapat diperjualbelikan secara umum dan
jelas) dan nilai marketability.
b) Nilai agunan harus lebih besar dari jumlah pembiayaan yang diberikan.
c) Agunan tersebut tidak berada dalam persengketaan dengan pihak lain.
d) Agunan tersebut tidak ada ikatan jaminan dengan pihak lain.
Setelah diadakan peninjauan lokasi, maka account officer menyusun laporan
analisis pembiayaan, laporan data hasil kunjungan, dan laporan hasil peninjauan
agunan tanah / kios / kendaraan, dan laporan analisis rasio keuangan calon
mudharib. Laporan-laporan tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk
pejabat pemutus. Laporan keuangan calon mudharib beserta analisis yang
dilaksanakan oleh pihak bank pada permohonan pembiayaan mudharabah antara
lain adalah sebagai berikut :
a) Identitas dan status perusahaan.
b) Analisis Kualitatif.
1. Karakter
Karakter dan kredibilitas pemohon yang cukup baik.
2. Aspek Pemasaran
Posisi pasar pemohon menunjukkan hasil yang cukup baik, hal ini
terlihat dari jenis produk / barang dagangan memenuhi kebutuhan
konsumen, harga jual lebih murah dibanding pesaing, personil
terampil dan cepat, pemohon memiliki strategi pemasaran yang
tepat, lokasi dan usaha yang strategis.
3. Situasi Pasar dan Persaingan.
Orientasi pemasaran adalah lokal. Perkembangan pasar
diperkirakan tetap stabil, tingkat persaingan cukup kompetitif, dan
target market perusahaan ini adalah kalangan menengah kebawah.
4. Manajemen.
Pengalaman manajemen di nilai baik, walaupun sistem manajemen
5. Pemenuhan Bahan Baku Oleh Perusahaan.
Perusahaan mempunyai supplier tetap sehingga pemenuhan
kebutuhan bahan baku terjamin.
6. Kendala yang Dihadapi.
Kendala yang dihadapi saat ini adalah tingkat produksi yang
rendah sedangkan permintaan pasar terus meningkat hal ini
diakibatkan oleh kekurangan modal perusahaan.
c) Analisis Kuantitatif.
Pada analisis kuantitatif oleh PT. Bank Negara Indonesia Syariah
Cabang Medan digunakan laporan keuangan calon mudharib sebagai
berikut :
1. Laporan Laba / Rugi.
2. Neraca.
3. Rekonsiliasi Aktiva Tetap.
4. Rekonsiliasi Modal.
5. Pernyataan Kas.
Kelemahan-kelemahan atau resiko yang mungkin ada pada calon mudharib :
a. Resiko Umum
Secara umum, resiko yang mungkin dapat dihadapi mudharib adalah
persaingan dimana banyak terdapat usaha sejenis dikota Medan, namun dengan
sistem penjualan mudharib dengan menggunakan agen penjualan, serta
memberikan fee kepada tenaga kerja marketer tersebut dinilai cukup efektif untuk
b. Resiko Khusus
Sistem penjualan dengan menggunakan tenaga marketer yang profesional,
yang sewaktu-waktu dapat berpindah ke perusahaan lain. Namun hal ini dapat
diatasi dengan memberikan fee kepada tenaga marketer sesuai dengan jumlah
omset yang didapat oleh tenaga marketer tersebut.
c. Resiko Pembayaran Pembiayaan
Resiko ini dapat ditanggulangi dari jaminan yang diserahkan, contoh : satu
bidang tanah dengan kepemilikan SHM No. xxx tanggal xx-xx-xxxx atas nama
Tn. X diikat HT pertama Rp. 250.000.000,-.
Kesimpulan Atas Analisis Kualitatif dan Kuantitatif :
1. Analisis Watak (Character)
Karakter dan kredibilitas pemohon cukup baik, dikenal dikalangan
pemasok dan langganan, kondisi keuangan bisnis saat ini lancar, tidak
termasuk dalam daftar hitam dan kredit macet Bank Indonesia.
2. Analisis Kemampuan (Capacity)
Dari pengalaman berdagang selama ini menunjukkan pemohon mampu
mengelola usaha dibantu saudara dan beberapa orang karyawan.
3. Analisis Modal (Capital)
Modal usaha menunjukkan angka positif terhadap rasio hutang dengan
sendiri dari laba perusahaan yang digunakan untuk membiayai
operasional perusahaan.
4. Analisis Kondisi dan Prospek Usaha (Condition)
Tingkat pertumbuhan masih positif dan profitabilitas baik.
5. Analisis Agunan (Collateral)
Agunan yang diserahkan adalah tanah dan bangunan milik pemohon
yang nilainya menutupi jumlah pinjaman.
4. Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan (dalam 000) PT. “T”
Kalkulasi Kebutuhan Modal Kerja Metode Perputaran Unsur Modal Kerja 1. Lamanya perputaran masing-masing modal kerja :
Adapun perhitungan lamanya perputaran masing-masing modal kerja
terdapat pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1
Perhitungan Lamanya Perputaran Masing-Masing Modal Kerja PT.”T”
Keterangan Rasio Keuangan Hasil
Kas&Bank
Jumlah 117,61 hari
Dari tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa pihak PT. Bank Negara Indonesia
Syariah menghitung jumlah perputaran masing-masing modal kerja pihak
nasabahnya yang ada pada PT. “T” adalah selama 117,61 hari.
2. Perputaran modal kerja keseluruhan
Rumus Perhitungan Perputaran Modal Kerja Keseluruhan PT.”T”
Perputaran Modal Kerja = 360 hari 117,61 hari
= 3,06 kali
Dari rumus diatas, dapat kita ketahui bahwa jumlah perputaran keseluruhan
modal kerja yang ada pada PT.”T” adalah sebanyak 3.06 kali.
3. Kebutuhan modal kerja
Adapun perhitungan kebutuhan modal kerja terdapat pada tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2
Perhitungan Kebutuhan Modal Kerja PT.”T”
a. Pada Tingkat Omset Sekarang
3,06
668.350 Rp 218.354
b. c.
Peningkatan Penjualan yad
Kebutuhan Modal Kerja 120%
Rp 480.379 Rp 262.025
d. Modal Kerja yang Ada - Total Aktiva Lancar - Disponible Kredit
261.770
0 + Rp 261.770
Rp 218.610
e. Pembayaran Kredit yang Ada
(Pemasok/Bank Lain) Rp 85.557
Dari tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa pihak PT. Bank Negara Indonesia
Syariah melakukan perhitungan kebutuhan modal kerja yang ada pada PT.”T”
adalah sebanyak Rp 304.167,-.
5. Pencatatan akuntansi pembiayaan mudharabah
Adapun pencatatan akuntansi pembiayaan mudharabah terdapat
pada tabel 3.3 berikut :
Tabel 3.3
Jurnal Pembiayaan Mudharabah Pada PT.”T”
No. Keterangan Debit Kredit
1. Pada saat pencairan dana mudharabah
Pembiayaan Mudharabah Kredit rek. Mudharib
Rp250.000.000
Rp250.000.000 2. Pada saat menerima pembayaran bagi hasil
Debet rek. Mudharib Kredit pendapatan
Rp xxx
Rp xxx 3. Pada saat pengembalian modal
Debet rek/giro mudharib
Kredit pembiayaan mudharabah
Rp xxx
Rp xxx
Sumber : PT. BNI Syariah
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pihak PT. Bank Negara Indonesia
Syariah menerima pencatatan jurnal yang dilakukan oleh PT.”T”. Oleh karena itu,
pihak PT. Bank Negara Indonesia Syariah dapat mengetahui dengan mudah
besarnya hebutuhan modal yang diperlukan oleh PT. “ T “.
C. Analisis Hasil Penelitian Terhadap Sistem Pembiayaan Mudharabah
Setiap tahapan proses pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Negara
dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Hal ini disebabkan karena pembiayaan
mudharabah merupakan salah satu produk BNI Syariah yang mengandung resiko
yang akan merugikan bank dan dapat mempengaruhi kepentingan masyarakat
penyimpan dana dan para pengguna jasa perbankan lainnya, walaupun
dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah. Prinsip kehati-hatian dalam pembiayaan
terdapat pada analisis kualitatif dan kuantitatif, dan termasuk dalam melakukan
peninjauan langsung ke lapangan atas kelayakan usaha mudharib untuk dibiayai.
Analisis kualitatif dilakukan terhadap karakter pemohon, latar belakang dan
kualitas manajemennya. Selain itu juga dilakukan penilaian terhadap kualitas dan
stabilitas usaha dengan mempertimbangkan posisi pasar, persaingan serta prospek
usaha. Analisis kuantitatif digunakan untuk melakukan analisa kelayakan modal
dan kapasitas perusahaan yang akan dibiayai dan jaminan yang diserahkan
mudharib untuk mendukung permohonan pembiayaan mudharabah. Agar analisis
lebih akurat kedua metode analisis dikombinasikan.
Pemberian pembiayaan mudharabah harus melalui sistem yang telah
ditetapkan oleh bank untuk menghindari resiko pembiayaan. Sistem pembiayaan
mudharabah ada tiga tahap penting yaitu analisis dan evaluasi pembiayaan,
pengusulan pembiayaan, putusan / persetujuan pembiayaan. Pejabat pemutus
persetujuan pembiayaan mudharabah adalah Pengelola Pemasaran (PPM),
Sistem pembiayaan mudharabah yang telah dibahas sebelum untuk menentukan
apakah calon mudharib layak atau tidak layak menerima pembiayaan analisis
dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh bank. Permohonan
pembiayaan mudharabah yang diajukan oleh calon mudharib ditolak karena tidak
layak dinilai dari segi tujuan penggunaan kredit dan dari segi repayment capacity,
calon debitur dinilai belum mampu mengembalikan angsuran pembiayaan
mudharabah.
Kriteria mudharib yang dianggap layak menerima pembiayaan mudharabah
adalah sebagai berikut :
1. Melengkapi data-data yang diperlukan untuk pengajuan pembiayaan
mudharabah baik untuk calon mudharib perorangan atau untuk badan usaha.
2. Usaha mudharib telah sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan PT.
Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan yaitu :
a) Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia dan BNI Syariah.
b) Tidak termasuk debitur pinjaman kredit macet sesuai dengan informasi
Bank Indonesia dan BNI Syariah.
c) Tidak termasuk jenis usaha yang dilarang dan dihindari untuk dibiayai.
3. Apabila calon mudharib telah menjadi nasabah, selama berhubungan dengan
BNI Syariah mempunyai reputasi baik.
4. Analisis rasio keuangan calon mudharib sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh BNI Syariah.
5. Nilai agunan / jaminan harus lebih besar dari jumlah pembiayaan yang
D. Flowchart Sistem Pembiayaan Mudharabah
Pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Medan, sistem
pembiayaan mudharabah kepada calon mudharib dapat dilihat dari
flowchart/lampiran 3 yang terdapat pada halaman belakang tugas akhir ini. Sistem
pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia Cabang
Medan diawali dengan adanya calon mudharib yang harus mengajukan surat
permohonan pembiayaan mudharabah dan data-data kelengkapan permohonan
pembiayaan mudharabah terlebih dahulu. Setelah itu, seluruh data-data yang telah
diajukan diterima pihak bank dan pihak bank meneliti apakah data-data tersebut
telah lengkap diberikan oleh calon mudharib.
Setelah pihak bank menerima dan memeriksa kelengkapan data-data calon
mudharib, maka pihak bank menganalisis tempat tinggal dan tempat usaha calon
mudharib apakah telah sesuai dengan data-data yang diterima pihak bank dan
memutuskan apakah calon mudharib layak atau tidak menerima pembiayaan
mudharabah. Jika pada kenyataannya telah sesuai dengan data-data yang
diberikan oleh calon mudharib, maka pihak bank sekali lagi akan memberikan
pendapat layak atau tidaknya calon mudharib tersebut memperoleh pembiayaan
mudharabah.
Selanjutnya, data-data permohonan pembiayaan mudharabah akan
diinginkan oleh calon mudharib jika tidak ada lagi data-data dari calon mudharib
yang kurang. Calon mudharib resmi menjadi mudharib BNI Syariah dan dana
pembiayaan mudharabah segera dapat dicairkan oleh mudharib dan dipergunakan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. BNI Syariah adalah sebuah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip
syariah yaitu Al-Quran dan Al-Hadits, sehingga BNI Syariah jauh dari
praktek-praktek yang mengandung riba.
2. Adanya perbedaan pembiayaan di bank syariah dengan bank konvensional.
Perbedaan terletak pada penetapan sistem bagi hasil pada pembiayaan bank
syariah dan sistem bunga pada kredit bank konvensional.
3. Sistem pembiayaan di bank syariah tidak jauh berbeda dengan sistem
pemberian kredit pada bank konvensional, yaitu menerapkan pinsip-prinsip
pembiayaan atau kredit yang kuat serta analisis pembiayaan atau kredit yang
cermat dengan pertimbangan berbagai aspek namun tetap disesuaikan
dengan prinsip-prinsip syariah.
4. Sistem aplikasi pembiayaan mudharabah di BNI Syariah telah dilaksanakan
sebagaimana mestinya dan menerapkan prinsip kehati-hatian ini dapat
dilihat dari adanya pemisahan tugas yang memadai, dilakukannya analisis
dan sistem otorisasi terhadap permohonan pembiayaan serta adanya
dokumen dan catatan yang cukup dalam proses aplikasi pembiayaan
Adapun kelemahan dari pembiayaan mudharabah yaitu:
a. Secara spesifik dalam pembiayaan mudharabah sangat diperlukan unsur
kepercayaan yang tinggi dari bank terhadap nasabah. Hal ini
menyebabkan timbulnya kesulitan dalam mencari nasabah yang
potensial sehingga secara otomatis bagi hasil yang ditawarkan pada
penyimpanan dana lebih rendah dari tingkat bunga bank konvensional
sehingga peningkatan kuantitas nasabah sulit di capai.
b. Masih terdapatnya jaminan atau agunan dari nasabah yang diterapkan
oleh BNI syariah dalam proses pembiayaan mudharabah yang diberikan
karena tingkat resiko yang tinggi dalam pembiayaan mudharabah dan
kondisi perekonomian saat ini, serta karena sulitnya untuk mencari
nasabah yang potensial untuk dibiayai, hal ini sebenarnya tidak terdapat
dalam prinsip syariah yang sebenarnya.
B. Saran
Adapun saran yang diberikan penulis kepada PT. Bank Negara Indonesia
Syariah Cabang Medan dalam mensejahterakan perekonomian dimasyarakat dan
meningkatkan keinginan masyarakat untuk menyimpan uangnya dalam bentuk
kredit, yaitu :
usaha, kondisi usaha dan rencana bisnis calon mudharib. Apabila
pembiayaan yang diberikan terlalu rendah dengan kebutuhan mudharib tidak
mencapai sasaran dan pembiayaanpun tidak dapat dikembalikan.
2. Sebaiknya calon-calon mudharib diberikan sistem pembiayaan yang lebih
cepat dan ringkas sehingga tercapai kepuasan nasabah dan efisiensi dalam
pelayanan perbankan sehingga tingkat profitabilitas dapat ditingkatkan,
namun tetap memperhatikan tingkat safety. Perlakuan tersebut hendak
memperhatikan kondisi calon mudharib yang relatif heterogen, baik dari
segi karakter, kemampuan, kondisi usaha dan angunan yang ada. Selain itu,
pengelompokan pembiayaan berdasarkan maksimal pembiayaan hendaknya
memerlukan teknik yang berbeda guna mempermudah calon mudharib
memperoleh pembiayaan. Untuk pembiayaan dengan maksimal pembiayaan
yang rendah hendaknya calon mudharib diberi keringanan dalam
melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan pada tahap permohonan
pembiayaan mudharabah.
3. Melakukan peninjauan secara langsung terhadap operasioanal perusahaan
yang akan dibiayai sehingga memperoleh informasi yang akurat tentang
kelayakan calon mudharib menerima pembiayaan, selain itu inspeksi
terhadap perkembangan usaha dan keadaan calon debitur sebaiknya
dilakukan secara mendadak. Hal ini disebabkan tujuan peninjauan
kelapangan adalah untuk memastikan bahwa objek yang dibiayai sesuai
4. BNI Syariah harus meningkatkan mutu karyawan, terutama karyawan yang
ada dalam unit pemasaran, karena unit pemasaran memegang peranan
penting sehubungan pengkoordinasian seluruh kegiatan yang ada dalam
proses pembiayaan terutama pembiayaan mudharabah sekaligus dalam
menseleksi dan mencari nasabah-nasabah yang potensial. Sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi hasil yang besar bagi penyimpan dana dan
diharapkan lebih kompetitif dengan tingkat bunga bank konvensional,
sehingga penyimpan dana lebih tertarik untuk menyimpan dananya di BNI
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Faisal, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Universitas Muhammadiah Malang, Malang.
Antonio, Syafi’i, 2001. Bank Syariah ; Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta.
Arifin, Zainul, 2002. Dasar-Dasar Manajemen Syariah, Cetakan Pertama, Alvabet, Jakarta.
Irmayanto, Juli, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta.
Saeed, Abdullah, 2003. Bank Islam dan Bunga, Cetakan Pertama, Penerbit Pusaka Pelajar, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2003. Pedoman Akuntansi Syariah Indonesia, Cetakan Pertama, Penerbit Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia, Jakarta.
Institut Bankir Indonesia, 2003. Bank Syariah : Konsep Produk dan
Implementasi Operasional, Cetakan Kedua, Penerbit Djambatan, Jakarta.
Simorangkir, O.P, 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan NonBank, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.
Tangkilisan, Hessel Nogi. S, 2006. Mengelolah Kredit Bank Berbasis Good
Corporate Governance, Penerbit Balariung & Co, Yogyakarta.
Lampiran 2
FORMULIR SURAT KETERANGAN PERMOHONAN PEMBIAYAAN