• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI

E. Rencana Kegiatan

Ada beberapa rencana kegiatan yang telah dibuat oleh perusahaan yaitu :

1. Bank secara berkesinambungan terus melakukan peningkatan pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, dengan demikian peluncuran produk baru/diversifikasi selalu bero- rientasi pada pengembangan sektor rill.

2. Rencana pertumbuhan kredit sebesar 17% atau sebesar Rp 2.908 milliar pertumbuhan ini diprioritaskan untuk sektor ekonomi produktif yang sesuai dengan potensi daerah dalam rangka meningkatkan porsi kredit produktif, baik kredit investasi maupun kredit modal kerja, lebih khusus untuk mendukung usaha skala mikro dan kecil (UMK). Penghimpunan

Dana Pihak Ketiga direncanakan tumbuh sebesar 28,10% atau sebesar Rp 4.480 milliar, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga diproyeksikan berasal dari tabungan, deposito serta giro masyarakat untuk mencapai komposisi dana pihak ketiga diluar dana Pemda minimal 70 persen.

3. Penambahan jaringan unit kantor secara berkesinambungan terus diupayakan di kecamatan yang memiliki potensi di Sumatera Utara, sehingga pelayanan terhadap masyarakat dapat dioptimalkan demikian juga penambahan ATM di berbagai tempat.

4. Direncanakan penambahan setoran modal dari masing-masing Pemerintah Kabupaten/ Kota se Sumatera Utara dan Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara.

5. Non Performing Loan (NPL) diproyeksikan tetap dibawah rasio 5 %.

Supervisi dan penagihan atas kredit bermasalah akan terus ditingkatkan guna memperbaiki kualitas kredit yang secara langsung dapat berdampak pada peningkatan CAR.

6. Memperkuat daya saing ditengah ketatnya persaingan melalui penguatan brand awarness dengan melakukan kegiatan promosi dan spesial event serta memaksimalkan fungsi pemasaran di unit operasional.

PEMBAHASAN

A. Sumber Dana Bank

Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki usaha pokok berupa penghimpun dana yang (sementara) tidak dipergunakan untuk kemudian hari menyalurkan kembali dana tersebut kedalam masyarakat untuk jangka waktu tertentu. Fungsi untuk mencari dan selanjutnya menghimpun dana dalam bentuk simpanan (deposit) sangat mementukan pertumbuhan suatu bank sebab volume dana yang berhasil dihimpun atau disimpan tentunya akan menetukan pula volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk penanaman dana yang menghasilkan, misalnya dalam bentuk pemberian kredit pembelian efek-efek atau surat berharga dalam pasar uang. Dengan adanya usaha pokok bank tersebut, maka diperlukan manajemen dana bank.

Manajemen bank adalah suatu sistem pola pengaturan yang sistematis untuk mengelola sumber-sumber ekonomi yang tersedia, terarah dan terpadu, serta memanfaatkan secara penuh hasil yang dicapai bagi kesejahteraan perusahaan, karyawan dan masyarakat dalam mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Dengan adanya suatu proses manajemen bank yang baik dan terarah maka tentu akan tercapailah seluruh tujuan perusahaan yang diinginkan. Kunci dari keberhasilan manajemen bank adalah bagaimana bank tersebut bisa merebut hati masyarakatnya

sehingga peranannya sebagai financial intermediary berjalan dengan baik. Bank adalah perantara keuangan masyarakat yaitu perantara dari mereka yang kelebihan uang dengan mereka yang kekurangan uang. Jadi, bagaimana bank melayani dengan sebaik-baiknya bagi mereka yang kelebihan uang dan menyimpan uangnya dalam bentuk giro, deposito dan tabungan serta melayani kebutuhan uang masyarakat melalui pemberian kredit, itulah kunci kesuksesan manajemen bank. Karena itu, semua pelayanan bank kepada masyarakat, peralatan canggih yang dimiliki, keterampilan personil dan lain-lainnya, adalah dalam rangka menjalankan peranan selaku perantara keuangan, artinya menjalankan dua fungsi utama bank, yaitu menghimpun dana masyarakat (to receive deposits) dan memberikan kredit.

Dari uraian diatas, kita dapat mendefenisikan manajemen dana bank sebagai suatu proses pengelolaan penghimpunan dana-dana masyarakat kedalam bank dan pengalokasian dana-dana tersebut bagi kepentingan bank dan masyarakat pada umumnya serta pemupukannya secara optimal melalui penggerakan semua sumber dana yang tersedia demi mencapai tingkat rentabilitas yang memadai sesuai dengan batas ketentuan peraturan yang berlaku. Ruang lingkup kegiatan manajemen dana bank dengan bertitik tolak dari pengertian dan defenisi diatas adalah segala aktivitas bank dalam rangka penghimpunan dana-dana masyarakat, aktivitas bank untuk menjaga kepercayaan masyarakat dengan penyediaan uang tunai bagi pemeliharaan kepentingan masyarakat penyimpan, penempatan dana dalam bentuk kredit sebagai usaha pelayanan kebutuhan uang masyarakat dan penempatan dana dalam bentuk-bentuk yang lain, baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang demi

kepentingan rentabilitas (profitability) dan pengelolaan modal bagi bank agar dapat berfungsi wajar sesuai dengan peranannya selaku penggerak aktivitas.

Aktivitas paling utama dari Direksi Bank adalah manajemen dana (management of funds) baik mengatur dana yang masuk dari masyarakat (melalui giro, deposito dan

tabungan ) maupun yang dikeluarkan bank daalm bentuk kredit. Hal diatas sesuai dengan perantara bank selaku perantara keuangan masyarakat (financial intermediary). Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan persoalan bank

yang paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berbuat apa-apa artinya tidak berfungsi sama sekali.

Menurut Sinungan (2000: 84) dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan tiap waktu digunakan. Uang tunai yang dimiliki ataupun yang dikuasai bank tidaklah berasal dari uang milik bank itu sendiri, tapi juga berasal dari uang orang lain uang pihak yang lain ”dititipkan” pada pihak bank dan sewaktu-waktu atau pada saat tertentu, akan diambilnya kembali baik sekaligus maupun berangsur-angsur. Berdasarkan pengalaman dilapangan atau bukti-bukti empiris, uang bank sendiri yang berasal dari modal dan cadangan modal sebesar 7% sampai 8% dari total aktiva bank. Di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terkhir, tercatat bahwa jumlah modal dan cadangan modal di bank-bank yang hanya 4% dari total aktiva. Ini berarti sebagian besar modal kerja bank berasal dari dana pihak-pihak lain diluar bank yaitu dana dari masyarakat, dana dari bank dan lembaga keuangan lainnya serta dana dari penjualan/kredit likuiditas dari bank sentral.

Sebenarnya, dalam prinsip ilmu manajemen modern, status badan dan usaha

adalah badan usaha yang dapat secara optimal memanfaatkan dana permodalan dari sumber luar. Bagi perusahaan industri atau perdagangan dimana modal usaha terbesar adalah justru berasal dari kredit bank yang jumlahnya berkisar antara 10% sampai 20% saja. Dana bank yang digunakan sebagai modal operasional bersumber dari dana sendiri yang sering disebut juga dana dari pihak pertama yaitu dana dari modal bank sendiri yang berasal dari para pemegang saham, dana dari pinjaman pihak luar bank yang sering disebut dengan dana dari pihak kedua dan dana dari masyarakat yang sering disebut dengan dana dari pihak ketiga.

1. Dana Dari Modal Sendiri (Pihak Pertama)

Menurut Dendawijaya (2005: 47) dana dari modal sendiri adalah dana yang berasal dari pemilik bank atau para pemegang saham, baik para pemegang saham pendiri (yang pertama kalinya ikkut mendirikan bank tersebut) maupun pihak pemegang saham yang ikut dalam usaha bank tersebut pada waktu kemudian, termasuk para pemegang saham publik (jika misalnya bank tersebut sudah go public atau merupakan suatu badan usaha terbuka.

Dalam neraca bank, dana modal sendiri tertera dalam rekening modal dan cadangan yang tercantum pada sisi passiva (liabilities). Dana modal sendiri terdiri ata beberapa bagian (pos), yaitu sebagai berikut:

a. Modal yang disetor

Modal yang disetor yaitu jumlah yang disetor secara efektif oleh para pemegang saham pada bank itu sendiri. Uang yang telah disetor oleh pemegang saham tersebut selamanya akan tetap mengendap dalam bank dan

tidak mudah ditarik begitu saja oleh penyetornya. Umumnya modal setoran pertama dari para pemilik bank (pemegang saham = stockholders) ini sebagian dipergunakan bank untuk saran perkantoran, peralatan kantor dan promosi untuk menarik minat masyarakat.

b. Agio saham

Agio saham adalah nilai selisih jumlah uang yang dibayarkan oleh pemegang saham baru dibandingkan dengan nilai nominal saham.

c. Cadangan-cadangan

Cadangan-cadangan yaitu sebagian dari laba bank yang diserahkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang dipergunakan untuk menutup timbulnya risiko di kemudian hari.

d. Laba yang ditahan

Laba yang ditahan atau retained earnings yang mestinya milik pemegang saham, tapi oleh mereka sendiri diputuskan untuk tidak dibagi dan dimasukkan kembali dalam modal kerja atau dana yang siap diputar kembali.

Biasanya retained earnings ini dugunakan untuk memperkuat posisi cash reserve atau untuk pertambahan loanable funds).

Bila kita amati perkembangan neraca bank (khususnya disebelah passiva) dari tahun ketahun, maka perubahan dana sendiri akan terlihat pada pos-pos cadangan dan laba yang ditahan. Pada modal yang disetor tidak ada perubahan, karena hal itu terjadi sekali saja, yaitu pada waktu berdirinya bank tersebut. Melalui kenaikan dua pos diatas, dapat juga dijadikan indikasi tentang kemajuan bank bersangkutan yang

berarti kepercayaan masyarakat bertambah baik dan bank telah dapat menempatkan dirinya dalam posisi yang diterima bahkan dibutuhkan masyarakat.

2. Dana Pinjaman Dari Pihak Luar (Dana Pihak Kedua)

Dana dari pihak kedua ini yaitu pihak yang memberikan pijaman dana (uang) pada bank terdiri dari tiga pihak yaitu pinjaman dari bank-bank lain, pinjaman dari bank atau lembaga keungan lain di luar negeri, pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan pinjaman dari Bank Sentral (Bank Indonesia).

a. Pinjaman dari bank-bank lain

Pinjaman dari bank-bank lain dikenal dengan call money yaitu pinjaman harian antar bank. Pinjaman ini biasanya diminta bila ada kebutuhan mendesak yang diperluakan bank. Jangka waktu call money ini tidak lama yaitu sekitar satu bulan bahkan hanya beberapa hari saja. Kadangkala ada yang meminjam hanya satu malam sehingga sering disebut juga dengan overnight call money.

b. Pinjaman dari Bank atau Lembaga Keuangan lain di luar negeri

Biasanya berbentuk pinjaman jangka menengah atau jangka panjang.

Realisasi pinjaman ini dari Bank Internasional atau lembaga-lembaga lain secara tidak langsung. Bank Indonesia selaku bank sentral ikut serta mengawasi pelaksanaan pinjaman tersebut demi menjaga solvabilitas bank bersangkutan.

c. Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank

Pinjaman dari LKBB ini kadangkala tidak benar-benar berbentu pinjaman atau kredit tapi lebih banyak berbentuk surat berharga yang dapat diperjual belikan sebelum tanggal jatuh tempo. Misalnya berbentuk sertifikat bank atau deposit on call dengan jangka waktu melebihi tiga bulan dan dapat

diperpanjang kembali tanpa mengeluarkan sertifikat baru. Dalam banyak hal, pinjaman seperti ini dapat digolongkan pada sumber dana dari pihak ketiga yaitu dari masyarakat.

d. Pinjaman dari Bank Sentral (Bank Indonesia)

Untuk membiayai usaha-usaha masyarakat yang tergolong prioritas apalagi yang berprioritas tinggi seperti kredit investasi pada sektor-sektor yang harus ditunjang sesuai dengan petunjuk pelita (misalnya pertanian, pangan, perhubungan, industri penunjang sektor pertanian, tekstil, ekspor dan migas, kredit-kredit dalam rangka peningkatan kehidupan masyarakat golongan ekonomi lemah, koperasi dan sebagainya), kredit produksi dan modal kerja, dan kredit-kredit lainnya, maka Bank Indonesia memberikan bantuan dana yang dikenal dengan nama: Kredit Likuiditas.

Pemberian kredit likuiditas untuk proyek-proyek prioritas pembangunan telah memberikan angin segar bagi kalangan perbankan semenjak tahun 1969 yaitu semenjak pertama kali pemerintah memberikan investasi. Hal dikarenakan posisi kredit likuiditas yang terbesar dari suatu pembayaran proyek. Misalnya bank memberikan kredit investasi sebesar Rp.100 juta. Bantuan kredit likuiditas dari Bank

kredit Rp. 100 juta tersebut, dana kredit likuiditas dapat mencapai Rp.70 juta dan yang Rp. 30 juta diambil dari dana sendiri Bank bersangkutan. Secara ekonomis, dengan melihat sumber cost of money, maka walaupun kredit investasi itu berbunga murah, tapi tetap bisa memberikan keuntungan besar bagi bank pelaksana. Hal ini disebabkan karena peranan kredit likuiditas Bank Indonesia yang memberikan perangsang kuat bagi terselenggaranya kredit-kredit berprioritas tinggi.

3. Dana Dari Masyarakat (Pihak Ketiga)

Bank bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat dan bertindak selaku perantara bagi keuangan masyarakat. Oleh karena itu, bank harus selalu berada di tengah masyarakat agar arus uang dari masyarakat yang kelebihan dana dapat ditampung dan disalurkan kembali kepada masyarakat. Kepercayaan masyarakat akan keberadaan bank dan keyakinan masyarakat bahwa bank akan menyelesaikan permasalahan keuangan dengan sebaik-baiknya merupakan suatu keadaan yang diharapkan oleh semua bank. Untuk itu, bank selalu memberikan pelayanan (service) yang memuaskan masyarakat.

Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (bisa mencapai 80% ΜΆ 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank). Dana dari masyarakat terdiri dari berbagai jenis, yaitu Giro (demand deposit), Tabungan (saving), dan Deposito (time deposit).

a. Giro

Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yangpenarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.

Menurut Taswan (2015: 89) bahwa giro merupakan simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau surat pemindahan buku lainnya. Cek adalah surat perintah pembayaran tanpa syarat, sedangkan bilyet giro adalah surat perintah pemindah bukuan.

Dalam pelaksanaannya, giro ditatausahakan oleh bank dalam suatu rekening yang disebut rekening koran, jenis rekening giro ini dapat berupa :

a. Rekening atas nama perorangan.

b. Rekening atas nama suatu badan usaha / lembaga, dan c. Rekening bersama / gabungan.

Dalam kehidupan modern sekarang, motif transaksi dan berjaga-jaga adalah yang paling banyak mewarnai alasan penguasaan uang tunai. Bagi kaum menengah keatas dan pengusaha (kecil, menengah, dan besar), mempunyai rekening giro pada bank merupakan kebutuhan mutlak demi kelancaran pembayaran dalam berbagai urusan bisnisnya. Penggunaan cek dalam transaksi pembayaran telah melampaui jumlah penggunaan uang kartal.

2. Tabungan

Menurut Taswan (2015: 95) Tabungan merupakan simpanan masyarakat atau pihak lain yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui syarat-syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak bisa ditarik dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau yang dipersamakan dengan itu. Syarat-syarat tertentu misalnya harus ditarik secara tunai, penarikan hanya dalam kelipatan nominal tertentu, jumlah penarikan tidak boleh melebihi saldo minimal tertentu.

Program tabungan yang pernah diperkenankan pemerintah sejak tahun 1971 adalah tabanas, taska, tappel pram, tabungan ongkos naik haji, dan lain-lain. Akan tetapi, adanya berbagai deregulasi dibidang perbankan, seperti paket Juni 1983 dan paket Oktober 1988 menyebabkan semua bank memiliki berbagai jenis produk tabungan dengan nama yang khusus serta memberikan rangsangan yang menarik bagi nasabahnya. Semua bank diperkenankan untuk mengembangkan sendiri berbagai jenis tabungan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat tanpa perlu adanya persetujuan dari Bank Sentral (Bank Indonesia), seperti diperkenalkannya tabungan harian (dengan tingkat bunga yang dihitung harian secara rata-rata), adanya penarikan undian berhadiah, kemudian untuk menyetor maupun menarik dana, serta berbagai fasilitas lainnya.

Program tabungan yang ada di PT. Bank SUMUT adalah Martabe Umum, Martabe Gaji, Martabe KPE, Martabe Mahasiswa, Martabe SUMUT Sejahtera, Martabe Bina Siswa Mandiri, Martabe Valas, Tabunganku dan Simpeda.

3. Deposito

Menurut Taswan (2015 :103) menyebutkan bahwa Deposito merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.

Jatuh tempo deposito umumnya terdiri dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.

Pada kondisi bank membutuhkan dana likuiditas yang relatif besar, semakin lama jangka waktu deposito, semakin tinggi tingkat suku bunganya. Sebaliknya dalam kondisi ekonomi normal tingkat suku bunga deposito akan semakin kecil untuk deposito yang semakin berjangka waktu semakin lama.

Apabila sumber dana bank didominasi oleh dana yang berasal dari deposito berjangka, pengaturan likuiditasnya relatif tidak terlalu sulit. Akan tetapi dari sisi biaya, dana akan sulit untuk ditekan sehingga akan mempengaruhi tingkat suku bunga kredit bank yang bersangkutan.

Berbeda dengan giro, dana deposito akan mengendap di bank karena pemegangnya (deposan) tertarik dengan tingkat bunga yang ditawarkan oleh bank dan adanya keyakinan bahwa pada saat jatuh tempo (apabila tidak ingin memperpanjang) dananya dapat ditarik kembali. Terdapat berbagai jenis deposito, yakni :

a. Deposito berjangka, b. Sertifikat deposito, dan c. Deposits on call.

Deposito berjangka merupakan bukti simpanan yang dikeluarkan bank atas nama, sedangkan sertifikat deposito dikeluarkan oleh bank atas unjuk. Disamping itu, sertifikat deposito dapat dipindahtangankan, diperjualbelikan, dan dapat dijadikan jaminan (agunan) bagi permohonan kredit pada bank.

B. Manfaat Giro, Tabungan, dan Deposito

1. Manfaat Giro

Ada beberapa manfaat giro yang dapat diperoleh, yakni : a. Bagi Bank

1. Merupakan sumber pendanaan bank,

2. Merupakan sumber pendapatan bank dari penggunaan jasa perbankan yang merupakan aktifitas penggunaan jasa giro (fee based income).

b. Bagi Nasabah

1. Memberikan sarana layanan tambahan yang mempercepat dan mempermudah nasabah melakukan pembayaran tagihan jasa yang mereka pergunakan,

2. Nasabah bank dapat dengan mudah melakukan pembayaran tagihan, baik melalui jaringan ATM maupun melalui mesin EDC yang tersedia di kantor Bank,

3. Nasabah bank lain dapat memanfaatkan jasa layanan Bill Payment melalui mesin ATM bank sendiri dan mesin EDC dalam melakukan transaksi pembayaran tagihan.

2. Manfaat Tabungan

Manfaat tabungan dapat digolongkan dalam dua golongan, yaitu pihak bank dan pihak nasabah.

a. Bagi Bank

1. Sebagai sumber dana dan digunakan sebagai dana pemberian kredit 2. Dapat membina hubungan baik dengan nasabah atau masyarakat, b. Bagi Nasabah

1. Tempat penyimpanan uang yang aman dan terpercaya,

2. Dana yang produktif dan dapat dijadikan sebagai jaminan kredit, 3. Cara pengumpulan uang bisa sedikit demi sedikit,

4. Frekuensi tabungan tidak dibatasi.

3. Manfaat Deposito

a. Mendapatkan tingkat suku bunga kompetitif.

b. Dapat dijadikan jaminan kredit,

c. Dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (syarat & ketentuan berlaku), d. Tersedia dalam pilihan mata uang sesuai dengan kebutuhan anda

e. Bunga dapat ditransfer ke rekening Tabungan, Giro atau menambah pokok simpanan,

f. Pada saat jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over / ARO) atau tidak otomatis (non ARO),

g. Tersedia dalam berbagai pilihan jangka waktu sesuai dengan kebutuhan, yaitu 1, 3, 6 atau 12 bulan.

C. Sistem Perhitungan Bunga

PT Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan menghitung bunga berdasarkan saldo harian. Pada metode ini bunga dihitung dari saldo harian.

Bunga tabungan dalam bulan berjalan dihitung dengan menjumlahkan hasil perhitungan bunga setiap harinya. Rumus yang digunakan untuk menghitung bunga berdasarkan saldo harian adalah:

π΅π‘’π‘›π‘”π‘Ž = π‘ π‘Žπ‘™π‘‘π‘œ Γ— π‘ π‘’π‘˜π‘’ π‘π‘’π‘›π‘”π‘Ž 365

1. Giro

Tabel 3.1 Suku Bunga Giro Suku Bunga Giro

Tiering Saldo Suku Bunga (%) pa

<Rp. 50.000.000 3,00

Rp. 50.000.000 - < Rp 100.000.000,-- 3,25

> Rp. 100.000.000,-- 3,50

Sumber : data diolah

Tabel 3.2

11/5 Setor Transfer Rp. 100.000.000

15/5 Tarik Kliring Rp. 46.000.000 b. Tanggal 6-8 Rp. 110.000.000

2 (𝑅𝑝. 110.000.000 Γ— 3,50%

365 ) = 𝑅𝑝. 21.095,890

c. Tanggal 8-11 Rp. 95.000.000

3 (𝑅𝑝. 95.000.000 Γ— 3,25%

365 ) = 𝑅𝑝. 25.376,712

d. Tanggal 11-15 Rp 100.000.000

4 (𝑅𝑝. 100.000.000 Γ— 3,25%

365 ) = 𝑅𝑝. 35.616,438 e. Tanggal 15-20 Rp 46.000.000

5 (𝑅𝑝. 46.000.000 Γ— 3,00%

365 ) = 𝑅𝑝. 18.904,110 f. Tanggal 20-30 Rp.94.000.000

10 (𝑅𝑝. 94.000.000 Γ— 3,25%

365 ) = 𝑅𝑝. 83.698,630

Jadi, total bunga yang diterima oleh Edwin adalah:

𝑅𝑝. 44.520,548 + 𝑅𝑝. 21.095,890 + 𝑅𝑝. 25.376,712 + 𝑅𝑝. 35.616,438 + 𝑅𝑝. 18.904,110 + 𝑅𝑝. 83.698,630 = 𝑅𝑝. 229.212,328

𝑅𝑝. 229.212,328 dibulatkan menjadi Rp. 229.212

2. Tabungan

Tabel 3.4

Perhitungan Bunga Tabungan.

Rekening Tuan Edwin

Tanggal Saldo Akhir Lamanya Mengendap

23/05/2016

Rp. 40.000.000 7 Hari

7 (𝑅𝑝. 40.000.000 Γ— 1,50%

365 )

= Rp. 11.506,849

30/05/2016 Jumlah Bunga yang diterima Tuan Edwin : ...

Sumber : data diolah

Jadi, total bunga yang diterima oleh Edwin adalah:

Rp. 1.233,877 + Rp. 54.246,576 + Rp. 13.500,000 + Rp. 6.041,096 + Rp. 1.109, 590 + Rp. 11.342,467 + Rp. 11.506,849 = Rp. 98.980,455

Rp. 98.980,455 dibulatkan menjadi Rp. 98.980

3. Deposito

Tabel 3.5 Suku Bunga Deposito

Jangka Waktu Suku Bunga Deposito Rupiah

1 Bulan 5,50%

3 Bulan 5,75%

6 Bulan 6,50%

12 Bulan 6,00%

Sumber : data diolah

Contoh perhitungan bunga deposito:

Seorang nasabah membuka Deposito Berjangka 1 tahun dengan jumlah nominal Rp.

200.000.000,- . Bunga yang akan diterima nasabah adalah sebagai berikut :

π΅π‘’π‘›π‘”π‘Ž = (𝑅𝑝. 200.000.000 Γ— 6,00% Γ— 365

365 )

= 12.000.000

D. Alokasi Dana Bank

Dari berbagai sumber dana yang dihimpun bank sudah selayaknya bank menerapkan strategi penempatan dana berdasarkan rencana alokasi yang tentu mempunyai beberapa tujuan yaitu mencapai tingkat profitability yang cukup dan memepertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman. Dengan menggabungkan kedua keinginan diatas, maka alokasi dana-dana di bank harus diarahkan sedemikian rupa agar pada saat diperlukan, semua kepentingan nasabah terpenuhi. Artinya bank harus menjaga agar para nasabah tidak merasa kecewa atas pelayanan dan ketepatan pelayanan bank. Alokasi dana-dana bank pada dasarnya dibagi dalam dua bagian penting dari aktiva bank, yaitu: non earning assets (aktiva yang tidak menghasilkan) dan earning assets (aktiva yang menghasilkan).

1. Non Earnings Assets (aktiva yang tidak menghasilkan), terdiri dari Primary

a. Primary Reserve

Primary reserve yang berbentuk uang tunai dalam kas dan uang tunai dalam saldo rekening Bank Indonesia. Dana-dana dalam primery reserve adalah untuk kepentingan cash ratio atau penjagaan posisi likuiditas bank berdasarkan peraturan Bank Indonesia selaku Bank Sentral.

b. Penanaman dana dalam Aktiva Tetap dan Investasi

Penanaman dana dalam benda tetap dan inventaris adalah untuk kepentingan kelancaran usaha bank seperti gedung kantor peralatan kantor baik yang manual maupun yang canggih dengan teknik super modern.

2. Earnings Assets (aktiva yang menghasilkan) terdiri dari Secondary Reserve, kredit (pinjaman yang diberikan) dan investasi jangka panjang.

a. Secondary Reserve

Penanaman dana dalam earning assets memang harus dilakukan bank, dalam keadaan yang bagaimanapun. Bank harus menyalurkan dananya dalam bentuk kredit karena itu memang merupakan tugas utama bank. Penempatan dana-dana dalam secondary reserve juga mutlak untuk dilakukan demi tujuan menyanggah likuiditas untuk memperoleh profit. Bank akan mengusahakan sedemikian rupa agar tidak ada dana yang diam atau tidak produktif, karena bila itu terjadi berarti bank akan mengalami kerugian,

b. Kredit (pinjaman yang diberikan)

Penempatan dana bank dalam bentuk wesel, cek, tagihan, efek-efek, sertifikat deposit atau dalam bentuk Sertivikat Bank Indonesia dan surat-surat berharga

lainnya yang diperdagangkan di bank, merupakan kewajiban utama bank

lainnya yang diperdagangkan di bank, merupakan kewajiban utama bank

Dokumen terkait