• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana kegiatan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan, yakni: 1. Perubahan, Perbaikan dan Peningkatan metode dan kinerja adalah salah

24

2. Kepuasan Pelanggan menjadi prioritas utama untuk memenangkan persaingan.

3. Setiap kegiatan bisnis harus menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. 4. Pengembangan hubungan industrial yang egaliter berdasarkan

keterbukaan, kesetaraan dan kebhinekaan.

5. Pengembangan SDM yang terintegrasi untuk membangun Kapital insani (Human and Intellctual Capital) yang dibutuhkan perusahaan.

6. Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui kemampuan mengajar dan membagi ilmu, membina hubungan baik dan menjadi panutan.

7. Penghargaan diberikan kepada keryawan berdasarkan kompetensi dan kinerjanya.

8. Efektivitas operasional harus didukung oleh struktur organisasi yang sederhana dan dinamis.

9. Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat untuk peningkatan produktivitas kerja dan keunggulan kompetitif.

10.Keputusan bisnis diambil berdasarkan fakta dan data yang akurat.

11.Setiap tugas dan operasional perusahaan dilaksanakan dengan cepat tanggap, cepat tindak lanjut, tuntas, berkualitas dan penuh tanggung jawab. 12.Seluruh aktivitas perusahaan harus berorientasi pada peningkatan mutu

25 BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Kas dan Pengawasan Internal 1. Pengertian Kas

Dalam bahasa sehari-hari kas selalu diartikan sebagai uang tunai. Namun dalam bahasa akuntansi istilah kas itu mengandung pengertian yang lebih luas yang menunjukkan uang dan alat pembayaran lainnya yang dapat dicairkan setiap saat, seperti cek atau money order yang secara normal dapat diterima menjadi alat pembayaran dan dapat disimpankan di Bank.Dari segi akuntansi, menurut Santoso ( 2007 : 161 ) “ Kas merupakan salah satu unsur terpenting dalamlaporan keuangan karena keterlibatannya hampir dalam setiap transaksi perusahaan, hal ini dikarenakan bahwa hampir semua setiap transaksi bermula dan bermuara dengan kas, serta mengingat peranannya sebagai alat tukar dan juga sebagai dasar pengukuran bagi unsur-unsur lainnya”.

Setiap perusahaan memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai investasi dalam perusahaan tersebut. Bahwa kas itu bukan hanya berupa uang tunai yang ada dan dimiliki perusahaan, melainkan juga mencakup simpanan perusahaan yang ada di Bank yang dapat ditarik dan dipergunakan setiap saat untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Dimana banyak transaksi di perusahaan baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Tidak dibatasi pada uang tunai yang tersedia di dalam perusahaan saja, melainkan meliputi semua jenis aset yang dapat digunakan dengan segera untuk membiayai seluruh kegiatan perusahaan. Pengertian kas yang

26

lain menurut Bastian ( 2008 : 61 ) “ Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan , sehingga kas merupakan aktiva yang sangat lancar atau paling aktif”. Semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan pada akhirnya akan berkaitan dengan kas, baik berupa kas masuk ataupun kas keluar.oleh karena itu perencanaan dan pengendalian dalam penggunaan yang benar atas kas dapat dianggap sebagai fungsi manajemen yang paling penting.selain itu hal ini juga disebabkan alasan bahwa kas merupakan jenis harta perusahaan yang paling liquid dan mudah dipindah tangankan atau diselewengkan dan mudah untuk disalahgunakan. Kas yang ada diperusahaan dan di bank merupakan suatu kesatuan perkiraan yang ada pada laporan keuangan. Kas merupakan suatu perkiraan yang sangat penting pada laporan keuangan, karena setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan berhubungan dengan kas. Hal ini dimungkinkan karena sifat transaksi perusahaan yang mencakup dan kondisi yang memerlukan penyelesaian dalam media tukar. Kendatipun kas tidak secara langsung terlibat dalam suatu transaksi, tetapi memberikan dasar pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya.

Perbedaan yang mendasar mengenai aktivitas kas adalah sifatnya yang tidak produktif karena kas mencakup ukuran nilai, kas tidak dapat meluas dan tumbuh kecuali jika dikonversikan ke dalam bentuk pemilikan lainnya. Jumlah kas yang berlebihan dalam perusahaan sering kali disebut kas menganggur. Manajemen yang baik mensyaratkan tersedianya kas yang terus bekerja secara kontiniu dalam salah satu dari beberapa cara misalnya sebagai bagian dari siklus operasi atau sebagai investasi jangka pendek atau jangka panjang.

27

Kas tersusun dari simpanan komersil dan rekening/deposito di bank atau di tempat lain serta pos – pos yang ada dalam perusahaan yang dapat dipergunakan sebagai media tukar, atau yang dapat diterima sebagai setoran oleh bank dengan nilai yang tercantum padanya.

Kas merupakan pos atau perkiraan yang paling likuid dalam laporan keuangan, sehingga pengawasan maupun pemeriksaan kas dianggap sangat penting karena beberapa hal berikut dibawah ini:

1. Sebagian besar transaksi perusahaan menyangkut kas dan bank walaupun suatu transaksi semula tidak ada hubungannya dengan kas dan bank tetapi akhirnya pada saat dibayar akan mempengaruhi kas dan bank.

2. Kas dan bank merupakan sumber atau sasaran yang paling digemari untuk diselewengkan dan disalahgunakan.

3. Kesalahan pencatatan dalam kas dan bank akan mempengaruhi keseluruhan pada perkiraan lainnya.

Kas merupakan bagian yang penting dalam perusahaan, untuk itu sangat diperlukan suatu pengelolaan yang lebih cermat dan teliti, guna mengefektifkan pemakaian dan pencarian sumebr kas, sehingga kegiatan operasional perusahaan tidak terganggu. Untuk pengelolaan kas, manajemen dapat menggunakan alat – alat sebagai berikut :

•Ramalan atau taksiran kas.

28 •Investasi dana yang berlebihan. •Hubungan bank.

•Pengendalian intern (internal control) 2. Pengertian Pengawasan Internal

Pada awalnya pengawasan internal dipandang sebagai permasalahan pengecekan internal atau internal check yang hanya menyangkut segi teknik pembukuan yang dapat menjamin ketelitian dan kecermatan data perusahaan maupun pelaksanaannya, dan kalau ditemui kelemahannya maka dilakukan pemeriksaan atau prosedur-prosedur tambahan. Karena pada prinsipnya pengawasan internal sangat dibutuhkan dalam suatu instansi maupun organisasi. Menurut Hasibuan ( 2011 : 233 ) “Pengawasan internal ialah suatu proses dasar dalam bentuk pemeriksaan untuk memastikan bahwa apa yang sudah dikerjakan terhadap suatu persoalan potensial”. Pengawasan internal mencakup struktur organisasi dan seluruh metode dan prosedur yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan dan sampai seberapa jauh dapat dipercayai data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan.Menurut Ulum ( 2009 : 129 ) Pengawasan internal adalah “Suatu proses kegiatan yang dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan untuk mengamati, memahami, dan menilai setiap pelaksanaan kegiatan tertentu sehingga dapat dicegah dan diperbaiki”. Menetapkan pengawasan internal yang diterapkan dalam suatu perusahaan sangat penting sekali untuk mengetahui bagaimana kerangka prosedur-prosedur yang berhubungan dan disusun dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan oleh fungsi utama dari perusahaan dan urutan yang

29

berkesinambungan serta melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi.

3.Tujuan dan Fungsi Pengawasan Internal Kas Tujuan Pengawasan Internal Kas

Menurut Mulyadi (2001 :163) tujuan pengawasan intern adalah : 1. Menjaga kekayaan organisasi (perusahaan).

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

3. Mendorong efisiensi.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen perusahaan.

Dalam melakukan pengawasan internal kas dan untuk mencapai tujuan pengawasan internal kas harus diketahui sifat sifat khusus dari kas dan tindakan yang mungkin terjadi untuk menggelapkan kas tersebut.Menurut Santoso (2007 : 163) ada dua macam penyalah gunaan kas yang sering di jumpai yaitu :

1. Check kitting yaitu suatu transfer ynag dilakukan melalui bank cek bank yang satu ke bank lainnya untuk menutupi kecurangan yang dalam hal ini setoran uang tunai.

2. Lapping yaitu terjadi apabila penyalahgunaan penerimaan dari pelanggan dimana penerimaan tersebut baru di catat sebagai penerimaan apabila ada pelanggan lainnya melakukan pembayaran pada hari kemudian.

Adapun tujuan utama pengawasan internal menurut Bangun ( 2008 : 163 ) adalah “ Agar seluruh sumber daya dapat dipergunakan sesuai dengan yang telah

30

direncanakan sebelumnya”. Oleh karena itu menarik dan pentingnya kas, maka kas sering dijadikan sarana untuk penyelewengan. Penyelewengan bukan hanya hanya langsung dengan mencuri dari brankas, melainkan dengan cara penyelewengan dari pembukuan yang rapi dan teratur.Dengan cara-cara penyelewengan kas tersebut yang mungkin bahkan sering dilakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja akan sangat menghambat tercapainya tujuan pengawaasan internal kas. Alasan perusahaan untuk menerapkan sistem pengawasan internal adalah untuk membantu perusahaan agar dapat mencapai tujuannya dengan cara yang lebih efisien. Dari kebenaran dan bukti-bukti akurat yang diperoleh dari pelaksanaan pengawasan internal dirasakan sangat menunjang pencapaian tujuan pengawasan internal perusahaan dalam mengamankan aktiva berupa kas dan dipatuhinya keputusan-keputusan kebijaksanaan manajemen. Tercapainya system pengawasan internal kas dapat dilihat dari tingkat keamanan harta perusahaan,ketelitian dan keandalan data akuntansi, meningkatnya efisiensi operasi perusahaan serta semakin dipatuhinya kebijakan manajemen

Fungsi Pengawasan Internal Kas

Fungsi pengawasan internal kas secara umum antara lain ialah untuk menjamin terselenggaranya pencatatan kas yang akurat, tersimpannya kas dengan aman dan adanya pengeluaran kas yang dilakukan dan disahkan oleh personil dan yang berwenang dan dengan jumlah yang benar. Dan menurut Terry ( 2009 : 163) ”Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir dari fungsi manajemen yang berarti juga merupakan tugas manjemen terakhir dalam mencapai tujuan organisasi”.

31

1. Menetapkan tanggung jawab pengelolaan penerimaan kas.

2. Pemisahaan pengelolaan dan pencatatan penerimaan kas.

3. Mendepositokan seluruh kas yang diterima setiap hari.

4. Sistem voucher untuk mengendalikan pembayaran kas.

5. Pemeriksaan internal dalam interval waktu yang tak terduga.

Dokumen terkait