• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Kinerja

Dalam dokumen Draft Lakip PusbinPK 2009 Bandung5feb2010 (Halaman 28-33)

l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pedoman Sistem Manajemen Mutu Bidang Pekerjaan Umum

2. Kebijakan Normatif

2.2. Rencana Kinerja

Perencanaan kinerja Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategik, yang akan dilaksanakan oleh Pusat Pembinaan Penyelenggaaraan Konstruksi melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.

Penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan strategis Departemen PU dan BPKSDM serta kebijakan anggaran.

Penyusunan rencana kinerja juga merupakan komitmen bagi Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi untuk terlaksananya Renstra Departemen Pekerjaan Umum pada tahun 2005 – 2009.

2.2.1 Rencana Kinerja Tahunan

Perencanaan kinerja tahunan merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategik. Hasil dari proses ini berupa rencana kinerja tahunan.

Adapun komponen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi meliputi:

a. Sasaran

Sasaran yang dimaksud pada rencana kinerja ini adalah sasaran sebagaimana dimuat dalam dokumen renstra yang akan diwujudkan pada tahun 2009 beserta indikator dan rencana tingkat capaian (targetnya). Lihat Form. 01 Rencana Strategik pada bagian Lampiran. Pada Tahun Anggaran 2009 ini dibuat Sasaran Rencana Kinerja Tahunan sebagai berikut:

1) Meningkatnya tata kelola dan tata laksana pembinaan, pengembangan dan penyelenggaraan usaha jasa konstruksi sesuai prinsip-prinsip good governance.

2) Meningkatnya efektifitas pelaksanaan perundang-undangan bidang jasa konstruksi melalui review dan penyempurnaan peraturan dan perundang-undangan (UU, PP, dan Keppres, Perpres, Permen dan Kepmen) bidang jasa konstruksi.

3) Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat jasa konstruksi dalam mengimplementasikan perundang-undangan bidang jasa konstruksi melalui fasilitasi sosialisasi dan diseminasi NSPK bidang jasa konstruksi.

4) Penerapan layanan e–procurement pada seluruh kegiatan pengadaan barang/ jasa. 5) Meningkatnya tertib penyelenggaraan konstruksi melalui pengembangan kebijakan

pengadaan barang/jasa konstruksi.

6) Meningkatnya pemahaman pengguna dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan konstruksi melalui pembinaan pengadaan barang/jasa.

7) Meningkatnya kualitas konstruksi melalui pengembangan Norma, Standar, Pedoman, Manual (NSPK) sistem kualitas, peningkatan kualitas, analisis dampak lingkungan serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi.

8) Meningkatnya akuntabilitas kontrak konstruksi melalui pengembangan standar, pedoman, dan manual sistem administrasi kontrak.

9) Meningkatnya kualitas konstruksi melalui bantuan teknis bidang pengadaan jasa konstruksi dan diseminasi Norma, Standar, Pedoman, Manual (NSPK) sistem kualitas, peningkatan kualitas, analisis dampak lingkungan serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi.

b. Program

Program-program yang ditetapkan merupakan program yang berada dalam lingkup kebijakan sebagaimana dituangkan dalam Rencana Strategik yang diuraikan pada dokumen rencana strategik sebagai cara untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, sebagaimana pada Form.01 Rencana Stratejik (RS) dan Form. 02 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang terlampir.

Program Utama Pusat Pembinaan Penyelenggaraaan Konstruksi sesuai dengan DIPA Tahun Anggaran 2009 adalah Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur. Program utama di atas dijabarkan ke dalam sembilan sub program tahunan sebagai respon terhadap sub sasaran tahunan. Ke sebelas sub program tahunan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pengembangan Pedoman dan penerapan SMM/ISO 9001-2000 bidang konstruksi serta Sistem Manajemen K3/OHSAS bidang konstruksi.

2) Penyusunan rumusan kebijakan pengadaan jasa konstruksi.

3) Peningkatan pemahaman pengguna dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan konstruksi melalui pembinaan Pengadaan Barang/Jasa.

4) Peningkatan kompetensi penyelenggara pengadaan melalui sosialisasi dan bantuan teknis.

5) Penerapan pelelangan dengan sistem E- Proc. 6) Pengembangan NSPK bidang Jasa Konstruksi.

7) Pengelolaan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan terpadu dengan prinsip good governance serta mengembangkan SDM yang profesional.

8) Penyelenggaraan urusan tata usaha, kearsipan, dokumentasi dan pengelolaan informasi konstruksi.

9) Mengadakan pembinaan dalam bidang manajemen mutu dan manajemen K3. c. Kegiatan

Kegiatan merupakan tindakan nyata dalam jangka waktu Tahun Anggaran (TA) 2009 yang dilakukan oleh Pusat Pembinaan penyelenggaraan Konstruksi sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan sebagaimana dituangkan dalam Strategik yang diuraikan pada dokumen rencana strategik. Dalam komponen kegiatan ini juga ditetapkan indikator kinerja kegiatan dan rencana capaiannya.

Dengan pengertian tersebut didefinisikan sebagai berikut: Kegiatan-kegiatan dari Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi adalah bagian dari program yang akan dilaksanakan sebagai bagian dari pencapaian sasaran yang terukur dari program yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk laporan dan jumlah peserta bersertifikat.

2.2.2 Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan.

Indikator kinerja kegiatan dikategorikan ke dalam kelompok ;

a. Masukan (Inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, misalnya sumber daya manusia, dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya;

b. Keluaran (Outputs) adalah segala sesuatu berupa produk/ jasa (fisik dan/ atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan yang digunakan;

Berdasarkan hasil diskusi dengan seluruh perwakilan satminkal di Departemen PU yang dipandu oleh Pusat Kajian Strategis (Pustra), disepakati bahwa indikator-indikator yang diharuskan ada dalam penyusunan LAKIP ini dibagi dalam dua kategori. Kategori kegiatan meliputi indikator input (masukan) dan output (keluaran). Sedangkan kategori sasaran meliputi indikator outcome (hasil). Untuk memudahkan pengukuran, disarankan cukup dengan direct outcome.

Indikator-indikator tersebut secara Iangsung atau tidak Iangsung dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran. Dalam hubungan ini, penetapan indikator kinerja kegiatan merupakan proses identifikasi, pengembangan, seleksi dan konsultasi tentang indikator kinerja atau ukuran kinerja atau ukuran keberhasilan kegiatan dan program-program Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi.

Satuan indikator kinerja output dirumuskan sebagai berikut :

a. Jumlah Laporan (untuk kegiatan: Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Kajian, Penghargaan Karya Konstruksi, Monitoring, Konsinyasi, Penyusunan Kebijakan, Administrasi Umum).

b. Jumlah Peserta (untuk kegiatan diseminasi, sosialisasi).

c. Jumlah Barang (untuk kendaraan bermotor, pengolah data, mebeulair, perlengkapan sarana gedung, alat studio dan komunikasi)

Penetapan indikator kinerja kegiatan di atas didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta data pendukung yang terorganisir. Indikator kinerja dimaksud dibuat dengan memperhatikan kaidah-kaidah: (1) spesifik dan jelas, (2) dapat diukur secara obyektif, (3) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan (4) tidak bias.

Mengingat kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi pada umumnya bersifat software (kajian/ studi, konsep kebijakan, bimbingan teknis, sosialisasi dan pelayanan jasa lainnya), maka indikator kinerja yang dibangun hanya sampai output, dimana output merupakan hasil langsung dari pelaksanaan kegiatan pada tahun 2009 (kegiatan jangka pendek/tahunan).

Dalam dokumen Draft Lakip PusbinPK 2009 Bandung5feb2010 (Halaman 28-33)

Dokumen terkait