Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana tercantum di dalam Renstra Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015-2019, maka telah ditetapkan Indikator Kinerja Sasaran (IKS) dari masing-masing sasaran strategis yang hendak dicapai Direktorat Jenderal Industri Agro pada tahun 2015 sesuai dengan yang tercantum pada Peta Strategi Direktorat Jenderal Industri Agro adalah terinci sebagai berikut:
Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholders)
1. Tingginya Peran Industri agro terhadap perekonomian Nasional
Peran industri dimaksud adalah nilai tambah hasil produksi sektor industri agro yang merupakan selisih antara nilai output dengan nilai input.
Sasaran strategis ini dicapai melalui indikator kinerja sasaran:
1) Laju pertumbuhan industri agro dengan target pada tahun 2015 sebesar 7,7 persen.
2) Kontribusi industri agro terhadap PDB nasional dengan target pada tahun 2015 sebesar 8,80 persen.
2. Tingginya penguasaan pasar dalam dan luar negeri.
Penguasaan pasar produk industri baik dalam maupun luar negeri dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan produk industri agro di pasar dalam negeri dibandingkan dengan seluruh pangsa pasar serta meningkatkan nilai ekspor produk industri agro di pasar luar negeri sehingga dapat meningkatkan rasio/perbandingan nilai ekspor industri agro terhadap nilai ekspor keseluruhan.
Sasaran ini dicapai melalui indikator kinerja sasaran:
1) Kontribusi ekspor produk industri agro terhadap ekspor nasional dengan target pada tahun 2015 sebesar 12,75 persen.
2) Pangsa pasar produk industri agro nasional terhadap total permintaan di pasar dalam negeri dengan target pada tahun 2015 sebesar 14,50 persen.
3. Meningkatnya Penyerapan tenaga kerja di sektor industri agro.
Dengan kokohnya faktor-faktor penunjang industri nasional diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan industri agro.
Sasaran ini dicapai dengan Indikator Kinerja Sasaran:
1) Jumlah tenga kerja yang diserap di sektor industri agro dengan target pada tahun 2015 sebesar 1,52 Juta orang.
4. Kuatnya struktur industri Agro.
Struktur industri dimaksud adalah perimbangan antara industri hulu dan industri antara serta bagaimana kemampuan kandungan lokal digunakan dalam produksi.
Sasaran ini dicapai dengan Indikator Kinerja Sasaran:
1) Rasio impor bahan baku, bahan penolong dan barang modal industri agro terhadap PDB industri non-migas dengan target pada tahun 2015 sebesar 16,01 persen.
Perspektif Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tersusunnya Kebijakan pembangunan industri agro yang searah
dengan ideologi TRISAKTI dan Agenda Prioritas Presiden (NAWACITA). Salah satu bentuk dukungan atau fasilitasi pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Industri Agro akan menyusun Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) guna mendukung pengembangan industri. Sasaran ini dicapai dengan Indikator Kinerja Sasaran:
1) Tersusunnya Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) dengan target pada tahun 2015 sebesar 1 peraturan.
2. Meningkatnya Investasi sektor industri agro melalui fasilitasi
pemberian insentif fiskal dan non-fiskal.
Salah satu bentuk dukungan atau fasilitasi pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Industri Agro akan memberikan insentif fiskal dan
non-fiskal guna mendukung pengembangan industri. Sasaran ini dicapai dengan Indikator Kinerja Sasaran:
1) Nilai investasi sektor industri agro dengan target pada tahun 2015 sebesar 40 Trilyun rupiah.
3. Meningkatnya daya saing industri melalui pengembangan standarisasi
industri agro.
Standardisasi sebagai bentuk dari non tariff barrier terhadap masuknya produk-produk impor sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan daya saing industri agro, untuk itu perlu dilakukan fasilitasi dari pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Industri Agro untuk memfasilitasi pembuatan RSNI dan SNI.
Sasaran ini dicapai dengan Indikator Kinerja Utama:
1) Jumlah Rancangan Standar nasional Indonesia (RSNI) dengan target pada tahun 2015 sebanyak 30 RSNI.
2) Jumalah regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib dengan target pada tahun 2015 sebanyak 5 regulasi.
4. Meningkatnya ketersedian data sektor industri melalui penyelenggaraan sistem informasi industri nasional.
Ketersedian data yang akurat di sektor industri sangat penting sebagai bukti pencapaian pertumbuhan, untuk itu Direktorat Jenderal Industri agro menfasilitasi melalui penyelenggaraan sistem informasi industri nasional yang mudah diakses.
Sasaran ini dicapai dengan Indikator Kinerja Sasarana:
1) Jenis data yang tersedia pada sistem informasi industri nasional dengan target pada tahun 2015 sebesar 6 Database.
2) Jenis informasi yang tersedia pada sistem informasi industri nasional dengan target pada tahun 2015 sebanyak 8 jenis infomasi.
Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
1. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi.
Dalam rangka mewujudkan SDM aparatur yang kompeten Direktorat Jenderal Industri agro, pemerintah berusaha menfasilitasi ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi.
Sasaran ini dicapai dengan Indikator Kinerja Sasaran:
1) Tingkat pemenuhan sarana dan prasarana kerja dengan target pada tahun 2015 sebesar 90 persen.
2. Meningkatkan kualitas pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran
Ditargetkan kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan dokumen perencanaan yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) ,Renstra Kementerian Perindustrian, dan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN).
Sasaran ini dicapai dengan Indikator Kinerja Sasaran:
1) Tingkat kesesuain rencana kegiatan dengan dokumen perencanaan dengan target pada tahun 2015 sebesar 90 persen.
3. Meningkatnya kualitas pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran
Perencanaan yang baik akan meningkatkan efektifitas pelaksanaannya serta mencegah/meminimalisir tingkat penyimpangan. Perencanaan yang sudah dilaksanakan diperlukan pelaporan sebagai bahan evaluasi pembuatan perencanaan periode berikutnya serta memperbaiki penyimpangan yang terjadi.
Sasaran ini dicapai dengan Indikator Kinerja Sasaran:
1) Nilai SAKIP Ditjen Industri Agro dengan target pada tahun 2015 dengan nilai A.
2) Tingkat Ketepatan waktu penyampaian laporan dengan target pada tahun 2015 sebesar 91 persen.
4. Meningkatnya transparansi, akuntabilitas, dan kualitas tata kelola
keuangan
Sasaran ini dicapai dengan Indikator Kinerja Sasaran:
1) Tingkat kualitas laporan keuangan dengan target pada tahun 2015 WTP opini BPK.
5. Meningkatnya efektivitas penerapan sistem pengendalian internal.
Dalam meningkatkan sistem birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik di Direktorat Jenderal Industri Agro dilakukan penerapan SPIP.
Sasaran ini dicapai dengan Indikator Kinerja Sasaran:
1) Jumlah satker yang melaksanakan sistem pengendalian internal dengan target pada tahun 2015 sebesar 4 satker.
Secara ringkas, dokumen rencana kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015 tersaji pada tabel berikut:
Tabel 2.3. Rencana Kinerja Direktorat Jenderal Industri Agro Tahun 2015
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder (S)
1 Meningkatnya peran
industri agro terhadap perekonomian
nasional
Laju pertumbuhan industri agro 7,7 persen Kontribusi industri agro terhadap
PDB Nasional
8,80 persen
2 Meningkatnya
penguasaan pasar dalam dan luar negeri
industri agro
Kontribusi eksport produk industri agro terhadap ekspor nasional
12,75 persen Pangsa pasar produk industri agro
nasional terhadap total permintaan pasar dalam negeri
14,50 persen
3 Meningkatnya
penyerapan tenaga kerja di sektor
industri agro
Jumlah tenaga kerja yang diserap di sektor industri agro
1,52 Juta orang
4 Menguatnya struktur industri agro
Rasio impor bahan baku, bahan penolong dan barang modal industri agro terhadap PDB industri
non-migas
Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok (T) 1 Tersusunnya kebijakan
pembangunan industri agro yang searah dengan ideologi TRISAKTI dan Agenda Prioritas Presiden (NAWACITA)
Tersusunnya Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin)
1 peraturan
2 Meningkatnya investasi sektor industri agro melalui fasilitasi pemberian insentif fiskal dan non-fiskal
Nilai investasi sektor industri agro
40 trilyun rupiah
3 Meningkatnya daya saing industri melalui pengembangan standardisasi industri agro
Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)
30 RSNI Jumlah regulasi teknis
pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib
5 Regulasi
4
Meningkatnya ketersediaan data sektor industri agro melalui
penyelenggaraan sistem informasi industri nasional
Jenis Data yang tersedia pada sistem informasi industri nasional
6 Database Jenis Informasi yang tersedia
pada sistem informasi industri nasional
8 Jenis Informasi
Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (L)
1 Meningkatnya
ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
Tingkat pemenuhan sarana dan prasarana kerja
90 Persen
2 Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran
Tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan dokumen perencanaan
90 Persen
3 Meningkatnya kualitas pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran
Nilai SAKIP Ditjen Industri Agro A Tingkat ketepatan waktu
penyampaian laporan
91 Persen
4 Meningkatnya
transparansi, akuntabilitas, dan kualitas tata kelola keuangan
Tingkat kualitas laporan keuangan WTP Opini BPK 5 Meningkatnya efektivitas penerapan sistem pengendalian internal
Jumlah satker yang melaksanakan sistem pengendalian internal