• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

a. Karakteristik Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) K13 Dapat dilihat dengan jelas bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis dengan pendekatan sistem.

Pendekatan sistem memperhatikan berbagai komponen pembelajaran, misalnya kondisi peserta didik, pendidik, sumber daya, metode, model, kurikulum, sarana dan prasarana, serta lain sebagainya.

Ratumanan & Rosmiati, 2019: 22 mengatakan bahwa perubahan peserta didik merupakan tujuan yang ingin dicapai secara bertahap.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan terdapat empat karakteristik perencanaan pembelajaran yaitu 1) sistematis, 2) pendekatan sistem, 3) bertahap, dan 4) adanya perubahan peserta didik.

b. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perencanaan disusun oleh dua kata yaitu kata “perencanaan”

dan “pembelajaran” perencanaan adalah kegiatan merangkai langkah atau kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan pembelajaran merupakan pengalaman belajar yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik (Ratumanan & Rosmiati, 2019: 22).

15 Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan salah satu pedoman yang diperlukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kurniawan (2014: 122-123) mengatakan bahwa RPP adalah rancangan detail aktivitas pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi dasar (KD) tujuan. Segala bentuk kegiatan belajar mengajar dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tersebut. Sedangkan Mulyasa (2007:

216) mengungkapkan bahwa pada hakikatnya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan rancangan jangka pendek untuk megetahui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat berisi tujuan yang spesifik, prosedur kegiatan, waktu yang diperlukan hingga bentuk evaluasi yang akan digunakan. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan rancangan pedoman secara detail aktivitas pembelajaran yang dibutuhkan oleh guru guna mengetahui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan serta mencapai kompetensi (KD) yang ingin dicapai.

c. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut Prastowo (2015: 70-79) sebagai berikut:

1) Identitas RPP, meliputi nama sekolah/madrasah, tema, subtema, kelas/semester, materi pokok (pembelajaran ke-), muatan pelajaran, hari/tanggal dan alokasi waktu.

2) Kompetensi inti (KI), merupakan kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari oleh peserta didik.

3) Kompetensi dasar (KD) dan indikator, menurut Sanjaya (dalam Prastowo, 2015: 72) kompetensi dasar merupakan kemampuan dasar yang harus dicapai peserta didik dengan penguasaan materi yang diajarkan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu.

Khusus untuk kurikulum 2013, Permendikbud RI No. 81a

16 mengatakan bahwa tidak harus mengembangkan KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 karena keduanya dicapai dalam pembelajaran secara tidak langsung. Sedangkan untuk KD-3 dan KD-4, indikator harus dikembangkan karena akan dicapai dalam melalui proses pembelajaran secara langsung. Indikator merupakan tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran. Indikator yang baik memiliki empat kriteria sehingga dengan kriteria tersebut dapat mengembangkan indikator hasil belajar yang baik pula. Kriteria yang dimaksud yaitu harus mendukung pencapaian kompetensi dasar (KD), meliputi seluruh aspek kemampuan diantaranya sikap, afektif, motorik, dan kognitif, jumlah indikator yang dijabarkan lebih banyak daripada jumlah kompetensi dasar (KD), menggunakan kata kerja operasional.

4) Tujuan pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran didasari oleh yang terdapat pada indikator dalam bentuk pernyataan yang operasional. Dalam tujuan pembelajaran lebih baik mengandung unsur A-B-C-D yaitu audience (A) yang merupakan peserta didik sebagai subjek tujuan pembelajaran, behaviour (B) yang merupakan kata kerja yang menunjukkan kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran, kata kerja tersebut sangatlah penting sehingga harus dapat terukur. Selanjutnya condition (C) yang merupakan kondisi pada saat tujuan pembelajaran tersebut akan dicapai, dan yang terakhir degree (D) yaitu standar yang harus dicapai oleh peserta didik (audience) sehingga dapat dinyatakan bahwa tujuan telah tercapai.

5) Materi Pembelajaran, materi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan.

6) Pendekatan, model, metode, dan teknik pembelajaran pembelajaran, digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pendekatan, model,

17 metode, dan teknik pembelajaran tersebut dipilih berdasarkan pendekatan atau strategi yang dipilih serta bergantung pada materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.

7) Media pembelajaran, dalam Permendikbud RI No. 67 Tahun 2013 dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu proses pembelajaran guna menyampaikan materi pembelajaran.

8) Langkah-langkah pembelajaran, memuat kegiatan awal, inti, dan kegiatan penutup serta alokasi waktu yang dibutuhkan. Langkah-langkah tersebut harus diuraikan secara terperinci sesuai dengan karakteristik model dan sintaks model pembelajarannya.

9) Alokasi waktu, jumlah waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran guna mencapai kompetensi dasar yang akan dicapai.

10) Penilaian, kegiatan memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan proses dan hasil belajar peserta didik yang dilaksanakan dengan sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi dalam mengambil keputusan.

11) Pengesahan, menyajikan tanda tangan dari pembuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai penanggung jawab.

Berdasarkan komponen-komponen di atas peneliti menyusun komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang peneliti jadikan spesifikasi produk pada penelitian ini, berikut uraiannya:

1) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan kemampuan kerja sama peserta didik

2) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun memuat kompetensi dasar (KD) sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan dari kompetensi inti (KI) yang merupakan gambaran kompetensi umum yang harus dipelajari peserta didik untuk jenjang sekolah, kelas, dan muatan pelajaran.

3) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik.

18 4) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun memiliki keterpaduan antara kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar.

5) Komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun lengkap yaitu terdiri dari:

a) Identitas RPP yang terdiri dari:

- Nama satuan pendidikan.

- Kelas/semester.

- Tema.

- Subtema.

- Pembelajaran ke-.

- Muatan pelajaran terkait.

- Alokasi waktu.

- Hari/tanggal.

b) Perumusan indikator

- Disusun sesuai dengan kompetensi dasar (KD).

- Disusun dengan menggunakan kata kerja operasional.

- Rumusan berisi aspek keterampilan.

- Memuat kemampuan berpikir tingkat tinggi berdasarkan taksonomi Bloom.

- Indikator menyesuaikan dengan karakter peserta didik.

c) Perumusan tujuan pembelajaran

- Tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator kompetensi yang ingin dicapai.

- Semua kata kerja operasional dan spesifik dapat diukur.

- Memuat sikap spiritual, pengetahuan, dan keterampilan.

- Memuat komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition, Degree).

d) Materi pembelajaran

- Sesuai dengan kompetensi dasar (KD) dan indikator yang ingin dicapai.

19 - Materi pokok disusun secara sistematis.

- Memuat konsep, fakta, prosedur, prinsip, yang relevan secara lengkap.

e) Media pembelajaran

- Sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran.

- Sesuai dengan materi pembelajaran.

- Media pembelajaran berbasis konvensional dan berbasis ICT.

- Terdapat LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).

f) Sumber belajar

- Disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran.

- Disesuaikan dengan materi pembelajaran.

- Sumber belajar dapat berupa bahan cetak, bahan ajar, dan lingkungan sekitar yang dianggap relevan.

- Sumber belajar mutakhir.

g) Pendekatan, model, metode

- Memakai pendekatan saintifik (5M).

- Sintaks sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

- Kegiatan belajar sesuai dengan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

- Metode yang dipakai dapat meningkatkan kemampuan kerja sama peserta didik.

h) Rencana pembelajaran

- Kegiatan awal pembelajaran bervariasi menggunakan bentuk berbagai teknik meliputi, orientasi, apersepsi, literasi, dan motivasi.

- Kegiatan inti, sesuai dengan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe STAD, mengembangkan 4C (Creative thinking, Critical thinking and problem solving, Communication, dan Collaboration), berpusat pada peserta

20 didik, memunculkan 5M (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar, dan Mengkomunikasikan).

- Kegiatan akhir, meliputi penyimpulan, refleksi, dan tindak lanjut.

- Menggunakan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe STAD

- Kegiatan pembelajaran dirancang secara sistematis atau berurutan.

- Alokasi waktu pada kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir disesuaikan dengan cakupan materi.

i) Evaluasi

- Aspek penilaian mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

- Evaluasi disesuaikan dengan tujuan/indikator pembelajaran, komponen penilaian berupa kisi-kisi, tes/soal, kunci jawaban, instrumen sikap, instrumen keterampilan, serta rubrik penskoran.

- Memberikan pengayaan bagi peserta didik dengan kemampuan lebih dan memberikan remedial bagi peserta didik yang memiliki kemampuan kurang, serta menyediakan bahan ajar untuk kegiatan bahan ajar dan remedial.

j) Penilaian

- Penilaian autentik (menggunakan berbagai teknik penilaian dan mengukur aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan) sesuai dengan indikator.

- Tersedia rubrik penilaian.

- Tersedia kunci jawaban.

- Tersedia pedoman skoring

6) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun sesuai dengan kaidah bahasa yang baik dan benar sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia (PUEBI).

21 7) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk

meningkatkan kemampuan bekerja sama peserta didik.

8) Produk RPP dibuat dalam bentuk buku dengan cover depan terdiri dari judul yaitu pengembangan RPP menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk mengoptimalkan kemampuan kerja sama pada materi pokok perkalian dalam subtema 2 untuk siswa kelas II SD Negeri Kledokan, nama penulis, logo universitas, keterangan yang berisi program studi yaitu pendidikan guru sekolah dasar, jurusan ilmu pendidikan, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Cover belakang berisi sinopsis dan biodata singkat penulis.

9) Ukuran kertas produk dicetak dengan ukuran kertas A4 dengan berat 80 gram.

10) Format penulisan, produk ditulis dengan format font “Times New Roman” dengan spasi 1.5 agar tulisan terlihat jelas.

11) Penjelasan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, di bagian lampiran paling akhir, penulis merangkum penjelasan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

d. Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebaiknya guru memperhatikan kondisi kelas. Oleh karena itu, guru pun harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam penyusunan RPP tersebut. Prinsip-prinsip penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut kemendikbud RI No. 65 (dalam Prastowo, 2015:81) sebagai berikut:

1) Perbedaan karakteristik individual peserta didik seperti kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosional, gaya belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, serta lingkungan peserta didik.

2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik.

22 3) Berpusat pada peserta didik, sehingga dapat mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian peserta didik.

4) Adanya pengembangan budaya membaca dan menulis, hal tersebut dirancang untuk mengembangkan kebiasaan membaca, pemahaman atas beragam bacaan, serta melatih peserta didik untuk berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

5) Adanya pemberian umpan balik dan tindak lanjut rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

6) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan keterkaitan dan keterpaduan antar kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, serta sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

7) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk mengakomodasikan pembelajaran terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek pelajaran, dan keragaman budaya.

8) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, serta efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) harus memperhatikan perbedaan karakteristik individu, mendorong partisipasi aktif peserta didik, berpusat pada peserta didik, memperhatikan kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), indikator dan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar (KD) yang dirancang harus terkait dengan materi, kegiatan, tujuan, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, serta mengakomodasikan pembelajaran terpadu.

23 e. Manfaat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Menurut Prastowo (2015: 49), manfaat perencanaan pembelajaran yaitu:

1) Terhindar dari keberhasilan yang bersifat keberuntungan, karena perencanaan yang benar-benar matang akan menghasilkan tujuan, strategi, sumber belajar, serta hasil belajar yang optimal.

Sedangkan perencanaan tanpa persiapan menyebabkan hasil belajar kurang optimal, hal tersebut terjadi karena tujuan, strategi, dan sumber belajar yang digunakan tidak tepat.

2) Alat pemecahan masalah perencanaan pembelajaran memudahkan pendidik untuk mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi di luar rencana. Saat perencanaan dirancang dengan persiapan yang matang maka pendidik dapat memprediksi kesulitan yang akan dialami peserta didik maupun pendidik pada saat proses pembelajaran. Oleh karena itu, ketika menemukan kesulitan, pendidik dapat secara langsung mengambil tindakan yang tepat.

3) Pemanfaatan sumber belajar, di era milenial ini tentu sangat mudah untuk mengakses sumber belajar dari internet maupun sumber lainnya. Perencanaan pembelajaran memudahkan pendidik dalam menentukan sumber belajar yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Begitu pula dengan peserta didik, akan mudah dalam memilih sumber belajar yang sesuai.

4) Pembelajaran berlangsung secara sistematis yaitu pembelajaran yang tidak akan berlangsung seadanya dan tanpa tujuan yang jelas.

Setiap tahap pembelajaran direncanakan dengan jelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Manfaat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut Ratumanan dan Rosmiati (2019: 29-30) dipaparkan sebagai berikut:

1) Memberikan petunjuk bagi pendidik untuk mengelola pembelajaran sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan peserta didik dapat memiliki kompetensi yang diharapkan secara sistematis dan terorganisir.

24 2) Melatih profesionalitas pendidik sehingga lebih kreatif dan reflektif dalam memilih strategi, pendekatan, model, dan metode yang tepat sehingga dapat menyampaikan materi pembelajaran yang relevan dengan peserta didik.

3) Untuk proses evaluasi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung.

4) Memetakan materi dan tujuan pembelajaran untuk menghindari pembahasan materi secara berulang.

5) Menjamin daya guna yang tepat seperti penggunaan media, bahan ajar, alat evaluasi yang dibutuhkan saat pembelajaran sedang berlangsung, dan alokasi waktu yang sesuai dengan materi yang disampaikan.

Berdasarkan pendapat kedua para ahli diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa manfaat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai berikut: 1) pembelajaran berlangsung secara sistematis, 2) melatih keprofesionalan pendidik, 3) memudahkan dalam memetakan materi, tujuan, dan sumber belajar, 4) melakukan evaluasi dan pemecahan masalah, dan 5) memanfaatkan media, bahan ajar, serta alat evaluasi secara efisien.

f. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengaitkan atau memadukan beberapa kompetensi dasar (KD) dan indikator dari kurikulum/standar isi (SI) dari beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan dan disatukan dalam satu tema. Pembelajaran akan lebih bermakna bagi peserta didik karena adanya keterkaitan antar mata pelajaran yang juga membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Tim pusat kurikulum (Puskur) 2006 (dalam Sukayati & Wulandari, 2009: 12) mengatakan bahwa jika terjadi hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan

25 dengan struktur kognitif peserta didik maka pembelajaran tersebut telah mencapai kebermaknaan. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada pengalaman dan kebermaknaan dalam belajar, sehingga peserta didik memperoleh pemahaman yang utuh pada proses pembelajaran yang mengaitkan atau memadukan antar mata pelajaran.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Karakteristik pembelajaran tematik menurut tim puskur 2006 (dalam dalam Sukayati & Wulandari, 2009: 14-15) adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran berpusat pada peserta didik.

Pada dasarnya pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kebebasan pada peserta didik secara individu maupun berkelompok. Dengan pembelajaran tematik, diharapkan peserta didik dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasai sesuai dengan perkembangannya.

2) Memberikan pengalaman langsung kepada anak.

Pembelajaran tematik dirancang untuk melibatkan peserta didik secara langsung dalam pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep dan prinsip yang akan dipelajari dari beberapa mapel. Dengan demikian, peserta didik dapat memahami hasil hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang dialami bukan hanya sekedar informasi dari guru saja. Guru hanya sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sedangkan peserta didik sebagai objek dalam mengembangan pengetahuannya.

3) Pemisahan mapel tidak kelihatan atau antar mapel menyatu.

Pembelajaran tematik memusatkan perhatian pada pengamatan dan penyelidikan gejala atau peristiwa dari

26 beberapa mapel dengan serempak. Oleh karena itu memungkinkan peserta didik untuk memahami fenomena pembelajaran dari segala sisi.

4) Menyajikan konsep dari berbagai mapel dalam suatu proses pembelajaran sehingga bermakna.

Hasil nyata akan diperoleh dari segala konsep yang didapat dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari. Dengan hal tersebut diharapkan akan berdampak pada kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.

5) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

Pada pembelajaran tematikdikembangkan pendekatan PAKEM (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif Efektif, dan Menyenangkan) yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan bakat, minat, serta kemampuan sehingga memungkinkan peserta didik termotivasi untuk belajar.

c. Manfaat Pembelajaran Tematik

Manfaat pembelajaran tematik menurut tim puskur (2006) dalam (Sukayati & Wulandari, 2009: 15) yang dapat dipetik yaitu:

1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh karena banyak materi-materi yang tertuang dalam beberapa mapel mempunyai keterkaitan konsep.

2) Karena beberapa mapel dikemas dalam satu tema yang sama, peserta didik dapat dengan mudah memusatkan perhatian.

3) Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi beberapa mata pelajaran dalam tema yang sama.

4) Melatih peserta didik semakin banyak membuat hubungan beberapa model sehingga dapat memproses informasi dengan

27 cara sesuai daya pikirnya serta memungkinkan berkembangnya jaringan konsep.

5) Menghemat waktu karena beberapa mapel dikemas dalam suatu tema dan disajikan secara terpadu sesuai dengan alokasi waktu pertemuan yang telah direncanakan. Sehingga waktu lainnya dapat digunakan untuk pemantapan, pengayaan, pembinaan keterampilan, serta remedial.

d. Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik

Selain karakteristik dan manfaat, adapun rambu-rambu pembelajaran tematik yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik menurut tim puskur (2006) dalam (Sukayati

& Wulandari, 2009: 16) antara lain sebagai berikut:

1) Tidak semua mapel dapat padukan.

2) KD yang tidak dapat dipadukan tidak boleh dipaksakan untuk dipadukan. Lebih baik bila dibelajarkan secara terpisah.

3) KD yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik secara mandiri maupun diajarkan melalui tema lain.

4) Kemampuan yang lebih ditekankan pada peserta didik kelas I dan II adalah membaca, menulis, berhitung, dan penanaman nilai-nilai moral.

5) Pemilihan tema disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, minat, lingkungan, daerah setempat, dan cukup problematik atau popular.

Dokumen terkait