• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian, terdapat beberapa saran untuk perbaikan ke depannya sebagai berikut.

1. Bagi guru matematika

a. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran matematika siswa SMP

126

kelas VIII karena pembelajaran ini terbukti efektif ditinjau dari pemahaman konsep siswa.

b. Sebelum menerapkan pembelajaran melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik, sebaiknya guru memperhatikan langkah-langkah pembelajaran dengan baik sehingga guru memiliki gambaran proses pembelajaran sehingga mempermudah guru dalam pelaksanaannya.

2. Bagi sekolah

Memberikan fasilitas pendukung yang digunakan untuk memperlancar kegiatan pembelajaran matematika di sekolah seperti media pembelajaran, buku pelajaran yang sesuai, serta perlengkapan-perlengkapan lainnya.

3. Bagi peneliti

a. Diharapkan untuk melakukan penelitian lanjutan guna menguji keefektifan pembelajaran matematika melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik pada materi ajar matematika yang lebih luas dan/atau melibatkan aspek-aspek lain seperti prestasi belajar, motivasi, dan lain-lain.

b. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil hanya dua kelas sehingga belum tentu sesuai dengan sekolah-sekolah lain yang memiliki karakteristik yang berbeda. Sehingga diharapkan untuk pengambilan sampel yang lebih guna memperkecil kesalahan dan mendapatkan generalisasi yang lebih akurat.

127

DAFTAR PUSTAKA

A. Pribadi, Benny. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT Dian Rakyat.

Ahmad, Herwati, Veloo, A. & Md-Ali, Ruzlan. (2015). Effect of Realistic Mathematics Education Approach Among Pubic Secondary School Students in Riau, Indonesia. Australian Journal of Basic and Applied Sciences. 9(28). Hlm. 131-135.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Baharuddin & Wahyuni, Nur Esa. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Burden, Paul R. & Byrd, David M. (2013). Methods for Effective Teaching: Meeting the Needs of All Students, sixth edition. NJ: Pearson Education, Inc.

Daryanto. (2010). Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Yrama Widya.

Depdiknas. (2003). UU Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

---. (2006). PermendiknasNomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Fennema, E. & Romberg, T. A. (2009). Mathematics classrooms that promote understanding. Mahwah: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers. Field, Andy. (2009). Discovering Statistics Using SPSS (Third Edition). London:

SAGE Publications Ltd.

Freudenthal, Hans. (2002). Revisiting Mathematics Education. New York: Kluwer Academic Publishers.

Ghazali, Nor H. C. & Zakaria, Effandi. (2011). Students’ Procedural and

Conceptual Understanding of Mathematics. Australian Journal of Basic and Applied Science. 5(7). Hlm. 684-691.

Gravemeijer, K. P. E. (1994). Developing Realistic Mathematics Education. Utrecht: Freudenthal Institute.

128

Hamzah, M. Ali & Muhlisrarini. (2014). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Hidayatullah, Syarif. (2012). Efektivitas Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dan Self Concept Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Depok Yogyakarta. Skripsi. UNY

Hudojo, Herman. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press).

Hobri. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jember: Center for Society Studies.

James, G. & James, R. C. (1976). Mathematics Dictionary. New York: Van Nostrand Rienhold Company.

Joyce, Bruce, Weil, Marsha, & Calhoun, Emily. (2009). Models of Teaching: Model-model Pengajaran, Edisi Kedelapan. Penerjemah: Achmad F dan Ateilla M. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Khilmi Nur Ma’rifah. (2013). Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Geomteri Bidang Datar Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman melalui Implementasi Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik.Skripsi. UNY

Kusni. (2008). Geometri. Jurusan Matematika FMIPA UNNES.

Kyriacou, Chris. (2009). Effective Teaching: Theory and Practice. Bandung: Nusa Media.

Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Makonye, Judah P. (2014). Teaching Functions Using a Realistic Mathematics

Education Approach: A Theoritical Perspective. International Journal Education Science. 7(3). Hlm. 653-662.

Meltzer, D. E. (2002). The relationship between mathematics preparation and

conceptual learning gains in physics: A possible “hidden variable” in

diagnostic pretest score. American Journal of Physics. 70(12). Hlm. 1259-1268.

129

Moeharti, Hw. (1986). Sistem-sistem Geometri. Jakarta: Karunika Universitas Terbuka.

Muijs, Daniel & Reynolds, David. (2008). Effective Teaching: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Virginia: Author.

NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Virginia: Author.

Nugraheni, Esti Ambar & Sugiman. (2013). Pengaruh Pendekatan PMRI terhadap Aktivitas dan PemahamanKonsep Matematika Siswa SMP. Pythagoras: Jurnal Pendidikan Matematika. 8(1). Hlm. 101-108.

Nuharini, Dewi & Wahyuni, Tri. (2008). Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Ozerem, Aysen. (2012). Misconceptions in Geometry and Suggested Solutions for Seventh Grade Students. International Jourmal of New Trends in Arts, Sports & Science Education. 1(4). Hlm. 23-35.

Perry, Laura. (2009). Science and mathematics achievment in Australia, International Journal of Science and Mathematics Education. Australia. Murdoch University.

Rombepajung. (1988). Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Runtukahu, J. Tombokan & Kandou, Selpius. (2014). Pembelajaran Matematika Dasar bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Ruseffendi, H. E.T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA (Edisi Revisi). Bandung: Tarsito.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

130

Sembiring, Robert K. (2008). Reforming Mathematics Learning in Indonesia Classrooms through RME. ZDM Mathematics Education (4). Hlm. 927-939.

---. (2010). Pendidikan Matematika Realistik Indonesia: Perkembangan dan Tantangannya. IndoMS JME. 1(1). Hlm. 11-16.

Siregar, Eveline & Nara, Hartini. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks.

Sudaryono dkk. (2013). Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiman. (2011). Peningkatan Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik. Makalah. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

Suharjana, Agus. (2008). Mengenal Bangun Ruang dan Sifat-sifatnya di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Sundayana, Rostina. (2013). Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suwaji, Untung Trisna. (2008). Permasalahan Pembelajaran Geometri Ruang SMP dan Alternatif Pemecahannya. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Tashdiqy, Riyad Hudan. (2015). Peningkatan Pemahaman Konsep Belajar Matematika melalui Model Pembelajaran Direct Instruction (DI) untuk Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah Kota Pekalongan. Skripsi. UMS. Tim Penyusun. (2007). Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan). Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Tirosh, Dina & Wood, Terry (Eds.). (2008). The International Handbook of Mathematics Teacher Education. Rotterdam: Sense Publishers.

131

Turmudi. (2009). Students’ Responses to the Realistic Mathematics Teaching Approach in Junior Secondary School in Indonesia. Proceedings of IICMA. Bandung: UPI.

Van den Heuvel-Panhuizen, Marja. (2003). The Didactical Use of Models in Realistic Mathematics Education: An Example from A Longitudinal Trajectory on Percentage. Educational Studies in Mathematics (Nomor 54). Hlm. 9-35.

Van De Walle, John A. (2008). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah: Pengembangan Pengajaran (jilid 1, edisi keenam). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Van den Heuvel-Panhuizen, Marja & Drijvers, Paul. (2014). Realistic Mathematics Education. Encyclopedia of Mathematics Education.

Wahyuningsih, Tri dkk. (2013). Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif. Jurnal Matematika. 3(2). Hlm. 52-63.

Widiyanti, Reny Amalia. (2012). Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dalam Pembelajaran Matematika terhadap Kemampuan Kognitif Siswa SMP Kelas VII.Skripsi. UNY

Widoyoko, Putro. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wijaya, Ariyadi. (2012). Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

132

133 Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

134

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Kelas Tanggal Waktu Materi

Eksperimen (VIII A)

3 Mei 2016 07.00 – 08.20 Pretest

4 Mei 2016 09.15 – 10.35 Luas permukaan balok dan kubus

10 Mei 2016 07.00 – 08.20 Luas permukaan prisma dan limas tegak

11 Mei 2016 09.15 – 10.35 Volume balok dan kubus 17 Mei 2016 07.00 – 08.20 Volume prisma dan limas

tegak 18 Mei 2016 09.15 – 10.35 Posttest

Kontrol (VIII B)

3 Mei 2016 08.20 – 10.40 Pretest

7 Mei 2016 09.15 – 10.35 Luas permukaan balok dan kubus

10 Mei 2016 08.20 – 09.00 09.15 – 09.55

Luas permukaan prisma dan limas tegak

14 Mei 2016 09.15 – 10.35 Volume balok dan kubus 17 Mei 2016 08.20 – 09.00

09.15 – 09.55

Volume prisma dan limas tegak

135 Lampiran 2. Perangkat dan Instrumen Penelitian

Lampiran 2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen Lampiran 2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Lampiran 2.3 Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lampiran 2.4 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Lampiran 2.5 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Lampiran 2.6 Kisi-kisi dan Pedoman Penilaian Soal Pretest dan Posttest Lampiran 2.7 Soal Pretest dan Alternatif Jawaban

136

Lampiran 2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik) Mata Pelajaran : Matematika

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 4 Sleman Kelas/Semester : VIII/2

Pertemuan ke : 1

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (80 menit)

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.

Indikator : 1. Menemukan rumus luas permukaan balok dan kubus dengan cermat, kerja keras, dan berpikir logis.

2. Menghitung luas permukaan balok dan kubus dengan cermat, kerja keras, dan berpikir logis.

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan balok dan kubus dengan cermat, kerja keras, dan berpikir logis.

2. Siswa dapat menghitung luas permukaan balok dan kubus dengan cermat, kerja keras, dan berpikir logis.

B. Materi Pembelajaran

Luas permukaan kubus atau balok adalah jumlah luas seluruh permukaan (bidang) bangun ruang tersebut. Untuk menemukan luas permukaan kubus atau balok, perlu diketahui banyak bidang dan bentuk dari masing-masing bidang pada kubus atau balok. Dalam menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok, digunakan berbagai rumus luas bangun datar yang telah dipelajari, yaitu luas persegi dan luas persegi panjang. Luas Permukaan Balok

137

Kedua gambar di atas adalah gambar balok dan salah satu contoh jaring-jaringnya. Sebuah balok memiliki tiga pasang sisi berupa persegi panjang. Setiap sisi dan pasangannya saling berhadapan, sejajar, dan kongruen. Ketiga pasang sisi tersebut adalah:

1. Sisi atas dan bawah

Jumlah luas

2. Sisi depan dan belakang Jumlah luas

3. Sisi kanan dan kiri

Jumlah luas

Sehingga, luas permukaan balok adalah total jumlah luas ketiga pasang sisi-sisi tersebut. Luas permukaan balok

Luas Permukaan Kubus

Kedua gambar di atas adalah gambar kubus dan salah satu contoh jaring-jaringnya. Jaring-jaring kubus merupakan rentangan dari permukaan kubus. Sehingga, untuk menghitung luas permukaan kubus sama dengan menghitung luas jaring-jaringnya. Oleh karena kubus memiliki enam buah bidang dan tiap bidang berbentuk persegi, maka luas permukaan kubus dengan panjang rusuk yaitu:

Luas permukaan kubus luas persegi

138 C. Media Pembelajaran

1. Penggaris

2. Bangun ruang balok dan kubus 3. Cutter atau gunting

D. Metode Pembelajaran

Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. E. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam kepada siswa dan memulai pembelajaran dengan berdoa.

2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari.

4. Sebagai motivasi, guru memberikan gambaran tentang pentingnya mengetahui penerapan luas permukaan balok dan kubus dalam kehidupan sehari hari. Sebagai contoh:

“Isti ingin membungkus sebuah hadiah kepada Santi. Ia memiliki sebuah kotak, namun belum ia bungkus dengan kertas kado. Untuk mengetahui luas kertas yang diperlukan dalam membungkus kotak kado agar sisa kertas seminimal mungkin, Isti dapat menerapkan rumus luas permukaan balok dan kubus agar Isti dapat membeli kertas kado dengan ukuran yang tepat.”

5. Sebagai apersepsi, siswa mengingat kembali tentang luas bangun datar persegi dan persegi panjang, unsur-unsur dan jaring-jaring balok dan kubus.

5 menit

Inti 1. Guru memberikan masalah kontekstual yang berhubungan dengan materi, yaitu tentang

139

bagaimana mengetahui luas kertas yang diperlukan untuk membungkus kado (tercantum dalam LKS-1).

2. Siswa mendapat kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya tentang permasalahan awal yang diberikan guru. 3. Guru menjelaskan situasi dan kondisi

permasalahan dengan memberikan petunjuk seperlunya dan mengarahkan pendapat siswa terhadap permasalahan awal tersebut pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

4. Guru mengaitkan konsep matematika yaitu jaring-jaring balok dan kubus, serta luas persegi panjang dan persegi dengan luas kemasan kotak kado.

5. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang heterogen untuk menyelesaikan LKS-1.

6. Melalui LKS-1 dan media pembelajaran, siswa diberikan kesempatan untuk menyelesaikan permasalahan konkrit tentang luas kertas untuk mengemas kotak kado.

7. Guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban dari permasalahan secara berkelompok.

8. Guru meminta satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

9. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang melakukan presentasi.

140

kelompok yang dilakukan siswa dan membimbing siswa untuk memformulasikan hasil diskusi kelompok agar mencapai tujuan pembelajaran.

11. Dari diskusi dengan bantuan LKS-1 dan media pembelajaran, guru mengarahkan siswa menarik kesimpulan tentang rumus luas permukaan balok dan kubus.

Penutup 1. Guru memberikan penguatan tentang kesimpulan pembelajaran.

2. Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengerjakan latihan soal.

3. Guru menutup pembelajaran dengan mengingatkan siswa akan materi yang akan dipelajari selanjutnya.

4. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.

10 menit

F. Sumber Belajar

1. Lembar Kerja Siswa (LKS) terlampir.

2. Siswono,Tatag & Lastiningsih, Netti. 2007. Matematika SMP dan MTs untuk Kelas VIII (edisi 2). Jakarta: Esis.

3. Sukino & Simanguunsong, Wilson. 2006. Matematika SMP Jilid 2 Kelas VIII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

4. Adinawan, M. Cholik & Sugijono. 2007. Matematika SMP Jilid 2B Kelas VIII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

G. Penilaian

Teknik Penilaian : Tes Tertulis Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen :

141

Soal Alternatif Penyelesaian Skor

Sebuah kotak tisu berukuran panjang dan lebar . Luas minimal kertas yang dibutuhkan untuk membungkus kotak tersebut adalah . Hitunglah tinggi kotak.

Diketahui:

Luas kertas kado

L. minimal kertas yang dibutuhkan = L. permukaan kotak berbentuk balok L. permukaan balok 2 3

Dadu berbentuk kubus dengan panjang rusuk . Hitung luas permukaan dadu tersebut.

Diketahui:

L. permukaan dadu = L. permukaan kubus L. permukaan kubus 2 3 Jumlah 10

Guru Mata Pelajaran

Tugiyono, S.Pd.

NIP. 19670902 199403 1 011

Sleman, 4 Mei 2016 Peneliti

Arina Fauzia Ainani NIM. 12301241037

142

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik)

Mata Pelajaran : Matematika

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 4 Sleman Kelas/Semester : VIII/2

Pertemuan ke : 2

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (80 menit)

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.

Indikator : 1. Menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas tegak dengan cermat, kerja keras, dan berpikir logis.

2. Menghitung luas permukaan prisma dan limas tegak dengan cermat, kerja keras, dan berpikir logis.

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas tegak dengan cermat, kerja keras, dan berpikir logis.

2. Siswa dapat menghitung luas permukaan prisma dan limas tegak dengan cermat, kerja keras, dan berpikir logis.

B. Materi Pembelajaran

Luas permukaan prisma atau limas adalah jumlah luas seluruh permukaan (bidang) bangun ruang tersebut. Untuk menemukan luas permukaan prisma atau limas, perlu diketahui banyak bidang dan bentuk dari masing-masing bidang pada prisma atau limas. Dalam menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas, digunakan berbagai rumus luas bangun datar yang telah dipelajari.

143

Kedua gambar di atas adalah gambar prisma tegak segitiga dan salah satu contoh jaring-jaringnya. Karena pada prisma tegak, rusuk-rusuk tegaknya tegak lurus dengan alas, maka bidang-bidang tegak prisma berbentuk persegi panjang. Luas permukaan prisma diperoleh dengan menjumlahkan luas bidang-bidang pada permukaannya, yaitu sebagai berikut:

Luas permukaan prisma

luas alas luas bidang atas luas bidang-bidang tegak luas alas luas alas

luas alas

luas alas keliling alas tinggi

Luas Permukaan Limas

Limas merupakan bangun ruang sisi datar yang selimutnya terdiri atas bangun datar segitiga dengan satu titik persekutuan. Titik persekutuan itu disebut titik puncak limas. Pada materi ini akan dibahas mengenai luas limas beraturan, yaitu limas yang alasnya berbentuk segi- beraturan, dan bidang-bidang tegaknya berbentuk segitiga sama kaki.

Kedua gambar di atas adalah gambar limas persegi dan jaring-jaringnya. Limas

terdiri dari sebuah alas berbentuk persegi dan selimut limas berupa empat buat buah segitiga sama kaki.

Luas permukaan limas

luas luas luas luas

luas luas luas luas

144 C. Media Pembelajaran

1. Penggaris

2. Bangun ruang prisma tegak segitiga 3. Bangun ruang limas tegak segiempat 4. Cutter/gunting

D. Metode Pembelajaran

Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. E. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam kepada siswa dan memulai pembelajaran dengan berdoa.

2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari.

4. Sebagai motivasi, guru memberikan gambaran tentang pentingnya menerapkan luas permukaan prisma dan limas tegak dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh:

“Ganang suka sekali berkemah. Saat ia hendak berkemah, tendanya yang berbentuk prisma dan limas rusak dan tidak bisa dipakai. Dia harus membeli kain parasut untuk membuat tenda yang baru. Untuk dapat mengetahui luas kain parasut yang Ganang perlukan, ia dapat menghitung luas permukaan tenda berbentuk prisma dan limas tersebut.”

5. Sebagai apersepsi, siswa mengingat kembali tentang luas bangun datar, unsur-unsur dan jaring-jaring prisma dan limas tegak.

5 menit

Inti 1. Guru memberikan masalah kontekstual yang berhubungan dengan materi, yaitu tentang bagaimana mengetahui luas bahan tenda

145

berbentuk prisma dan limas tegak yang diperlukan untuk membuat tenda (tercantum dalam LKS-2).

2. Siswa mendapat kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya tentang permasalahan awal yang diberikan guru.

3. Guru menjelaskan situasi dan kondisi permasalahan dengan memberikan petunjuk seperlunya dan mengarahkan pendapat siswa terhadap permasalahan awal tersebut pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

4. Guru mengaitkan konsep matematika yaitu jaring-jaring prisma dan limas tegak, serta luas bangun datar dengan luas bahan untuk membuat tenda berbentuk prisma dan limas tegak.

5. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang heterogen untuk menyelesaikan LKS-2. 6. Melalui LKS-2 dan media pembelajaran, siswa

diberikan kesempatan untuk menyelesaikan permasalahan konkrit tentang luas bahan yang diperlukan untuk membuat tenda berbentuk prisma dan limas tegak.

7. Guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban dari permasalahan secara berkelompok.

8. Guru meminta satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

9. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang melakukan presentasi.

146

kelompok yang dilakukan siswa dan membimbing siswa untuk memformulasikan hasil diskusi kelompok agar mencapai tujuan pembelajaran.

11. Dari diskusi dengan bantuan LKS-2 dan media pembelajaran, guru mengarahkan siswa menarik kesimpulan tentang rumus luas permukaan prisma dan limas tegak.

Penutup 1. Guru memberi penguatan tentang kesimpulan pembelajaran.

2. Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengerjakan latihan soal.

3. Guru menutup pembelajaran dengan mengingatkan siswa akan materi yang akan dipelajari selanjutnya.

4. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.

10 menit

F. Sumber Belajar

1. Lembar Kerja Siswa (LKS) terlampir.

2. Siswono,Tatag & Lastiningsih, Netti. 2007. Matematika SMP dan MTs untuk Kelas VIII (edisi 2). Jakarta: Esis.

3. Sukino & Simanguunsong, Wilson. 2006. Matematika SMP Jilid 2 Kelas VIII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

4. Adinawan, M. Cholik & Sugijono. 2007. Matematika SMP Jilid 2B Kelas VIII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

G. Penilaian

Teknik Penilaian : Tes Tertulis Bentuk Instrumen : Uraian Instrumen :

147

Soal Alternatif Penyelesaian Skor

Sebuah tenda pengungsi dengan tinggi

didirikan di atas sebidang tanah dengan panjang alas tenda dan lebar . Hitung luas minimal kain yang diperlukan jika ingin membuat tenda tersebut.

Diketahui:

L. minimal kain yang diperlukan =

Dokumen terkait