• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 3.5 Konsep Penanganan Permukiman Kumuh Bantaran Sungai

D. Rencana Pengembangan SPAM Zona 4

Wilayah layanan Zona 4 meliputi Kecamatan Palaran. Jumlah penduduk pada tahun 2016 sebesar 60.456 jiwa. Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2035 akan mencapai jumlah 121.613 jiwa (tabel 3.9)

Unit SPAM terdiri dari 4 sistem, yaitu sistem IPA Palaran dengan kapasitas produksi 21,3 liter/detik, IPA Bantuas kapasitas produksi 20 liter/detik, IPA Bukuan kapasitas produksi 10 liter/detik. Jadi total kapasitas produksi eksisting 51 liter/detik.

Kebutuhan air sampai akhir tahun rencana (2035) sebesar 447 liter/detik, sedangkan ketersediaan air 51 liter/detik, sehingga kekurangan air bersih hingga akhir tahun rencana/Tahap IV sebesar 395 liter/detik.

Di perlukan rencana tambahan kapasitas produksi dengan membuat 1 sistem, yaitu sistem IPA Kalhold kapasitas 500 liter/detik. Total rencana kapasitas produksi 500 liter/detik, sehingga dapat memenuhi kekurangan yang dibutuhan sampai akhir tahun rencana (2035) 395 liter/detik.

Sumber air baku yang akan dimanfaatkan untuk Zona Pelayanan 4 adalah Sungai Mahakam.

Untuk lebih jelasnya uraian diatas sudah dijabarkan oleh konsultan dalam bentuk grafik dan gambar pentahapan kapasitas sistem RISPAM untuk Zona 4 Tahun 2016-2035 seperti pada Gambar 3.16 dan Gambar 3.17. sebagai berikut:

Kecamatan Loa Janan Ilir. Jumlah penduduk pada tahun 2016 sebesar 138.993 jiwa. Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2035 akan mencapai jumlah 261.433 jiwa (tabel 3.10).

Unit SPAM terdiri dari 2 sistem, yaitu sistem IPA Seberang dengan kapasitas produksi 200 liter/detik dan IPA Gunung Lipan kapasitas 200 liter/detik, Jadi total kapasitas produksi eksisting 400 liter/detik.

Kebutuhan produksi air sampai akhir tahun rencana (2035) sebesar 960 liter/detik, sedangkan ketersediaan air 400 liter/detik, sehingga kekurangan air bersih hingga akhir tahun rencana/Tahap IV sebesar 560 liter/detik.

Di perlukan rencana tambahan kapasitas produksi dengan membuat 2 sistem, yaitu sistem IPA Seberang III dengan kapasitas 200 liter/detik dan IPA Kalhold dengan kapasitas 500 liter/detik. Total rencana kapasitas produksi 700 liter/detik, sehingga dapat memenuhi kekurangan yang dibutuhan sampai akhir tahun rencana (2035) 560 liter/detik.

Sumber air baku yang akan dimanfaatkan untuk Zona Pelayanan 5 masih tetap mengandalkan dariSungai Mahakam.

Untuk lebih jelasnya uraian diatas sudah dijabarkan oleh konsultan dalam bentuk grafik dan gambar pentahapan kapasitas sistem RISPAM untuk Zona 5 Tahun 2016-2035 seperti pada Gambar 3.18 dan Gambar 3.19. sebagai berikut:

3.2.2.3 Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum a. Umum

Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, tingkat kebocoran air sangat tinggi di PDAM Kota Samarinda. Pada tahun 2012 jumlah kehilangan air PDAM Kota Samarinda sebesar 190.598 m3 atau setara dengan 39,81%, dan kondisi terakhir tahun 2014 jumlah kehilangan air sebesar 207.274 m3 atau setara dengan 41,95 %. Sementara untuk unit SPAM Jaringan Perpipaan Non PDAM tidak terdapat data tingkat kehilangan air.

Beberapa permasalahan kaitannya dengan tingginya kehilangan air ini adalah sebagai berikut :

1. Administrasi yang kurang tertib, pembacaan meter kurang akurat;

2. Perhitungan volume produksi hanya berdasarkan estimasi karena water meter induk yang ada jumlahnya terbatas sertas sudah banyak yang rusak;

3. Water meter pelanggan banyak yang rusak dan belum dilakukan penggantian; akibatnya pencatatan meter pelanggan tidak akurat, karena usia meter air yang sudah melebihi usia rencana;

4. Pipa yang sudah tua dan korosif. Instalasi jaringan pipa distribusi kurang baik (bocor);

5. Jalur Pipa saat ini

6. Pemakaian oleh pelanggan tanpa melalui meteran (pencurian) yang tidak terdeteksi oleh PDAM.

Karena itulah perlu dilakukan sejumlah rencana tindak perbaikan dalam rangka penurunan tingkat kehilangan air secara bertahap hingga setidak-tidaknya dapat mencapai maksimal 20% sebagaimana direncanakan dalam rencana induk air minum Kota Samarinda, serta sejalan dengan rencana Bisnis Plan PDAM.

b. Rencana Program Penurunan Kebocoran Teknis

Kehilangan air fisik/teknis meliputi kebocoran pada jaringan distribusi, kebocoran dan luapan pada reservoir, serta kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan.

Hal-hal yang direkomendasikan/langkah-langkah yang harus dilakukan untuk penurunan kebocoran air teknis ini antara lain:

 Pemasangan Alat Ukur/Meter Air  Deteksi Kehilangan Air

 Rehabilitasi

 Monitoring Secara Berkala

 Pemeliharaan Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi c. Penurunan Kebocoran Non Teknis

Kehilangan air administratif/non fisik/non teknis antara lain konsumsi tak resmi/pencurian air, ketidak akuratan meter pelanggan, dan kesalahan penanganan data/lemahnya pencatatan.

Hal-hal yang direkomendasikan/langkah-langkah yang harus dilakukan untuk penurunan kebocoran air non teknis ini antara lain:

 Melakukan pembinaan kepada petugas pembaca meter dan menertibkan administrasinya;

 Melakukan penertiban pelanggan dengan cara membentuk Tim Penertiban Pelanggan;

 Melakukan penggantian water meter (meter induk dan meter pelanggan) yang sudah kadaluarsa (di atas lima tahun);

 Melakukan peninjauan kembali terhadap kebijakan struktur tarif yang diberlakukan di unit-unit pelayanan PDAM/Cabang.

3.2.3 Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Samarinda

3.2.3.1Tujuan dan Sasaran SSK

1. Air Limbah

Sesuai dengan hasil EHRA didapat daerah rawan pengelolaan air limbah adalah Kecamatan Palaran dan Sungai Kunjang, adapun analisis SWOT yang didapat memperoleh penilaian sebagai berikut :

a) Tujuan

1. Pengutamaan peran jender di masyarakat terutama wanita dalam perencanaan program pengembangan pengelolaan air limbah;

melalui APBD kota maupun Bantuan Keuangan Provinsi pada tahun-tahun berikutnya serta penganggaran program yang lebih berpihak pada pro poor (pengentasan kemiskinan).

b) Sasaran

1. Mengedepankan peran masyarakat terutama wanita dengan melibatkan dalam perencanaan program serta penyuluhan kesehatan akan pengelolaan air limbah yang baik pada tiap-tiap posyandu dan puskesmas rukun tetangga;

2. Kepastian,ketertiban, kedisiplinan serta kewenangan dalam pengelolaan air limbah;

3. Terwujudnya pengembangan pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan dan lebih baik.

c) Tahapan Pencapaian

Sasaran 1: Mengedepankan peran masyarakat terutama wanita dengan melibatkan

Dokumen terkait