• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 6ea37c8069 BAB IIIBAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 6ea37c8069 BAB IIIBAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

ArahanKebijakan dan

RencanaStrategis

(2)

3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya Kota Samarinda

Arahan RPJMN terhadap pembangunan bidang Cipta Karya, antara lain:

1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0% melalui penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 38.431 hektar dan peningkatan keswadayaan masyarakat di 7.683 kelurahan.

2. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan melalui (i) pembinaan dan pengawasan khususnya BGN; (ii) penyusunan NSPK dan penerapan penyelenggaraan bangunan hijau; dan (iii) menciptakanbuilding codes.

3. Tercapainya akses air minum yang aman menjadi 100% melalui penanganan tingkat regional, kabupaten/kota, kawasan dan lingkungan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

4. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 % pada tingkat kebutuhan dasar melalui penanganan tingkat regional, kabupaten/kota, kawasan dan lingkungan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

3.1.2 Arahan Penataan Ruang Kota Samarinda

A. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional

Sesuai dengan lingkup perencanaan RTRWN yang meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka arahan RTRWN yang akan dijadikan sebagai acuan adalah kebijakan dan rencana yang ditetapkan lokasinya di Provinsi Kalimantan Timur dan Kota Samarinda, sebagai berikut :

1. Sistem Perkotaan Nasional

2. Pusat Kegiatan Nasional (PKN): Kawasan Perkotaan Balikpapan Tenggarong -Samarinda - Bontang

(3)

7. Pelabuhan Sebagai Simpul Transportasi Laut Nasional Pelabuhan Nasional : Samarinda (I/3)

8. Bandar Udara Sebagai Simpul Transportasi Udara Nasional 9. Pusat Penyebaran Sekunder : Bandara Samarinda Baru (III/4) 10. Wilayah Sungai Wilayah Sungai Mahakam (Strategis Nasional)

11. Kawasan Andalan Nasional Kawasan Bontang - Samarinda - Tenggarong - Balikpapan, Penajam dan sekitarnya (Bonsamtebajam) Sektor unggulan: industri, perkebunan, pertambangan, kehutanan, perikanan dan pariwisata.

12. Kawasan Strategis Nasional Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Samarinda, Sanga-sanga, Muara Jawa, Balikpapan (KAPET SASAMBA).

Dari arahan RTRW Nasional tersebut diatas, maka kebijakan nasional yang terkait dan bersinggungan langsung dengan wilayah Kota Samarinda adalah sebagai:

1. Kota Samarinda sebagai Sistem Perkotaan Nasional memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan Kota dan Kabuapaten sekitarnya yaitu Kota Balikpapan, Bontang, Tenggarong Penajam yang tergabung dalam Kawasan Strategis Nasional (Kapet Sasamba) dan Kawasan Andalan Nasional (Bonsamtebajam).

2. Kota Samarinda sebagai Simpul Transportasi laut Nasional dan Bandar Udara sebagai Simpul Transportasi Udara Nasional.

(4)

Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, menegaskan bahwa Kota Samarinda termasuk dalam Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Samarinda, Sanga-Sanga, Muara Jawa, Balikpapan (KAPET SASAMBA), Kota Samarinda dalam kawasan KAPET SASAMBA. Untuk arah Kebijakan Penataan Ruang KAPET SASAMBA, adalah:

1. Pengembangan sektor pertanian, sektor perikanan, sektor industri pengolahan, dan sektor pariwisata yang berkelanjutan dan berbasis kemampuan daya dukung lingkungan setempat;

2. Penguatan sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi dan sistem jaringan prasarana pendukung kapet; dan

3. Pengembangan pengelolaan ekonomi kawasan yang terpadu untuk menciptakan daya saing produk unggulan wilayah.

B. Arahan Raperda RTRW Provinsi Kalimantan Timur

(5)

a) Rencana Struktur Ruang

Rencana pengembangan struktur ruang Provinsi Kalimantan Timur 2015 - 2035 meliputi:

1. Sistem jaringan prasarana utama diarahkan untuk menunjang kegiatan ekonomi dan sosial-budaya penduduk, yang dikembangkan berdasarkan pada struktur kota yang akan dibentuk serta untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten/kota dengan kabupaten/kota di sekitarnya. Sistem jaringan prasarana utama terdiri atas 1) sistem jaringan transportasi darat; 2) sistem jaringan transportasi perkeretaapian; 3) sistem jaringan transportasi laut; dan 4) sistem jaringan transportasi udara.

2. Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas 1) jaringan lalu lintas dan angkutan jalan; dan 2) jaringan transportasi sungai, danau, dan penyebrangan.

3. Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan terdiri atas 1) jaringan jalan; dan 2) jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan.

4. Jaringan jalan meliputi: pembangunan dan pemeliharaan jaringan jalan arteri primer; pembangunan dan pemeliharaan jaringan jalan kolektor primer 1 (K-1); pembangunan dan pemeliharaan jaringan jalan kolektor primer 2 (K-2); pembangunan dan pemeliharaan jaringan jalan kolektor primer 3 (K-3); dan pembangunan dan pemeliharaan pembangunan jalan bebas hambatan.

5. Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan terdiri dari pembangunan dan pemeliharaan terminal penumpang tipe A; dan pembangunan dan pemeliharaan terminal penumpang tipe B.

6. Jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan meliputi pemeliharaan pelabuhan dan alur pelayaran angkutan sungai dan danau; pemeliharaan pelabuhan dan alur pelayaran lintas penyeberangan; dan pembangunan dermaga sebagai pusat-pusat pergantian antar moda untuk mengintegrasikan jalur transportasi angkutan sungai dengan angkutan jalan serta angkutan sungai dengan angkutan laut. 7. Sistem jaringan transportasi perkeretaapian terdiri dari jaringan dan layanan kereta

api; stasiun kereta api; dan sistem persinyalan, telekomunikasi dan kelistrikan. 8. Jaringan dan layanan kereta api meliputi pembangunan jaringan dan layanan kereta

(6)

10. Sistem jaringan transportasi laut terdiri atas tatanan kepelabuhanan; dan alur pelayaran.

11. Tatanan kepelabuhanan terdiri atas pelabuhan umum yang terbagi menjadi pembangunan dan pemeliharaan pelabuhan utama; pembangunan dan pemeliharaan pelabuhan pengumpul; dan pembangunan dan pemeliharaan pelabuhan pengumpan. 12. Alur pelayaran meliputi pemeliharaan alur pelayaran kapal barang; dan

pemeliharaan alur pelayaran kapal penumpang.

13. Sistem jaringan transportasi udara adalah tatanan kebandarudaraan. Tatanan kebandarudaraan terdiri atas pembangunan dan pemeliharaan bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan primer; pembangunan dan pemeliharaan bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan sekunder; pembangunan dan pemeliharaan bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier; dan pembangunan dan pemeliharaan bandar udara pengumpan.

14. Sistem jaringan prasarana lainnya terdiri atas sistem jaringan energi; sistem jaringan telekomunikasi; dan sistem jaringan sumber daya air.

15. Sistem jaringan energi dimaksudkan untuk menunjang penyediaan energi listrik dan pemenuhan energi lainnya, terdiri atas: pembangkit tenaga listrik; gardu induk; jaringan transmisi tenaga listrik; dan jaringan pipa minyak dan gas bumi.

16. Pembangkit tenaga listrik terdiri atas pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan pembangkit listrik; pembangunan PLTA di berbagai lokasi sungai potensial; dan pengembangan listrik perdesaan.

17. Gardu induk pemeliharaan dan pengembangan gardu induk.

18. Jaringan transmisi tenaga listrik terdiri atas pembangunan jaringan transmisi tenaga listrik yang menghubungkan sistem Samarinda – Balikpapan; dan pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV.

19. Jaringan pipa minyak dan gas bumi terdiri atas pengembangan dan pemeliharaan jaringan pipa gas bumi nasional; dan pengembangan jaringan pipa gas di daratan dan perairan yang menghubungkan sumur-sumur migas ke unit pengolahan, penyimpanan, pemanfaatan, termasuk jaringan gas kota dari sumur gas ke permukiman penduduk.

(7)

kegiatan pengembangan di sekitar lokasi SUTT/SUTET; dan menetapkan ketentuan radius pengembangan.

21. Sistem jaringan telekomunikasi adalah perangkat komunikasi dan pertukaran informasi yang dikembangkan untuk tujuan-tujuan pengambilan keputusan dan peningkatan kualitas pelayanan publik ataupun privat.

22. Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi terdiri atas jaringan terestrial, jaringan nirkabel, dan jaringan satelit diarahkan pada peningkatan jangkauan pelayanan dan kemudahan akses diharapkan menjangkau wilayah pelosok perdesaan melalui desa berdering (ringing village) dan desa pintar (smart village), pengembangan tower BTS (Base Transceiver Station) secara bersama-sama, dan pengembangan dan kemudahan jaringan telematika di daerah terpencil.

23. Peningkatan pelayanan telekomunikasi dengan sistem jaringan satelit perlu direncanakan penataan lokasi BTS yang diatur dalam peraturan tersendiri.

24. Sistem jaringan sumberdaya air meliputi pengelolaan daerah aliran sungai, konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air berdasarkan pembagian kewenangan wilayah sungai; pengembangan dan pengelolaan daerah irigasi yang diprioritaskan; pengembangan dan pengelolaan daerah rawa dan tambak nasional yang diprioritaskan, pengembangan dan pengelolaan daerah rawa dan tambak provinsi yang diprioritaskan; dan pengembangan dan pengelolaan bangunan penyedia air baku, bangunan pengendali banjir, bangunan konservasi, dan PLTA/PLTMH.

b) Strategi Pengelolaan Pola Ruang

Rencana pengembangan Pola Ruang Provinsi Kalimantan Timur 2015 – 2035 meliputi:

1. Rencana pola terdiri dari rencana kawasan lindung dan rencana kawasan budidaya. 2. Kawasan lindung seluas 2.328.548 Ha terdiri dari kawasan hutan lindung; kawasan

yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; kawasan perlindungan setempat; kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; dan kawasan lindung geologi.

(8)

Bontang;sempadan sungai, dikembangkan pada seluruh aliran sungai yang ada diprovinsi, baik yang mengalir di kawasan perkotaan maupun di luar kawasanperkotaan; kawasan sekitar danau/waduk; kawasan sempadan mata air yang tersebar seluruh wilayah provinsi; dan kawasan terbuka hijau kota, yang menyebar di kawasan perkotaan dan bukan perkotaan.

5. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya seluas kurang lebih 438.390 Ha, meliputi suaka margasatwa Pulau Semama, terletak di Kabupaten Berau; cagar alam,meliputi:

1) Cagar Alam Muara Kaman Sedulang, terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Timur;

2) Cagar Alam Teluk Adang, terletak di Kabupaten Paser; 3) Cagar Alam Teluk Apar, terletak di Kabupaten Paser; dan

4) Cagar Alam Padang Luwai/Kersik Luway, terletak di Kabupaten Kutai Barat. 5) Kawasan pantai berhutan bakau.

6) Taman nasional, meliputi Taman Nasional Kutai, terdapat di Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kota Bontang.

7) Taman hutan raya, meliputi:

 Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara;

 Taman Hutan Raya Lati Petangis, terdapat di Kabupaten Paser. 8) Taman wisata alam dan taman wisata alam laut, meliputi:

 Taman Wisata Alam Laut Berau, di Kabupaten Berau; dan  Taman Wisata Alam Laut Pulau Sangalaki, di Kabupaten Berau. 9) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, meliputi:

 Wana Riset Samboja, di Kabupaten Kutai Kartanegara;  Kawasan Sungai Wain, di Kota Balikpapan;

 Hutan Pendidikan dan Latihan BLK/SKMA Samarinda di Kabupaten Kutai

Kartanegara;

 Pusat Penelitian Hutan Tropis Universitas Mulawarman;

 Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

(9)

 Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Labanan di Kabupaten Berau;  Hutan Pendidikan dan Penelitian Muara Kaeli di Kabupaten Kutai

Kartanegara;

 Hutan Pendidikan Km. 23 (Hutan Lindung Sungai Manggar), meliputi Kutai

Kartanegara dan Balikpapan;

 Kawasan Kebun Raya Balikpapan di Kota Balikpapan.

6. Kawasan lindung geologi sebagaimana meliputi: kawasan karst di Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, dan Kabupaten Penajam Paser Utara.

7. Kawasan Budidaya seluas 10.355.507 Ha meliputi kawasan peruntukan hutan produksi dengan luas kawasan kurang lebih 6.000.939 Ha; kawasan peruntukan pertanian dengan luas kawasan kurang lebih 3.719.368 Ha; kawasan peruntukan perikanan dengan luas kawasan kurang lebih 68.134 Ha; kawasan peruntukan industri dengan luas kawasan kurang lebih 31.313 Ha; kawasan peruntukan pariwisata dengan luas kawasan kurang lebih 139.023 Ha; kawasan peruntukan permukiman dengan luas kawasan kurang lebih 396.728 Ha; dan kawasan peruntukan lainnya.

8. Rencana kawasan peruntukan hutan produksi terdistribusi di Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Mahakam Ulu, Kota Balikpapan, dan Kota Samarinda.

9. Rencana kawasan peruntukan pertanian meliputi pertanian tanaman pangan dan hortikultura; perkebunan; dan perternakan.

10. Rencana kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dan hortikultura meliputi kawasan lahan basah, lahan kering dan hortikultura yang terdistribusi di Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Penajam Paser Utara,Kabupaten Mahakam Ulu, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Bontang.

11. Rencana kawasan peruntukan perkebunan sterdistribusi di Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Mahakam Ulu, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Bontang.

(10)

13. Rencana pola ruang kawasan peruntukan perikanan meliputi kawasan budidaya perikanan; kawasan perikanan tangkap; dan kawasan pengolahan ikan.

14. Rencana kawasan budidaya perikanan terdistribusi di Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Mahakam Ulu, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Bontang.

15. Rencana kawasan perikanan tangkap terdistribusi di Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Mahakam Ulu, Kota Balikpapan,Kota Samarinda, dan Kota Bontang.

16. Rencana kawasan pengolahan ikan terdistribusi di Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Mahakam Ulu, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Bontang.

17. Rencana pola ruang kawasan peruntukan industri meliputi kawasan industri; dan kawasan industri tertentu.

18. Rencana peruntukan kawasan industri diarahkan di Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Mahakam Ulu, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Bontang.

19. Rencana kawasan pariwisata terdistribusi di Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Mahakam Ulu, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Bontang.

20. Rencana kawasan permukiman meliputi permukiman perkotaan; dan permukiman perdesaan.

(11)

lapangan terbuka di tempat ketinggian≥30 meter di atas permukaan laut.

22. Kawasan permukiman perdesaan meliputi didominasi oleh kegiatan agraris dengan kondisi kepadatan bangunan, penduduk serta prasarana dan sarana permukiman yang rendah, dan kurang intensif dalam pemanfaatan lahan untuk keperluan non agraris; bangunan-bangunan perumahan diarahkan menggunakan nilai kearifan budaya lokal seperti pola rumah kebun dengan bangunan berlantai panggung; dan kawasan permukiman perdesaan termasuk kawasan permukiman penduduk di perkampungan yang ada; untuk keperluan non agraris; bangunan-bangunan perumahan diarahkan menggunakan nilai kearifan budaya lokal seperti pola rumah kebun dengan bangunan berlantai panggung; dan kawasan permukiman perdesaan termasuk kawasan permukiman penduduk di perkampungan yang ada.

23. Rencana kawasan peruntukan lainnya meliputi kawasan peruntukan: hutan rakyat, instalasi pembangkit energi listrik, unit penyimpanan dan pengolahan minyak dan gas bumi, instalasi militer, dan instalasi lainnya serta kawasan budidaya perairan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

c) Kawasan Strategi Provinsi Kalimantan Timur

Kawasan strategis Provinsi Kalimantan Timur terdiri dari:

1. Rencana pengembangan KSP meliputi Kawasan Andalan Nasional dan Kawasan Strategis Nasional yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang terkait dengan wilayah provinsi dan KSP;

2. Rencana pengembangan KSP adalah penetapan kawasan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan dan memperhatikan aspek sosial budaya serta pelestarian lingkungan;

3. Kawasan Andalan Nasional meliputi Kawasan Sangkulirang, Sangatta, dan Muara Wahau (SASAMAWA); Kawasan Bontang – Samarinda – Tenggarong – Balikpapan – Penajam (BOSAMTEBAJAM) dan sekitarnya; dan Kawasan Andalan Laut Bontang dan sekitarnya dan Kawasan Tanjung Redeb dan sekitarnya.;

(12)

 kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi meliputi:

1. Kawasan Industri Manufaktur Kariangau dan Buluminung di Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara;

2. Kawasan Industri Perdagangan dan Jasa di Kota Samarinda;

3. Kawasan Industri Petrokimia berbasis Migas dan Kondensat di Kota Bontang; 4. Kawasan Industri Oleochemical Maloy di Kabupaten Kutai Timur;

5. Kawasan Industri Pertanian di Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara;

6. Kawasan Industri Pertanian di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Barat;

7. Kawasan Industri Pertanian di Kabupaten Mahakam Ulu; 8. Kawasan Agropolitan Regional di Kabupaten Kutai Timur.

 Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya di dalam wilayah provinsi, meliputi:

1. Museum Mulawarman di Kabupaten Kutai Kartanegara; 2. Desa Budaya Pampang di Kota Samarinda;

3. Kawasan Koridor Sungai Mahakam; dan

 Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di dalam wilayah provinsi meliputi:

1. Kawasan 3 (tiga) danau (Danau Semayang, Danau Jempang, Danau Melintang dan sekitarnya);

2. Kawasan Teluk Balikpapan (Sepaku – Penajam – Balikpapan); 3. Kawasan Delta Mahakam;

4. Kawasan Pesisir dan Laut Kepulauan Derawan dan sekitarnya. 5. Kawasan Ekosistem Karst Sangkulirang Mangkalihat;

6. Kawasan Pesisir dan Laut Kepulauan Balabalagan

(13)

C. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Samarinda periode 2014-2034, Kota Samarinda mempunyai tujuan penataan ruang adalah untuk mewujudkan Kota Samarinda menjadi Kota Tepian yang berbasis perdagangan, jasa dan industri yang maju, berwawasan lingkungan dan hijau, serta mempunyai keunggulan daya saing untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Adapun konsep Kota Tepian yang dimaksudkan adalah kata Tepian yang tidak hanya menjadi Semboyan Kota Samarinda yang merupakan akronim dari Teduh, Rapi, Aman dan Nyaman tetapi juga cerminan dari Kota Samarinda yang terletak di daerah tepi sungai, yaitu bagian yang berbatasan langsung dengan air. Daya tarik Kota Samarinda sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Timur mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Dengan prediksi Kota Samarinda akan berjumlah penduduk 1.057.671 jiwa (menjadi Kota Metropolitan karena diatas 1 juta penduduk) di tahun 2017 dan 1.388.466 jiwa di tahun 2023 (tabel 3.1), membawa tantangan yang besar dalam pemenuhan kebutuhan penduduk akan lahan yang hanya tersedia 718 Km2. Oleh karena itu, sangat penting dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang kedepan yang sesuai dengan RTRW Kota Samarinda.

Tabel 3.1

(14)

KECAMATAN ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

Samarinda Ulu a) Kawasan Lindung Ruang Terbuka Hijau Publik, Ruang Terbuka Hijau Privat, Kawasan Rawan Banjir dan Kawasan Longsor.

b) Kawasan Budidaya Kawasan Perumahan kepadatan sedang, perdagangan dan jasa skala (regional dan kota, kawasan, pada pusat-pusat lingkungan), kawasan perkantoran swasta, pariwisata buatan, industry kecil dan makro, kawasan Ruang Terbuka Non Hijau,

c) Kawasan Peruntukan Ruang Evakuasi (banjir dan longsor), kawasan pengolahan ikan, kawasan peruntukan lainnya (pertambangan, pendidikan, kesehatan dan kepribadatan) dan Kawasan Strategis Kota di kawasan tepian sungai di sepanjang sungai Kota Samarinda).

a) Rencana Sistem Jaringan prasarana Utama Rencana sistem jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, dan sistem jaringan perkereta apian.

b) Rencana Sistem Jaringan Prasarana lainnya Sistem jaringan energy listrik, telekomunikasi, sumber daya air, infrastruktur perkotaan (sistem penyediaan air minum, pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah, sistem jaringan drainase, sistem proteksi kebakaran, jalur evakuasi banjir, jalur evakuasi longsor, jalur evakuasi kebakaran.

Samarinda Ilir a) Kawasan Lindung

Kawasan perlindungan setempat, (sempadan sungai), RTH (Publik danPrivat), kawasan rawan bencana alam (longsor)

b) Kawasan Budidaya

Kawasan perumahan kepadatan rendah, perdagangan dan jasa pada pusat-pusat lingkungan, kawasan perkantoran swasta, pariwisata buatan, industry (kecil dan makro, sedang dan menengah, dan industri besar), kawasan Ruang Terbuka Non Hijau, Kawasan Peruntukan Ruang Evakuasi (banjirdan longsor), Kawasan peruntukan lainnya (pertambangan, pendidikan, kesehatan dan peribadatan) dan Kawasan Strategis Kota di kawasan tepian sungai di sepanjang sungai Kota Samarinda).

a) Rencana Sistem Jaringan Prasarana Utama Sistem Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Sistem Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan.

(15)

KECAMATAN ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

Samarinda Kota a) Kawasan Lindung

Kawasan perlindungan setempat (sempadan sungai), RTH (Publik dan Privat)

b) Kawasan Budidaya

Kawasan perumahan kepadatan rendah, perdagangan dan jasa skala (regional dan kota, kawasan, pada pusat-pusat lingkungan), kawasan perkantoran swasta, pariwisata buatan, industri kecil dan makro, kawasan Ruang Terbuka Non Hijau, Kawasan Peruntukan Ruang Sektor Informal, Kawasan Peruntukan Ruang Evakuasi Bencana (Banjir), Kawasan peruntukan lainnya (hankam, pendidikan, kesehatan dan peribadatan) dan Kawasan Strategis Kota di kawasan tepian sungai di sepanjang sungai Kota Samarinda dan kawasan perdagangan Citra Niaga.

a) Rencana Sistem Jaringan Prasarana Utama

Sistem Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Sistem Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan.

b) Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Sistem jaringan energi listrik, telekomunikasi, sumber daya air, infrastruktur perkotaan (sistem penyediaan air minum, pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah, sistem penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, sistem jaringan drainase, sistem proteksi kebakaran, jalur evakuasi banjir, jalur evakuasi kebakaran)

Samarinda Seberang a) Kawasan Lindung

Kawasan perlindungan setempat, (sempadan sungai), RTH (Publik dan Privat).

b) Kawasan Budidaya

Kawasan perumahan kepadatan tinggi, perdagangan dan jasa berskala kawasan, kawasan perkantoran (pemerintah dan swasta), pariwisata (sejarah budaya dan buatan), industri (sedang dan menengah, dan industri besar), Kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana (banjir), Kawasan peruntukan lainnya (perikanan, pertambangan, hankam, pendidikan, kesehatan dan peribadatan) dan Kawasan Strategis Kota dari sudut pandang lingkungan (kawasan tepian sungai di sepanjang sungai Kota Samarinda) dan sosial budaya (kawasan Kota Lama di Kec. Samarinda Seberang).

a) Rencana Sistem Jaringan

Prasarana Utama Sistem Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Sistem Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan.

b) Rencana Jaringan Prasarana Lainnya

(16)

Kawasan perlindungan pada kawasan di bawahnya (kawasan resapan air), Kawasan perlindungan setempat (embung), Kawasan Cagar Alam (KRUS Unmul), RTH (Publik dan Privat).

d) Kawasan Budidaya

Kawasan perumahan kepadatan sedang, perdagangan dan jasa pada pusat-pusat lingkungan, pariwisata (alam, sejarah budaya dan buatan), industri (kecil dan mikro), RTNH, Kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana (banjir), Kawasan peruntukan lainnya (pertanian, peternakan, perikanan, pertambangan, hankam, pendidikan, kesehatan dan peribadatan) dan Kawasan Strategis Kota dari sudut pandang lingkungan (KRUS dan kawasan tepian sungai di sepanjang sungai Kota Samarinda) dan sosial budaya (kawasan pariwisata Budaya Desa Pampang).

Prasarana Utama

Sistem Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Sistem Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan, Sistem jaringan perkeretaapian, sistem jaringan transportasi udara.

b) Rencana Jaringan Prasarana Lainnya

Energi listrik, telekomunikasi, sumber daya air, infrastruktur perkotaan (sistem penyediaan air minum, pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah, sistem jaringan drainase, sistem proteksi kebakaran, jalur evakuasi banjir).

Sungai Kunjang a) Kawasan Lindung

Kawasan perlindungan setempat (sempadan sungai), RTH (Publik dan Privat).

b) Kawasan Budidaya

Kawasan perumahan kepadatan sedang, perdagangan dan jasa berskala (kawasan dan pusat-pusat lingkungan), perkantoran pemerintah, pariwisata (sejarah budaya dan buatan), industri (kecil dan mikro; sedang – menengah, besar), RTNH, Kawasan peruntukan lainnya (pertanian, perikanan, pertambangan, hankam, pendidikan, kesehatan dan peribadatan) dan Kawasan Strategis Kota dari sudut pandang lingkungan (kawasan tepian sungai di sepanjang sungai Kota Samarinda).

a) Rencana Sistem Jaringan Prasarana Utama

Sistem Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Sistem Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan, Sistem jaringan perkeretaapian.

b) Rencana Jaringan Prasarana Lainnya

(17)

KECAMATAN ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

Sungai Pinang a) Kawasan Lindung

RTH (Publik dan Privat), Kawasan Rawan Bencana Alam (Banjir).

b) Kawasan Budidaya

Kawasan perumahan kepadatan sedang, perdagangan dan jasa pada pusat-pusat lingkungan, pariwisata buatan, RTNH, Kawasan Peruntukkan Ruang Evakuasi Bencana, Kawasan peruntukan lainnya (perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan dan peribadatan) dan Kawasan Strategis Kota dari sudut pandang lingkungan (kawasan tepian sungai di sepanjang sungai Kota Samarinda).

a) Rencana Sistem Jaringan Prasarana Utama

Sistem Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Sistem Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan).

b) Rencana Jaringan Prasarana Lainnya

Energi listrik, telekomunikasi, sumber daya air, infrastruktur perkotaan (sistem penyediaan air minum, pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah, sistem jaringan drainase, sistem proteksi kebakaran, jalur evakuasi banjir).

Sambutan a) Kawasan Lindung

Kawasan Perlindungan Setempat (sempadan sungai), RTH (Publik dan Privat), Kawasan Rawan Bencana Alam (Banjir).

b) Kawasan Budidaya

Kawasan perumahan kepadatan tinggi, pariwisata buatan, (industri sedangmenengah dan besar), RTNH, Kawasan Peruntukkan Ruang Evakuasi Bencana (Banjir), Kawasan peruntukan lainnya (pertanian, peternakan,perikanan,

pertambangan, pendidikan, kesehatan dan peribadatan) dan Kawasan Strategis Kota dari sudut pandang lingkungan (kawasan tepian sungai di sepanjang sungai Kota Samarinda) dan Kawasan Strategis Kota dari sudut pandang pertumbuhan ekonomi (Kawasan perdagangan dan jasa berskala kota di Kec. Sambutan).

a) Rencana Sistem Jaringan Prasarana Utama

Sistem Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Sistem Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan.

b) Rencana Jaringan Prasarana Lainnya

(18)

Kawasan Perlindungan Setempat (sempadan sungai), RTH (Publik dan Privat), Kawasan Rawan Bencana Alam (Banjir).

b) Kawasan Budidaya

Kawasan perumahan kepadatan tinggi, pariwisata alam dan buatan, (industri kecil - mikro dan besar), Kawasan peruntukan lainnya (pertanian, peternakan,perikanan, pertambangan, hankam, pendidikan, kesehatan dan peribadatan) dan Kawasan Strategis Kota dari sudut pandang lingkungan (kawasan tepian sungai di sepanjang sungai Kota Samarinda) dan Kawasan Strategis Kota dari sudut pandang pertumbuhan ekonomi (Kawasan industri di Kec. Palaran).

Prasarana Utama Sistem Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Sistem Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan, Sistem Jaringan Transportasi Laut.

b) Rencana Jaringan Prasarana Lainnya

Energi listrik, telekomunikasi, sumber daya air, infrastruktur perkotaan (sistem penyediaan air minum, pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah, sistem jaringan drainase, sistem proteksi kebakaran).

Loa Janan Ilir a) Kawasan Lindung

RTH (Publik dan Privat) dan Kawasan Rawan Bencana Alam (Banjir).

b) Kawasan Budidaya

Kawasan perumahan kepadatan tinggi, perdagangan dan jasa pada pusat-pusat pelayanan lingkungan, pariwisata buatan, (sedang-menengah dan besar), Kawasan peruntukan lainnya (pertanian, peternakan,perikanan,

pertambangan, hankam, pendidikan, kesehatan dan peribadatan) dan Kawasan Strategis Kota dari sudut pandang lingkungan (kawasan tepian sungai di sepanjang sungai Kota Samarinda).

1. Rencana Sistem Jaringan

Prasarana Utama Sistem Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Sistem Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan, Sistem Perkereta-apian.

2. Rencana Jaringan Prasarana Lainnya

(19)

Tabel 3.3

Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) Berdasarkan RTRW

KAWASAN STRATEGIS

KABUPATEN/KOTA SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/BATAS KAWASAN

Kota Samarinda Sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi

1. Kawasan industri di Kecamatan Palaran; 2. Kawasan perdagangan

Citra Niaga di Kecamatan Samarinda Kota;

3. Kawasan perdagangan dan jasa skala kota di Kecamatan Sambutan.

Sudut kepentingan sosial budaya

1. Kawasan Pariwisata Budaya Desa Pampang terletak di Kecamatan Samarinda Utara;

2. Kawasan Kota Lama di Kecamatan Samarinda Seberang.

Sudut kepentingan lingkungan 1. Kawasan Kebun Raya Samarinda terletak di Kecamatan Samarinda Utara;

2. Kawasan Tepian Sungai di sepanjang sungai Kota Samarinda.

Tabel 3.4

Identifikasi Indikasi Program RTRW Kota Samarinda terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

NO USULAN PROGRAM

UTAMA LOKASI

1 Perwujudan Pusat

Kegiatan

1.1 Pusat Pelayanan Kota

(PPK)

Kec. Samarinda Kota

1.1.1 Penyusunan RDTR

(20)

1.1.2 PPK, PPL) mampu berfungsi dan Cipta Karya dan Tata Kota Pasar dan Terminal

Kecamatan

4) Penyusunan DED Pasar dan Terminal

Kecamatan Cipta Karya dan Tata Kota

5) Penyusunan Masterplan

Pengelolaan Sampah

(21)

NO USULAN PROGRAM

1.2.2. Penyusunan Detail

Engineering Design

prasarana dan sarana Desa Pusat Karya dan Tata Kota

2 Perwujudan Sistem

Prasarana Wilayah

2.1. Transportasi

a. Peningkatan fungsi jalan

(22)

d. Program Sarana Air Bersih Perkotaan

Transceiver Station) secara bersama

B Perwujudan Pola

Ruang

1 Perwujudan

Kawasan Lindung

1.1. Sosialisai RTRW di lingkungan Eksekutif,

1.2. Pemetaan Kondisi Kawasan Lindung, Lahan Kritis secara rinci/detail

(23)

NO USULAN PROGRAM

1.4. Evaluasi dan Monitoring Cipta Karya dan Tata Kota

1.5. Pengembangan Pertanian lahan lahan kering

2 Perwujudan Kawasan Budidaya

2.1. Sosialisai RTRW di lingkungan Eksekutif, Cipta Karya dan Tata Kota

Pengembangan tanaman pangan dan palawija kawasan wisata alam

Pengembangan kawasan wisata tirta

Pengembangan kawasan wisata agro

Pengembangan kawasan wisata budaya,

(24)

Pengembangan Cipta Karya dan Tata Kota

1.1. Penyusunan RDTR Kawasan Strategis Karya dan Tata Kota

1.2. Penataan Kawasan Strategis Kota (KSK) dan Penyedian Frasarana dan sarana pendukung Karya dan Tata Kota

3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) Kota Samarinda

(25)

Sumber: Referensi WPS oleh BPIW, 2016

Gambar 3.3WPS 2. Kawasan Balikpapan-Samarinda-Maloy

Sumber: Referensi WPS oleh BPIW, 2016

(26)

VISI PEMBANGUNAN DAERAH

Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pilkada). Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih seharusnya menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai (desired future) dalam masa jabatan selama 5 (lima) tahun sesuai misi yang diemban.

Visi pembangunan daerah Kota Samarinda untuk periode RPJMD 2011-2015 sesuai dengan visi kepala daerah terpilih adalah sebagai berikut:

“Terwujudnya Kota Samarinda sebagai Kota Metropolitan Berbasis Industri,

Perdagangan dan Jasa yang Maju Berwawasan Lingkungan dan Hijau, Mempunyai

Keunggulan Daya Saing Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”

Penjelasan Visi

Visi di atas bermakna sangat luas. Guna menunjukkan makna visi pembangunan daerah di atas dapat dijabarkan melalui penjelasan visi. Visi tersebut dapat didefinisikan menjadi beberapa poin diantaranya:

Makna yang paling besar yang terdapat dalam Visi ini adalah Kota Samarinda sebagai Kota Metropolitan. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia

(27)

Salah satu indikator Kota Metropolitan adalah jumlah penduduknya yang besar, Kota Samarinda adalah kota dengan jumlah penduduk yang paling banyak dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Porvinsi Kaltim. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat diperkirakan akan menempati daerah-daerah perkotaan. Samarinda menjadi Kota Metropolitan merupakan salah satu upaya mewujudkan arah pembangunan Indonesia yaitu “Mewujudkan Pembangunan yang lebih Merata dan Berkeadilan”, yang diarahkan pada daerah-daerah diluar pulau Jawa. Upaya itu diperlukan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan fisik kota yang tidak terkendali (urban sprawl & conurbation), seperti yang terjadi di wilayah Pulau Jawa, serta untuk mengendalikan arus migrasi masuk langsung dari desa ke kota-kota besar dan metropolitan.

Metropolitan Kota Samarinda diharapkan dapat terwujud dengan mantapnya sistem sarana prasarana perkotaan yang terkendali. Hal tersebut dapat ditandai dengan meningktanya infrastruktur disegala bidang, termasuk dalam penanggulangan banjir dan ketersedian air bersih di kota. Penerapan manajemen tata ruang yang baik dengan optimalisasi lahan sesuai dengan pembagian fungsi kota. Sistem pengelolaan kota dan pemukiman yang sehat dan bersih dari sampah, serta nyaman sebagai pusat kegiatan industry, perdagangan dan jasa.

Pembangunan Kota Samarinda sebagai Kota Metropolitan dilandaskan pada 3 fokus pokok pembangunan daerah yaitu pembangunan industry maju, perdagangan dan jasa.

Makna berbasis pada industri, perdagangan dan jasa merupakan dukungan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Samarinda, dalam visi pembangunan daerah tersebut dijelaskan dalam uraian beriku ini:

Berbasis pada Industri maju dan berwawasan lingkunganadalah pengembangan sektor industri baik industri kecil, menengah dan besar yang memperhatikan pengelolaan secara efisien dan rasional sumber daya alam, dengan memperhatikan daya dukungnya.

(28)

penduduk Kota Samarinda, perdagangan dan pusat perbelanjaan merupakan ekonomi yang sangan besar. Pengelolaan sektor ini harus memperhatikan masalah keramahan terhadap lingkungan, khususnya pengelolaan limbah yang baik dan memperhatikan kesehatan lingkungan sekitar.

Berbasis pada Jasa maju dan berwawasan lingkungan adalah pengelolaan sektor jasa yang mampu memberikan daya dukung terhadap pertumbuhan ekonomi. Sektor jasa di Kota Samarinda diarahkan pada prinsip-prinsip profesionalisme dan standar-standar pelayanan yang baik dalam rangka menunjang perwujudan kota metropolitan. Penguatan pengelolaan jasa keuangan menjadi salah satu faktor mewujudkan kondisi perekonomian masyarakat, selain jasa-jasa lain seperti transportasi, asuransi, telematika dan kesehatan dalam rangkan memperkuat daya saing kota. Pengelolaan sektor jasa yang profesional harus tetap memperhatikan keramahan terhadap lingkungan.

Mempunyai Daya Saing untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat adalah merupakan orientasi pembangunan dari sektor industri, perdagangan dan jasa.

Pembangunan dan pengelolaan 3 sektor pembangunan diatas semata-mata diarahkan pada penguatan daya saing Kota Samarinda dalam bidang tersebut. Daya saing tersebut hendaknya didukung dengan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan segala kompetensinya menjawab tantangan global. Jika sumber daya Kota Samarinda telah mampu bersaing dalam pergulatan perekonomian global, secara otomatif peningkatan taraf hidup masyarakat dapat dengan mudah tercapai. Sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat seiring dengan perkembangan Kota Samarinda sebagai Kota Metropolitan.

Kesejehteraan dalam hal ini ditunjukkan dalam kondisi masyarakat yang mempunyai indeks pembangunan manusia (IPM) yang tinggi. IPM disusun dari 3 komponen, yaitu:

(29)

aspek kehidupan masyarakat, yang meliputi pendapatan, kesehatan, pendidikan, keadaan

sosial budaya, keamanan, ketertiban, kedamaian dan peradaban telah sampai pada pencapaian taraf puncak baik lahir maupun batin. IPM Kota Samarinda diharapkan terus mengalama kenaikan setiap tahunnya. Kesejahteraan juga ditunjukkan dengan pemerataan kesenjangan pendapatan antar wilayah dalam kota, serta pemerataan penghasilan pekerja sektor informal.

MISI PEMBANGUNAN DAERAH

Sesuai dengan harapan terwujudnya “Kota Samarinda sebagai Kota Metropolitan Berbasis Industri, Perdagangan dan Jasa Yang Maju Berwawasan Lingkungan dan Hijau.Mempunyai Keunggulan Daya Saing untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” sebagai Visi RPJMD Kota Samarida tahun 2010-2015, ditetapkan 9 (sembilan) misi-misi pembangunan daerah seperti berikut:

1. Penciptaan dan peningkatan fasilitas umum dan utilitas umum penunjang sektor industri, perdagangan dan jasa sebagai basis untuk menuju Kota Metropolitan; 2. Penanggulangan masalah banjir secara tuntas dan menyeluruh;

3. Penanggulangan masalah kebakaran secara tuntas dan menyeluruh; 4. Peningkatan kualitas kehidupan dan kesehatan masyarakat;

5. Mengembangkan sektor pendidikan dan sumber daya manusia yang profesional dan religius;

6. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi danincomeperkapita;

7. Peningkatan kehidupan beragama, pemuda dan olah raga serta sosial budaya yang lebih dinamis dan kondusif;

8. Pemerataan keuangan daerah dan pembiayaan pembangunan; 9. Peningkatangood governmentpemerintah kota yang dinamis. Penjelasan Misi

Dalam rangka memperjelas upaya-upaya pemerintah daerah dalam mewujudkan visi melalui pelakasaan misi pembangunan daerah, berikut ini penjelasan misi pembangunan daerah Kota Samarinda tahun 2010-2015:

Misi 1: Penciptaan dan peningkatan fasilitas umum dan utilitas umum penunjang

(30)

industri, perdagangan dan jasa. Fasilitas dan utilitas diarahkan pada penguatan infrastruktur jalan, air bersih, tata ruang kota, kelistrikan, serta pemerataan fasilitas untuk daerah-daerah penunjang sektor industri, perdagangan dan jasa.

Misi 2: Penanggulangan masalah banjir secara tuntas dan menyeluruh

Perwujudan sebagai kota metropolitan dan sebagai kota industri, perdagangan dan jasa yang maju tidak akan terwujud jika masalah mendasar kota masih menjadi beban pembangunan dan menjadi penghambat proses pencapaian visi pembangunan. Oleh sebab itu banjir yang selama ini menjadi isu besar akan menjadi salah satu fokus pembangunan. Dengan menggunakan managemen yang baik dan membenahi semua sistem penyebab banjir. Masalah banjir bukan saja dipandang sebagai masalah teknis, namun juga masalah kultural dari kebiasaan buruk masyarakat maupun profesionalisme penanganannya.

Misi 3: Penanggulangan masalah kebakaran secara tuntas dan menyeluruh

Kebakaran menjadi isu penting yang menjadi salah satu fokus pembangunan daerah. Penanggulangan masalah kebakaran bertumpu pada penguatan infrastruktur pemadam kebakaran pemerintah daerah. Selain itu peningkatan standar kepemilikan perangkat pemadam kebakaran pada bangunan-bangunan umum merupakan salah satu penunjang terwujudnya kota metropolitan.

Harapannya, penguatan infrastruktur dan standar pemadam kebakaran dapat membangun rasa aman masyarakat dari bahaya kebakaran.

Misi 4: Peningkatan kualitas kehidupan dan kesehatan masyarakat

(31)

Misi 5: Mengembangkan sektor pendidikan dan sumber daya manusia yang

profesional dan religius

Kunci lainnya dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia adalah pendidikan. Pengembangan pendidikan diarahkan pada pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan dasar serta pengembangan kearah persaingan internasional. Dengan bermodal pada konsistensi pemenuhan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Samarinda. Selain pendidikan pengembangan sumber daya manusia yang profesional juga merupakan langkah yang penting. Profesionalisme mampu mengantarkan peyalanan menjadi lebih optimal. Semua kunci peningkatan kapasitas sumber daya manusia tersebut diatas dijunjung tinggi dengan dasar religiusitas kepada Tuhan yang Maha Esa.

Misi 6: Meningkatkan pertumbuhan ekonomi danincomeperkapita

Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, pembanguanan perlu diarahkan pada pertumbuhan eknomi dan income perkapita yang secara konsisten meningkat. Artinya pembangunan selalu mengalami perbaikan setiap tahunnya.

Pertumbuhan ekonomi dapat didukung dengan adanya peningkatan PDRB daerah, iklim investasi yang sehat serta berjalannya sektor industri, perdagangan dan jasa dengan baik. Dengan kondisi demikian harus diiringan dengan kenaikan pendapatan perkapita yang merata pada setiap eleman masyarakat.

Misi 7: Peningkatan kehidupan beragama, pemuda dan olah raga serta sosial budaya

yang lebih dinamis dan kondusif

(32)

hebatpun strategi pembangunan dan program-program yang bagus jika tanpa kemampuan keuangan yang memadai akan menjadi sebuah angan perencanaan belaka. Pemerataan keuangan dimaksudkan pada keadilan dalam pengelolaan sumber keuangan daerah. Pembiayaan keuangan daerah yang adil adalah keseimbangan antara keuangan yang digunakan untuk menjalankan program pelayanan masyarakan dengan program untuk operasional rutin pemerintah daerah. Pemerataan keuangan dapat lebih optimal jika kemandirian keuangan

daerah besar, salah satunya dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah, dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pembiayaan pembangunan.

Misi 9: Peningkatangood governmentpemerintah kota yang dinamis

Pemerintahan yang baik merupakan faktor pengungkit sebuah perencanaan pembangunan yang baik. Peran pemerintah sebagai Nahkoda dalam pembangunan menjadi penting untuk mendapatkan perhatian. Profesionalisme aparatur pemerintah, pemerintahan yang bebas dari praktek-praktek KKN, serta kesadaran memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat merupakan kata kunci peningkatan kapasitas pemerintahan daerah. Peningkatan pelayanan kedepan diarahkan pada pelayanan berbasis pada teknologi dan keterbukaan, sehingga kecepatan dan kenyamanan dapat dinikmati oleh masyarakat dan pelaku bisnis guna menunjang penguatan daya saing dan kesejahteraan masyarakat.

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Setelah kebijakan umum dibuat, langkah selanjutnya adalah merumuskan program pembangunan daerah. Tahap ini sangat penting dalam perumusan RPJMD karena hasil dari perumusan program pembangunan daerah menghasilkan rencana pembangunan yang konkrit dalam bentuk program prioritas. Urgensi lain adalah juga karena perumusan program pembangunan daerah adalah inti dari perencanaan strategis itu sendiri yang mendefinisikan tujuan startegis dalam 5 (lima) tahun.

(33)

program prioritas yang bersifat strategis. Berdasarkan kebijakan umum yang telah disusun diatas maka program prioritas pembangunan daerah ditetapkan sebagai berikut:

1. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

2. Program pembinaan dan pengawasan energi dan sumber daya mineral 3. Program efektifitas pembangunan daerah

4. Program peningkatan investasi daerah

5. Program peningkatan kapasitas Lembaga Perwakilan Daerah 6. Program pembinaan dan penagihan pajak dan retribusi daerah 7. Program peningkatan pelayanan irigasi dan pengendalian banjir 8. Program Peningkatan Perhubungan

9. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya kebakaran 10. Program penelitian, perencanaan dan pengendalian pembangunan 11. Program penataan ruang daerah

12. Program penanggulangan bencana alam 13. Program pengelolaan keuangan daerah

14. Program Peningkatan keterjangkauan pelayanan kesehatan 15. Program pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan 16. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan

17. Peningkatan bantuan masyarakat miskin dan penanganan kemiskinan dan masalah sosial lainnya

18. Program peningkatan kualitas pemukiman

19. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan 20. Program pengelolaan aset daerah

21. Program penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah 22. Program perluasan kesempatan kerja

23. Program peningkatan kualitas tenaga kerja 24. Program peningkatan kualitas kelembagaan KUKM 25. Program pemberdayaan masyarakat desa

26. Program peningkatan keamanan dan wawasan kebangsaan 27. Program pembinaan pemuda dan peningkatan prestasi olah raga 28. Program pengembangan lembaga ekonomi desa

(34)

34. Program peningkatan aspirasi masyarakat 35. Program peningkatan kapasitas aparatur desa 36. Program peningkatan fungsi legislative

Untuk melihat lebih jelas hubungan yang saling terkait antara strategi, kebijakan umum dan program pembangunan daerah serta tolok ukur indikator kinerjanya dapat dilihat seperti tabel dibawah ini:

Tabel 3.5

Strategi, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Kota Samarinda

Strategi Kebijakan Umum

Program Pembangunan Daerah/Program

Prioritas

Indikator Kinerja

Strategi I Kebijakan Umum P1 1. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

Kawasan sungai Mahakam dan Citra Niaga dikelola secara lebih professional

Kebijakan Umum P2 2. Program pembinaan dan pengawasan energi dan sumber daya mineral

Terdapat metode pengawasan bagi pemerintah daerah

3. Program efektifitas pembangunan

Kebijakan Umum P3 4. Program peningkatan investasi daerah

Nilai investasi yang ditanamkan di daerah

5. Program penataan peraturan

perundangundangan

Tersusun draff Raperda tentang investasi

Kebijakan Umum P4 6. Program pembinaan dan penagihan pajak dan retribusi daerah

Meningkatnya pendapatan sektor pajak

(35)

Strategi Kebijakan Umum kuantitas jalan dan kebersihan

Jaringan kabel dan fasilitas kebakaran tersedia dengan rapi

Kebijakan Umum P2 10. Program penelitian, perencanaan dan

Kebijakan Umum P3 11. Program penataan ruang daerah

Kebijakan Umum P4 13. Program pengelolaan keuangan daerah

Peningkatan pemasukan sektor retribusi daerah

Strategi III Kebijakan Umum P1 14. Program Peningkatan

Kebijakan Umum P2 15. Program

pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

Prosentase sekolah yang permanen

Kebijakan Umum P3 16. Program

peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan

Prosentase

pelatiahan dan tingkat pendidikan

Kebijakan Umum P4 17. Peningkatan

bantuan masyarakat miskin dan penanganan

kemiskinan dan

(36)

Strategi IV Kebijakan Umum P1 18. Program

Kebijakan Umum P2 20. Program

pengelolaan aset

21. Program penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah

Publikasi potensi daerah

Kebijakan Umum P3 22. Program perluasan kesempatan kerja

Kebijakan Umum P4 24. Program

peningkatan kualitas kelembagaan KUKM

Peningkatan penyaluran kredit mikro

Strategi V Kebijakan Umum P1 25. Program pemberdayaan

Kebijakan Umum P2 27. Program pembinaan pemuda dan peningkatan prestasi olah raga

Meningkatnya prestasi olah raga diajang Nasional

(37)

Strategi Kebijakan Umum

Program Pembangunan Daerah/Program

Prioritas

Indikator Kinerja

29. Program fasilitasi keagamaan dan

Kebijakan Umum P4 30. Program peningkatan pendapatan daerah

Pendapatan daerah meningkat

Strategi IV Kebijakan Umum P1 31. Program peningkatan

pelayanan perijinan

Jumlah perijunan usaha meningkat

32. Program pelayanan administrasi

kependudukan

Jumlah penduduk yang mengurus KTP

Kebijakan Umum P2 33. Program

peningkatan sistem komunikasi,

informasi dan media massa

Kebijakan Umum P3 35. Program peningkatan

Kebijakan Umum P4 36. Program

peningkatan fungsi legislatif

Pelayanan pengaduan masyarakat

Ket: P1, P2, dst…, menunjukkan perspektif dalam kebijakan umum

3.2

RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

KOTA SAMARINDA

3.2.1 Rencana Kawasan Permukiman (RKP) Kota Samarinda

(38)

kebijakan permukiman ang ada. Visi Rencana Kawasan Permukiman Kumuh (RKP-KP) Kota Samarinda adalah :

“Kawasan Permukiman yang terencana, layak huni, dan berwawasan lingkungan guna mencapai masyarakat Kota Samarinda yang bertaqwa, berkualitas, dan sejahtera”.

Misi Rencana Kawasan Permukiman Kumuh (RKP-KP) Kota Samarinda adalah:

1. Terwujudnya perumahan dan permukiman layak, bebas kumuh, terjangkau oleh MBR

2. Pembangunan permukiman sesuai prinsip pembangunan berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan kelestarian alam

3. Pembangunan permukiman didukung kelembagaan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam menciptakan sinergi pembangunan antar pelaku

4. Terdorongnya pertumbuhan wilayah perkotaan sebagai akibat pengembangan permukiman

B. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Kota Samarinda

Konsep Strategis Pengembangan Kawasan Permukiman Kumuh Kota Samarinda disesuikan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Konsep strategis RKP-KP Kota Samarinda ini antara lain:

Tabel 3.6

Konsep Strategis Pengembangan

Kawasan Permukiman Kumuh Kota Samarinda KONSEP 1

Terwujudnya perumahan dan permukiman layak, bebas kumuh, terjangkau oleh MBR Strategi Penanganan

1.Penataan Bangunan Gedung

a. Orientasi rumah tepian perairan menghadap ke sungai, fasade (wajah) bangunan khas Kaltim b. Pemisahan zona privat (rumah tinggal) dengan komersial yang menghasilkan limbah/polusi c. Ketentuan gedung multifungsi (rumah sekaligus area komersial, seperti : toko kelontong) d. Ketentuan kepadatan bangunan dan penghijauan rumah

e. Ketentuan material bangunan 2.Jalan Lingkungan

a. Penataan jalur sirkulasi yang saling terhubung (tidak buntu)

(39)

3.Drainase Lingkungan

a. Perbaikan struktur dan konstruksi saluran drainase yang telah ada

b. Pembangunan saluran drainase disepanjang jalan lingkungan dan terhubung ke saluran drainase induk

c. Pembangunan sumur resapan dan sumur retensi 4.Penyediaan Air Minum

a. Peningkatan produksi (debit) air minum b. Peningkatan distribusi air minum c. Penyediaan penampungan air sederhana 5.Pengelolaan Air Limbah dan Sanitasi

a. Pengembangan sanimas b. Pembangunan IPLT

c. Pengembangan perpipaan air limbah dan sanitasi d. Pembangunan MCK Umum

6.Pengelolaan Persampahan

a. Peningkatan tempat sampah domestik dan TPS

b. Pengadaan composting, bank sampah, dan atm sampah c. Pembentukan tim pengelola persampahan)

7.Proteksi Bahaya Kebakaran

a. Peningkatan hidran umum

b. Pengadaaan APAR portable yang dapat dibawa oleh sepeda motor, sepeda, atau speed boat c. Pemebntukan satlakar swadaya

d. Pembangunan pos pemadam kebakaran

e. Ruang terbuka hijau/ ruang terbuka sebagai muster point KONSEP 2

Pembangunan permukiman sesuai prinsip pembangunan berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan kelestarian alam

Strategi Penanganan

1. Normalisasi kawasan sempadan sungai yang dilengkapi jalan inspeksi 2. Kawasan wisata sungai (riverfront)

3. Pembangunan ruang terbuka publik (taman lingkungan sekaligus taman bermain) 4. Perencanaanpenghijauan ( tabulampot) sepanjang koridor jalan lingkungan

KONSEP 3

Pembangunan permukiman didukung kelembagaan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam menciptakan sinergi pembangunan antar pelaku.

Strategi Penanganan

1. Pro aktif lembaga masyarakat dalam pembangunan kawasan (pengajuan musrenbang) 2. Kerjasama pendanaan pembangunan oleh pemerintah, swasta (CSR), dan masyarakat

3. Pemberdayaan perempuan dalam pembangunan kawasan (UMKM, pengelolaan persampahan, dan sanitasi)

4. Pembentukan tim pengelola kawasan yang dilakukan oleh masyarakat didampingi pemerintah Renovasi/pembangunan kampung sendiri

KONSEP 4

(40)

kredit

3. Pemutihan IMB untuk rumah yang berada di kawasan permukiman legal (bukan sempadan sungai) 4. Pemberian sertikat kepemilikan lahan dan pemberian IMB bagi warga yang berkenan pindah ke

kawasan relokasi

Sumber : Hasil Skenario Konsultan, 2015

C. Penetapan kawasan permukiman prioritas

Kawasan Bantaran Sei Karang Mumus merupakan kawasan prioritas yang ditetapkan dalam RKPKP Kota Samarinda Tahun 2015 sebagai kawasan kumuh di bantaran sungai yang memerlukan penanganan khusus. Munculnya permukiman kumuh di pinggiran sungai ini disebabkan karena kurangnya lahan bermukim dan mahalnya harga lahan di perkotaan. Dampak dari munculnya permukiman kumuh di Bantaran Sei Karang Mumus ini adalah disfungsi sungai (penyempitan sungai) dan merusak keindahan kota.

Sungai Karang Mumus merupakan Kawasan Strategis Nasional, saluran drainase primer Kota Samariinda dan anak Sungai Mahakam sehingga arahannya adalah pelarangan adanya bangunan di atas sungai dan pengaturan jarak bangunan di bantaran sungai.

Permukiman kumuh di Bantaran Sungai Karang Mumus bertambah untuk setiap tahunnya dan sangat sulit dicegah. Semakin padatnya permukiman di bantaran dan di atas sungai menyebabkan berbagai masalah yaitu penumpukan sampah, banjir dan terganggunya kesehatan.

(41)
(42)
(43)

3.2.2 Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kota Samarinda

3.2.2.1 Rencana Sistem Pelayanan

 Rencana Pembagian Wilayah Zonasi Pelayanan

Seperti telah diuraikan diatas, pembagian wilayah zonasi pelayanan sistem distribusi akan disesuaikan dengan pembagian wilayah pelayanan cabang PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda, sebagai berikut:

1. Zona 1 dan Wilayah Pelayanannya

- Kecamatan Samarinda Kota : Kelurahan Bugis, Kel. Pasar Pagi, Kel. Sungai Pinang Luar, Kel. Pelabuhan dan Kel. Karang Mumus.

- Kecamatan Samarinda Ulu : Kelurahan Teluk Lerong, Kel. Jawa, Kel. Dadimulya, Kel. Sidodadi dan Kel. Gunung Kelua.

- Kecamatan Samarinda Utara : Kelurahan Sempaja Selatan dan Kel. Sempaja Utara.

2. Zona 2 dan Wilayah Pelayanannya

- Kecamatan Samarinda Utara : Kelurahan Sungai Siring, Kel. Lempake, Kel. Tanah Merah

- Kecamatan Sungai Pinang : Kelurahan Gn. Lingai, Kel. Temidung Permai, Kel. Kel. Bandara, Kel. Sungai Pinang Dalam, Kel. Mugirejo.

- Kecamatan Samarinda Ilir : Kelurahan Pelita, Kel. Sidomulyo, Kel. Sidodamai, Kel. Sungai Dama, Kel. Selili.

3. Zona 3 dan Wilayah Pelayanannya

- Kecamatan Sungai Kunjang : Kelurahan Loa Buah, Kel. Loa Bakung, Kel. Loa Bahu, Kel. Karang Asem Ulu, Kel. Karang Asem Ilir, Kel. Karang anyar, Kel. Teluk.

- Kecamatan Samarinda Ulu : Kelurahan Bukit Pinang, Kel. Air Hitam, Kel. Air Putih.

4. Zona 4 dan Wilayah Pelayanannya

- Kecamatan Palaran : Kelurahan Simpang Pasir, Kel. Rawa Makmur, Kel. Bukuan, Kel. Handil Bakti, Kel. Bantuas.

5. Zona 5 dan Wilayah Pelayanannya

- Kecamatan Samarinda Seberang: Kelurahan Sungai Keledang, Kel. Baqa, Kel. Mesjid.

(44)
(45)
(46)
(47)
(48)

Wilayah layanan Zona 1 meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Samarinda Kota, kecamatan Samarinda Ulu dan Kecamatan Samarinda Utara. Jumlah penduduk pada tahun 2016 sebesar 170.811 jiwa. Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2035 akan mencapai jumlah 349.155 jiwa (lihat tabel 3.8).

Unit SPAM eksisting terdiri dari 3 sistem, yaitu sistem IPA Cendana dengan kapasitas produksi 700 liter/detik, IPA Tirta Kencana kapasitas 308 liter/detik dan IPA Bengkuring kapasitas 55 liter/detik. Total kapaitas produksi eksisting 1.064 liter/detik.

Kebutuhan air sampai akhir tahun rencana (2035) sebesar 1.283 liter/detik, sedangkan ketersediaan air 1.064 liter/detik, sehingga kekuranga air bersih hingga akhir tahun rencana/Tahap IV sebesar 219 liter/detik.

Di perlukan rencana tambahan air dengan membuat 2 sistem, yaitu sistem IPA Bengkuring II kapasitas produksi 60 liter/detik dan IPA Loa Kulu kapasitas 250 liter/detik. Total rencana kapasitas produksi 310 liter/detik, sehingga dapat memenuhi kekurangan yang dibutuhkan sampai akhir tahun rencana (2035) 219 liter/detik.

Sumber air baku yang akan dimanfaatkan untuk Zona Pelayanan 1 adalah Sungai Mahakam.

(49)
(50)
(51)

B. Rencana Pengembangan SPAM Zona 2

Wilayah layanan Zona 2 meliputi 4 kecamatan yaitu Kecamatan Samarinda Utara, Kecamatan Sungai Pinang, Kecamatan Samarinda Ilir dan Kecamatan Sambutan. Jumlah penduduk pada tahun 2016 sebesar 304.770 jiwa. Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2035 akan mencapai jumlah 587.558 jiwa (tabel 3.7).

Unit SPAM eksisting terdiri dari 5 sistem, yaitu sistem IPA Selili dengan kapasitas produksi 115 liter/detik, IPA Pulau Atas kapasitas 29 liter/detik, IPA Lempake kapasitas 7 liter/detik, IPA Gn Lingai kapasitas 106 liter/detik dan IPA Sei Kapih kapasitas 200 liter/detik. Total kapaitas produksi 457 liter/detik.

Kebutuhan air sampai akhir tahun rencana (2035) sebesar 2.158 liter/detik, sedangkan ketersediaan air 457 liter/detik, sehingga kekuranga air bersih hingga akhir tahun rencana/Tahap IV sebesar 1.701 liter/detik.

Di perlukan rencana tambahan kapasitas produksi dengan membuat 4 sistem, yaitu sistem IPA Gn Lingai kapasitas produksi 100 liter/detik, IPA Pulau Atas kapasitas 100 liter/detik, IPA Makroman kapasitas 50 liter/detik, IPA Loa Kulu kapasitas 1.500 liter/detik. Total rencana kapasitas produksi 1.750 liter/detik, sehingga dapat memenuhi kekurangan yang dibutuhan sampai akhir tahun rencana (2035) 1701 liter/detik.

Sumber air baku yang akan dimanfaatkan untuk Zona Pelayanan 2 adalah Sungai Mahakam.

(52)
(53)
(54)

Samarinda Ulu. Jumlah penduduk pada tahun 2016 sebesar 214.382 jiwa. Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2035 akan mencapai jumlah 421.216 jiwa (tabel 3.8)

Unit SPAM terdiri dari 2 sistem, yaitu sistem IPA Bendang dengan kapasitas produksi 345 l/d dan IPA Loa Bakung kapasitas produksi 266 l/d. Dimana kebutuhan air bersih pada Tahap I (8933 l/d), Tahap II (1.070 l/d), Tahap III (1.269) dan Tahap IV (1.547 l/d).

Kebutuhan air sampai akhir tahun rencana (2035) sebesar 1.547 liter/detik, sedangkan ketersediaan air 611 liter/detik, sehingga kekuranga air bersih hingga akhir tahun rencana/Tahap IV sebesar 936 liter/detik.

Di perlukan rencana tambahan kapasitas produksi dengan membuat 3 sistem, yaitu sistem IPA Loa Buah dengan kapasitas produksi 200 liter/detik, IPA Bendang II kapasitas 400 liter/detik dan IPA Loa Buah II kapasitas 350 liter/detik. Total rencana kapasitas produksi 950 liter/detik, sehingga dapat memenuhi kekurangan yang dibutuhan sampai akhir tahun rencana (2035) 936 liter/detik.

(55)
(56)
(57)

D. Rencana Pengembangan SPAM Zona 4

Wilayah layanan Zona 4 meliputi Kecamatan Palaran. Jumlah penduduk pada tahun 2016 sebesar 60.456 jiwa. Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2035 akan mencapai jumlah 121.613 jiwa (tabel 3.9)

Unit SPAM terdiri dari 4 sistem, yaitu sistem IPA Palaran dengan kapasitas produksi 21,3 liter/detik, IPA Bantuas kapasitas produksi 20 liter/detik, IPA Bukuan kapasitas produksi 10 liter/detik. Jadi total kapasitas produksi eksisting 51 liter/detik.

Kebutuhan air sampai akhir tahun rencana (2035) sebesar 447 liter/detik, sedangkan ketersediaan air 51 liter/detik, sehingga kekurangan air bersih hingga akhir tahun rencana/Tahap IV sebesar 395 liter/detik.

Di perlukan rencana tambahan kapasitas produksi dengan membuat 1 sistem, yaitu sistem IPA Kalhold kapasitas 500 liter/detik. Total rencana kapasitas produksi 500 liter/detik, sehingga dapat memenuhi kekurangan yang dibutuhan sampai akhir tahun rencana (2035) 395 liter/detik.

Sumber air baku yang akan dimanfaatkan untuk Zona Pelayanan 4 adalah Sungai Mahakam.

(58)
(59)
(60)

Kecamatan Loa Janan Ilir. Jumlah penduduk pada tahun 2016 sebesar 138.993 jiwa. Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2035 akan mencapai jumlah 261.433 jiwa (tabel 3.10).

Unit SPAM terdiri dari 2 sistem, yaitu sistem IPA Seberang dengan kapasitas produksi 200 liter/detik dan IPA Gunung Lipan kapasitas 200 liter/detik, Jadi total kapasitas produksi eksisting 400 liter/detik.

Kebutuhan produksi air sampai akhir tahun rencana (2035) sebesar 960 liter/detik, sedangkan ketersediaan air 400 liter/detik, sehingga kekurangan air bersih hingga akhir tahun rencana/Tahap IV sebesar 560 liter/detik.

Di perlukan rencana tambahan kapasitas produksi dengan membuat 2 sistem, yaitu sistem IPA Seberang III dengan kapasitas 200 liter/detik dan IPA Kalhold dengan kapasitas 500 liter/detik. Total rencana kapasitas produksi 700 liter/detik, sehingga dapat memenuhi kekurangan yang dibutuhan sampai akhir tahun rencana (2035) 560 liter/detik.

Sumber air baku yang akan dimanfaatkan untuk Zona Pelayanan 5 masih tetap mengandalkan dariSungai Mahakam.

(61)
(62)
(63)
(64)
(65)

3.2.2.3 Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum

a. Umum

Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, tingkat kebocoran air sangat tinggi di PDAM Kota Samarinda. Pada tahun 2012 jumlah kehilangan air PDAM Kota Samarinda sebesar 190.598 m3 atau setara dengan 39,81%, dan kondisi terakhir tahun 2014 jumlah kehilangan air sebesar 207.274 m3 atau setara dengan 41,95 %. Sementara untuk unit SPAM Jaringan Perpipaan Non PDAM tidak terdapat data tingkat kehilangan air.

Beberapa permasalahan kaitannya dengan tingginya kehilangan air ini adalah sebagai berikut :

1. Administrasi yang kurang tertib, pembacaan meter kurang akurat;

2. Perhitungan volume produksi hanya berdasarkan estimasi karena water meter induk yang ada jumlahnya terbatas sertas sudah banyak yang rusak;

3. Water meter pelanggan banyak yang rusak dan belum dilakukan penggantian; akibatnya pencatatan meter pelanggan tidak akurat, karena usia meter air yang sudah melebihi usia rencana;

4. Pipa yang sudah tua dan korosif. Instalasi jaringan pipa distribusi kurang baik (bocor);

5. Jalur Pipa saat ini

6. Pemakaian oleh pelanggan tanpa melalui meteran (pencurian) yang tidak terdeteksi oleh PDAM.

Karena itulah perlu dilakukan sejumlah rencana tindak perbaikan dalam rangka penurunan tingkat kehilangan air secara bertahap hingga setidak-tidaknya dapat mencapai maksimal 20% sebagaimana direncanakan dalam rencana induk air minum Kota Samarinda, serta sejalan dengan rencana Bisnis Plan PDAM.

b. Rencana Program Penurunan Kebocoran Teknis

Kehilangan air fisik/teknis meliputi kebocoran pada jaringan distribusi, kebocoran dan luapan pada reservoir, serta kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan.

Hal-hal yang direkomendasikan/langkah-langkah yang harus dilakukan untuk penurunan kebocoran air teknis ini antara lain:

(66)

 Pemasangan Alat Ukur/Meter Air  Deteksi Kehilangan Air

 Rehabilitasi

 Monitoring Secara Berkala

 Pemeliharaan Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi c. Penurunan Kebocoran Non Teknis

Kehilangan air administratif/non fisik/non teknis antara lain konsumsi tak resmi/pencurian air, ketidak akuratan meter pelanggan, dan kesalahan penanganan data/lemahnya pencatatan.

Hal-hal yang direkomendasikan/langkah-langkah yang harus dilakukan untuk penurunan kebocoran air non teknis ini antara lain:

 Melakukan pembinaan kepada petugas pembaca meter dan menertibkan administrasinya;

 Melakukan penertiban pelanggan dengan cara membentuk Tim Penertiban Pelanggan;

 Melakukan penggantian water meter (meter induk dan meter pelanggan) yang

sudah kadaluarsa (di atas lima tahun);

 Melakukan peninjauan kembali terhadap kebijakan struktur tarif yang diberlakukan di unit-unit pelayanan PDAM/Cabang.

3.2.3 Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Samarinda

3.2.3.1Tujuan dan Sasaran SSK

1. Air Limbah

Sesuai dengan hasil EHRA didapat daerah rawan pengelolaan air limbah adalah Kecamatan Palaran dan Sungai Kunjang, adapun analisis SWOT yang didapat memperoleh penilaian sebagai berikut :

a) Tujuan

1. Pengutamaan peran jender di masyarakat terutama wanita dalam perencanaan program pengembangan pengelolaan air limbah;

(67)

melalui APBD kota maupun Bantuan Keuangan Provinsi pada tahun-tahun berikutnya serta penganggaran program yang lebih berpihak pada pro poor (pengentasan kemiskinan).

b) Sasaran

1. Mengedepankan peran masyarakat terutama wanita dengan melibatkan dalam perencanaan program serta penyuluhan kesehatan akan pengelolaan air limbah yang baik pada tiap-tiap posyandu dan puskesmas rukun tetangga;

2. Kepastian,ketertiban, kedisiplinan serta kewenangan dalam pengelolaan air limbah;

3. Terwujudnya pengembangan pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan dan lebih baik.

c) Tahapan Pencapaian

Sasaran 1: Mengedepankan peran masyarakat terutama wanita dengan melibatkan dalam perencanaan program serta penyuluhan kesehatan akan pengelolaan air limbah yang baik pada tiap-tiap posyandu dan puskesmas rukun tetangga. Tahapan pencapaiannyadilakukan melalui:

1) Penyusunan program kerja pengelolaan air limbah ibu-ibu sanitarian di tingkat posyandu sekitar lingkungan rukun tetangga;

2) Penyuluhan kesehatan dan pengelolaan MCK yang bersih, efisien serta ramah lingkungan seperti penggunaan sistem MCK Plus Biogester, Biofill, serta Ecco Drain terpusat pada tiap lingkungan rukun tetangga secara berkala.

Sasaran 2:Kepastian, ketertiban,kedisiplinanserta kewenangan dalam pengelolaan air limbah.Tahapan pencapaiannyadilakukan melalui:

1) Penyusunan Naskah Akademik/ Rancangan Perda Air Limbah. 2) Konsultasi Publik.

3) Penetapan Perda Air Limbah. 4) Sosialisasi Perda Air Limbah.

Sasaran 3: Terwujudnya pengembangan pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan dan lebih baik.Tahapan pencapaiannyadilakukan melalui:

(68)

yang ada, 4) Penambahan sarana pengangkut lumpur tinja;

2) Tercapainya kesesuaian antara rencana aksi dan pelaksanaan/ jangkauan program daerah.

d) Strategi

Melihat hasil analisis SWOT diatas serta tujuan dan sasaran pengelolaan air limbah, maka terdapat 4 (empat) kelompok strategi strategi yang akan diterapkan, yaitu:

Strategi (S-O)

1. Membangun kerjasama DKP dengan pihak swasta dalam pengelolaan air limbah; 2. Meningkatkan peran media massa dalam kampanye pengelolaab air limbah;

3. Melakukan revisi Perda air limbah untuk mendukung program Samarinda Hijau dan Kota Sehat.

Ketiga strategi tersebut digunakan untuk mendapatkan peluang dukungan peran swasta, media massa dalam pengelolaan dan kampanye air limbah serta peningkatan program Samarinda Hijau dan Kota Sehat melalui revisi Perda Air Limbah .

Strategi (S-T)

1. Melakukan terobosan tentang alternatif pengelolaan limbah yang lebih berpihak pada ramah lingkungan (environmental friendly), yang melibatkan masyarakat luas sebagai garda depat program Kota Sehat;

2. DKP sebagai pengelola IPAL bekerjasama dengan pihak swasta, media dan pihak terkait melakukan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air limbah;

3. Melakukan penegakan hukum dalam penerapan PERDA dalam pengembangan permukiman dan perumahan.

Ketiga strategi tersebut digunakan untuk melakukan terobosan metode baru dalam pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan, dan melakukan pemberdayaan masyarakat

Gambar

Gambar 3.1 Rencana Struktur Ruang Nasional
Gambar 3.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional
Tabel 3.1Distribusi Penduduk Wilayah Kota Samarinda Tahun 2013 – 2023
Tabel 3.4Identifikasi Indikasi Program RTRW Kota Samarinda terkait Pembangunan Infrastruktur
+7

Referensi

Dokumen terkait

In this study, the researcher would like to improve the stu dents‘ teaching and learning reading skill by using Problem Based Learning method in eighth year students of

Setelah melakukan analisis dan pembahasan secara lengkap, pada bab ini penulis menarik kesimpulan sebagai pemecahan dari permasalahan yang ada, selain itu penulis juga

Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk menguji seberapa signifikan pengaruh pemberian insentif terhadap kinerja karyawan pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten, 2)

RANCANG BANGUN SISTEM BACKUP POWER DAN MANOMETER DIGITAL KOMPRESOR UDARA PORTABLE BERBASIS.. MIKROKONTROLER

segala rahmat dan karunianya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Kontrol Diri dengan Intensitas Perilaku

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN

Ruky (2001), manajemen kinerja berkaitan dengan usaha kegiatan atau program yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh pimpinan organisasi dalam merencanakan, mengarahkan,

Dinas Pendapatan Daerah merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Serang sebagai pelaksana urusan pemerintahan daerah di bidang Penggalian Potensi Pendapatan Daerah