• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pengembangan 1) Pengembangan Infrastruktur

Pengembangan infrastruktur TIK Unsrat mengarah pada integrasi digital kampus, dimana aktifitas di beberapa fakultas/unit kerja yang tersebar secara geografis akan menjadi satu kesatuan yang utuh secara digital. Integrasi digital ini dilakukan dengan tetap mengandalkan jaringan tulang-punggung serat optik yang akan dikembangkan untuk mendapatkan suatu konfigurasi jaringan tulang punggung yang dapat diandalkan. Menurut rencana, jaringan tulang-punggung yang sudah ada akan di re-konfigurasi dengan menambah beberapa feeder jaringan serat optic untuk mendapatkan suatu topologi jaringan berbentuk cincin. Disamping itu untuk memudahkan perawatannya, maka rute jaringan serat optik yang disalurkan di bawah tanah akan diberi tanda pengaman.

Selain pembenahan jaringan, kapasitas banwitdh maupun perangkat keras (hardware) di pusat data akan terus ditingkatkan dalam rangka menjamin penyediaan akses informasi yang cepat efektif dan efisien.

2) Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pembangunan dan pengembangan TIK perlu didukung oleh penyiapan sumberdaya manusia yang handal dan berkompeten. Pengembangan SD ini merupakan salah satu usaha pengembangan konten perguruan tinggi khususnya UNSRAT sebagai lembaga pendidikan. Selain itu dengan adany apengembangan konten tersebut diharapkan menjadi alternatif dalam menghadapi perkembangan teknologi konvergensi TIK yang meliputi telekomunikasi, komputer, elektronik, teknologi informasi. Kondisi itu perludidukung oleh sejumlah kebijakan dan komitmen untuk mendorong eksistensi lembaga (fakultas) atau unit akademik (program studi) yang mewadahinya.

Salah satu upaya untuk mempercepat proses pengembangan TIK, maka sumber daya dosen dan mahasiswa potensial pada program studi Teknik Elektro dan Informatika dirasa perlu diberdayakan dalam mendukung operasional maupun pengembangan TIK dibawah koordinasi UPT TIK. Namun demikian peran serta mahasiswa dalam menyumbangkan ide inovatif, dan staf akademik dalam pengembangan kontententu harus diperhatikan. Disisi yang lain, pemberdayaan sejumlah mahasiswa potensial dalam ikut serta membangun aplikasi diperlukan dalam rangka membekali mereka dengan skill dan pengalaman sehingga kelak dapat bermanfaat ketik alulus.

Disamping itu, tidak menutup kemungkinan bagi Unsrat untuk dapat bekerjasama dengan lembaga pendidikan professional di bidang TIK untuk mengadakan pelatihan maupun

Rencana Strategis (RENSTRA), 2015-2019 58

pengujian kompetensi baik bagi SDM yang ada di lingkungan Unsrat maupun masyarakat umum.

3) Pengembangan Software

Untuk software system, Unsrat akan terus mengupayakan kerjasama dengan instansi, lembaga, atau industri perangkat lunak untuk mendapatkan software system yang legal dalam rangka mendukung pemerintah menekan angka pembajakan software. Selain itu,dampak legalisasi tersebut akan mendorong penggunaan software berbasis open-source yang relative lebih murah sehingga mampu menurunkan biaya belanja pengadaan software, sehingga alokasi dana pengadaan software bias dialihkan untuk peningkatan sumber daya manusia atau pendidikan dan pelatihan.

Software aplikasi yang adasaatinidi Unsrat yakni Sistem Informasi Terpadu (SIT) memili ki dengan kurang lebih 11 (sebelas) modul aplikasi, akan tetapi dalam kenyataannya belum semua dimanfaatkan. Diharapkan paling lambat tahun 2016, semua modul aplikasi yang ada di SIT Unsrat sudah dimanfaatkan secara optimal sehingga proses administrasi di Unsrat secara keseluruhan telah didukung oleh SIT. Jika hal ini terjadi maka optimalisasi TIK dalam sispem pendukung pengambilan keputusan (Decision Supports System – DSS) akan dapat dirasakan sehingga diharapkan akan memberikan kontribusi yang sangat besa r dalam mendukung pengembangan Unsrat menjadi Universitas yang Unggul dan berbudaya serta mampu bersaing secara global.

3.7 Sistem Penjaminan Mutu

Perubahan tatanan masyarakat yang disertai dengan perubahan keperluan jenis layanan pendidikan yang sangat intensif serta tuntutan terhadap penyelenggaran pendidikan yang berkualitas, menunjukkan semakin tingginya tingkat kesulitan dalam menyelenggarakan universitas. Semua ini mengharuskan adanya respon perubahan kinerja organisasi sesuai dengan tuntutan saat ini. Perubahan kinerja organisasi akan dapat berjalan dengan baik apabila organisasi tersebut memiliki sistem penjaminan mutu yang jelas dan teruji.

Penjaminan mutu adalah proses perencanaan, penerapan, pengendalian, dan pengembangan standar mutu pengelolaan pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders internal (mahasiswa, dosen dan karyawan) dan eksternal (masyarakat, dunia usaha, asosiasi profesi, pemerintah) dari perguruan tinggi memperoleh kepuasan.

Mutu suatu perguruan tinggi adalah kesesuaian antara penyelenggaraan perguruan tinggi dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti), maupun standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi sendiri berdasarkan visi dan kebutuhan dari para pihak yang berkepentingan (stakeholders). Dengan demikian, untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan tinggi terdapat standar mutu yang: (a) ditetapkan oleh Pemerintah (government); (b) disepakati bersama di dalam perguruan tinggi yang dituangkan dalam visi (vision) ; dan (c) dikehendaki oleh pihak yang berkepentingan (stakeholders).

Suatu perguruan tinggi dinyatakan bermutu atau berkualitas, apabila perguruan tinggi tersebut mampu: (a) menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya; (b) menjabarkan

Rencana Strategis (RENSTRA), 2015-2019 59

Sistem Penjamnan Mutu pendidikan tinggi meliputi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). SPMI adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi di perguruan tinggi oleh perguruan tinggi sendiri, untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi secara berkelanjutan. SPMI bersifat: mandiri (internally driven) tanpa campur tangan atau instruksi dari Pemerintah dan sifatnya berkelanjutan (continuous).

SPMI bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, melalui penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi, dalam rangka mewujudkan visi serta memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan. Perguruan tinggi merencanakan, menerapkan, mengendalikan, dan mengembangkan SPMI; Perguruan tinggi melakukan

benchmarking penjaminan mutu pendidikan tinggi secara berkelanjutan, baik ke dalam maupun ke

luar negeri. Pencapaian tujuan penjaminan mutu melalui SPMI, pada gilirannya akan diakreditasi melalui sistem penjaminan mutu eksternal (SPME) oleh BAN-PT dan/atau lembaga mandiri lainnya (nasional, regional dan internasional) yang diakui Pemerintah.

3.7.1 Tatakelola Sistem Penjaminan Mutu

Pada awal pembentukannya, unit yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan pelaksanaan sistem penjaminan mutu internal di UNSRAT disebut sebagai Unit Penjaminan Mutu (UPM) dengan fungsi (a) membantu Rektor dalam melakukan pengawasan internal universitas, (b) memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai sasaran universitas secara ekonomis, efisien, dan efektif, (c) membantu efektivitas penerapan pola tata kelola di universitas, dan (d) membantu menjamin dan meningkatkan mutu pelayanan dan program akademik UNSRAT. Personil UPM ditetapkan dengan Surat Keputusan Rektor Unsrat pada setiap tahunnya yang diawali dengan SK Rektor No. 97/J12/PP/2004 tertanggal 29 Januari 2004 dan dalam menjalankan tugasnya, UPM awalnya lebih banyak bekerjasama dengan Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Evaluasi Kinerja (PR V). Pada perkembangan selanjutnya, di dalam Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Unsrat yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional No. 43 Tahun 2013 UPM telah dikembangkan menjadi Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) yang mempunyai tugas melaksanakan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi kegiatan penjaminan mutu untuk mendukung pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di lingkungan UNSRAT. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Lembaga Penjaminan Mutu menyelenggarakan fungsi berikut:

• pelaksanaan penyusunan rencana, program, dan anggaran Lembaga; • pelaksanaan pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan; • pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan;

• pelaksanaan fasilitasi peningkatan mutu proses pembelajaran;

• pemantauan dan evaluasi pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan; • pelaksanaan penyusunan laporan Lembaga Penjaminan Mutu; dan

Rencana Strategis (RENSTRA), 2015-2019 60 Lembaga Penjaminan Mutu Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Unit Penjaminan Mutu Fakultas

Untuk mendukung implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal di Unsrat, struktur organisasi Lembaga Penjaminan Mutu adalah seperti pada Gambar 3.3. Adapun organisasi sistem penjaminan mutu di tingkat universitas saat ini adalah seperti pada Gambar 3.2. Pembentukan Unit Penjaminan Mutu di tingkat Fakultas dan di tingkat Jurusan juga dilakukan dengan maksud untuk mendukung terciptanya sistem pengendalian internal yang efektif di lingkungan fakultas, terutama menyangkut hal yang terkait dengan bidang akademik. Sejak tahun 2011, organisasi sistem penjaminan mutu di tingkat fakultas adalah seperti terlihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Struktur Lembaga Penjaminan Mutu

Gambar 3.4 Organisasi Sistem Penjaminan Mutu Internal tingkat Universitas

KETUA

SEKRETARIS

KEPALA SUBBAGIAN

KEPALA PUSAT KEPALA PUSAT KEPALA PUSAT

Rencana Strategis (RENSTRA), 2015-2019 61

Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pembelajaran (LP3) yang bertanggung jawab didalam kajian penyelenggaraan proses belajar mengajar dan kurikulum.

* Untuk fakultas dengan satu program studi tugas-tugas TK2A dilaksanakan sekaligus oleh K3A

Gambar 3.5 Organisasi Sistem Penjaminan Mutu tingkat fakultas

3.7.2 Dokumen

Guna mendukung implementasi sistem penjaminan mutu internal di Unsrat diperlukan seperangkat dokumen acuan yang terdiri dari dokumen akademik dan dokumen mutu, baik di tingkat universitas maupun di tingkat fakultas bahkan sampai pada program studi. Terkait dengan dukungan dokumen penjaminan mutu, Unsrat telah menyusun dokumen akademik dan dokumen mutu sejak tahun 2010 dan telah mendapatkan pengesahan senat universitas pada tahun 2011. Untuk dokumen Kebijakan Akademik penyusunannya dilakukan berdasarkan aspek input, proses dan output serta outcome untuk bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sementara dokumen Standar Akademik disusun dengan mengacu kepada standar SN Dikti, BAN PT dan Renstra Unsrat 2009-2013 yang keseluruhannya dinyatakan dengan 7 (tujuh) kelompok kriteria standar (yang selanjutnya dijabarkan menjadi 155 sub kriteria standar) sebagai berikut.

Rencana Strategis (RENSTRA), 2015-2019 62

1. Standar Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jurusan/Bagian/ Prodi serta strategi pencapaian 2. Standar Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan dan Penjaminan Mutu 3. Standar Mahasiswa dan lulusan

4. Standar Sumber Daya Manusia

5. Standar Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik

6. Standar Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi 7. Standar Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerjasama

Pada saat ini kondisi ketersediaan dokumen pelaksanaan penjaminan mutu internal tersebut adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 3.28.

Tabel 3.28 Dokumen Pendukung Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal

TINGKAT DOKUMEN UNIVERSITAS 1. Kebijakan Akademik 2. Standar Akademik 3. Peraturan Akademik 4. Manual Mutu 5. Manual Prosedur 6. Borang 7. Dokumen Pendukung FAKULTAS 1. Kebijakan Akademik 2. Standar Akademik 3. Peraturan Akademik 4. Manual Mutu 5. Manual Prosedur 6. Borang 7. Dokumen Pendukung