• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOTA PADANGSIDIMPUAN 14

B. Rencana Pengembangan SPAM

Rencana Pengembangan sistem pneydaiaan air minum Kota Padangsidimpuan dibagi menjadi 3 tahap yaitu Jangka Mendesak, Jangka menenngah dan Jangka Panjang.

a) Program Jangka Mendesak Tahun 2017-2021 yaitu:

1. Pengembangan wilayah Timur Kota Padangsidimpuan mulai dari

Kecamatan Batunadua dan terus hingga ke hilir di Padang Sidimpuan Tenggara berkapasitas maksimum 50 lt/dt dengan memanfaatkan sumber air dari Sungai Batang Ayumi dari wilayah desa Simasom;

2. Pengembangan wilayah Timur Kota Padangsidimpuan mulai dari

Kecamatan Batunadua dan terus hingga ke hilir di Padangsidimpuan Tenggara berkapasitas maksimum 50 lt/dt dengan memanfaatkan sumber air dari Sungai Batang Landi di wilayah Simatohir (Tahap-1).

3. Pengembangan SPAM IKK untuk Kecamatan Angkola Julu dimana akan

memanfaatkan air dari Sungai Batang Ayumi yang diambil dari Desa Mual Sisoma berkapasitas maksimum 20 lt/dt. Tujuan pembangunan ini salah satunya adalah sebagai kompensasi kepada penduduk yang tinggal di Kecamatan Angkola Julu atas pembangunan bangunan penangkap air di wilayah kecamatan tersebut.

b) Program Jangka Menengah Tahap 1 Tahun 2022-2026, meliputi:

1. Masih pada usaha dalam meningkatkan pelayanan untuk masyarakat di

Kecamatan Batunadua dan Padangsidimpuan Tenggara yaitu dengan meningkatkan kapasitas bangunan penangkap air yang memanfaatkan Sungai Batang Landi di wilayah Simatohir (Tahap-2) dengan kapasitas maksimum 50 lt/dt.

2. Rehabilitasi dan Optimalisasi sumber air di Simatohir dengan target

3. Mulai membangun Bangunan penangkap dan pengolahan air yang memanfaatkan Sungai Sisundung sebagai sumber air baku dengan target kapasitas 150 lt/dt (Tahap-1). Pada masa ini diperkirakan kerjasama operasi penyediaan air minum Kota Padangsidimpuan bagian Utara dan Selatan yang sebelumnya dilakukan oleh PDAM Tirtanadi akan diserahterimakan kepada PDAM Tirta Ayumi Kota Padangsidimpuan sehingga seluruh asset-asset PDAM Tirtanadi akan menjadi milik PDAM Tirta Ayumi.

c) Program Jangka Menengah Tahap II Tahun 2027-2031, meliputi:

1. Pembangunan SPAM Sisundung Tahap-2 berkapasitas 150 lt/dt untuk

peningkatan pelayanan di wilayah Padangsidimpuan Utara dan Selatan.

2. Pembangunan SPAM Sibujing berkapasitas 40 lt/dt dan SPAM

Simanabun berkapasitas 20 lt/dt untuk menambah pelayanan di kecamatan Batunadua dan Padangsidimpuan Tenggara. Dengan demikian sumber air dari Simasom dan Batang Landi perlahan akan difokuskan untuk melayani penduduk di Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Selatan.

3. Pembangunan SPAM dari Hulu Aek Sipogas berkapasitas 50 lt/dt untuk

memperkuat pelayanan di Kecamatan Hutaimbaru d)Program Jangka Panjang Tahun 2032-2036, meliputi:

1. Pembangunan SPAM Regional berkapasitas 120 lt/dt atau lebih untuk

meningkatkan persentase pelayanan sebesar 3-5% demi mencapai cakupan pelayanan sebesar 80% di akhir tahun 2036.

2. Pembangunan SPAM yang memanfaatkan air dari Sungai Batang Kumal

dengan kapasitas maksimal 50 lt/dt. Diperkirakan pemanfaatan sumber air ini memerlukan system pengolahan air minum yang lengkap mengingat lokasi IPA berada di lokasi yang sangat dekat dengan aktifitas masyarakat di Kota Padangsidimpuan. Oleh karena itu diharapkan wilayah pelayanan di kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Selatan akan mampu menerima manfaat penyediaan air secara maksimal akibat penambahan kapasitas dari sumber air ini.

3. Pembangunan sumur bor berkapasitas 15 lt/dt akan dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan air di lokasi-lokasi yang rawan air untuk mencapai target pelayanan 80% pada akhir tahun 2036.

Berdasarkan pembagian tahapan pembangunan SPAM diatas maka strategi pemenuhan kebutuhan air Kota Padangsidimpuan dapat dilakukan sesuai dengan tahapan jangka waktu yang diinginkan. Namun demikian, tahapan pembangunan untuk setiap jangka waktu diatas sangat bergantung kepada sukses atau tidaknya pelaksanaan serah terima dari hasil Kerja Sama Operasi PDAM Tirtanadi dengan Pemko Padangsidimpuan dan Pemkab Tapanuli Selatan mengingat sumber air PDAM Tirtanadi saat ini berada di lokasi Sisundung, Kabupaten Tapanuli Selatan. Bila pada akhirnya nanti sumber air di Sisundung diharuskan untuk melayani Kabupaten Tapanuli Selatan maka sebagai alternatif Pemko Padangsidimpuan dapat merencanakan pembangunan SPAM Regional

berkapasitas minimum 200 lt/dt sebagai pengganti dari rencana awal SPAM Regional yang hanya berkapasitas 120 lt/dt.

Pola kebutuhan akan pembangunan dan pengembangan kapasitas instalasi pengolahan air minum untuk PDAM Tirta Ayumi (sd Tahun 2024) maupun seluruh wilayah Padangsidimpuan (setelah Tahu 2024 – 2036). Namun demikian realisasi pembangunan infrastruktur belum tentu dapat 100%. Oleh karena itu penekanan akan pentingnya pembangunan instalasi di PDAM Tirta Ayumi dikelompokkan berdasarkan kebutuhan Jangka Pendek (mendesak), Jangka Menengah I dan II serta Jangka Panjang sehingga realisasi pembangunan akan disesuaikan dengan Studi Kelayakan, Perencanaan Survey Investigasi Desain (SID) hingga Detail Engineering Desain untuk melengkapi persiapan pembangunan infrastruktur yang diinginkan tersebut, bahwa kebutuhan pembangunan infrastruktur bangunan pengolahan air di Simasom dilakukan pada tahun 2018 sementara untuk pembangunan bangunan pengoalahan air Batang Landi dilakukan 2 tahun setelahnya. Akan tetapi realisasi pembangunan belum tentu dapat dilakukan 100% seperti yang direncanakan mengingat pembangunan tersebut harus direncanakan secara matang dengan turut memperhatikan aspek teknis dan non-teknis mengikuti Studi Kelayakan dan SID yang disusun setelah dokumen RISPAM ini dikeluarkan. Sehingga dapat saja terjadi prioritas pembangunan Instalasi Pengolahan Air di Batang Landi mendahului Instalasi Pengolahan Air Simasom bila rekomendasi studi kelayakan maupun SID menyarankan pembangunan infrastruktur tersebut terlebih dahulu. Dengan demikian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku maka dokumen RISPAM ini akan diperbaiki dan dimutakhirkan kembali setiap 5 tahun sesuai perencaaan dan realisasi pembangunannya.

3.2.4.Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Padangsidimpuan A. Pengertian Dasar Sanitasi

Untuk pengertian dasar sanitasi ini memiliki beragam definisi yang menjelaskan hakikat dari sanitasi itu sendiri. Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :

965/MENKES/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa pengertian dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan.

Sanitasi itu sendiri merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia, sedangkan untuk pengertian dari sanitasi lingkungan, sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya (Notoadmojo, 2003).

Pengertian dasar sanitasi Kota Padangsidimpuan adalah sebagai berikut :

1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water) yaitu

a. Blackwater adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.

b. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci.

2. Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai jenis industri akibat dari sebuah proses industri. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi antara lain : nitrogen, logam berat, zat pelarut dan sebagainya;

3. Air buangan kotapraja (municipal waster water) yaitu buangan yang berasal dari kawasan perkantoran, perdagangan, hotel dan restoran serta tempat- tempat ibadah dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga. Karakteristik air limbah perlu dikenali, karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan.

4. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari kawasan permukiman, perkantoran, perdagangan, hotel/ restoran dan tempat-tempat lain sebagainya yang ditampung melalui Tempat Penampungan Sampah Sementara dan diangkut ke Tempat Pengolahan Sampah Akhir.

5. Penyediaan air minum dengan kualitas dan kuantitas serta kontinuitas dalam upaya pemerintah kabupaten untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam.

Dokumen terkait