• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Sosial Ekonomi

3.12 Rencana Pengolahan dan Analisis Data

Data diolah dengan menggunakan program komputer.Untuk melihat hubungan antara kesulitan makan dengan gangguan tidurdan hubungan antara kesulitan makan dengan tingkat pendidikan ibu digunakan ujiChi-squaredan Fisher’s exact test.Hasil dikatakan bermakna bila nilai P < 0.05.

BAB 4.HASIL

44 Selama periode penelitian dilakukanpengumpulan data pada anak balita di 10 sekolah PAUD yang berada pada Kecamatan Medan Tuntungan,Medan Selayang,Medan Amplas, Medan Kota, danMedan Sunggal. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive yaitu 70 anak dengan kesulitan makan dan 70 anak tanpa kesulitan makan.

Tabel 4.1. Karakteristik dasar

Karakteristik Kesulitan makan (+)

n=70

Kesulitan makan(-) n=70

Umur (bulan), rerata (SD) Jenis kelamin, n(%) - laki-laki - perempuan

Berat badan (kg), rerata (SD) Tinggi badan (cm), rerata(SD) Status Nutrisi, n(%)

Pendidikan ayah, n(%) - SD

Karakteristik dasar sampel menunjukkan rerata umur pada anak dengan dan tanpa kesulitan makan tidak jauh berbeda (48.6 dan 50.8 bulan).

45 Tidak ada sampel yang berumur kurang dari 2 tahun pada kedua kelompok.

Jenis kelamin terbanyak pada kelompok dengan kesulitan makan adalah perempuan sebanyak 40 anak(57.1%), sedangkanjenis kelamin yang terbanyak pada kelompok tanpa kesulitan makan adalah laki-laki sebanyak 37 anak (52.9%). Rerata berat badan dan tinggi badankelompok kesulitan makan lebih rendah dibandingkan kelompok tanpa kesulitan makan.

Rerataberat badan pada kedua kelompok penelitian adalah masing-masing 13.1 kg dan 17.4 kg.Rerata tinggi badan kedua kelompok penelitian adalah masing-masing 98.3cm dan 103.1 cm. Status nutrisi terbanyak pada kelompok dengan kesulitan makan adalah malnutrisi (underweight) dengan jumlah 41 anak (58.6%), sedangkan pada kelompok tanpa kesulitan makan adalah nutrisi baik dengan jumlah 56 anak (80.0%). Pada kedua kelompok penelitian didapatkan penghasilan terbanyak antara 2 sampai 5 juta.

Pendidikan ayah yang terbanyak pada kedua kelompok penelitian adalah SMA, dengan jumlah 39 orang (55.7%) pada kelompok dengan kesulitan makan dan sejumlah 36 orang (51.5%) pada kelompok tanpa kesulitan makan. Pendidikan ibu yang terbanyak pada kedua kelompok penelitian adalahSMA, masing-masing 39 orang(55.7%)dan 32 orang (45.7%). (Tabel 4.1)

Tabel 4.2. Hubungan antara kesulitan makan dengan gangguan tidur pada

46 anak balita

Kesulitan Makan

Gangguan Tidur, n (%)

Total Ya Tidak P

Ya 33 (47.1) 37 (52.9) 70 (100.0) 0.014 Tidak 19 (27.1) 51 (72.9) 70 (100.0)

Total 52

(37.1)

88 (62.9)

140(100.0)

Perbandingan gangguan tidur pada anak dengan dan tanpa kesulitan makan menunjukkan proporsi gangguan tidur pada kelompok kesulitan makan sebesar 47.1% sedangkan pada kelompok tanpa kesulitan makan sebesar 27.1%. Hasil analisis uji chi-square menunjukkan hubungan yang bermakna antara kesulitan makan dengan gangguan tidur(P= 0.014).(Tabel 4.2)

Tabel 4.3 Hubungan antara kesulitan makan dengan gangguan tidur pada

47 balita berdasarkan 3 kelompok umur

UmurSulit Makan

Gangguan Tidur,n(%)

Total

P

Ya Tidak

<3 thnYa 6 (66.7) 3 (33.3) 9 (100.0) 0.1a

Tidak 1 (50.0) 1 (50.0) 2(100.0)

3-4 thn Ya7(53.8) 6 (46.2) 13(100.0) 0.176a

Tidak 5(29.4) 12 (70.6)17 (100.0)

4-5 thn Ya20(41.7) 28 (58.3) 48 (100.0) 0.088b

Tidak 13(25.5) 38 (74.5) 51(100.0)

afisher’s exact test, buji chi-square

Perbandinganproporsi gangguan tidur pada anak dengan dan tanpa kesulitan makan pada anak balita berdasarkan kelompok umur menunjukkan perbedaan proporsi gangguan tidur pada anak dengan dantanpa kesulitan makan pada setiap kelompok umur (umur kurang dari 3 tahun, 66.7% dan 50.0%; 3 sampai 4 tahun, 53.8% dan 29.4%; 4 sampai 5 tahun, 41.7% dan 25.5%). Namun, hasil analisis fisher’s exact test dan uji chi-square tidak menunjukkan hubungan yang bermakna antara kesulitan makan dengan gangguan tidur apabila dianalisa berdasarkan kelompok umur (P> 0.05 pada semua kelompok umur).(Tabel 4.3)

48 Tabel 4.4 Hubungan antara kesulitan makan dengan tingkat

pendidikan ibu

Pendidikan Ibu

Sulit makan, n (%)

Total P

Ya Tidak

SD 4 (57.1) 3 (42.9) 7(5.0) 0.539

SMP 7 (50.0) 7 (50) 14 (10.0)

SMA 39 (54.9) 32 (45.1) 71(50.71)

PT 20 (41.7)

28 (58.3) 48 (34.29)

Total 70

(100.0)

70 (100.0)

140 (100.0)

Hubungan antara kesulitan makan dengan tingkat pendidikan ibu menunjukkan tidak ada hubungan antara kesulitan makan dengan tingkat pendidikan ibu (P> 0.05). (Tabel 4.4)

BAB 5. PEMBAHASAN

49 Kesulitan makan dan gangguan tidur umum dijumpai pada anak usia muda yang sehat. Namun hubungan antara keduanya masih sangat jarang diteliti.1

Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara kesulitan makan dengan gangguan tidur. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Tauman dkkdi Israel yang pertama sekali meneliti hubungan antara kedua masalah tersebut pada anak usia pra sekolah.Penelitiankami mendapatkan prevalensi gangguan tidur pada anak dengan dan tanpa kesulitan makanadalah sebesar 47.1% dan 27.1%.

Sedangkan pada penelitian Tauman, prevalensinya adalah sebesar 37% dan 16%.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kesulitan makan dengan gangguan tidur pada anak balita.

Prevalensi gangguan tidur pada anak usia pra sekolah di Australia, Amerika Serikat, Italia dan Israel didapatkan sebesar 30%.

1

28 Pada negara Asia seperti China, prevalensi gangguan tidur pada anak usia 1 sampai 23 bulan dijumpai lebih tinggi daripada negara Barat yaitu sebesar 65.97%.39Penelitian di Taiwan juga mendapatkan prevalensi gangguan tidur yang lebih tinggi pada anak usia pra sekolah bila dibandingkan dengan prevalensi di negara Barat.40Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor budaya di negara Timur seperti perilaku tidur bersama orangtua(co-sleeping).39,40

50 Penelitian pada dewasa muda juga menunjukkan adanya hubungan antara masalah makan dengan gangguan tidur.41,42Kelompok dengan masalah makan lebih mungkin mengalami gangguan tidur dibandingkan kelompok tanpa masalah makan.

Pada penelitian ini kamimenganalisis hubungan antara kesulitan makan dan gangguan tidur pada balita berdasarkan kelompok usia. Kami ingin melihat apakah kecenderungan hubungan antara kedua masalah tersebut hanya terjadi pada kelompok usia tertentu. Prevalensi gangguan tidur dijumpai lebih tinggi pada semua kelompok usia anak dengan kesulitan makan namun perbedaannya tidak bermakna. Hal ini mungkin disebabkan karena jumlah sampel yang terlalu kecil. Perbedaan hasil yang sangat kecil, dapat bermakna secara statistika bila jumlah sampel sangat banyak.

Sebaliknya perbedaan hasil yang sangat mencolok dapat tidak bermakna bila sampel terlalu sedikit.

42

Status malnutrisidijumpai pada 41 anak (58.6%) dengan kesulitan makan. Sedangkan pada kelompok tanpa kesulitan makan malnutrisi hanya didapatkan pada 1 anak (1.4%). Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan adanya hubungan antara kesulitan makan dengan status nutrisi pada anak.Penelitian di Washington terhadap 62 anak dengan infantil anoreksia menunjukkanseluruh sampel mengalami malnutrisi.

38

43Penelitian di Turki pada 331 anak usia 1 sampai 6 tahun

51 mendapatkan rerata z-score berat badan sesuai usia lebih rendah secara bermakna pada anak dengan masalah perilaku makan dibandingkan dengan anak tanpa masalah perilaku makan.44Penelitian di Inggris terhadap anak usia di bawah 3 tahun menunjukkan anak dengan masalah makan mempunyai berat badan dan tinggi badan yang lebih rendah.45Penelitian lain mendapatkan, gagal tumbuh pada anak usia 16 sampai 18 bulan berhubungan dengan masalah makan saat bayi.46Dua penelitian juga menemukan hubungan antara perilaku memilih-milih makanan (picky eating) denganmalnutrisi.47,48 Anak picky eatingmempunyai risiko 2 kali lebih besar mengalami malnutrisi dibandingkan anak tanpa picky eating.

Pada penelitian ini didapatkan status nutrisibaik pada 27 anak (38.6%)dengan kesulitan makan. Kemungkinan penyebabdijumpainya status nutrisi baik pada kelompok kesulitan makan, karena kesalahan persepsi orangtua dalam menggambarkan kesulitan makan pada anak dan konsumsi susu yang berlebihan. Kesalahan persepsi orangtua (parental misperception) menjadi salah satu kategori masalah perilaku makan yang dibuat oleh ahli anak, Benny Kerzner. Masalah makan yang dikategorikan sebagai kesalahan persepsi orangtua ditandai oleh berat badan anak yang sesuai dengan usia, selera makan anak baik, kebutuhan nutrisi anak sesuai dengan usia, namun orangtua merasa anaknya memiliki masalah makan.

48

49

52 Penelitian oleh Wright dkk menunjukkan pada anak dengan selera makan yang rendah dan perilaku memilih-milih makanan, konsumsi susu didapatkan lebih tinggi secara bermakna.45

Kami juga menganalisis hubungan antara kesulitan makan pada anak dengan tingkat pendidikan ibu. Kami tidak menemukan adanya hubungan antara kesulitan makan dengan tingkat pendidikan ibu.Penelitian oleh Dubois menunjukkan tidak adanya hubungan antara picky eatingdengan tingkat pendidikan ibu.

Namun, pada penelitian ini kami tidak menganalisis berapa jumlahsusu yang dikonsumsi anak.

48 Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Orun dkk, tidak menemukan adanya hubungan antara masalah makan dengan tingkat pendidikan ibu.44

Penelitian oleh Murashima dkk melaporkan bahwa pada kelompok sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah, orangtua kurang peduli terhadap status nutrisi anak.

Kesulitan makan mungkin lebih dipengaruhi oleh faktor lain seperti tingkat pengetahuan ibu, faktor lingkungan dan internal dari anak sendiri.

12

PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian

Orangtua pada tingkat sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah kemungkinan juga kurang peduli terhadap kesulitan makan pada anak mereka. Hal inimungkin menjadi penyebab lain tidak didapatkan hubungan antara kesulitan makan dengan tingkat pendidikan ibu.

53 rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Salah satu cakupan standar perkembangan anak usia dini adalah pengembangan aspek sosial, emosional, dan kemandirian.50 Kemampuan untuk mengenal etiket dan jadwal makan teratur merupakan salah satu indikator pengembangan aspek sosial, ekonomi, dan kemandirian pada anak usia 2 sampai 4 tahun. Sedangkan pada usia 4 sampai 6 tahun anak harus mampu mematuhi etiket makan dan jadwal makan yang teratur.

Penelitian ini mendapatkan hubungan antara kesulitan makan dengan gangguan tidur pada anak balita, sehingga penapisan kesulitan makan, penapisan gangguan tidur, dan pengetahuan mengenai praktek pemberian makan yang benar menjadi hal yang penting diketahui oleh para tenaga pendidik di PAUD.

51

Keterbatasan penelitian ini adalah desain cross sectional yang tidak dapat menyimpulkan hubungan kausalitas dan tidak dapat menganalisis lamanya kesulitan makan yang dapat menimbulkan gangguan tidur pada anak balita. Penelitian ini juga tidak menganalisis faktor lain yang dapat menimbulkan kejadian gangguan tidurpada anak balita.

54 BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara kesulitan makan dengan gangguan tidur pada anak balita, tidak ada hubungan antara kesulitan makan dengan gangguan tidur pada anak balita apabila sampel dikelompokkan menjadi 3 kelompok umur dan tidak ada hubungan antara kesulitan makan pada anak balita dengan tingkat pendidikan ibu.

6.2 Saran

- Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melihat hubungan antara kesulitan makan dengan gangguan tidur, dengan melakukan penilaian terhadap faktorisiko lain yang dapat mempengaruhi kejadian gangguan tidur pada anak balita.

- Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menilai tingkat pengetahuan ibu yang dapat mempengaruhi timbulnya kesulitan makan pada anak balita

- Tenaga pendidik di PAUD perlu memahami masalah kesulitan makan, gangguan tidur, dan praktek pemberian makan yang benar pada anak balita.

55 BAB 7. RINGKASAN

Kesulitan makandan gangguan tidur merupakan masalah yang sering dijumpai pada anak usia muda yang sehat. Meskipun terdapat kesamaan dalam hal prevalensi, distribusi usia dan etiologi, hubungan antara kedua masalah tersebut masih sangat jarang diteliti. Beberapa hal yang mungkin dapat menjelaskan hubungan antara kesulitan makan dan gangguan tidur adalah: karena pola perilaku anak dan orangtua berperan penting dalam perkembangan masalah makan dan gangguan tidur, memungkinkan kedua masalah tersebut terjadi bersama-sama; kesulitan makan mungkin memicu timbulnya gangguan tidur, interaksi yang buruk dengan anak pada saat makan malamdapat membentuk hubungan yang buruk saat tidur; karena tidur dan makan merupakan proses fisiologis yang diregulasi oleh otak, maka kemungkinan berinteraksi satu sama lain.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesulitan makan dengan gangguan tidur pada anak balita.

Sampel penelitian adalah anak balita di 10 PAUD di 5 Kecamatan di Kota Medan. Anak yang menderita penyakit kronis, menderita keterlambatan perkembangan, menderita kelainan bawaanyang dapat menimbulkan kesulitan makan dan gangguan tidur, ADHD dan OSAStidak disertakan dalam penelitian. Data dasar kesulitan makan diperoleh dari kuesioner

MCH-56 Feeding Scale.Subyek dibagi atas 2 kelompok yaitu anak dengan kesulitan makan dan anak tanpa kesulitan makan, masing-masing terdiri dari 70 anak.

Pada kedua kelompok dilakukan wawancara untuk mencari gangguan tidur dengan menggunakan kuesioner TCSQ. Penelitian ini juga mencari hubungan antara kesulitan makan pada anak balita dengan tingkat pendidikan ibu.

Hasil dari penelitian ini mendapatkan, terdapat hubungan yang bermakna antara kesulitan makan dengan gangguan tidur pada anak balita.

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kesulitan makan pada anak balita dengan tingkatpendidikan ibu.

SUMMARY

Feeding difficulties and sleep disturbance are commonly found in healthy young children. Although there are similarities on prevalences, ages and etiologies, the relationship between the two were very rarely conducted.There are several plausible explanation for association between the two condition.

First, because child’s and parental behaviour pattern were recognized as playing a major role in the development of both disorders , it is possible that feeding difficulties and sleep disturbance can happened on the same time;

second, feeding difficulties can exacerbate sleep disturbance, bad interaction

57 with children during dinner may caused bad association during night time;

third, because sleep and eat are physiological process that have been regulated by brains, so there are an interaction possibilities.

The aim of this study is to determine the relationship between feeding difficulties and sleep disturbance in children aged under 5 years old. The sample of this study are children aged under 5 years old in 10 early educationon 5 different regions in Medan city. Children with chronic disease, developmental delayed, congenital disease, ADHD and OSAS were excluded from the study. Basic data for feeding difficulties were conducted from MCH-Feeding Scale questionnaire. Subject were divided into two groups, children with and without feeding difficulties, each group consist of 70 children. On each group, interview was conducted to determine sleep disturbance using TCSQ questionnaire. Another purpose of this study is to determine the relationship between feeding difficulties in children under 5 years old with maternal education level.

The result of this study, there are significant relationship between feeding difficulties and sleep disturbance in children under 5 years old.

There are no significant relationship between feeding difficulties and maternal education level.

58 DAFTAR PUSTAKA

1. Tauman R, Levine A, Avni H, Nehama H, Greenfeld M, Sivan Y.

Coexistence of sleep and feeding disturbances in young children.

Pediatrics. 2011;127(3):e615-21

2. Manikam R, Perman JA. Pediatrics feeding disorders. J Clin Gastroenterol.2000;30(1):34-6

3. Berral G. Feeding difficulties in infant and young children: tailor interventions to match child behaviour. Disampaikan pada The Eighty Nine Canadian Pediatric Society Annual Conference, Toronto, Juni 2009 4. World Health Organization. The ICD-10 classification of mental and

behavioral disorders. Clinical descriptions and diagnostic guidelines.

Geneva: WHO.1992

5. World Health Organization. The ICD-10 Classification of diseases and related health problems. Malta:WHO. 2010

6. Bernard-Bonnin AC. Feeding problems of infant and toddlers. Can Fam Physician. 2006;52:1247-51

7. Chatoor I. Introduction. Dalam: Diagnosis and treatment of feeding disorders in infant, toddlers, and young children. Washington: Zero to Three Press; 2009. h. xi-iii

8. Sacrato L, Pellicciari A, Franzoni E. Emergent factors in eating disorders in childhood and preadolescence. Italian J Pediatr. 2010; 36(49):1-4

9. Chatoor I, Surles J, Ganiban J, Beker L, Paez LM, Kerzner B. Failure to thrive and cognitive development in toddlers with infantile anorexia.

Pediatrics. 2004;113:e440-7

10. Armar-Klemesu M, Ruel MT, Maxwell DG, Levin CE, Morris SS. Poor maternal schooling is the main constraint to good child care practices in Accra. J. Nutr. 2000;130:1597-607

11. Aldridge VK, Dovey TM, Martin CI, Meyer C. Identifying clinically relevant feeding problems and disorders. J Child Health Care. 2010;14(3):261-70 12. Murashima M, Hoerr SL, Hughes SO, Kaplowitz SA. Feeding behaviors of

low income mothers: directive control relates to a lower BMI in children, and a nondirective controls relates to a healthier diet in preschoolers. Am J Clin Nutr. 2012;95:1031-7

13. Vriend J, Corkum P. Clinical management of behavioral insomnia of childhood. Psycol Res and Behav. 2011;4:69-79

59 14. Meltzer JM. Clinical management of behavioral insomnia of chilhood:

treatment of bedtime problems and night wakings in young children.Behav Sleep Med. 2010;8:172-8

15. American Academy of Sleep Medicine. The international classification of sleep disorders: diagnostic and cooling manual. Edisi 2. Westchester:

American Academy of Sleep Medicine; 2005.h.15-24

16. Lahdeaho ML, Ukkola O, Jokela M, Huhtala H, Knip M, Kesaniemi YA et al. Peptide hormones in infants with feeding disorders. Scand J Clin Lab Invest. 2013;73:387-91

17. Meier U, Gressner AM. Endocrine regulation of energy metabolism:

review of pathobiochemical and clinical chemical aspects of leptin, ghrelin, adiponectin, and resistin. Clin Chem. 2004;50(9):1511-25

18. Focker M, Timmesfeld N, Scherag S, Buhren K, Langkamp M, Dempfle A, et al. Screening for anorexia nervosa via measurement of serum leptin levels. J Neural Transm. 2011;118:571-8

19. Arvedson JC, Brodsky L. Psychological aspects and behavioral issues in pediatric feeding. Dalam: Banach K, Zajicek J, Janco J, Angelico M, penyunting. Pediatric swallowing and feeding: assessment and management. Edisi ke-2. New York: Singular Publishing Group;

2002.h.570

20. Arts-Rodas D, Benoit D. Feeding problems in infancy and early childhood: identification and management. Paediatr Child Health.1998;

3(1):21-7

21. Silverman AH. Interdisciplinary care for feeding problems in children. Nutr Clin Pract. 2010;25(2):160-65

22. Puntis JWL. Specialist feeding clinics. Arch Dis Child. 2008;93:164-7

23. Ramsay M, Martel C, Porporino M, Zygmuntowic Z. The Montreal Children’s Hospital Feeding Scale: a brief bilingual screening tool for identifying feeding problems.Paediatr Child Health. 2011;16(3):147-51 24. Ammaniti M, Ambruzzi AM, Lucarelli L, Cimino S. Malnutrition and

dysfunctional mother-child feeding interactions: clinical assessment and research implications. J Am Coll Nutr. 2004;23(3):259-71

25. Micali N, Simonoff E, Stahl D, Treasure J. Maternal eating disorders and infant feeding difficulties: maternal and child mediators in a longitudinal general population study. J Child Psychol and Psychiatry. 2011;

52(7):800-7

60 26. Bryant-Waugh R, Markham L, Kreipe RE, Walsh BT. Feeding and eating

disorders in childhood. Int J Eat Disord. 2010;00:1-12

27. Moe, G Paul, Seay AR. Neurologic and muscular disorders: sleep disorders. Dalam: Hay WW et al, penyunting. Current pediatric diagnosis and treatment. Edisi ke-14. Stamford: Appleton&Lange;1997.h.454

28. Touchette E. Factor associated with sleep problems in early childhood.

Encyclopedia on early childhood development. 2011:1-8

29. Mai E, Buysse DJ. Insomnia: prevalence, impact, pathogenesis, differential diagnosed and evaluation. Sleep Med Clin. 2008; 3:167-74 30. Owens JA. Pediatric insomnia. Sleep Med Clin. 2006;1:423-35

31. Mindell JA, Meltzer LJ. Behavioural sleep disorders in children and adolescent. Ann Acad Med Singapore. 2008;37:722-8

32. McGreavey JA, Donnan PT, Pagliary HC, Sullivan FM. The Tayside children’s sleep questionnaire: a simple tool to evaluate sleep problems in young children. Child: Care, Health & Development. 2005;31(5):539-44 33. Richman N. A community survey of characteristic of one-to two-year-olds

with sleep disruptions. JAm Acad Child Psychiatry. 1981;20:281-91

34. Van Tassel EB. The relative influence of child and environmental characteristics on sleep disturbances in the first and second years of life.

JDBP.1985;6(2):81-6

35. Lozoff B, Wolf AW, Davis NS. Sleep problems seen in pediatrics practice.

Pediatrics. 1985;75:477-83

36. Ottaviano S, Giannotti F, Cortesi F, Bruni O, Ottaviano C. Sleep characteristics in healthy children from birth to 6 years of age in urban area of Rome. Sleep. 1996;19:1-3

37. Touchette E, Petit D, Paquet J, Boivin M, Japel C, Tremblay RE, Montplaisir JY. Factor associated with fragmented sleep at night across early childhood. Arch Pediatr Adolesc Med. 2005;159:242-49

38. Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH.

Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting.

Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto;2008.

h.302-30

39. Jiang F, Shen X, Yan C, Wu S, Jin X, Dyken M, Lin-Dyken D.

Epidemiological study of sleep characteristics in Chinese children 1-23 months of age. Pediatr Int. 2007;49:811-6

40. Chou YH. Survey of sleep in infants and young children in northern Taiwan. Sleep and Bio Rhytms. 2007;5:40-9

61 41. Bos SC, Soares MJ, Marques M, Maia B, Pereira AT, Nogueira et al.

Disordered eating behaviours and sleep disturbance. Eating Behav.

2013;14:192-8

42. Soares MJ, Macedo A, Bos SC, Maia B, Marques M, Pereita AT et al.

Sleep disturbances, body mass index and eating behavior in undergraduate students. J of Sleep Research. 2011;20:479-86

43. Klein CJ, Jacobovitz TG, Siewerdt F, Beker LT, Kantor MA, Sahyoun NR, Chatoor I. Infantile anorexia growth and nutrient intake in 62 cases. ICAN.

2012;4(2):81-8

44. Orun E, Erdil Z, Cetinkaya S, Tufan N, Yalcin SS. Problematic eating behaviour in Turkish children aged 12-72 months: characteristics of mothers and children. Cent Eur J Public Health. 2012;20(4):257-61

45. Wright CM, Parkinson KN, Shipton D, Drewett RF.How do toddler eating problems relate to their eating behavior, food preferences, and growth?Pediatrics. 2007;120:e1069-75

46. Wright C, Birks E. Risk factors for failure to thrive: a population-based survey. Child Care Health Dev. 2000;26(1):5-16

47. Ekstein S, Laniado D, Glick B. Does picky eating affect weight-for-length measurements in young children? Clin Pediatr. 2010;49(3):217-20

48. Dubois L, Farmer A, Girard M, Peterson K, Tatone-Takuda F. Problem eating behaviors related to social factors and body weight in preschool children: a longitudinal study. Int J Behav Nutr Phys Act. 2007;4(9):1-10 49. Kerzner B. Clinical investigation of feeding difficulties in young children: a

practical approach. Clin Pediatr. 2009; 20(10):1-5

50. Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional. Kerangka dasar kurikulum pendidikan anak usia dini. 2007:0-30

51. Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia. Acuan menu pembelajaran pada pendidikan anak dini usia (menu pembelajaran generik). Departemen Pendidikan Nasional. 2002:1-36

62 Lampiran

Dokumen terkait