• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PERATURAN KELEMBAGAAN 8.1 Bentuk Kelembagaan

Dalam dokumen Ustek Rispam (Halaman 41-46)

C. PROGRAM DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN

VIII. RENCANA PERATURAN KELEMBAGAAN 8.1 Bentuk Kelembagaan

8.2 Struktur Organisasi 8.3 Kebutuhan SDM

CARA PERHITUNGAN- ANAL ISIS

Jelaskan keadaan daerah: geografis (dataran rendah, pegunungan), geologis, hidrologis, topografis, klimatologis. Manfaatkan data sekunder. Harus ada peta-peta kab/kota, kecamatan, berisi batas administrasi, kawasan perumahan, industri, pendidikan, fasum, fasos, jalan, dll.

Sebutkan sarana dan prasarana yang ada, meliputi: pengelolaan air limbah, persampahan, drainase, listrik, telefon, jalan, daerah wisata.

Jelaskan kondisi social, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat, buatkan tabeltabelnya: PDRB, pekerjaan, adat-tradisi-budaya, migrasi (urbanisasi), industri, dll.

Uraikan sarana kesehatan dan sanitasi lingkungan, statistik kesehatan, insidensi sakit, angka kelahiran, kematian, data penyakit menular lewat air (pemula atauwaterborne deseases), dan penyakit yg diakibatkan oleh kekurangan air seperti penyakit gangguan kulit (water ralated deseases).

Uraikan dan tabelkan semua penataan ruang dan lahan, rencana pengembangan kota, perubahan tataguna lahan.

RENCANA INDUK SPAM KEC. BOLAANG UKI

KEC. PINOLOSIAN TENGAH DAN KEC. PINOLOSIAN TIMUR

T.A. 2014 Dokumen Usulan Teknis

Uraikan data kependudukan, yang meliputi jumlah penduduk, kepadatan, dan penyebarannya, dirinci perkecamatan / kelurahan / desa

Kelembagaan PDAM yang sudah ada yang meliputi struktur organisasi, tugas/wewenang masing-masing personil yang sudah di-SK-kan oleh Bupati/Walikota (sebagai Pembina PDAM).

Badan usaha atau lembaga yang mengurus JP non PDAM yang ditetapkan oleh Bupati.

Lembaga pengelola SPAM swasta/Badan Usaha Swasta atau KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat).

Pengurus distribusi air minum TA (terminal air), HU (hidran umum) yang ditetapkan oleh Direktur PDAM

Peraturan tentang pembentukan PDAM, BUS, Koperasi, kelompok masyarakat dan peraturan pelayanan

Identifikasi pola pembiayaan pembangunan prasarana SPAM (APBD, APBD, Pamsimas, PDAM, Swadaya Masyarakat)

Indentifikasi pembiayaan operasional SPAM

Kinerja pengelola SPAM (manajemen, teknis dan keuangan)

Berisi standar dan kriteria yang akan digunakan dalam pengembangan SPAM Parameter yang perlu diperhatikan :

kondisi eksisting arah pengembangan kota

Cara menentukan Standar kebutuhan Domestik

JP (Jaringan Perpipaan) Domestik

 Air yang terdistribusikan oleh pengelola SPAM dikurangi tingkat kebocoran, dibagi dengan jumlah jiwa terlayani (asumsi 1 SR= …. orang, sesuaikan data BPS setempat; asumsi 1 HU= ±100 Orang atau sesuaikan data eksisting pemanfaatan HU).

x

Kebutuhan air dilakukan perbandingan dengan wilayah tingkat karakteristik yang sama. Jika tidak ada sistem

BJP Domestik Disamakan dengan perhitungan kebutuhan JP Domestik Cara menentukan Standar kebutuhan non-domestik

JP Non Domestik Standar kebutuhan JP Non Domestik , yaitu tambahan 15% dari kebutuhan air domestik sesuai dengan Permen PU No. 18/2007 atau sesuai dengan kebutuhan nondomestik yang direncanakan. Domestik perdesaan: minimal 60 l/o/h sesuai denganPermen PU No. 18/2007 Non-domestik: Tambahan 15% x kebutuhan domestik sesuai dengan Permen PU No. 18/2007 disesuaikan kebutuhan spesifik lokasi/daerah. a. Pilih sumber air baku yang memenuhi syarat kualitas (Permenkes No 492 tahun 2010), kuantitas (jika debit minimum pada akhir musim kemarau melebihi kebutuhan air pada periode perencanaan) dan kontinyuitas (cek debit akhir musim kemarau). Pilih debit yang memenuhi kebutuhan proyeksi 15-20 tahun.

b. Transmisi air baku dan transmisi air olahan (menggunakan saluran tertutup dengan pipa kecuali air baku

RENCANA INDUK SPAM KEC. BOLAANG UKI

KEC. PINOLOSIAN TENGAH DAN KEC. PINOLOSIAN TIMUR

T.A. 2014 Dokumen Usulan Teknis

boleh dengan saluran terbuka yang terlindungi).

c. Sistem pengolahan air: (1) Pengolahan Lengkap, (2) Pengolahan Parsial. d. Pola sistem distribusi: (1) Pola Cabang, (2) Pola Cincin.

e. Periode perencanaan antara 15 – 20 tahun dan dievaluasi setiap 5 tahun.

f . Daerah yang diprioritaskan daerah rawan air, tinggi kepadatan penduduknya, daerah strategis (wisata, industri, perkantoran). Upayakan daerah yang BJP tak terlindungi dijadikan BJP terlindungi atau diubah menjadi JP dengan parameter sosial ekonominya.

Uraian mengacu pada data RTRW, disertai petapemanfaatan ruang.

Pembuatan blok pelayanan yang disesuaikan dengan kondisi topografi, sebaran penduduk, dan peruntukan daerah (wisata, industri, perkantoran) kemudian dipetakan.

Data demografi 10 tahun terakhir. Sebaran dan kepadatan penduduk. Proyeksià Menggunakan dataproyeksi penduduk dari data sekunder (misal RTRW)

Kebutuhan air minum menggunakan parameter: (1) tingkat pelayanan, (2) tingkat konsumsi air, (3) penurunan kehilangan air

Sebutkan semua air permukaan yang ada: sungai, danau, waduk, embung, muara baik tulisan maupun berupa peta. Debit rerata musim hujan & kemarau dan debit minimumnya. Kualitas air musim hujan & kemarau.

Idem untuk air tanah. Catat juga elevasi sumber air (broncaptering), intake dan jaraknya dari daerah pelayanan tulisan dan Peta.

Neraca air: Debit yang sudah dimanfaatkan, debit sisa, potensi yang masih bisa dimanfaatkan, data curah hujan 5 tahun terakhir.

Pilihan sumber air yang digunakan. Kaji secara teknis pemanfatannya, secara eknomis, dan aman bagi lingkungan, kualitas air menjadi pertimbangan dalam pemilihan sumber air yang digunakan

Usulan izin pemanfaatan air baku (SIPA) dan debit yang dimanfaatkan, bagi lokasi pengambilan yang belum ada SIPA-nya, uraikan tata-cara proses pembuatan SIPA

Jelaskan rencana pola pemanfaatan ruang wilayah pengembangan pelayanan (zonasi) serta tingkat pelayanannya

Jelaskan rencana pengembangan SPAM meliputi pentahapan 5 tahunan SPAM Perkotaan dan Perdesaan termasuk unit-unit pelayanannya (unit produksi, distribusi dan pelayanan)

Jelaskan kapasitas pelayanan pengembangan perkotaan (ibukota kabupaten dan masing-masing IKK, baik IKK pengembangan maupun IKK baru, termasuk prioritas dan urgensinya dalam pentahapan pengembangan SPAM) termasuk BJP, juga dijelaskan pengembangan perdesaan termasuk prioritas dan urgensinya dalam pentahapan pengembangan SPAM baik JP maupun BJP

Jelaskan kiat-kiat penurunan kebocoran berdasarkan informasi dari data eksisting SPAM. Buatlah peta pengembangan SPAM dengan peta dasar dari peta RTRW

RENCANA INDUK SPAM KEC. BOLAANG UKI

KEC. PINOLOSIAN TENGAH DAN KEC. PINOLOSIAN TIMUR

T.A. 2014 Dokumen Usulan Teknis

Besaran rencana biaya / investasi yang dibutuhkan yang dituangkan dalam rencana anggaran biaya pengembangan SPAM. Pola Investasi disesuaikan dan dilakukan dengan rencana pentahapannya termasuk sumber pendanaan disesuaikan dengan peraturan dan ketentuan yang ada seperti pendanaan sumber dari  APBD SDA, produksi dari APBD DJCK, dan distribusi jaringan dari APBD/APBD I, atau distribusi jaringan

pelanggan bisa didapat dari APBD II/PDAM

 Asumsi-asumsi yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan perhitungan proyeksi keuangan /finansial seperti: Indeks / tingkat inflasi, tahun dasar proyeksi, jangka waktu proyeksi, tingkat suku bunga/diskon faktor/BI rate, tingkat inflasi, kebijakan kenaikan tarif (yang diharapkan), masa tenggang pembayaran bunga dan cicilan, loan disbursement, dan kebijakan lainnya.

 Analisis kelayakan keuangan dinilai dengan melihat kelayakan keuangan/finansial untuk investasi pengembangan RI SPAM yaitu besaran IRR, NPV,PayBack Periode, sensitivity analysis, BCR. Investasi disebut layak untuk diimplementasikan apabila : IRR > diskon faktor/BI Rate dan NPV positif

Bentuk altermatif kelembagaan pengelolaan SPAM: BUMD (Badan Usaha Milik Daerah /PDAM), BUS (Badan Usaha Milik Swasta), Koperasi, BLU (Badan Layanan Umum), KSM (kelompok Swadaya Masyarakat)

Struktur organisasi kelembagaan yang diperlukan, uraikan tugas dan tanggung jawabnya.

Struktur organiasi pengelolaan SPAM (BUMD) yaitu:

Regulator: Kepala Daerah

Operator penyelenggara: Direksi /Pengawas

SDM yang dibutuhkan untuk operasi/rawat SPAM: sarjana teknik lingkungan, teknik mesin/elektro, teknik sipil, ekonomi, hukum, dll (sesuai dengan kebutuhan).

Sesuaikan latar belakang pendidikan dengan job deskripsi dari struktur organisasi.

SUMBER DATA

a . Kabupaten/ Kota Dalam Angka (BPS),

b . RTRW (Bapeda Kota/Kabupaten),

c . PDAM,

d . BAPPEDA Kota/Kabupaten,

e . Dinas PU Kabupaten,

f . Dinas Kesehatan Kabupaten,

g . Dinas Koperasi & UKM,

h . Dispenda,

i . Bangda,

 j . Permen PU 18/2007,

k . Permen PU 01/2010,

RENCANA INDUK SPAM KEC. BOLAANG UKI

KEC. PINOLOSIAN TENGAH DAN KEC. PINOLOSIAN TIMUR

T.A. 2014 Dokumen Usulan Teknis

l .  Analisis,

m . RAB (konsep teknis pengembangan SPAM),

n . Permendagri 23/2006,

o . PP 16/2005,

p . Permendagri No. 61/2007,

q . Permendagri No. 2/2007,

r . Kepmendagri No. 130/2003,

s . Kebijakann tartif daerah setempat,

t . Bank Indonesia,

u . SDA.

Untuk mengidentifikasi ketersediaan air baku di suatu wilayah bagi kebutuhan air minum diperlukan studi hidrologi dan studi hidrogeologi untuk memperoleh informasi mengenai:

Jarak dan beda tinggi sumber air;

Debit optimum (safe yield) sumber air;

Kualitas air dan pemakaian sumber air saat ini (bila ada).

 Alternatif sumber air terpilih harus dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi dan kehandalan sumber. Pemilihan alternatif sumber air didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:

a.  Air sungai, umumnya memerlukan pengolahan untuk menghasilkan air minum, sehingga sumber air sungai baru dapat diperbandingkan dengan mata air, hanya apabila lokasi bangunan penyadap (intake) terletak dekat dengan daerah pelayanan;

b. Danau atau rawa, pengisiannya (inflow) umumnya berasal dari satu atau beberapa sungai. Alternatif sumber danau dapat diperbandingkan dengan air permukaan sungai apabila volume air danau jauh lebih besar dari aliran sungai

-

sungai yang bermuara kedalamnya, sehingga waktu tinggal yang lama (long detention time) dari aliran sungai ke danau menghasilkan suatu proses penjernihan alami (self purification);

c. Mata air, sering dijumpai mengandung CO2 agresif yang tinggi yang walaupun tidak banyak berpengaruh pada kesehatan tetapi cukup berpengaruh pada bahan pipa (bersifat korosif);

d.  Air tanah dalam, dapat diajukan sebagai alternatif sumber air dalam hal air permukaan (sungai) telah terkontaminasi berat, mengingat kualitas air tanah secara bakteriologis lebih aman daripada air permukaan;

e. Pertimbangan lain, berkaitan dengan kebijaksanaan pemerintah kabupaten/kota mengenai peruntukan sumber.

RENCANA INDUK SPAM KEC. BOLAANG UKI

KEC. PINOLOSIAN TENGAH DAN KEC. PINOLOSIAN TIMUR

T.A. 2014 Dokumen Usulan Teknis

Studi hidrologi dimaksudkan untuk menilai kehandalan sumber -sumber air di suatu wilayah ditinjau dari siklus hidrologi: curah hujan, evaporasi, aliran permukaan (run off), infiltrasi dan perkolasi dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a . Pengumpulan data hidrologi;

b . Kaji ulang catatan data;

c. Menghitung rata-rata curah hujan;

d . Menghitung evaporasi potensial;

e.  Analisis dan perhitungan debit optimal.

Prosedur pemilihan sumber dalam penyusunan rencana induk SPAM adalah memberikan identifikasi sumber -sumber yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sesuai waktu perencanaan, dengan penekanan pada:

a . Pengaruh yang ditimbulkan akibat pengambilan sumber air;

b . Investasi untuk biaya eksploitasi serta biaya pengoperasian dan pemeliharaan dibuat yang terendah;

c . Dampak lingkungan yang mungkin timbul diusahakan sekecil mungkin.

Prosedur pemilihan sumber air baku yang direkomendasikan mengikuti urutan sebagai berikut:

a. Identifikasi, termasuk aspek perizinan;

b. Evaluasi sumber dengan tujuan terhadap sektor -sektor lain yang menggunakan/memakai sumber;

c. Evaluasi finansial.

Dalam dokumen Ustek Rispam (Halaman 41-46)

Dokumen terkait