• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Program Dan Kegiatan Prioritas Daerah

Dalam bab ini disajikan seluruh rencana program dan kegiatan pemerintahan daerah dalam Tahun 2017 baik yang akan dikelompokkan dalam belanja tidak langsung, belanja langsung, maupun penerimaan dan pengeluaran pembiayaan.

1.5 Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017 adalah untuk menjamin sinkronisasi dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. RKPD Tahun 2017 tersebut merupakan pedoman dalam penyusunan RAPBD dan merupakan acuan dalam perumusan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) maupuan Prioritas dan Plafon

Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017. Selanjutnya RKPD tersebut juga dijadikan dasar untuk menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD.

Tujuan disusunnya Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah untuk untuk memberikan arah dan pedoman bagi semua pelaku pembangunan di Kabupaten Banyuwangi, dalam rangka mewujudkan pencapaian indikator dan target kinerja prioritas/agenda/program pembangunan daerah yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yang akhirnya ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah.

10 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Pada bagian menyajikan beberapa data dalam menggambarkan kondisi daerah Kabupaten Banyuwangi berkaitan dengan aspek geografis dan demografis, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah.

2.1.1 Luas Wilayah dan Batas Wilayah

Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa. Wilayah daratannya terdiri atas dataran tinggi berupa pegunungan yang merupakan daerah penghasil produk perkebunan dan dataran rendah dengan berbagai potensi produk hasil pertanian serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.Gambaran lebih jelas mengenai batas-batas administratif Kabupaten Banyuwangi bisa dilihat melalui gambar berikut ini. Secara geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa dengan titik koordinat diantara 7o43’ - 8o46’ Lintang Selatan dan 113o53’ - 114o38’ Bujur Timur.

Wilayah Kabupaten Banyuwangi mempunyai ketinggian antara 25 – 100 meter di atas permukaan air laut. Secara administratif Kabupaten Banyuwangi mempunyai batas daerah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso.

b. SebelahTimur : Selat Bali.

c. Sebelah Selatan : Samudera Indonesia.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017 | 11

Gambar 2.1 Peta kabupaten Banyuwangi

Dengan luas wilayah 5.782,50 km2, wilayah Kabupaten Banyuwangi sebagian besar masih merupakan daerah kawasan hutan, karena besaran wilayah yang termasuk kawasan hutan lebih banyak kalau dibandingkan kawasan - kawasan lainnya. Area kawasan hutan mencapai 183.396,34 ha atau sekitar 31,72 persen; daerah persawahan sekitar 66.152 ha atau 11,44 persen dan perkebunan dengan luas sekitar 82.143,63 ha atau 14,21 persen; sedangkan yang dimanfaatkan sebagai daerah permukiman mencapai luas sekitar 127.454,22 ha atau 22,04 persen. Sisanya telah dipergunakan oleh penduduk Kabupaten Banyuwangi dengan berbagai manfaat yang ada, seperti jalan, ladang dan lain - lainnya.

Bab VI Outlook Kabupaten Banyuwangi 2015-2020

Midterm Review RPJMD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2015 dan

Outlook 2015-2020

VI.II - 1

6.2 Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah

6.2.1 Aspek Geografis

6.2.1.1 Luas Wilayah, dan Batas Wilayah

Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di

Provinsi Jawa Timur, Indonesia. IKabupaten ini terletak di ujung

paling timur Pulau Jawa, berbatasan dengan Kabupaten

Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan

serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.

Pelabuhan Ketapang menghubungkan Pulau Jawa dengan

Pelabuhan Gilimanuk di Bali.

Gambar 6.1

Peta Kabupaten Banyuwangi

Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten

Banyuwangi terletak antara 7

o

, 43 – 80

o

,46 Lintang Selatan dan

113

o

,53 - 114

o

,38 Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Banyuwangi

mempunyai ketinggian antara 25 – 100 meter di atas permukaan

air laut. Secara administratif Kabupaten Banyuwangi mempunyai

batas daerah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten

Bondowoso.

12 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

Dataran tinggi yang berupa daerah pegunungan yang merupakan daerah penghasil berbagai produksi perkebunan, daratan yang merupakan daerah penghasil tanaman pertanian, serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke selatan sepanjang 175,8 km yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut. Kondisi geografis tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi yang besar sebagai produsen bahan makanan yang berasal dari hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan.

Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi terbagi atas 24 Kecamatan, 189 Desa dan 28 Kelurahan, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.1 Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 No. Kecamatan Jumlah Desa Kelurahan 1 Pesanggaran 5 - 2 Siliragung 5 - 3 Bangorejo 7 - 4 Purwoharjo 8 - 5 Tegaldlimo 9 - 6 Muncar 10 - 7 Cluring 9 - 8 Gambiran 6 - 9 Tegalsari 6 - 10 Glenmore 7 - 11 Kalibaru 6 - 12 Genteng 5 - 13 Srono 10 - 14 Rogojampi 18 - 15 Kabat 16 -

No. Kecamatan Jumlah Desa Kelurahan 16 Singojuruh 11 - 17 Sempu 7 - 18 Songgon 9 - 19 Glagah 8 2 20 Licin 8 - 21 Banyuwangi - 18 22 Giri 2 4 23 Kalipuro 5 4 24 Wongsorejo 12 - Jumlah 189 28

Berdasarkan data statistik, potensi lahan pertanian di Kabupaten Banyuwangi berada dalam peringkat ketiga setelah Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember. Tidaklah mengherankan kalau Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Jawa Timur. Disamping potensi dibidang pertanian, Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah produksi tanaman perkebunan dan kehutanan, serta memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daerah penghasil ternak yang merupakan sumber pertumbuhan baru perekonomian rakyat. Dengan bentangan pantai yang cukup panjang, dalam perspektif ke depan, pengembangan sumberdaya kelautan dapat dilakukan dengan berbagai upaya intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan laut.

2.1.2 Topografi

Wilayah Kabupaten Banyuwangi bagian Barat, Utara, dan Selatan pada umumnya merupakan daerah pegunungan dengan tingkat kemiringan rata-rata 40derajat dan rata-rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding dengan daerah lainnya. Di sisi lain, daerah daratan yang datar di Kabupaten Banyuwangi sebagian besar mempunyai

14 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

tingkat kemiringan kurang dari 15 derajatdengan rata-rata curah hujan cukup memadai dan bisa meningkatkan kesuburan tanah. Secara umum, Kabupaten Banyuwangi terletak pada ketinggian 0 sampai dengan lebih dari3.000 meter di atas permukaan laut. Tingkat kemiringan rata - rata pada wilayah bagian barat dan utara 400, dengan rata - rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding dengan bagian wilayah lainnya. Daratan yang datar sebagaian besar mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 150, dengan rata-rata curah hujan cukup memadai untuk ketersediaan budidaya pertanian.

Ketinggian tanah di Kabupaten Banyuwangi mencapai 0 – 2.500 meter dari permukaan laut dan berdasarkan klasifikasi Wilayah Tanah Usaha (WTU) ketinggian tersebut dibedakan atas :

a. Ketinggian 0 – 25 meter di atas permukaanlaut meliputi luas wilayah 41.926 Ha. (12,04%)dari luas tanah. Ketinggian ini didapatkan padaKecamatan Banyuwangi, Bangorejo, Giri, Kalipuro, Kabat, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo,Rogojampi, Srono, Tegaldlimo dan Wongsorejo. 


b. Ketinggian 100 -500 meter di atas permukaanlaut meliputi luas wilayah 158.939 Ha.(45,65%) dari luas daerah. Ketinggian inididapat pada hampir semua kecamatan kecualiKecamatan Banyuwangi, Muncar, Purwoharjoyang tingginya di bawah 100 meter di atas permukaanlaut. 


c. Ketinggian 500 – 1.000 meter di atas permukaanlaut meliputi luas wilayah 36.527 Ha(10,49%) dari luas daerah. Ketinggian ini meliputiKecamatan Genteng, Sempu, Giri, Kalipuro,Glagah, Glenmore, Kabat, Songgon danWongsorejo. 
 d. Ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaanlaut meliputi Kecamatan

Giri, Kalipuro,Glagah, Glenmore, Kabat, Songgon dan Wongsorejo. 


e. Daerah Kecamatan pantai meliputi KecamatanWongsorejo, Giri, Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Tegaldlimo, Purwoharjo dan Pesanggaran. 


2.1.3 Geologi

Kabupaten Banyuwangi memiliki kondisi geologi yang bervariasi di setiap wilayah, hal ini juga memiliki peran yang sangat besar bagi terbentuknya suatu bentukan lahan di wilayah tersebut. Jenis Tanah di Kabupaten Banyuwangi berdasarkan struktur geologi terdapat berbagai susunan/struktur geologi seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 2.2 Struktur Geologi diKabupaten Banyuwangi

Struktur Geologi Luas (Ha)

Aluvium 134.525,00

Hasil G Api kwarter muda 170.310,50

Hasil G. Api kwarter 59.283,00

Andesit 47.417,75

Miosen falses semen 89.177,25

Miosen falsen batu gamping 77.536,50

Adapun keadaan jenis tanah di Kabupaten Banyuwangi dapat terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.3 Jenis Tanah Kabupaten Banyuwangi

Jenis tanah Ha % Regosol 138.490,87 23,96 Lithosol 39.031,88 6,75 Lathosol 14.109,30 2,44 Padsolik 384.684,75 60,3 Gambut 37.433,70 6,55 2.1.4 Klimatologi

Kabupaten Banyuwangi terletak di selatan equator yang dikelilingi oleh Laut Jawa, Selat Bali dan Samudera Indonesiadengan iklim tropis yang terbagi menjadi 2

16 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

musim yaitumusim penghujan dan musim kemarau.

a. Rata-rata curah hujan selama tahun 2014mencapai 172.8 mm. Curah hujan terendah terjadi pada Bulan Juni2014sebesar 16.9 mm, sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Pebruarisebesar 227.3 mm.

b. Presentase rata-rata penyinaran matahari terendah pada Bulan Januari sebesar 45% dan tertinggi pada Bulan Oktobersebesar 99% .

c. Rata-rata kelembaban udara pada tahun 2014diperkirakan mendekati 81.5%. Kelembaban terendah terjadi pada Bulan Oktoberdengan rata- rata kelembaban udara sebesar 75%. Sebaliknya kelembaban tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan bulan Juni dengan besaran 86%.

Rata-rata suhu udara terendah terjadi pada Bulan Pebruarisebesar 27oC. Sedang tertinggi pada Bulan Novembersebesar 29,2oC.

2.1.5 Penggunaan Lahan

Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten paling luas se-Jawa Timur, dengan luas wilayah 5.782,50 km2. Wilayah Kabupaten Banyuwangi sebagian besar masih merupakan daerah kawasan hutan, karena besaran wilayah yang termasuk kawasan hutan lebih banyak kalau dibandingkan kawasan - kawasan lainnya. Area kawasan hutan mencapai 183.396,34 ha atau sekitar 31,72 persen; daerah persawahan sekitar 66.152 ha atau 11,44 persen dan perkebunan dengan luas sekitar 82.143,63 ha atau 14,21 persen; sedangkan yang dimanfaatkan sebagai daerah permukiman mencapai luas sekitar 127.454,22 ha atau 22,04 persen. Sisanya telah dipergunakan oleh penduduk Kabupaten Banyuwangi dengan berbagai manfaat yang ada, seperti jalan, ladang dan lain - lainnya.

Berdasarkan data statistik, potensi lahan pertanian di Kabupaten Banyuwangi berada dalam peringkat ketiga setelah Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember. Tidaklah mengherankan kalau Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Jawa Timur. Disamping potensi dibidang pertanian, Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah produksi tanaman perkebunan dan kehutanan, serta memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daerah penghasil ternak yang

merupakan sumber pertumbuhan baru perekonomian rakyat. Dengan bentangan pantai yang cukup panjang, dalam perspektif ke depan, pengembangan sumberdaya kelautan dapat dilakukan dengan berbagai upaya intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan laut.

Gambar 2.2 Luas Kabupaten Banyuwangi Menurut Penggunaannya

2.1.6 Potensi Pengembangan Wilayah a. Pertanian

Secara umum struktur ekonomi di Kabupaten Banyuwangi terbentuk dan didominasi oleh sektor pertanian. Pada tahun 2014 peranan sektor pertanian terhadap seluruh kegiatan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi angkanya mencapai 36,4 persen, Sektor pertanian memiliki konstribusi yang cukup besar berkecimpung dalam bidang pertanian yang meliputi pertanian tanaman pangan, holtikultura, pertanian tanaman perkebunan, peternakan dan hasil- hasilnya, kehutanan serta kelautan dan perikanan. Saat ini pertanian di Kabupaten Banyuwangimempunyai dua peran sekaligus tantangan yaitu: mendukung pemenuhan pangan bagi pendudukBanyuwangi juga memberikan lapangan kerjabagi rumah tangga tani di Kabupaten Banyuwangi. Sebagai sektor yang menjadi tumpuan bagi ketahanan pangan dan mata pencaharian sebagianrakyat, maka pembangunan pertanian merupakangenerator bagi pembangunan di Kabupaten Banyuwangi. Karenanya, Kabupaten Banyuwangi mempunyaisumber daya alam yang

31,72% 17,59% 14,21% 0,31% 11,43% 2,80% 22,04% 36,27% Hutan Lain-lain Perkebunan Tambak Sawah Ladang Permukiman

18 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

dapat dimanfaatkan untuk peningkatan peran sektor pertaniandalam pembangunan daerah, didukungoleh budaya dan adat istiadat yang kondusif terhadap perubahan diharapkan dapatmeningkatkan taraf hidup pelaku utamanya yaitu petani.

Potensi pertanian secara umum dapat ditinjau dari potensi sumber daya produksi dan potensi pasar. Potensi produksi pangan terutama dapat di lihat dari cukup besarnya jumlah lahan sawah produktif yang subur. Berikut secara rinci hasil produksi pertanian sub sektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014:

Tabel 2.4 Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Tanaman Pangan Tahun 2015 Kabupaten Banyuwangi

Jenis Tanaman Luas panen (Ha) Produktivitas (Kw/ha) Produksi (Ton) Padi Sawah 135,510 65,91 893,087 Padi Ladang 1 178 57,67 6 793 Jagung 31 043 62,55 194 166 Kedelai 25 784 18,35 47 313 Kacang Tanah 1 109 13,21 1 469 kacang Hijau 1206 12,91 1557 Ubi jalar 605 205,40 12 427 Ubi kayu 1 665 191,64 31 908

Sumber: Banyuwangi Dalam Angka 2015

Pemanfaatan lahan dikawasan selatan arah utara yang melebar ke arah barat merupakan daerah potensi tanaman bahan makanan. Tanaman padi secara luas banyak ditanam di kawasan ini, bahkan sebagian besar dari kawasan tersebut pola tanam padi dalam satu tahunnya dilakukan hingga tiga kali. Lahan pertanian setiap tahun diduga mengalami pengurangan lahan sebagai akibat digunakan untuk kepentingan lain. Misalnya digunakan sebagai daerah pemukiman maupun pemanfaatan yang lain.

Berkurangnya potensi pertanian di kabupaten banyuwangi juga disebabkan karena belum optimalnya infrastruktur pertanian dan infrastruktur di pedesaan, dimana masih terdapat kerusakan jaringan irigasi (JITUT/JIDES). Berdasarkan hasil survey BPS tahun 2011, penyusutan hasil panen di Kabupaten Banyuwangi mencapai

10,82%. Selain itu penurunan potensi pertanian karena adanya dampak perubahan iklim sehingga menyebabkan gagal panen akibat banjir dan kekeringan dan munculnya hama dan penyakit tanaman.

b. Perkebunan

Selain tanaman bahan makanan yang berpotensi tinggi di Kabupaten Banyuwangi, tanaman perkebunan juga mempunyai potensi yang tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan tanaman bahan makanan. Dua jenis tanaman perkebunan yang mempunyai konstribusi terhadap kehidupan penduduk di Kabupaten Banyuwangi cukup besar yaitu tanaman kelapa dan kopi.

Tabel 2.5 Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2015 Di Kabupaten Banyuwangi

Jenis Tanaman Luas Panen

(Ha) Produksi (Ton) Kelapa (Buah) 18,973.00 34,911.60 Kelapa (Deres) 1,907.00 14,961.40 Kopi 2,979.00 1,867.80 Tembakau Rajang 906.00 747.20 Kakao 395.00 204.00

Sumber : Banyuwangi dalam Angka 2016

c. Peternakan dan Perikanan

Kekayaan Banyuwangi lainnya yang berkelanjutan dan tidak kalah potensialnya adalah peternakan. Data dari Dinas Peternakan Banyuwangi menunjukkan begitu besarnya potensi Kabupaten dalam sektor peternakan. Sapi potong yang dimiliki Banyuwangi sebanyak 108.139 ekor, potensi sapi potong ini bila dipadukan dengan kerbau telah mencukupi daging warga Banyuwangi dan sekitarnya. Potensi kambing berjumlah 79.627 ekor, dan domba sebanyak 60.903 ekor. Sapi perah yang dikelola langsung oleh rakyat (bukan industri besar) yang setiap tahunnya memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Banyuwangi sebanyak 2.567.385 liter. Lebih jelasnya potensi peternakan di Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

20 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

Tabel 2.6 Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015

Jenis Ternak Jumlah

Sapi Perah 807 Sapi Potong 108.139 Kerbau 4.035 Kuda 549 Kambing 79.627 Domba 60.903 Babi 707 Kelinci 9.209

Sumber : Banyuwangi dalam Angka 2016

Dalam bidang perikanan, Isu strategis potensi perikanan di wilayah Jawa Timur adalah adanya keterbatasan bahan baku ikan untuk industri. Ketersediaan ikan di wilayah Jawa Timur adalah 728.024,10 ton, sedangkan konsumsinya mencapai 1.351.162,69 ton. Hal ini disebabkan pemanfaatan teknologi, keterbatasan sarana dan prasarana tangkap yang dimiliki oleh nelayan, dimana kemampuan laut hanya memiliki jangkauan yang terbatas, sehingga nelayan tidak dapat memperoleh hasil tangkapan yang banyak. Oleh sebab itu diperlukan restrukturisasi alat tangkap, yang terdiri dari restrukturisasi kapal serta peralatannya.

Potensi perikanan laut di Kabupaten Banyuwangi masih memiliki peluang yang teramat besar untuk dioptimalkan. Untuk potensi produksi ikan laut lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.7 Produksi Dan Nilai Produksi Ikan Laut Menurut Jenisnya Di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015

Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai Produksi (Rp.000)

Tombro 107,783 2,363,515

Nila 195,133 3,683,600

Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai Produksi (Rp.000) Gurami 42,620 986,960 Tawes 8,603 146,466 patin 4,081 48,540 Lele 2,656,299 35,069,719 Sidat 146,969 22,045,350 Bawal 2,826 50,620 Belut 4,948 112,450

Sumber : Banyuwangi dalam Angka 2016

d. Kehutanan

Banyuwangi memiliki kawasan hutan yang sangat luas. Hutan merupakan sumber kehidupan yang perlu dilestarikan. Upaya-upaya agar hutan tetap optimal fungsinya, dapat dilakukan dengan merehabilitasi hutan dan lahan kritis dengan berbagai kegiatan seperti bantuan bibit tanaman penghijauan khususnya ditanam pada lahan kritis yang terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi. Berikut Laju Pertumbuhan Indeks Implisit sektor Kehutanan Terhadap PDRB Di Kabupaten Banyuwangi.

Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan Indeks Implisit sektor Kehutanan Terhadap PDRB Di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2015

Sumber : Banyuwangi dalam Angka 2016 *Angka Sementara

Dalam perkembangannya, laju Pertumbuhan Indeks Implisit sektor Kehutanan Terhadap PDRB Di Kabupaten Banyuwangi terus mengalami fluktuasi tiap tahunnya, dimana angka tertinggi terdapat pada tahun 2013. Berkurangnya kewenangan dan peran perangkat daerah sangat berpengaruh terhadap kinerja sector kehutanan.

9,16% 8,85%

6,82%

12,78%

4,23% 4,58% 4,24%

22 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

e. Kawasan Strategis Cepat Tumbuh

Banyuwangi merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur, dimana wilayah ini memiliki potensi yang sangat bagus dalam bidang kepariwisataan. Pariwisata menjadi salah satu faktor penunjang pembangunan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi, oleh sebab itu pemerintah Kabupaten Banyuwangi banyak membuat program pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh di sektor kepariwisataan. Salah satu program pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh di wilayah Kabupaten Banyuwangi adalah adanya pemetaan wilayah pengembangan pariwisata (WPP) I, wilayah pengembangan pariwisata (WPP) II dan wilayah pengembangan pariwisata (WPP) III. Adanya pembentukan WPP bertujuan untuk membantu pemerintah untuk menentukan kawasan strategis, sehingga pembangunan di wilayah WPP dapat lebih di prioritaskan.Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) I,II dan III biasa disebut dengan Diamond Triangle, dimana wilayah ini merupakan wilayah dengan jenis wisata dominan kawasan hutan dan pemandangan alam, sehingga sesuai untuk kegiatan wisata “adventure” dan menikmati pemandangan alam. Kawasan Diamond Triangle terdiri dari Kawasan Kawah Ijen, Kawasan Plengkung dan Kawasan Sukamade. Kawasan WPP 1 yakni Kawah Ijen berada di Kecamatan Licin 45 Km dari Kabupaten Banyuwangi, Kawah Ijen merupakan kawah danau terbesar di Pulau Jawa. Di dalam kawasan Kawah Ijen, terdapat kawah belerang yang terdapat di dalam sulfutara di kedalaman kira-kira 200 m dan mengandung kira-kira 36 juta kubik air asam beruap. Ijen dan kawasan ekowisata hinterland terdiri dari Desa Wisata Kemiren, Perkebunan Kaliklatak, Perkebunan Selogiri dan Perkebunan Kalibendo.

Bagian WPP 2 merupakan Kawasan Plengkung. Plengkung merupakan wilayah dengan objek wisata yang sebagian besar terdapat disekitar perairan pantai dan mempunyai aksesbilitas rendah. Pantai Plengkung terletak di pantai selatan Banyuwangi dan berada di wilayah Kecamatan Tegaldimo. Jarak dari Banyuwangi hingga ke Pantai Plengkung sekitar 86 Km. Plengkung terkenal dengan pantai terbaiknya untuk surfing dan biasa dikenal dengan G-Land, terutama pada bulan Mei hingga Oktober adalah bulan terbaik untuk surfing. Plengkung ecowisata hinterland terdiri dari G-Land, Alas Purwo atau Goa Istana, Padang Savana Sadengan serta Pantai

Mangrove Bedhul.

Wilayah pengembangan pariwisata (WPP) III , merupakan wilayah dengan objek wisata yang sebagian besar memiliki keunikan sumber daya alam. Wilayah pantai sukamade merupakan wilayah WPP III, dimana pantai ini berada di wilayah Kecamatan Pesanggaran berjarak sekitar 97 Km ke arah barat daya Banyuwangi. Sukamade merupakan hutan lindung alami Jawa Timur. Penyu betina biasanya bertelur hingga ratusan butir yang kemudian diletakan dipinggir pasir pantai. Penyu betina biasanya mulai mendarat di pantai pada pukul 10.30 WIB dan kembali kelaut pada pukul 24.00 WIB, ketika bulan November hingga Maret adalah musim penyu bertelur. Sukamade ecowisata hinterland terdiri dari Pantai Rejegwesi, Teluk Hijau, Pantai Pancer, Pulau Merah dan Taman Nasional Meru Betiri.

Kabupaten Banyuwangi juga memiliki rencana kawasan strategis yang tersebar di beberapa daerah di Banyuwangi. Perencanaan kawasan strategis tersebut meliputi pengembangan kawasan agropolitan terintegrasi dengan pengembangan agrowisata ijen, pengembangan kawasan cagar alam hutan lindung taman nasional, Pengembangan kawasan wilayah pengembangan mineral logam (emas) gunung tumpangpitu-Pesanggaran. Pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Bangorejo dan Wilayah Kecamatan sekitarnya, pengembangan kawasan wisata The Triangle Diamond (segi tiga berlian) Kawah Ijen, Plengkung dan Merubetiri, Pengembangan Kawasan minapolitan-muncar (industri pengolahan perikanan), Pengembangan Kawasan bandara Blimbingsari- Rogojampi, Pengembangan Kawasan Pelabuhan Peti Kemas Tanjungwangi- Ketapang, Pengembangan Kawasan Industrial Estate di Kec. Wongsorejo.

2.1.7 Kawasan Rawan Bencana

Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu daerah dengan potensi bencana yang cukup tinggi. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi dipaparkan bahwa potensi bencana gunung berapi menjadi yang paling diwaspadai. Berikut ini adalah penggambaran mengenai peta mitigasi bencana di Kabupaten Banyuwangi :

24 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

Gambar 2.3 : Peta Bencana Gunung Api

Gunung api merupakan salah satu bencana terbesar yang rawan terjadi di Kabupaten Banyuwangi. Gunung api yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi adalah gunung ijen. Gunung ini masih aktif dan memiliki sebaran lahar yang cukup luas.

2.1.8 Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2014mencapai 1.588.082 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk laki – laki 789.924 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 798.158 jiwa. Rincian mengenai jumlah penduduk di Kabupaten Banyuwangi bisa dilihat melalui tabel jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur berikut ini :

RKPD Kab up at en Banyuwang i 2016 27

2.1.8.6 Wilayah Rawan Bencana

Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu daerah dengan potensi bencana yang cukup tinggi. Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi dipaparkan bahwa potensi bencana gunung berapi menjadi yang paling diwaspadai. Berikut ini adalah penggambaran mengenai peta mitigasi bencana di Kabupaten Banyuwangi.

Gambar 2.5 Peta Bencana Gunung Api

Sumber: Bappeda Kabupaten Banyuwangi

Gunung api merupakan salah satu bencana terbesar yang rawan terjadi di Kabupaten Banyuwangi. Gunung api yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi adalah gunung ijen. Gunung ini masih aktif dan memiliki sebaran lahar yang cukup luas. Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi pada Tahun 2013,

Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015

No. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

Dokumen terkait