• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun 2017 I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun 2017 I"

Copied!
196
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... I DAFTAR TABEL ... III DAFTAR GAMBAR ... VII

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Dasar Hukum Penyusunan ... 2

1.3 Hubungan Antar Dokumen ... 5

1.4 Sistematika Dokumen RKPD ... 6

1.5 Maksud dan Tujuan ... 8

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAAN ... 10

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah ... 10

2.1.1 Luas Wilayah dan Batasan Wilayah ... 10

2.1.2 Topografi ... 13

2.1.3 Geologi ... 15

2.1.4 Klimatologi... 15

2.1.5 Penggunaan Lahan ... 16

2.1.6 Potensi Pengembangan Wilayah ... 17

2.1.7 Kawasan Rawan Bencana ... 23

2.1.8 Demografi... 24

2.1.9 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... 26

2.1.10 Aspek Pelayanan Umum ... 33

2.1.11 Aspek Daya Saing Daerah ... 71

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD ... 86

2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah ... 86

2.3.1 Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah ... 86

(4)

II | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun 2017

BAB III RANCAGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

KEUANGAN DAERAH ... 89

3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ... 91

3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2016 dan Prakiraan Tahun 2017 ... 94

3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016 dan Tahun 2017 ……… ... 97

3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... 98

3.2.1 Evaluasi atas Hasil Perhitungan Kapasitas Keuangan Daerah ... 99

3.2.2 Perhitungan Kapasitas Keuangan Daerah ... 103

3.2.3 Proyeksi Keuangan Daerfah dan Kerangka Pendanaan ... 125

3.2.4 Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... 125

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ... 143

4.1 Prioritas Pembangunan Daerah ... 143

4.1.1 Arah Kebijakan Nasional Bidang Pembangunan Sumber Daya Manusia ... 146

4.1.1.1 Pembangunan Pendidikan ... 147

4.1.1.2 Pembangunan Kesehatan ... 147

4.1.1.3 Pembangunan Perumahan dan Pemukiman ... 148

4.1.1.4 Pembangunan dan Kedaulatan Pangan ... 148

4.1.1.5 Pembangunan Pariwisata ... 149

4.1.1.6 Dimensi Ppemerataan dan Kewilayahan ... 149

4.2 Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur ... 150

4.2.1 Strategi dan Arah Dimensi Pembangunan Manusia ... 150

4.2.2 Strategi dan Arah Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan ... 153

4.2.3 Strategi dan Arah Kebijakan Pencapaian Dimensi Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan ... 155

4.3 Prioritas Pembangunan Banyuwangi ... 156

4.3.1 Prioritas Program Pembangunan Daerah ... 159

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan Kabupaten Banyuwangi Tahun

2015 ... 12

Tabel 2.2 Struktur Geologi diKabupaten Banyuwangi ... 15

Tabel 2.3 Jenis Tanah Kabupaten Banyuwangi ... 15

Tabel 2.4 Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Tanaman Pangan Tahun 2015 Kabupaten Banyuwangi ... 18

Tabel 2.5 Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2015 Di Kabupaten Banyuwangi ... 19

Tabel 2.6 Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 ... 20

Tabel 2.7 Produksi Dan Nilai Produksi Ikan Laut Menurut Jenisnya Di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 ... 20

Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan Indeks Implisit sektor Kehutanan Terhadap PDRB Di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2015 ... 21

Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 ... 25

Tabel 2.10 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Banyuwangi, 2013-2015 ... 25

Tabel 2.11 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Termasuk Angkatan Kerja Dan endidikan Yang Ditamatkan di Kabupaten Banyuwangi 2015... 26

Tabel 2.12 PDRB ADHB Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014–2016 ... 27

Tabel 2.13Indikator Kemiskinan Kabupaten Banyuwangi ... 32

Tabel 2.14 Realisasi Indikator Urusan Pendidikan Tahun 2014-2015 ... 34

Tabel 2.15Realisasi Indikator Urusan Pendidikan Tahun 2014-2015 ... 34

Tabel 2.16 Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Indikator Urusan Kesehatan Tahun 2013 dan 2014, 2015 ... 38

Tabel 2.17 Realisasi Indikator Pekerjaan Umum Tahun 2014-2015 ... 39

(6)

IV | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun 2017

Tabel 2.19 Realisasi Indikator Urusan Perencanaan Tahun 2010-,2015 ... 44

Tabel 2.20 Realisasi Indikator Urusan PerhubunganTahun 2011-2015 ... 45

Tabel 2.21 Realisasi Indikator Urusan Pertanahan Tahun 2011-2015 ... 47

Tabel 2.22 Realisasi Indikator Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2011 -2015 ... 48

Tabel 2.23 Realisasi Indikator Urusan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Tahun 2011-2015 ... 49

Tabel 2.24 Realisasi Indikator Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2011-2015 ... 51

Tabel 2.25Realisasi Indikator Urusan Sosial Tahun 2011-2015 ... 52

Tabel 2.26 Realisasi Indikator Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2011-2015 ... 53

Tabel 2.27 Realisasi Indikator Urusan Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah Tahun 2011-2015 ... 54

Tabel 2.28 RealisasiIndikator Urusan Penanaman Modal Tahun 2014-2015 ... 55

Tabel 2.29 Realisasi Indikator Urusan Kebudayaan Tahun 2011-2015... 56

Tabel 2.30 RealisasiIndikator Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun 2011- 2015 ... 57

Tabel 2.31 Realisasi Indikator Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, Dan Persandian Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun 2011-2015 ... 58

Tabel 2.32 Realisasi Indikator Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2011-2015 ... 59

Tabel 2.33 Realisasi Indikator Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Tahun 2011-2015 ... 60

Tabel 2.34 Realisasi Indikator Urusan Statistik Tahun 2011-2015 ... 61

Tabel 2.35 Realisasi Indikator Urusan Kearsipan Tahun 2011-2015 ... 61

Tabel 2.36 Realisasi Indikator Urusan Komunikasi Dan InformatikaTahun 2011-2015 ... 62

Tabel 2.37 Realisasi Indikator Urusan Perpustakaan Tahun 2011-2015... 63

Tabel 2.38Realisasi Indikator Urusan Pertanian Tahun 2014-2015 ... 64

(7)

Tabel 2.40 Realisasi Indikator Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral Tahun

2011-2015 ... 66

Tabel 2.41 RealisasiIndikator Urusan Pariwisata Tahun 2011-2015 ... 67

Tabel 2.42 Realisasi Indikator Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011-2015 68 Tabel 2.43 Realisasi Indikator Urusan Perdagangan Tahun 2009-2014 ... 69

Tabel 2.44 Realisasi Indikator Urusan Perindustrian Tahun 2011-2015... 70

Tabel 2.45 Realisasi Indikator Urusan Ketransmigrasian Tahun 2011-2015 ... 71

Tabel 2.46 PDRB ADHK Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011–2015 ... 72

Tabel 2.47 Proses Perijinan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 – 2015 ... 75

Tabel 2.48 Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011–2015 ... 76

Tabel 2.49 Rasio Penduduk Berijazah Universitas Per 10.000 Penduduk Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 – 2015 ... 77

Tabel 2.50 Rasio Ketergantungan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2015 ... 78

Tabel 2.51 Jumlah Arus Penumpang Terangkut Angkutan Umum (dalam 1 Tahun) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 – 2015 ... 80

Tabel 2.52 Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bus Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011–2015 ... 81

Tabel 2.53 Rasio Ketaatan Terhadap RTRW Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 – 2015 ... 81

Tabel 2.54 Persentase Luas Wilayah Produktif Kabupaten BanyuwangiTahun 2011 – 2015 ... 82

Tabel 2.55Persentase Luas Wilayah Industri Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 – 2015 ... 82

Tabel 2.56 Persentase Luas Wilayah Perkotaan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 – 2015 ... 83

Tabel 2.57 Jumlah Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011–2015 ... 83

Tabel 2.58 Jumlah Rumah Tangga yang Berlistrik Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 – 2015 ... 84

(8)

VI | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun 2017

Tabel 2.59Jenis, Kelas, dan Jumlah Restoran Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011–

2015 ... 85

Tabel 2.60 Jumlah Hotel dan Penginapan Tahun 2011 – 2015 Kabupaten Banyuwangi ... 86

Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Banyuwangi ... 90

Tabel 3.2 Evaluasi/Catatan Atas Perhitungan Kapasitas RKPD Tahun 2017 Kabupaten Banyuwangi ... 101

Tabel 3.3 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014-2016 ... 104

Tabel 3.4 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Tidak Langsung Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014-2016 ... 105

Tabel 3.5 Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah... 106

Tabel 3.6 Prosentase Sumber Pendapatan Daerah KabupatenBanyuwangi ... 110

Tabel 3.7. Kinerja Realisasi Pendapatan Daerah ... 111

Tabel 3.8 Proyeksi Pendapatan Daerah KabupatenBanyuwangi ... 112

Tabel 3.9 Proyeksi Penerimaan Pembiayaan Daerah ... 113

Tabel 3.10 Proyeksi/Target Penerimaan DaerahKabupaten Banyuwangi ... 114

Tabel 3.11 Penghitungan Kebutuhan Belanja & Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017 ... 115

Tabel 3.12 Penghitungan Kebutuhan Belanja Langsung: Wajib/Mengikat dan Prioritas Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017 ... 116

Tabel 3.13. Perhitungan Proyeksi Anggaran Tahun 2017 ... 117

Tabel 3.14 Analisis Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuwangi ... 136

Tabel 3.15 Analisis Shift Share (SS) Kabupaten Banyuwangi ... 137

Tabel 3.16 Program Prioritas Pembangunan Yang Menjadi Prioritas 1... 160

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta kabupaten Banyuwangi ... 11

Gambar 2.2 Luas Kabupaten Banyuwangi Menurut Penggunaannya ... 17

Gambar 2.3 Peta Bencana Gunung Api ... 24

Gambar 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuwangi ... 27

Gambar 2.5 Inflasi tahun 2014-2015 Kabupaten Banyuwangi ... 29

Gambar 2.6 Perkembangan Angka IPM Kabupaten Banyuwangi dan Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2015 ... 30

Gambar 2.7 Pendapatan perkapita Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2015 (juta/tahun) ... 32

Gambar 2.8 Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup ... 36

Gambar 2.9 Angka Kematian Ibu Melahirkan per 100.000 Kelahiran Hidup ... 37

Gambar 2.10 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani ... 38

Gambar 2.11 Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih, Listrik dan Rumah Tangga Bersanitasi ... 41

Grafik2.12 Data Rumah Layak Huni ... 41

Grafik 2.13 Data Jumlah Lingkungan Pemukiman Kumuh ... 42

Gambar 2.14 Persentase Penanganan Sampah dan TPS Per Satuan Penduduk ... 46

Gambar 2.15 Persentase Pemukiman yang Merata, Cakupan Pengawasan terhadap AMDAL dan Sumber Mata Air dalam Debit Stabil ... 47

(10)
(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem perencanaan pembangunan nasional di Indonesia sebagaimana diatur dalam UU No. 25 Tahun 2004 membagi ruang lingkup perencanaan secara sistematis dan terintegrasi. Makna terintegrasi dapat diartikan sebagai keselarasan perencanaan pembangunan antar ruang (waktu) maupun antar level pemerintahan. Perencanaan pembangunan berdasar pada ruang lingkup waktu dapat dibedakan menjadi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) untuk kurun waktu 20 tahun; Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk kurun waktu 5 tahun; dan Rencana Kerja Pembangunan (RKP) untuk jangka pendek kurun waktu 1 tahunan. Kinerja pemerintah daerah secara akumulatif harus dapat berdampak pada kinerja Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Seluruh dokumen perencanaan harus saling terintegrasi dan saling mendukung pencapaian satu sama lain. Setiap tahunnya pemerintah daerah menyusun dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sebagai bentuk dokumen perencaan jangka pendek. RKPD disusun sebagai penjabaran arah kebijakan tahunan selama 5 tahun yang ada di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), sesuai dengan program tahunan yang ada didalam RPJMD. RKPD berisi rencana kerja dari seluruh SKPD pada tahun yang bersangkutan, yang didasarkan pada arahan dan program prioritas yang telah dirumuskan pada Rancangan Awal RKPD. Sehingga masing-masing SKPD memiliki arahan/ tema pembangunan yang jelas setiap tahunnya.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008, mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR : 38 TAHUN2016

(12)

2 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Sehubungan dengan amanat undang-undang tersebut maka Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah menyusun RPJPD Tahun 2005-2025 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi tahun 2005-2025.

Penyusunan RKPD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017 ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 dan memperhatikan RPJMD Propinsi Jawa Timur maupun Rancangan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017. Hal-hal yang menjadi perhatian dalam menyusun RKPD ini juga mempertimbangkan hasil kinerja pembangunan yang dicapai pada tahun sebelumnya, isu-isu strategis yang akan dihadapi pada tahun pelaksanaan RKPD serta sinergitas antar sektor dan antar wilayah serta penjaringan aspirasi yang mengemuka sebagai hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang secara partisipatif dilakukan mulai dari desa/kelurahan hingga kabupaten.

Substansi penting dalam RKPD ini merupakan gambaran investasi pemerintah yang dalam penjabarannya diinteraksikan dengan komponen sumber daya yang lain seperti PAD, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Tugas Pembantuan, serta dana-dana bagi hasil lainnya. Dokumen RKPD ini merupakan dokumen publik dimana sesuai amanat undang-undang nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik yang berlaku efektif pada tanggal 01 Mei 2010 maka diharapkan Dokumen ini harus dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan baik dalam kapasitas untuk melaksanakan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan

Kegiatan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ini berlandaskan pada beberapa dasar hukum seperti dibawah ini:

1. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan;

3. Undang-undang Nonom 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN);

(13)

4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan ketiga atas

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah ;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

(14)

4 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

16. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi ;

17. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 ;

18. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 ;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang terakhir kali dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Permendagri Nomor 13 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis

Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2007 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi ;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 ; 25. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019;

26. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 6 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Banyuwangi ;

(15)

27. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2005-2025;

1.3 Hubungan Antar Dokumen

Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, maka keberadaan RPJMD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016 – 2021 merupakan landasan yang digunakan untuk menyusun RKPD Kabupaten Banyuwangi tahun 2017 untuk menjalankan agenda pembangunan tahunan dan dalam rangka mencapai sasaran-sasaran dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Banyuwangi. Keberadaan RKPD Tahun 2017 juga sebagai pedoman bagi SKPD untuk penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD tahun 2017. RPJMD dan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan jangka menengah daerah untuk periode 5 tahunan, yang dijabarkan lebih lanjut menjadi rencana tahunan. Rencana kerja tahunan pada tingkat nasional dinamakan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan pada tingkat daerah disebut Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Hubungan Renstra K/L dengan RKP dan Renstra SKPD dengan RKPD adalah bersifat mengikat yaitu penyusunan rencana tahunan harus berpedoman pada rencana lima tahunan. Sedangkan hubungan antara Renstra K/L dan Renstra SKPD adalah bersifat konsultatif yaitu penyusunan Renstra SKPD harus memperhatikan Renstra K/L.

Mengingat adanya keselarasan sistem perencanaan dan sistem penganggaran, maka RKPD harus dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Oleh karena itu penyusunan RKPD tersebut, perlu dilakukan secara lebih rinci dengan tekanan utama pada penetapan program dan kegiatan.Penetapan program dan kegiatan tersebut harus pula mencakup indikator dan target kinerja serta perkiraan kebutuhan dana untuk mendukung pelaksanaan masing-masing program dan kegiatan. Hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya dapat dilihat pada bagan 1.1.

(16)

6 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

Hubungan Dokumen RKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

1.4 Sistematika Dokumen RKPD BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Menjelaskan pengertian ringkas mengenai RKPD, proses penyusunan dan kedudukan RKPD tahun rencana dalam periode penyusunan RPJMD, keterikatan dengan dokumen RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD dan tindak lanjutnya dengan proses penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD). 1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Menyebutkan peraturan perundang - undangan ya0ng mengatur tentang perencanaan dan penganggaran serta tatacara penyusunan dokumen

perencanaan dan pelaksanaan Musrenbang.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Bagian ini menjelaskan secara ringkas hubungan dokumen RKPD dengan RPJMD Kabupaten Banyuwangi tahun 2016-2020.

1.4. Sistematika Dokumen RKPD

Sub bab ini mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD terkait dengan pengarutan bab serta garis besar isi setiap bab didalamnya.

RPJP Daerah RKP Renja SKPD RKP Daerah RAPBD RKA SKPD RPJM Daerah Renstra SKPD RPJM Nasional DPA SKPD APBD Pedoman Diperhatikan Pedoman Bahan Pedoman Dijabarkan Bahan Diacu Pedoman Diacu

(17)

Memberikan uraian ringkas tentang maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD.

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGARAAN PEMERINTAHAN

Bab ini menguraikan tentang evaluasi pelaksanaan RKPD tahun yang lalu selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai acuan.

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara umum mengenai kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi, serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD

Bagian ini merupakan telaahan terhadap hasil evaluasi capaian kinerja pembangunan daerah. Evaluasi meliputi seluruh urusan baik wajib maupun pilihan pemerintah daerah khususnya menyangkut realisasi capaian kinerja program tahun lalu.

2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah

Bagian ini mengemukakan beberapa permasalahan yang berhasil diidentifikasi baik yang berhubungan dengan pelaksanaan prioritas pembangunan daerah maupun program-program lain yang mendapatkan perhatian dalam rangka identifikasi permasalahan.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Bab ini menjelaskan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendanaan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perkonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

(18)

8 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Bagian ini mengemukakan implementasi program perekomonian untuk mewujudkan visi dan misi kepala daerah, isu strategis daerah sebagai dasar untuk menyusun prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan tahun 2017.

3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Menguraikan kebijakan yang akan ditempuh pemerintah daerah berkaitan dengan pendapatan daerah, pembiayaan daerah dan belanja daerah.

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

Dalam bab ini diuraikan penjelasan tentang prioritas dan sasaran pembangunan daerah Tahun 2017 berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu (Tahun 2015) dan target yang direncanakan dalam RPJMD untuk Tahun 2017, sehingga dapat digambarkan permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis yang mendesak dengan mempertimbangkan kerangka ekonomi daerah dan kemampuan pendanaan dalam Tahun 2017.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS

Dalam bab ini disajikan seluruh rencana program dan kegiatan pemerintahan daerah dalam Tahun 2017 baik yang akan dikelompokkan dalam belanja tidak langsung, belanja langsung, maupun penerimaan dan pengeluaran pembiayaan.

1.5 Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017 adalah untuk menjamin sinkronisasi dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. RKPD Tahun 2017 tersebut merupakan pedoman dalam penyusunan RAPBD dan merupakan acuan dalam perumusan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) maupuan Prioritas dan Plafon

(19)

Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017. Selanjutnya RKPD tersebut juga dijadikan dasar untuk menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD.

Tujuan disusunnya Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah untuk untuk memberikan arah dan pedoman bagi semua pelaku pembangunan di Kabupaten Banyuwangi, dalam rangka mewujudkan pencapaian indikator dan target kinerja prioritas/agenda/program pembangunan daerah yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yang akhirnya ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah.

(20)

10 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Pada bagian menyajikan beberapa data dalam menggambarkan kondisi daerah Kabupaten Banyuwangi berkaitan dengan aspek geografis dan demografis, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah.

2.1.1 Luas Wilayah dan Batas Wilayah

Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa. Wilayah daratannya terdiri atas dataran tinggi berupa pegunungan yang merupakan daerah penghasil produk perkebunan dan dataran rendah dengan berbagai potensi produk hasil pertanian serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.Gambaran lebih jelas mengenai batas-batas administratif Kabupaten Banyuwangi bisa dilihat melalui gambar berikut ini. Secara geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa dengan titik koordinat diantara 7o43’ - 8o46’ Lintang Selatan dan 113o53’ - 114o38’ Bujur Timur.

Wilayah Kabupaten Banyuwangi mempunyai ketinggian antara 25 – 100 meter di atas permukaan air laut. Secara administratif Kabupaten Banyuwangi mempunyai batas daerah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso.

b. SebelahTimur : Selat Bali.

c. Sebelah Selatan : Samudera Indonesia.

(21)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw

angi Tahun 2017 | 11

Gambar 2.1 Peta kabupaten Banyuwangi

Dengan luas wilayah 5.782,50 km2, wilayah Kabupaten Banyuwangi sebagian besar masih merupakan daerah kawasan hutan, karena besaran wilayah yang termasuk kawasan hutan lebih banyak kalau dibandingkan kawasan - kawasan lainnya. Area kawasan hutan mencapai 183.396,34 ha atau sekitar 31,72 persen; daerah persawahan sekitar 66.152 ha atau 11,44 persen dan perkebunan dengan luas sekitar 82.143,63 ha atau 14,21 persen; sedangkan yang dimanfaatkan sebagai daerah permukiman mencapai luas sekitar 127.454,22 ha atau 22,04 persen. Sisanya telah dipergunakan oleh penduduk Kabupaten Banyuwangi dengan berbagai manfaat yang ada, seperti jalan, ladang dan lain - lainnya.

Bab VI Outlook Kabupaten Banyuwangi 2015-2020

Midterm Review RPJMD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2015 dan

Outlook 2015-2020

VI.II - 1

6.2

Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah

6.2.1 Aspek Geografis

6.2.1.1 Luas Wilayah, dan Batas Wilayah

Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di

Provinsi Jawa Timur, Indonesia. IKabupaten ini terletak di ujung

paling timur Pulau Jawa, berbatasan dengan Kabupaten

Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan

serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.

Pelabuhan Ketapang menghubungkan Pulau Jawa dengan

Pelabuhan Gilimanuk di Bali.

Gambar 6.1

Peta Kabupaten Banyuwangi

Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten

Banyuwangi terletak antara 7

o

, 43 – 80

o

,46 Lintang Selatan dan

113

o

,53 - 114

o

,38 Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Banyuwangi

mempunyai ketinggian antara 25 – 100 meter di atas permukaan

air laut. Secara administratif Kabupaten Banyuwangi mempunyai

batas daerah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara

: Kabupaten Situbondo dan Kabupaten

Bondowoso.

(22)

12 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

Dataran tinggi yang berupa daerah pegunungan yang merupakan daerah penghasil berbagai produksi perkebunan, daratan yang merupakan daerah penghasil tanaman pertanian, serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke selatan sepanjang 175,8 km yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut. Kondisi geografis tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi yang besar sebagai produsen bahan makanan yang berasal dari hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan.

Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi terbagi atas 24 Kecamatan, 189 Desa dan 28 Kelurahan, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.1 Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 No. Kecamatan Jumlah Desa Kelurahan 1 Pesanggaran 5 - 2 Siliragung 5 - 3 Bangorejo 7 - 4 Purwoharjo 8 - 5 Tegaldlimo 9 - 6 Muncar 10 - 7 Cluring 9 - 8 Gambiran 6 - 9 Tegalsari 6 - 10 Glenmore 7 - 11 Kalibaru 6 - 12 Genteng 5 - 13 Srono 10 - 14 Rogojampi 18 - 15 Kabat 16 -

(23)

No. Kecamatan Jumlah Desa Kelurahan 16 Singojuruh 11 - 17 Sempu 7 - 18 Songgon 9 - 19 Glagah 8 2 20 Licin 8 - 21 Banyuwangi - 18 22 Giri 2 4 23 Kalipuro 5 4 24 Wongsorejo 12 - Jumlah 189 28

Berdasarkan data statistik, potensi lahan pertanian di Kabupaten Banyuwangi berada dalam peringkat ketiga setelah Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember. Tidaklah mengherankan kalau Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Jawa Timur. Disamping potensi dibidang pertanian, Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah produksi tanaman perkebunan dan kehutanan, serta memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daerah penghasil ternak yang merupakan sumber pertumbuhan baru perekonomian rakyat. Dengan bentangan pantai yang cukup panjang, dalam perspektif ke depan, pengembangan sumberdaya kelautan dapat dilakukan dengan berbagai upaya intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan laut.

2.1.2 Topografi

Wilayah Kabupaten Banyuwangi bagian Barat, Utara, dan Selatan pada umumnya merupakan daerah pegunungan dengan tingkat kemiringan rata-rata 40derajat dan rata-rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding dengan daerah lainnya. Di sisi lain, daerah daratan yang datar di Kabupaten Banyuwangi sebagian besar mempunyai

(24)

14 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

tingkat kemiringan kurang dari 15 derajatdengan rata-rata curah hujan cukup memadai dan bisa meningkatkan kesuburan tanah. Secara umum, Kabupaten Banyuwangi terletak pada ketinggian 0 sampai dengan lebih dari3.000 meter di atas permukaan laut. Tingkat kemiringan rata - rata pada wilayah bagian barat dan utara 400, dengan rata - rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding dengan bagian wilayah lainnya. Daratan yang datar sebagaian besar mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 150, dengan rata-rata curah hujan cukup memadai untuk ketersediaan budidaya pertanian.

Ketinggian tanah di Kabupaten Banyuwangi mencapai 0 – 2.500 meter dari permukaan laut dan berdasarkan klasifikasi Wilayah Tanah Usaha (WTU) ketinggian tersebut dibedakan atas :

a. Ketinggian 0 – 25 meter di atas permukaanlaut meliputi luas wilayah 41.926 Ha. (12,04%)dari luas tanah. Ketinggian ini didapatkan padaKecamatan Banyuwangi, Bangorejo, Giri, Kalipuro, Kabat, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo,Rogojampi, Srono, Tegaldlimo dan Wongsorejo. 


b. Ketinggian 100 -500 meter di atas permukaanlaut meliputi luas wilayah 158.939 Ha.(45,65%) dari luas daerah. Ketinggian inididapat pada hampir semua kecamatan kecualiKecamatan Banyuwangi, Muncar, Purwoharjoyang tingginya di bawah 100 meter di atas permukaanlaut. 


c. Ketinggian 500 – 1.000 meter di atas permukaanlaut meliputi luas wilayah 36.527 Ha(10,49%) dari luas daerah. Ketinggian ini meliputiKecamatan Genteng, Sempu, Giri, Kalipuro,Glagah, Glenmore, Kabat, Songgon danWongsorejo. 
 d. Ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaanlaut meliputi Kecamatan

Giri, Kalipuro,Glagah, Glenmore, Kabat, Songgon dan Wongsorejo. 


e. Daerah Kecamatan pantai meliputi KecamatanWongsorejo, Giri, Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Tegaldlimo, Purwoharjo dan Pesanggaran. 


(25)

2.1.3 Geologi

Kabupaten Banyuwangi memiliki kondisi geologi yang bervariasi di setiap wilayah, hal ini juga memiliki peran yang sangat besar bagi terbentuknya suatu bentukan lahan di wilayah tersebut. Jenis Tanah di Kabupaten Banyuwangi berdasarkan struktur geologi terdapat berbagai susunan/struktur geologi seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 2.2 Struktur Geologi diKabupaten Banyuwangi

Struktur Geologi Luas (Ha)

Aluvium 134.525,00

Hasil G Api kwarter muda 170.310,50

Hasil G. Api kwarter 59.283,00

Andesit 47.417,75

Miosen falses semen 89.177,25

Miosen falsen batu gamping 77.536,50

Adapun keadaan jenis tanah di Kabupaten Banyuwangi dapat terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.3 Jenis Tanah Kabupaten Banyuwangi

Jenis tanah Ha % Regosol 138.490,87 23,96 Lithosol 39.031,88 6,75 Lathosol 14.109,30 2,44 Padsolik 384.684,75 60,3 Gambut 37.433,70 6,55 2.1.4 Klimatologi

Kabupaten Banyuwangi terletak di selatan equator yang dikelilingi oleh Laut Jawa, Selat Bali dan Samudera Indonesiadengan iklim tropis yang terbagi menjadi 2

(26)

16 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

musim yaitumusim penghujan dan musim kemarau.

a. Rata-rata curah hujan selama tahun 2014mencapai 172.8 mm. Curah hujan terendah terjadi pada Bulan Juni2014sebesar 16.9 mm, sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Pebruarisebesar 227.3 mm.

b. Presentase rata-rata penyinaran matahari terendah pada Bulan Januari sebesar 45% dan tertinggi pada Bulan Oktobersebesar 99% .

c. Rata-rata kelembaban udara pada tahun 2014diperkirakan mendekati 81.5%. Kelembaban terendah terjadi pada Bulan Oktoberdengan rata- rata kelembaban udara sebesar 75%. Sebaliknya kelembaban tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan bulan Juni dengan besaran 86%.

Rata-rata suhu udara terendah terjadi pada Bulan Pebruarisebesar 27oC. Sedang

tertinggi pada Bulan Novembersebesar 29,2oC.

2.1.5 Penggunaan Lahan

Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten paling luas se-Jawa Timur, dengan luas wilayah 5.782,50 km2. Wilayah Kabupaten Banyuwangi sebagian besar masih merupakan daerah kawasan hutan, karena besaran wilayah yang termasuk kawasan hutan lebih banyak kalau dibandingkan kawasan - kawasan lainnya. Area kawasan hutan mencapai 183.396,34 ha atau sekitar 31,72 persen; daerah persawahan sekitar 66.152 ha atau 11,44 persen dan perkebunan dengan luas sekitar 82.143,63 ha atau 14,21 persen; sedangkan yang dimanfaatkan sebagai daerah permukiman mencapai luas sekitar 127.454,22 ha atau 22,04 persen. Sisanya telah dipergunakan oleh penduduk Kabupaten Banyuwangi dengan berbagai manfaat yang ada, seperti jalan, ladang dan lain - lainnya.

Berdasarkan data statistik, potensi lahan pertanian di Kabupaten Banyuwangi berada dalam peringkat ketiga setelah Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember. Tidaklah mengherankan kalau Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Jawa Timur. Disamping potensi dibidang pertanian, Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah produksi tanaman perkebunan dan kehutanan, serta memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daerah penghasil ternak yang

(27)

merupakan sumber pertumbuhan baru perekonomian rakyat. Dengan bentangan pantai yang cukup panjang, dalam perspektif ke depan, pengembangan sumberdaya kelautan dapat dilakukan dengan berbagai upaya intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan laut.

Gambar 2.2 Luas Kabupaten Banyuwangi Menurut Penggunaannya

2.1.6 Potensi Pengembangan Wilayah a. Pertanian

Secara umum struktur ekonomi di Kabupaten Banyuwangi terbentuk dan didominasi oleh sektor pertanian. Pada tahun 2014 peranan sektor pertanian terhadap seluruh kegiatan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi angkanya mencapai 36,4 persen, Sektor pertanian memiliki konstribusi yang cukup besar berkecimpung dalam bidang pertanian yang meliputi pertanian tanaman pangan, holtikultura, pertanian tanaman perkebunan, peternakan dan hasil- hasilnya, kehutanan serta kelautan dan perikanan. Saat ini pertanian di Kabupaten Banyuwangimempunyai dua peran sekaligus tantangan yaitu: mendukung pemenuhan pangan bagi pendudukBanyuwangi juga memberikan lapangan kerjabagi rumah tangga tani di Kabupaten Banyuwangi. Sebagai sektor yang menjadi tumpuan bagi ketahanan pangan dan mata pencaharian sebagianrakyat, maka pembangunan pertanian merupakangenerator bagi pembangunan di Kabupaten Banyuwangi. Karenanya, Kabupaten Banyuwangi mempunyaisumber daya alam yang

31,72% 17,59% 14,21% 0,31% 11,43% 2,80% 22,04% 36,27% Hutan Lain-lain Perkebunan Tambak Sawah Ladang Permukiman

(28)

18 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

dapat dimanfaatkan untuk peningkatan peran sektor pertaniandalam pembangunan daerah, didukungoleh budaya dan adat istiadat yang kondusif terhadap perubahan diharapkan dapatmeningkatkan taraf hidup pelaku utamanya yaitu petani.

Potensi pertanian secara umum dapat ditinjau dari potensi sumber daya produksi dan potensi pasar. Potensi produksi pangan terutama dapat di lihat dari cukup besarnya jumlah lahan sawah produktif yang subur. Berikut secara rinci hasil produksi pertanian sub sektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014:

Tabel 2.4 Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Tanaman Pangan Tahun 2015 Kabupaten Banyuwangi

Jenis Tanaman Luas panen (Ha) Produktivitas (Kw/ha) Produksi (Ton) Padi Sawah 135,510 65,91 893,087 Padi Ladang 1 178 57,67 6 793 Jagung 31 043 62,55 194 166 Kedelai 25 784 18,35 47 313 Kacang Tanah 1 109 13,21 1 469 kacang Hijau 1206 12,91 1557 Ubi jalar 605 205,40 12 427 Ubi kayu 1 665 191,64 31 908

Sumber: Banyuwangi Dalam Angka 2015

Pemanfaatan lahan dikawasan selatan arah utara yang melebar ke arah barat merupakan daerah potensi tanaman bahan makanan. Tanaman padi secara luas banyak ditanam di kawasan ini, bahkan sebagian besar dari kawasan tersebut pola tanam padi dalam satu tahunnya dilakukan hingga tiga kali. Lahan pertanian setiap tahun diduga mengalami pengurangan lahan sebagai akibat digunakan untuk kepentingan lain. Misalnya digunakan sebagai daerah pemukiman maupun pemanfaatan yang lain.

Berkurangnya potensi pertanian di kabupaten banyuwangi juga disebabkan karena belum optimalnya infrastruktur pertanian dan infrastruktur di pedesaan, dimana masih terdapat kerusakan jaringan irigasi (JITUT/JIDES). Berdasarkan hasil survey BPS tahun 2011, penyusutan hasil panen di Kabupaten Banyuwangi mencapai

(29)

10,82%. Selain itu penurunan potensi pertanian karena adanya dampak perubahan iklim sehingga menyebabkan gagal panen akibat banjir dan kekeringan dan munculnya hama dan penyakit tanaman.

b. Perkebunan

Selain tanaman bahan makanan yang berpotensi tinggi di Kabupaten Banyuwangi, tanaman perkebunan juga mempunyai potensi yang tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan tanaman bahan makanan. Dua jenis tanaman perkebunan yang mempunyai konstribusi terhadap kehidupan penduduk di Kabupaten Banyuwangi cukup besar yaitu tanaman kelapa dan kopi.

Tabel 2.5 Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2015 Di Kabupaten Banyuwangi

Jenis Tanaman Luas Panen

(Ha) Produksi (Ton) Kelapa (Buah) 18,973.00 34,911.60 Kelapa (Deres) 1,907.00 14,961.40 Kopi 2,979.00 1,867.80 Tembakau Rajang 906.00 747.20 Kakao 395.00 204.00

Sumber : Banyuwangi dalam Angka 2016

c. Peternakan dan Perikanan

Kekayaan Banyuwangi lainnya yang berkelanjutan dan tidak kalah potensialnya adalah peternakan. Data dari Dinas Peternakan Banyuwangi menunjukkan begitu besarnya potensi Kabupaten dalam sektor peternakan. Sapi potong yang dimiliki Banyuwangi sebanyak 108.139 ekor, potensi sapi potong ini bila dipadukan dengan kerbau telah mencukupi daging warga Banyuwangi dan sekitarnya. Potensi kambing berjumlah 79.627 ekor, dan domba sebanyak 60.903 ekor. Sapi perah yang dikelola langsung oleh rakyat (bukan industri besar) yang setiap tahunnya memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Banyuwangi sebanyak 2.567.385 liter. Lebih jelasnya potensi peternakan di Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

(30)

20 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

Tabel 2.6 Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015

Jenis Ternak Jumlah

Sapi Perah 807 Sapi Potong 108.139 Kerbau 4.035 Kuda 549 Kambing 79.627 Domba 60.903 Babi 707 Kelinci 9.209

Sumber : Banyuwangi dalam Angka 2016

Dalam bidang perikanan, Isu strategis potensi perikanan di wilayah Jawa Timur adalah adanya keterbatasan bahan baku ikan untuk industri. Ketersediaan ikan di wilayah Jawa Timur adalah 728.024,10 ton, sedangkan konsumsinya mencapai 1.351.162,69 ton. Hal ini disebabkan pemanfaatan teknologi, keterbatasan sarana dan prasarana tangkap yang dimiliki oleh nelayan, dimana kemampuan laut hanya memiliki jangkauan yang terbatas, sehingga nelayan tidak dapat memperoleh hasil tangkapan yang banyak. Oleh sebab itu diperlukan restrukturisasi alat tangkap, yang terdiri dari restrukturisasi kapal serta peralatannya.

Potensi perikanan laut di Kabupaten Banyuwangi masih memiliki peluang yang teramat besar untuk dioptimalkan. Untuk potensi produksi ikan laut lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.7 Produksi Dan Nilai Produksi Ikan Laut Menurut Jenisnya Di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015

Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai Produksi (Rp.000)

Tombro 107,783 2,363,515

Nila 195,133 3,683,600

(31)

Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai Produksi (Rp.000) Gurami 42,620 986,960 Tawes 8,603 146,466 patin 4,081 48,540 Lele 2,656,299 35,069,719 Sidat 146,969 22,045,350 Bawal 2,826 50,620 Belut 4,948 112,450

Sumber : Banyuwangi dalam Angka 2016

d. Kehutanan

Banyuwangi memiliki kawasan hutan yang sangat luas. Hutan merupakan sumber kehidupan yang perlu dilestarikan. Upaya-upaya agar hutan tetap optimal fungsinya, dapat dilakukan dengan merehabilitasi hutan dan lahan kritis dengan berbagai kegiatan seperti bantuan bibit tanaman penghijauan khususnya ditanam pada lahan kritis yang terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi. Berikut Laju Pertumbuhan Indeks Implisit sektor Kehutanan Terhadap PDRB Di Kabupaten Banyuwangi.

Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan Indeks Implisit sektor Kehutanan Terhadap PDRB Di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2015

Sumber : Banyuwangi dalam Angka 2016 *Angka Sementara

Dalam perkembangannya, laju Pertumbuhan Indeks Implisit sektor Kehutanan Terhadap PDRB Di Kabupaten Banyuwangi terus mengalami fluktuasi tiap tahunnya, dimana angka tertinggi terdapat pada tahun 2013. Berkurangnya kewenangan dan peran perangkat daerah sangat berpengaruh terhadap kinerja sector kehutanan.

9,16% 8,85%

6,82%

12,78%

4,23% 4,58% 4,24%

(32)

22 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

e. Kawasan Strategis Cepat Tumbuh

Banyuwangi merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur, dimana wilayah ini memiliki potensi yang sangat bagus dalam bidang kepariwisataan. Pariwisata menjadi salah satu faktor penunjang pembangunan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi, oleh sebab itu pemerintah Kabupaten Banyuwangi banyak membuat program pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh di sektor kepariwisataan. Salah satu program pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh di wilayah Kabupaten Banyuwangi adalah adanya pemetaan wilayah pengembangan pariwisata (WPP) I, wilayah pengembangan pariwisata (WPP) II dan wilayah pengembangan pariwisata (WPP) III. Adanya pembentukan WPP bertujuan untuk membantu pemerintah untuk menentukan kawasan strategis, sehingga pembangunan di wilayah WPP dapat lebih di prioritaskan.Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) I,II dan III biasa disebut dengan Diamond Triangle, dimana wilayah ini merupakan wilayah dengan jenis wisata dominan kawasan hutan dan pemandangan alam, sehingga sesuai untuk kegiatan wisata “adventure” dan menikmati pemandangan alam. Kawasan Diamond Triangle terdiri dari Kawasan Kawah Ijen, Kawasan Plengkung dan Kawasan Sukamade. Kawasan WPP 1 yakni Kawah Ijen berada di Kecamatan Licin 45 Km dari Kabupaten Banyuwangi, Kawah Ijen merupakan kawah danau terbesar di Pulau Jawa. Di dalam kawasan Kawah Ijen, terdapat kawah belerang yang terdapat di dalam sulfutara di kedalaman kira-kira 200 m dan mengandung kira-kira 36 juta kubik air asam beruap. Ijen dan kawasan ekowisata hinterland terdiri dari Desa Wisata Kemiren, Perkebunan Kaliklatak, Perkebunan Selogiri dan Perkebunan Kalibendo.

Bagian WPP 2 merupakan Kawasan Plengkung. Plengkung merupakan wilayah dengan objek wisata yang sebagian besar terdapat disekitar perairan pantai dan mempunyai aksesbilitas rendah. Pantai Plengkung terletak di pantai selatan Banyuwangi dan berada di wilayah Kecamatan Tegaldimo. Jarak dari Banyuwangi hingga ke Pantai Plengkung sekitar 86 Km. Plengkung terkenal dengan pantai terbaiknya untuk surfing dan biasa dikenal dengan G-Land, terutama pada bulan Mei hingga Oktober adalah bulan terbaik untuk surfing. Plengkung ecowisata hinterland terdiri dari G-Land, Alas Purwo atau Goa Istana, Padang Savana Sadengan serta Pantai

(33)

Mangrove Bedhul.

Wilayah pengembangan pariwisata (WPP) III , merupakan wilayah dengan objek wisata yang sebagian besar memiliki keunikan sumber daya alam. Wilayah pantai sukamade merupakan wilayah WPP III, dimana pantai ini berada di wilayah Kecamatan Pesanggaran berjarak sekitar 97 Km ke arah barat daya Banyuwangi. Sukamade merupakan hutan lindung alami Jawa Timur. Penyu betina biasanya bertelur hingga ratusan butir yang kemudian diletakan dipinggir pasir pantai. Penyu betina biasanya mulai mendarat di pantai pada pukul 10.30 WIB dan kembali kelaut pada pukul 24.00 WIB, ketika bulan November hingga Maret adalah musim penyu bertelur. Sukamade ecowisata hinterland terdiri dari Pantai Rejegwesi, Teluk Hijau, Pantai Pancer, Pulau Merah dan Taman Nasional Meru Betiri.

Kabupaten Banyuwangi juga memiliki rencana kawasan strategis yang tersebar di beberapa daerah di Banyuwangi. Perencanaan kawasan strategis tersebut meliputi pengembangan kawasan agropolitan terintegrasi dengan pengembangan agrowisata ijen, pengembangan kawasan cagar alam hutan lindung taman nasional, Pengembangan kawasan wilayah pengembangan mineral logam (emas) gunung tumpangpitu-Pesanggaran. Pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Bangorejo dan Wilayah Kecamatan sekitarnya, pengembangan kawasan wisata The Triangle Diamond (segi tiga berlian) Kawah Ijen, Plengkung dan Merubetiri, Pengembangan Kawasan minapolitan-muncar (industri pengolahan perikanan), Pengembangan Kawasan bandara Blimbingsari- Rogojampi, Pengembangan Kawasan Pelabuhan Peti Kemas Tanjungwangi- Ketapang, Pengembangan Kawasan Industrial Estate di Kec. Wongsorejo.

2.1.7 Kawasan Rawan Bencana

Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu daerah dengan potensi bencana yang cukup tinggi. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi dipaparkan bahwa potensi bencana gunung berapi menjadi yang paling diwaspadai. Berikut ini adalah penggambaran mengenai peta mitigasi bencana di Kabupaten Banyuwangi :

(34)

24 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

Gambar 2.3 : Peta Bencana Gunung Api

Gunung api merupakan salah satu bencana terbesar yang rawan terjadi di Kabupaten Banyuwangi. Gunung api yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi adalah gunung ijen. Gunung ini masih aktif dan memiliki sebaran lahar yang cukup luas.

2.1.8 Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2014mencapai 1.588.082 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk laki – laki 789.924 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 798.158 jiwa. Rincian mengenai jumlah penduduk di Kabupaten Banyuwangi bisa dilihat melalui tabel jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur berikut ini :

RKPD Kab up at en Banyuwang i 2016 27

2.1.8.6 Wilayah Rawan Bencana

Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu daerah dengan potensi bencana yang cukup tinggi. Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi dipaparkan bahwa potensi bencana gunung berapi menjadi yang paling diwaspadai. Berikut ini adalah penggambaran mengenai peta mitigasi bencana di Kabupaten Banyuwangi.

Gambar 2.5 Peta Bencana Gunung Api

Sumber: Bappeda Kabupaten Banyuwangi

Gunung api merupakan salah satu bencana terbesar yang rawan terjadi di Kabupaten Banyuwangi. Gunung api yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi adalah gunung ijen. Gunung ini masih aktif dan memiliki sebaran lahar yang cukup luas. Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi pada Tahun 2013,

(35)

Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015

No. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 62134 59 259 121 393 2 5-9 65,739 62 820 128 559 3 10-14 65,884 62 806 128 690 4 15 - 19 62,177 58 128 120 305 5 20 – 24 53,000 51 127 104 127 6 25 - 29 52,458 52 985 105 443 7 30 - 34 58,674 61 215 119 889 8 35 - 39 62,684 64 283 126 967 9 40 - 44 63,137 64 555 127 692 10 45 - 49 57,928 60 025 117 953 11 50 - 54 49,908 52 163 102 071 12 55 - 59 43,433 42 617 86 050 13 60 - 64 36,139 35 377 71 516 14 65 - 69 25,507 27 830 53 337 15 70 - 74 17,128 20 570 37 848 16 > 75 16,938 25 305 42 243 Jumlah 793,018 801,065 1,594,083

Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2015

Penduduk Kabupaten Banyuwangi sebagian besar bekerja yang mendominasi

keseluruhan jumlah penduduk yaitu mencapai 871,029 jiwa atau 71,01 %. Secara

terperinci jumlah penduduk berumur 15 tahun keatas menurut jenis kegiatan utama dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 2.10 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Banyuwangi, 2013-2015

No Mata Pencaharian 2013 2014 2015

1 Bekerja 825,108 780,835 871,029

2 Pelajar / Mahasiswa Pengangguran Terbuka 40,639 60,355 22,787

3 Bukan Angkatan Kerja (Sekolah, Mengurus

Rumah tangga, dan Lainnya) 321,438 375,264 332,694

JUMLAH 1,187,185 1,216,454 1,226,510

(36)

26 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

Menurut kelompok tingkat pendidikan masih didominasi oleh kelompok pendidikan tingkat SD/Sederajat yaitu sebesar 586,501atau 35,15% dari jumlah penduduk. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan berumur 15 tahun keatas yang termasuk angkatan kerja dan pendidikan yang ditamatkan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2015, secara rinci dapat diuraikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.11 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Termasuk Angkatan Kerja Dan Pendidikan Yang Ditamatkan di Kabupaten Banyuwangi 2015

No Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Belum / Tidak Sekolah 14,960 33,852 48,812

2 SD / Sederajat 150,651 110,753 261,404 3 SLTP / Sederajat 97,665 70,421 168,086 4 SLTA / Sederajat 85,138 37,327 122,465 5 SMK / vokasi 54,943 16,419 71,362 6 Diploma 4,821 6,418 11,239 7 Sarjana 22,855 17,436 40,291 Jumlah 431,033 292,626 723,659

Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2016

2.1.9 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olah raga.

2.1.9.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan yaitu sebesar 5,70 persen Kemudian pada 2015 naik ke angka 6,01. Dengan tumbuhnya perekonomian yang semakin bergairah dan berkesinambungan akan menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan sahamnya, khususnya di sektor Pertanian, Perdagangan, Hotel dan Restoran, demikian juga pada sektor Industri Pengolahan, Bank dan Lembaga Keuangan, Jasa–jasa, Pengangkutan dan Komunikasi, Pertambangan dan Penggalian, Bangunan dan Listrik, Gas dan Air Minum juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun

(37)

sebelumnya. Tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 sebagaimana gambar berikut ini :

Gambar 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuwangi

Sumber: Bappeda Kabupaten Banyuwangi (data diolah)

Perkembangan perekonomian di Kabupaten Banyuwangi juga dapat ditunjukkan oleh perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Angka Dasar Harga Berlaku (PDRB ADHB).Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.12 PDRB ADHB Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014–2016

Kat URAIAN PDRB ADHB (Rp. Milyar)

2014 2015 2016*

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 19,379.7 21,952.5 23,262.8

B Pertambangan dan Penggalian 4,276.0 4,655.8 5,027.0

C Industri Pengolahan 5,859.8 6,559.4 6,989.8

D Pengadaan Listrik dan Gas 20.7 21.7 23.9

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

33.5 36.9 39.6

F Konstruksi 6,139.3 6,856.5 7,314.4

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

7,398.7 8,454.5 8,922.6

H Transportasi dan Pergudangan 1,563.9 1,818.1 1,903.4

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,188.3 1,392.3 1,452.4 7,14 7,29 6,76 5,70 6,01 6,86 7,27 6,5 5,86 5,25 6,5 6,23 5,78 5,02 4,73 2011 2012 2013 2014 2015

(38)

28 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

Kat URAIAN PDRB ADHB (Rp. Milyar)

2014 2015 2016*

J Informasi dan Komunikasi 2,156.6 2,398.8 2,563.9

K Jasa Keuangan dan Asuransi 933.4 1,055.2 1,119.3

L Real Estate 776.1 895.7 941.0

M,N Jasa Perusahaan 119.7 134.6 143.1

O Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1,179.1 1,340.2 1,417.9

P Jasa Pendidikan 1,648.7 1,809.1 1,946.1

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 170.0 188.1 201.6

R,S,T,U Jasa lainnya 564.8 649.0 683.2

PDRB ADHB 53,408.3 60,218.5 63,952.0 Sumber: Badan Pusat Statistik Prov. Jawa Timur 2016

* Proyeksi Bappeda Kabupaten Banyuwangi

Berdasarkan data PDRB tahun 2011 sampai 2016 di atas terlihat kondisi perekonomian Kabupaten Banyuwangi meningkat dari tahun 2011 sampai tahun 2015, maka diperkirakan stabilitas ekonomi di Kabupaten Banyuwangi dalam tahun 2014 tetap dijaga dan mulai menunjukkan kondisi peningkatan, sehingga pertumbuhan yang di proyeksikan meningkat pada tahun 2016 menjadi 63,95 Trilyun diharapkan menumbuhkan sektor pariwisata dan sector pengungkit lainnya seperti UMKM, sehingga ekonomi kerakyatan dapat terwujud. Peningkatan PDRB di Kabupaten Banyuwangi disebabkan peningkatan konsumsi masyarakat, tumbuhnya sector UMKM, belanja pemerintah, investasi, dan perdagangan antar daerah.

2.1.9.2 Inflasi

Kondisi perekonomian yang baik, idealnya adalah apabila angka pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibanding dengan perkembangan harga atau besaran PDRB ADHK berada di atas PDRB ADHB. Secara makro potensi ekonomi di Kabupaten Banyuwangi masih dalam tahap berkembang sebagaimana yang terjadi pada hampir seluruh daerah di Provinsi Jawa Timur. Sementara itu, tingkat pendapatan masyarakat dapat

(39)

ditunjukan oleh PDRB yang dapat menggambarkan tingkat kemajuan perekonomian pada suatu daerah. Tingkat pendapatan perkapita dibandingkan dengan laju inflasi akan menunjukkan seberapa besar kekuatan daya beli masyarakat di Kabupaten Banyuwangi. Hal ini bisa dikatakan jika pertumbuhan pendapatan diasumsikan sama dengan kesejahteraan masyarakat maka gap antara pertumbuhan pendapatan dengan tingkat inflasi menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum. Berikut ini adalah gambaran inflasi di Kabupaten Banyuwangi :

Gambar 2.5 Inflasi tahun 2014-2015 Kabupaten Banyuwangi

Sumber: BPS Banyuwangi Tahun 2015

Berdasarkan angka inflasi Kabupaten Banyuwangi masih tergolong baik dibandingkan dengan beberapa daerah lainnya. Pada tahun 2016, laju inflasi masih mengikuti trend sepanjang tahun 2015. Selain itu, Pemerintah juga menyadari bahwa masih terdapat risiko tekanan inflasi yang berasal dari gejolak nilai tukar rupiah. Namun demikian, beberapa kebijakan pemerintah seperti upaya peningkatan ketahanan dan pasokan pangan, perbaikan infrastruktur dan jalur distribusi barang, serta koordinasi dan upaya menggerakkan sektor riil yang semakin baik diyakini mampu meredam tekanan inflasi yang terjadi.

2.1.9.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah variabel yang mencerminkan tingkat pencapaian kesejahteraan penduduk sebagai akibat dari perluasan akses layanan dasar

0,62 0,35 0,21 - 0,25 0,08 0,8 0,67 0,12 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 Ju li A gu st us Se p tember Okto b er N o vember D es ember Janu ar i Feb ru ar i

(40)

30 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

di bidang pendidikan dan kesehatan. Hal ini menunjukkan tingkat keberhasilan Pemerintah Kabupaten dalam meningkatkan kesejahteraan penduduknya. IPM tersusun dari 3 (tiga) jenis indeks utama yaitu Angka Harapan Hidup, indeks pendidikan dan indeks paritas daya beli. Dari berbagai indikator makro ekonomi dan sosial yang kerap digunakan sebagai alat ukur dalam menentukan keberhasilan pembangunan di suatu daerah, implementasinya terkadang bisa menimbulkan penafsiran yang beragam. Hal ini bisa terjadi karena secara komprehensif keberhasilan pembangunan itu tidaklah cukup untuk bisa diukur dengan menggunakan berbagai indikator makro ekonomi dan sosial saja. Dengan demikian untuk menentukan keberhasilan pembangunan di suatu daerah haruslah menggunakan indikator yang secara resmi sudah digunakan oleh badan dunia, yaitu The United Nations Development Programme (UNDP). Program pembangunan yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat merupakan program utama yang masuk ke dalam misi pembangunan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Disebutkan bahwa kesejahteraan masyarakat yang ditandai meningkatnya kualitas sumberdaya manusia, terciptanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha, terpenuhinya kebutuhan pokok minimal dan kebutuhan dasar lainnya secara layak, serta meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakat harus bisa diwujudkan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dihitung secara komposit berdasarkan tiga indeks yang terdiri dari indeks pendidikan, kesehatan dan daya beli. Trend dari angka IPM Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2009-2015 seperti pada gambar berikut :

Gambar 2.6 Perkembangan Angka IPM Kabupaten Banyuwangi dan Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2015

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

*)Angka Proyeksi Sementara

68,36 68,89 69,58 70,53 71,02 71,91 72,91 71,06 71,62 72,18 72,83 73,54 74,37 75,28 2009 2010 2011 2012 2013 *2014 *2015

(41)

Trend angka IPM Kabupaten Banyuwangi dari tahun 2010 hingga 2015 menunjukkan peningkatan. Dalam pengertian ini bahwa pembangunan manusia yang di lakukan pemerintah Kabupaten Banyuwangi secara berkelanjutan membuahkan hasil, demikian pula trend angka IPM Provinsi Jawa Timur. Apabila dibandingkan, maka pembangunan manusia di Kabupaten Banyuwangi lebih rendah dengan indek pembangunan manusia di Provinsi Jawa Timur. Walaupun pembangunan manusia di Kabupaten Banyuwangi pada Tahun 2012 masih relatif tertinggal apabila di komparasi dengan pembangunan kota/kabupaten di Provinsi Jawa Timur, tetapi Nilai indikator

shortfall Reduction IPM dari Tahun 2010 hingga 2012 menunjukkan angka sebesar 1,58.

Angka ini menunjukkan bahwa pembangunan manusia yang dilakukan di Kabupaten Banyuwangi relatif cepat, walaupun kalah cepat dibandingkan pembangunan manusia di Provinsi Jawa Timur. Tetapi kedepannya IPM Kabupaten Banyuwangi akan terus meningkat sesuai dengan trend.

2.1.9.4 Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita Kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Dari gambar dibawah dijelaskan secara runtut bahwa di tahun 2011 pendapatan perkapita Kabupaten Banyuwangi sebesar 17,12 juta. Trend ini membaik pada saat di tahun 2012 pendapatan perkapita Kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan hingga ke angka 19,87 juta. Ditahun 2013 pendapatan perkapita Kabupaten Banyuwangi meningkat di angka 22,52 juta/tahun. Pendapatan perkapita di Tahun 2014 menunjukkan hasil signifikan yaitu sebesar 25,50 Juta/tahun. Hingga diproyeksikan pada 2015 pendapatan perkapita akan meningktat yaitu sebesar 28.3 Juta/tahun.

(42)

32 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

Gambar 2.7 Pendapatan perkapita Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2015 (juta/tahun)

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Peningkatan pendapatan perkapita ini menjadi trend positif dari perkembangan perekonomian kabupaten. Hal ini juga menjadi faktor pendorong kemajuan yang pesat dari Kabupaten Banyuwangi kedepannya.

2.1.9.5 Kemiskinan

Kemiskinan untuk beberapa daerah dan lingkup pemerintah menjadi sebuah momok yang memiliki pandangan negatif dalam pencapaian pembangunan daerah. Kemiskinan menjadi beban sekaligus tanggung jawab yang harus diemban oleh segenap pemerintah daerah di Indonesia beserta semua aspek yang mempengaruhinya. Kabupaten Banyuwangi memiliki trend penurunan tingkat kemiskinan yang baik disetiap tahunnya sebagaimana table berikut ;

Tabel 2.13 Indikator Kemiskinan Kabupaten Banyuwangi

Kemiskinan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Garis Kemiskinan (GK), (Rupiah/kapita) 220,031 240,315 257,857 276,648 295,520 313,922 Jumlah Penduduk dibawah GK (jiwa ) 175.1 164 156.6 151.6 144 137 Prosentase Penduduk Miskin 11.25 10.47 9.94 9.57 9 9

Sumber: BPS Kabupaten banyuwangi

17,12 19,87 22,52 25,5 28,3 0 5 10 15 20 25 30 2011 2012 2013 2014 *2015

(43)

Dari data diatas, terlihat bahwa ditahun 2011 tingkat kemiskinan yang ada di Kabupaten Banyuwangi sejumlah 10,48% penduduk. Kemudian di tahun 2012 angka kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi berhenti di angka 9,94% penduduk. dan kembali turun diangka 9,57% ditahun 2013. Kemudian diproyeksikan pada 2015 bahwa prosentase penduduk miskin menurun yaitu pada angka 9%. Hal ini merupakan hal yang positif mengingat aspek penentu angka kemiskinan sangatlah kompleks diantaranya adalah prosentase penduduk diatas garis kemiskinan, persentase rumah tangga yang menggunakan listrik, persentase rumah tangga (RT) yang menggunakan air bersih dan pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita.

2.1.10 Aspek Pelayanan Umum

Aspek pelayanan umum merupakan pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam rangka melayani masyarakat umum. Pelayanan tersebut terbagi menjadi urusan wajib dan urusan pilihan. Aspek pelayanan umum juga menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Dalam aspek pelayanan umum, secara lebih detail akan dijabarkan dalam fokus layanan urusan wajib dan layanan urusan pilihan. Namun, pada dasarnya pelayanan umum merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penjabarannya mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut :

2.1.10.1 Fokus Layanan Urusan Wajib

Fokus layanan urusan wajib diantaranya terbagi dalam urusan sebagai berikut :

2.1.10.1.1 Pendidikan

Penyelenggaraan urusan pendidikan merupakan salah satu urusan wajib yang diprioritaskan dalam pembangunan daerah. Peningkatan urusan pendidikan sebagai upaya untuk mencapai salah satu misi Kabupaten Banyuwangi. Salah satu sasaran dalam bidang pendidikan adalah menurunnya buta aksara dimana indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukurkeberhasilan pencapaian sasaran tersebut diantaranya Angka Melek Huruf, Rata-rata lama sekolah dan Angka Partisipasi Murni, Angka partisipasi kasar dan angka putus sekolah. Pada tahun 2014, terjadi trend kinerja yang positif dilihat dari realisasi capaian kinerja setiap tahun yang membaik. Terbukti dengan

(44)

34 | Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

data realisasi angka partisipasi murni, angka partisipasi kasar dan angka putus sekolah di tahun 2014 untuk tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA yang mengalami peningkatan.

Tabel 2.14 Realisasi Indikator Urusan Pendidikan Tahun 2014-2015

Sumber : LAKIP Kabupaten Banyuwangi 2016

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 4 indikator sasaran Meningkatnya

Akses dan Kualitas Pendidikan yang Bermoral dan Berakhlak, 2 indikator sasaran

melebihi target dan 2 indikator sasaran masih dibawah target. Rata - rata capaian kinerja sasaran pada tahun 2015 sebesar 99,71 %, yang masih dikategorikan baik.

Tabel 2.15 Realisasi Indikator Urusan Pendidikan Tahun 2014-2015

No Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 APM(%)

- SD/MI 98.47 98.1 98.41 98.87 99.00

Indikator Sasaran Satuan

Tahun 2014 Capaian Kinerja Tahun 2014 (%) Tahun 2015 Capaian Kinerja Tahun 2015 (%)

Target Realisasi Target Realisasi

Angka melek huruf

(AMH) % 99,90 100 100,10 99,92 99,09 99,17

Angka rata-rata lama

sekolah % 7,50 7,12 94,93 7,75 6,79 87,61

Angka melanjutkan (AM)

dari SD/MI ke SMP/Mts % 99,73 100,19 100,46 99,73 101,76 102,04

Angka melanjutkan (AM) dari SMP/Mts ke SMA/SMK/MA

% 89,51 98,88 110,47 89,88 98,88 110,01

Gambar

Gambar 2.1 Peta kabupaten Banyuwangi
Tabel 2.7 Produksi Dan Nilai Produksi Ikan Laut Menurut Jenisnya Di Kabupaten  Banyuwangi Tahun 2015
Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan Indeks Implisit sektor Kehutanan Terhadap PDRB Di  Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2015
Gambar 2.5 Peta Bencana Gunung Api
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Jenis Industri Manufaktur Mikro dan Kecil di Provinsi Gorontalo adalah industri Makanan, industri Minuman, industri Tekstil, industri Pakaian Jadi, industri Kayu,

Activity Diagram digunakan untuk mendefinisikan urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem / user interface dimana setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Batang Hari Tahun 2016 - 2021 berorientasi pada pembangunan dan peningkatan kompetensi segenap

Berdasarkan hasil penelitian kondisi awal kompetensi pedagogic guru-guru pendidikan anak usia dini yang ada di Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat pada tahun ajaran

Revisi atas dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016-2021 dilakukan dikarenakan beberapa pertimbangan

Untuk itu, penyediaan sarana promosi dan pusat pemasaran di dalam komplek ini dapat menjadi wadah penyediaan informasi, pemasaran dan promosi mengenai produk yang dihasilkan oleh

Islam merupakan agama yang disampaikan menggunakan simbol- simbol yang bersifat permanen doktrinal. Secara doktriner, Islam bersifat elitis dalam arti bahwa secara normatif

2) Nilai ekonomi tidak langsung dapat dibagi menjadi nilai kegunaan non-komsumtif, nilai pilihan dan nilai eksistensi. Nilai kegunaan non-konsumtif diberikan untuk berbagai