BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk menyusun perencanaan pembangunan daerah.
Perencanaan yang memadai adalah perencanaan yang disusun dengan menggunakan konsep berpikir strategis. Sehingga perencanaan tersebut dapat menjadi arah dan strategi pencapaiannya.
Dalam konteks pembangunan daerah, Undang-undang Nomor 23/2014 dalam Pasal 261 (1) menyebutkan pendekatan perencanaan pembangunan daerah meliputi pendekatan politik dan pendekatan teknokratif. Pendekatan politis merupakan pendekatan perencanaan pembangunan dengan menerjemahkan visi dan misi kepala daerah terpilih ke dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah yang dibahas bersama dengan DPRD. Adapun pendekatan teknokratik merupakan perencanaan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Daerah.
Rencana pembangunan daerah disusun dan dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan. Karenanya tujuan dan sasaran pembangunan daerah harus memperhatikan permasalahan yang menjadi lingkup nasional maupun amanat pembangunan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. Alokasi sumberdaya daerah harus mendukung penyelesaian masalah nasional maupun penyelesaian masalah yang ada di daerah masing-masing.
Perjalanan pembangunan Kabupaten Kutai Timur melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2006-2025 telah melewati 2 (dua) periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-1
Daerah (RPJMD), yaitu RPJMD periode 2006-2010 dan RPJMD periode 2011-2015. Capaian pembangunan selama dua kurun waktu RPJMD tersebut, telah memberikan hasil yang positif bagi pembangunan di Kabupaten Kutai Timur meski dengan segala keterbatasan dan kekurangannya.
Capaian pembangunan manusia yang tercermin dalam IPM di Kabupaten Kutai Timur selama periode 2012 hingga 2015 telah menunjukkan peningkatan dari 67,71 (2012) menjadi 70,76 (2015).
Sementara itu tingkat pengangguran terbuka berkurang dari 4,95 persen (2011) bergerak turun menjadi 1,04 persen (2015). Peningkatan capaian IPM dan tingkat pengangguran terbuka ini seharusnya diikuti dengan turunnya tingkat kemiskinan (Ranis dan Stewart, 2000; Lanjouw, et al.,2001; Brata, 2005; dan Buis dan Boex, 2015). Namun faktanya kondisi di Kabupaten Kutai Timur justru malah terjadi sebaliknya. Tingkat kemiskinan pada periode yang sama mengalami angka berfluktuasi dari 6,37 persen tahun 2011 bergerak naik menjadi 9,06 tahun 2013, dan turun kembali menjadi 8,67 persen pada tahun 2015 (Profil Kabupaten Kutai Timur, 2015).
Belum tercapainya target dan sasaran pembangunan di berbagai sektor, justru semakin memotivasi pemerintah Kabupaten Kutai Timur bersama-sama masyarakat untuk membangun secara sinergis. Salah satu yang dilakukan adalah menyusun RPJMD Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016-2021 yang fokus dan tuntas dengan memperhatikan kekuatan dan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia serta ketersediaan sumber dana.
Dalam rangka mewujudkan hasil pembangunan yang diharapkan, maka perencanaan pembangunan Kabupaten Kutai Timur yang fokus dan tuntas haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) pemahaman kondisi pada saat ini; b) pengetahuan tentang indikator dan capaian kinerja yang tepat; c) instuisi tentang permasalahan yang tajam; dan d) ketrampilan mengidentifikasi isu strategis yang baik. Jika keempat hal ini telah dimiliki, penggalian seluruh potensi dan sumberdaya pembangunan
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-2
di Kabupaten Kutai Timur akan dapat dilakukan secara komprehensif, integratif dan berkeberlanjutan.
Penggalian potensi dan sumberdaya ini, selanjutnya dapat dikembangkan untuk meningkatkan kemakmuran sebesar-besarnya bagi masyarakat Kabupaten Kutai Timur. Perencanaan yang demikian dapat diwujudkan dengan pendekatan sektoral tanpa mengabaikan pendekatan kewilayahan, serta melibatkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan pembangunan, termasuk pelibatan pemerintah kabupaten dan kota sekitar, provinsi dan pusat. Oleh karenanya perencanaan pembangunan daerah perlu didasarkan pada sumber data dan informasi yang dikelola dalam sistem informasi pembangunan daerah yang terintegrasi.
Sisi lain yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembangunan daerah adalah strategi percepatan percepatan pembangunan daerah dan partisipasi masyarakat. Percepatan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah diharapkan menjadi bagian dari strategi implementasi RPJMD Kabupaten Kutai Timur. Dalam rangka mendukung percepatan pembangunan daerah, maka pemerintah Kabupaten Kutai Timur dapat mengalokasikan dana percepatan di luar DAU dan DAK yang bersumber dari pemerintah pusat.
Dalam rangka menjamin keterwujudan rencana pembangunan tersebut, melalui amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka Pemerintah Kabupaten Kutai Timur telah menyusun dokumen RPJMD tahun 2016- 2021. Namun demikian, untuk menjaga konsistensi dan keberlanjutan pelaksanaan RPJMD Kabupaten Kutai Timur, maka perlu dipertimbangkan aspek kesesuaian dan keserasian antara perencanaan pembangunan dan implementasinya. Kesesuaian antara visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, dan strategi perlu mendapatkan pengawalan ketat.
Sementara itu bila dalam implementasi RPJMD terdapat ketidaksesuaian, maka diperlukan upaya perbaikan bahkan dimungkinkan dilakukannya revisi.
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-3
Revisi atas dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016-2021 dilakukan dikarenakan beberapa pertimbangan sebagai berikut: (1) adanya penyelarasan terhadap Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; (2) adanya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang berdampak pada restrukturisasi perangkat daerah di Kabupaten Kutai Timur; (3) kondisi lemahnya perekonomian dunia yang berdampak signifikan terhadap kinerja perekonomian nasional yang turut memengaruhi perekonomian Kabupaten Kutai Timur; (4) adanya perubahan beberapa strategi, kebijakan dan program dari Bupati dan Wakil Bupati Kutai Timur; dan (5) Pasal 342 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Raperda Tentang RPJPD dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD, dan RKPD.
Penjelasan terkait dengan alasan perubahan RPJMD adalah sebagai berikut:
1. Penyelarasan Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang disebabkan adanya pergeseran sebagian kewenangan Kabupaten Kutai Timur ke Provinsi Kalimantan Timur. Beberapa kewenangan yang beralih adalah:
a. Urusan Pendidikan b. Urusan Kehutanan
c. Urusan Kelautan dan Perikanan d. Urusan ESDM
2. Penyelarasan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang menyebabkan adanya perubahan struktur organisasi perangkat daerah yang selanjutnya diikuti dengan terbitnya Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kutai Timur.
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-4
3. Kondisi lemahnya perekonomian dunia yang berdampak signifikan terhadap kinerja perekonomian nasional yang turut memengaruhi perekonomian Kabupaten Kutai Timur. Hal ini disebabkan menurunnya aktivitas di pasar internasional baik ditinjau dari harga maupun kuantitas ekspor mineral dan batubara. Penurunan aktivitas ekspor tersebut berdampak penurunan dana bagi hasil SDA yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur.
Kondisi tersebut dapat dilihat pada menurunnya total Pendapatan Daerah (tahun 2017 menurun 25,97 persen). Apabila ditinjau dari PDRB per Kapita dengan migas selama 2015-2017 terjadi penurunan yang signifikan dari Rp 292,06 juta menjadi Rp 97,06 juta. Dengan demikian, kemampuan fiskal Kabupaten Kutai Timur menurun.
4. Adanya perubahan beberapa strategi, kebijakan dan program dari Bupati dan Wakil Bupati Kutai Timur. Perubahan tersebut diperlukan terkait dengan upaya mengatasi berbagai permasalahan yang berkembang secara cepat serta upaya mempercepat keberhasilan pencapaian visi dan misi Pemerintah Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016-2021.
5. Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 Pasal 342;
ayat (1):
a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan, tidak sesuai dengan tahapan dan tatacara penyusunan rencana pembangunan daerah;
b. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang dirumuskan, tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini;
c. terjadi perubahan yang mendasar.
ayat (2) huruf b: “Sisa masa berlaku RPJMD kurang dari 3 (tiga) tahun”.
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-5
ayat (3): “Perubahan yang mendasar mencakup antara lain terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah, atau perubahan kebijakan nasional”.
ayat (4): “Perubahan RPJMD menjadi Pedoman RKPD dan Perubahan Renstra Perangkat Daerah”.
Secara ringkas, Perubahan RPJMD Kabupaten Kutai Timur 2016- 2021 dilakukan dengan perbaikan perumusan dan penyajian dokumen sebagaimana terlihat pada Tabel 1.1 berikut.
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-6
Tabel 1.1
Rincian Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 Kabupaten Kutai Timur
BAB PERUBAHAN
RPJMD Lama RPJMD Revisi
BAB 1
Pendahuluan a) Latar belakang mengacu pada ketentuan peraturan perundangan lama
b) Latar belakang lebih berfokus pada konten rancangan teknokratik
a) Penambahan alasan revisi RPJMD 2016-2021
b) Melengkapi Peraturan-Peraturan Perundangan terbaru yang menjadi pedoman diantaranya UU 23 2014, PP 18 Tahun 2016 (Perangkat Daerah) dan lain-lain.
BAB 2
Gambaran Umum Kondisi Daerah a) Masih menggunakan peraturan lama (Permendagri 54 Tahun 2010)
b) Aspek daya saing belum dikaitkan dengan komponen visi dan misi, serta produk unggulan Kabupaten Kutai Timur
c) Unit analisis fokus pada pembangunan desa, yang seharusnya adalah level kabupaten
a) Penyajian uraian aspek pelayanan umum disesuaikan dengan ketentuan baru (UU 23/2014 dan PP 18/2016), meliputi: layanan urusan wajib pelayanan dasar; layanan urusan wajib bukan pelayanan dasar; layanan urusan pilihan; dan urusan penunjang.
b) Penyederhanaan penyajian gambaran umum kondisi daerah ditinjau dari aspek kondisi geografis dan demografi, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.
c) Menjelaskan kemampuan ekonomi daerah dari sisi Pendapatan bergerak menurun, meskipun pertumbuhan PDRB (tanpa migas dan batubara) mengalami perlambatan pertumbuhan. Hal ini menurun sebagai salah satu unsur daya saing daerah.
d) Aspek daya saing daerah lebih berfokus pada penguatan sektor pertanian, perdagangan dan industri untuk mendukung visi dan misi Kabupaten Kutai Timur menuju pembangunan agribisnis dan agroindustri.
BAB 3
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan disusun atas dasar asumsi perekonomian global yang optimis; yaitu komponen penerimaan batubara yang cukup tinggi
a) Memperbaharui analisis kebijakan pengelolaan masa lalu dan penajaman proyeksi kerangka pendanaan sesuai dengan kondisi riil terkini.
b) Menambahkan asumsi kerangka pendanaan terkait dengan kondisi ekonomi global dan nasional terkini.
BAB 4
Analisis Isu-isu Strategis Perumusan isu strategis belum mempertimbangkan kriteria:
a) Magnitude, b) Degree of urgency
Isu strategis dibangun dengan mempertimbangkan: magnitute, degree of urgency, dan do able opportunity
Perubahan dilakukan dengan:
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-6
BAB PERUBAHAN
RPJMD Lama RPJMD Revisi
c) Do able opportunity a) Identifikasi ulang masalah pembangunan dengan cara konfirmasi kepada bidang-bidang terkait.
b) Pembaharuan isu-isu strategis BAB 5
Penyajian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
a) Deskripsi Visi kurang jelas
b) Penyajian hubungan visi, misi, tujuan dan sasaran kurang efektif; sehingga nampak seperti kertas kerja. Hal ini berakibat dokumen sulit dipahami.
c) Pernyataan tujuan kurang mempertimbangkan pembangunan agribisnis menuju agroindustri
d) Indikator sasaran banyak yang tidak mengacu pada peraturan yang berlaku (Permendagri Nomor 54 Tahun 2010), dan beberapa indikator mencerminkan indikator dari OPD bukan indikator kabupaten.
a) Menyajikan sinkronisasi Visi dengan RPJMN, RPJMD Kaltim, dan RPJP Kab. Kutai Timur
b) Memperbaiki deskripsi pernyataan visi c) Merumuskan ulang tujuan dan sasaran
c.1. menambah tujuan dan sasaran terkait misi 1 meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan YME
c.2. menyederhanakan tujuan misi 2 dari 4 tujuan menjadi 3 tujuan (tujuan 1 dan tujuan 4 dapat disatukan); tujuan difokuskan pada pembangunan agribisnis menuju agroindustri, serta rumusan sasaran mengikuti rumusan tujuan
d.3. tujuan pada misi 3 difokuskan pada peningkatan kualitas infrastruktur dasar yang merata dan infrastruktur penunjang agrobisnis
d.4. tujuan pada misi 4 bersifat lebih komprehensif, yaitu difokuskan pada peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan
d.5. merumuskan ulang tujuan dan sasaran dari misi 5; yaitu dengan memfokuskan pada implementasi tata kelola yang baik.
d) Menyesuaikan indikator sasaran BAB 6
Strategi, Arah Kebijakan, dan Program Pembangunan Daerah
a) Penyajian hubungan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan kurang efektif; sehingga nampak seperti kertas kerja. Hal ini berakibat dokumen sulit dipahami.
b) Arah kebijakan pembangunan fokus pada “Peduli Desa”, sehingga nampak unit analisis RPJMD ini adalah level desa.
Seharusnya, arah kebijakan pembangunan dirinci setiap tahun
a) Merumuskan ulang strategi, arah kebijakan, dan program b) Menguraikan arah kebijakan pembangunan tahun 2016-2021
sesuai dengan tema pembangunan setiap tahunnya.
c) Memperbaharui nomenklatur program pembangunan daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-7
BAB PERUBAHAN
RPJMD Lama RPJMD Revisi
sesuai dengan tema pembangunan. Sehingga, arah kebijakan pembangunan dalam bab ini perlu dinyatakan dan diuraikan secara jelas, dengan mempertimbangkan unit analisis RPJMD ini adalah level kabupaten bukan level desa.
c) Program pembangunan ada pada Bab 7
d) Program pembangunan belum sepenuhnya mengikuti nomenklatur, sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.
BAB 7
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
a) Kerangka pendanaan ada pada Bab 8
b) Pendanaan program-program prioritas yang tercantum di dalam dokumen RPJMD ini hanya didasarkan dari penerimaan daerah dengan asumsi penerimaan minimal. Penerimaan minimal yang dimaksud adalah penerimaan yang diasumsikan lebih rendah dari realisasi penerimaan selama lima tahun terakhir.
c) Implikasinya, distribusi kebutuhan pendanaan yang dialokasikan pada BAB 8 ini, cenderung lebih rendah dibanding penerimaan aktual.
Bab ini menjelaskan kerangka pendanaan pembangunan daerah selama 2016-2021. Indikasi rencana program prioritas Kabupaten Kutai Timur berisi program-program prioritas baik untuk mencapai visi dan misi pembangunan jangka menengah maupun untuk pemenuhan layanan OPD dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah. Adapun pagu indikatif sebagai wujud kebutuhan pendanaan untuk memenuhi kebutuhan program prioritas dalam 5 (lima) tahun kedepan. Program-program prioritas yang telah disertai kebutuhan pendanaan atau pagu indikatif selanjutnya dijadikan sebagai acuan bagi OPD dalam penyusunan Rencana Strategis OPD, termasuk dalam menjabarkannya ke dalam kegiatan prioritas beserta kebutuhan pendanaannya.
BAB 8
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Bab ini adalah bab baru sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
BAB 9
Penutup -
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-8
Penyusunan RPJMD Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016-2021 berdasarkan beberapa pendekatan sebagai berikut:
a. Pendekatan Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah.
b. Pendekatan Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan.
Pendekatan ini bertujuan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki.
c. Pendekatan Politik, pendekatan ini memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah sebagai proses penyusunan rencana program, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan para calon Kepala Daerah. Dalam hal ini, rencana pembangunan adalah penjabaran agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye kedalam RPJMD.
d. Pendekatan Atas-Bawah (top-down) dan Bawah-Atas (bottom- up), pendekatan ini dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.
Hasil proses tersebut kemudian diselaraskan melalui musyawarah rencana pembangunan.
Disamping itu penyusunan RPJMD Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016-2021 juga menggunakan:
a. Pendekatan holistik-tematik, dilaksanakan dengan mempertimbang-kan keseluruhan unsur/bagian/kegiatan pembangunan sebagai satu kesatuan faktor potensi, tantangan, hambatan dan/atau permasalahan yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
b. Pendekatan integratif, dilaksanakan dengan menyatukan beberapa kewenangan kedalam satu proses terpadu dan fokus yang jelas dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan Daerah.
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-9
c. Pendekatan spasial, dilaksanakan dengan mempertimbangkan dimensi keruangan dalam perencanaan.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
Dasar hukum penyusunan revisi dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kutai Timur tahun 2016- 2021 adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang di Provinsi Kalimantan Timur. (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3896);
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
6. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-
10
6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
8. Undang-Undang No 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61);
9. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, yang telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 19);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-
11
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Raperda Tentang RPJPD dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD, dan RKPD;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah;
17. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 15 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Kalimantan Timur 2005-2025;
18. Peraturan Daeerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016-2036;
19. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2019-2023;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor 4 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kutai Timur Tahun 2006-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 4).
21. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor 1 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015-2035;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor 8 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016-2021.
23. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kutai Timur.
1.3 Hubungan Antar Dokumen
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-
12
Pedoman Dijabarkan
Dijabarkan Pedoman
1 Tahun
20 Tahun 5 Tahun
Pedoman Pedoman
1 Tahun 5 Tahun
Pedoman
Pedoman 5 Tahun
20 Tahun
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Dokumen perencanaan pembangunan daerah terintegrasi dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Keuangan Negara.
Keterkaitan antar dokumen perencanaan mulai dari tingkat nasional hingga provinsi dan dari tingkat provinsi ke tingkat kabupaten/kota (Gambar 1.1). RPJP Nasional menjadi pedoman bagi penyusunan RPJM Nasional dan RKP. Karenanya, ketiga dokumen nasional di atas menjadi pedoman penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD provinsi, dan selanjutnya juga menjadi pedoman penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD Kabupaten. RPJMD dan RKPD selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD dan Renja SKPD.
Gambar 1.1
Hubungan RPJMD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-
13
RPJM Nasional RPJP
Nasional RKP
Diperhatikan Diperhatikan
Diacu
RKP Daerah Provinsi RPJP
Daerah Provinsi
Pedoman Penyusunan RAPBD Provinsi RPJM
Daerah Provinsi
Diperhatikan
Diacu Renja
SKPD Provinsi Renstra
SKPD Provinsi Diperhatikan
RPJM Daerah Kab/
Kota RPJP
Daerah Kab/
Kota
RKP Daerah Kab/
Kota Pedoman
Penyusunan RAPBD Kab/
Kota Diperhatikan
Diperhatikan
Renja SKPD Kab/Kota Renstra
SKPD Kab/Kota
1 Tahun 5 Tahun
Hubungan RPJMD, Rencana Strategis dan Rencana Kerja Pembangunan
RPJMD dan Renstra OPD adalah dokumen perencanaan jangka menengah daerah untuk periode 5 tahunan, yang dijabarkan lebih lanjut menjadi rencana tahunan (annual plan). Rencana kerja tahunan pada tingkat nasional dinamakan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan pada tingkat daerah disebut Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).
Hubungan Renstra K/L dengan RKP dan Renstra SKPD dengan RKPD adalah bersifat mengikat yaitu penyusunan rencana tahunan harus berpedoman pada rencana lima tahunan. Sedangkan hubungan antara Renstra KL dan Renstra OPD adalah bersifat konsultatif yaitu penyusunan Renstra SKPD harus memperhatikan Renstra KL.
Mengingat adanya keselarasan sistem perencanaan dan sistem penganggaran, maka RKPD harus dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan Rencana Anggaran dan Pendapatan Daerah (RAPBD). Oleh karena itu penyusunan RKPD tersebut, perlu dilakukan secara lebih rinci dengan tekanan utama pada penetapan program dan kegiatan dalam RKPD harus pula mencakup indikator dan target kinerja serta perkiraan kebutuhan dana untuk mendukung pelaksanaan masing-masing program dan kegiatan tersebut.
Hubungan RPJM Daerah, RPJM Nasional, dan RPJP Nasional
Agar perencanaan pembangunan daerah selaras dengan kebijakan pembangunan nasional, perlu dilakukan telaahan terhadap perencanaan pembangunan nasional yang ditetapkan dalam RPJMN, yang berhubungan atau mempengaruhi pembangunan daerah. Selain tu, agar perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan rencana jangka
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-
14
UU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
UU Keuangan Negara
menengah atau program kewilayahan daerah lain dapat selaras maka telaahan dari RPJMD daerah lain juga perlu dilakukan. Penelaahan kebijakan pembangunan nasional untuk penyusunan RPJMD kabupaten/kota dilakukan terhadap dokumen RPJMN dan RPJMD provinsi atau kebijakan pemerintah dan provinsi terkait dengan pembangunan daerah kabupaten/kota. Selain itu, mengingat RPJMD merupakan penjabaran dari tahapan pembangunan periode 5 (lima) tahunan berkenaan dalam RPJPD maka penelaahan RPJPD merupakan langkah utama dalam perumusan RPJMD.
Hubungan RPJMD dan RTRW Kabupaten Kutai Timur
Dalam kaitannya dengan tata ruang wilayah, maka penyusunan RPJMD harus berpedoman pula pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) mengingat perencanaan pembangunan daerah pada prinsipnya bertujuan mengintegrasikan rencana tata ruang wilayah dengan rencana pembangunan daerah. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan penelaahan RTRW untuk menjamin agar arah kebijakan dalam RPJMD selaras dengan, atau tidak menyimpang dari arah kebijakan RTRW. Selain berpedoman pada RTRW daerah sendiri, juga perlu memperhatikan RTRW daerah lain agar tercipta sinkronisasi dan sinergi pembangunan jangka menengah daerah antar provinsi/antar kabupaten/kota serta keterpaduan struktur dan pola ruang dengan provinsi dan kabupaten/kota lainnya, terutama yang berdekatan atau yang ditetapkan sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan provinsi dan kabupaten/kota dan atau yang memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan daerah.
1.4 Tujuan dan Manfaat
Tujuan penyusunan revisi dokumen RPJMD Kabupaten Kutai Timur tahun 2016-2021 adalah:
1) Sebagai penyesuaian pedoman pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang mengacu pada peraturan
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-
15
perundangan yang berlaku;
2) Sebagai penyesuaian pedoman perencanaan jangka menengah Organisasi Perangkat Daerah (RENSTRA OPD);
3) Sebagai pedoman penyusunan penganggaran dan pengendalian.
Manfaat penyusunan revisi dokumen RPJMD Kabupaten Kutai Timur tahun 2016-2021 adalah:
1) Terdapat kesesuaian dan keserasian antara RPJMD dengan peraturan perundangan yang berlaku;
2) Terdapat kesesuaian dan keserasian arahan umum dalam rangka mewujudkan pembangunan 5 (lima) tahun (2016-2021) di Kabupaten Kutai Timur.
1.5 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN
Menjelaskan gambaran umum penyusunan RPJMD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik, meliputi latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan.
BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Menjelaskan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.
BAB 3 GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
Menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadap pengelolaan keuangan daerah.
BAB 4 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH Memuat permasalahan pembangunan daerah dan berbagai isu strategis yang akan menentukan kinerja pembangunan
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-
16
5 (lima) tahun ke depan.
BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Menjelaskan visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, serta tujuan dan sasaran setiap misi pembangunan.
BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Memuat dan menjelaskan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih. Selain itu diberikan penjelasan hubungan setiap strategi dengan arah dan kebijakan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
Program pembangunan daerah dirumuskan dari masing- masing strategi untuk mendapatkan program prioritas.
Program pembangunan daerah menggambarkan kepaduan program prioritas terhadap sasaran pembangunan melalui strategi yang dipilih.
BAB 7 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH
Memuat kebijakan umum dan keterkaitan antara sasaran masing-masing misi dengan strategi yang dipilih, arah kebijakan, indikator kinerja dan program pembangunan daerah.
BAB 8 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Memuat indikator kinerja daerah yang dapat memberikan gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan wakil Bupati pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-
17
tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
BAB 9 PENUTUP
Memuat pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan
R a n c a n g a n A k h i r P e r u b a h a n R P J M D T a h u n 2 0 1 6 - 2 0 2 1 1-
18