• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Kabupaten Malang

Sejalan dengan proses Pilkada 9 Desember 2020 dan rangkaiannya, Kabupaten Malang membutuhkan Dukungan Teknis untuk:

1. Advokasi Kebijakan & Komitmen 2. Pendampingan updating RAD,

3. Dukungan input integrasi RAD ke dalam RPJMD 2021-2024,

4. Pendampingan Integrasi RAD ke dalam Renstra OPD terkait (2021-2024).

Selain itu untuk lebih mempercepat penurunan kasus kematian ibu, perlu dilakukan 5. Pendampingan Proses Penjabaran RAD ke Renja melalui Resntra (Internal OPD) 6. Pendampingan proses implementasi RAD (Internal OPD)

7. Pendampingan proses implementasi RAD di lintas OPD (lintas OPD)

Dukungan Teknis diharapkan dapat dilakukan mulai Februari 2021 (setelah Bupati/Wakil Bupati terpilih dilantik) hingga Agustus 2021 (sebelum RPJMD dan Renstra OPD 2021-2024 disahkan).

b. Kabupaten Aceh Barat

Dukungan Teknis yang diharapkan Kabupaten Aceh Barat dari aspek kontekstual lingkungan internal kabupaten (revisi RPJMD dan Renstra OPD tinggal menunggu pengesahan dan penetapan dasar hukum) hanya dimungkinkan untuk:

1. Updating RAD

2. Pendampingan Proses Penjabaran RAD ke Renja melalui Renstra (internal OPD) (Pendampingan bisa dimulai sebelum tersusunnya RENJA OPD 2022)

3. Pendampingan proses implementasi RAD (Internal OPD) 4. Pendampingan proses implementasi RAD (Lintas OPD).

(bisa dilakukan pada 2022, kecuali 2021 dilakukan Perubahan APBD (APBD-P 2021) c. Kabupaten Lahat

Sejalan dengan proses Revisi RPJMD dan Revisi Renstra OPD yang telah dilakukan saat ini, Kabupaten Lahat membutuhkan semua Dukungan Teknis yang tersedia, termasuk

FINAL REPORT 23 advokasi ulang ke Bupati (untuk memperoleh dukungan alokasi anggaran untuk kegiatan RAD)

1. Proses pendampingannya harus dilakukan segera sebelum Revisi RPJMD dan Revisi Renstra OPD disahkan.

2. Diharapkan pengesahan revisi RPJMD dan revisi Renstra OPD sebelum April 2021, agar Revisi RPJMD dan Revisi Renstra OPD bisa dijabarkan ke dalam RENJA OPD 2022.

4.2 Rencana tindak lanjut

a. BAPPENAS dan UNFPA

Perlu mempertimbangkan peluang waktu yang tersedia untuk memberikan dukungan teknis ke kabupaten pilot project yang sangat sempit. Jika peluang tersebut tidak bisa dioptimalkan, dikhawatirkan implementasi RAD akan terlambat 1 (satu) tahun lagi.

b. KEMENKES

Agar memberikan dukungan kebijakan untuk peningkatan program KB dan Kesehatan Reproduksi, dalam rangka mempercepat penurunan kasus kematian ibu melahirkan.

c. BKKBN

Agar dapat meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan sehingga integrasi perencanaan-penganggaran Kesehatan Ibu - KB Berbasis Hak (termasuk implementasinya) di daerah bisa lebih baik.

d. KEMENDAGRI

Agar memberikan pengawalan terkait dengan integrasi perencanaan dan penganggaran kesehatan ibu dan KB, melalui kegiatan dalam RAD.

e. Pemerintah Daerah

Memberikan dukungan kebijakan dan alokasi anggaran untuk implementasi kegiatan RAD.

FINAL REPORT 24 LAMPIRAN

Lampiran 1. Proses pengumpulan data 1. Proses pengumpulan data

b. Pertemuan I untuk Kabupaten Malang (Jumat 27 November 2020 jam 09.00-11.00)

 Kegiatan dihadiri oleh:

1) Bappenas: Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga, Kasubdit KB, NPCU

2) UNFPA: Programme Specialist Reproductive Health 3) Perwakilan Kemendagri

4) Perwakilan BKKBN

5) Kepala Bappeda serta jajarannya

6) Perwakilan dinas kesehatan: Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi

7) Perwakilan Dinas PPKB 8) Perwakilan RSUD Lawang 9) Perwakilan RSUD Kanjuruhan.

 Kegiatan dilaksanakan tepat waktu., difasilitasi oleh Bappenas. Kegiatan dimoderatori oleh Kasubdit KB Bappenas. Pembukaan dilakukan oleh Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Bappenas. Saat pembukaan, dijelaskan mengenai hal-hal yang telah dilakukan pada daerah pilot project serta hasil yang didapat dalam 2 tahun program. Selain itu, juga dijelaskan tujuan kegiatan adalah untuk menindak lanjuti implementasi RAD dan hal yang perlu didiskusikan dalam kegiatan.

 Kegiatan inti adalah proses presentasi dari setiap OPD dan dinas terkait dalam pilot project, yang diarahkan oleh Drs. Tudiono, M.Kes, konsultan PKMK FK-KMK UGM.

 Sebelum pemaparan oleh dinas dan OPD, kegiatan diawali dengan arahan konsultan FK-KMK UGM mengenai hal-hal yang perlu disampaikan dinas dan OPD serta menjelaskan jalannya proses pengumpulan data.

 Paparan pertama disampaikan oleh Kepala Bappeda Kabupaten Malang. Setelah dilakukan presentasi, terdapat tanggapan dari Direktur KPAPO terkait masukan tetang

FINAL REPORT 25 mengsinergikan dari tiap-tiap SPM. Tim PKMK juga menggali lebih lanjut tindak lanjut RAD, hambatan dan harapan dukungan teknis.

 Paparan kedua disampaikan oleh perwakilan Dinas Kesehatan. Penjelasan awal dipaparkan oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan dilanjutkan oleh Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi. Saat pemaparan, data mengenai analisis kematian ibu sudah menggunakan analisis McCarthy dan Maine. Dinas kesehatan meminta agar tugas yang menjadi tanggung jawab dinas kesehatan dan dinas KB tidak tumpang tindih. Hal ini ditanggapi oleh direktur KPAPO Bappenas, bahwa pembahasan tersebut juga sedang di didiskusikan pada tingkat pusat. Pendalaman lain juga dilakukan oleh tim PKMK FK-KMK UGM

 Paparan ke tiga disampaikan oleh sekretaris DPPKB. Saat pemaparan, DPPKB menyampaikan belum bisa merealisasikan rencana yang telah disusun, dan juga menginginkan pemisahan wewenang yang menjadi tanggung jawab DPPKB dan dinas kesehatan

 Dilanjutkan pemaparan dan tanya jawab singkat dengan RSUD Kanjuruhan dan Lawang.

 Perwakilan Kemendagri juga menanggapi paparan yang dilakukan, dan mengharapkan Bappeda mengirimkan surat mengenai progress RAD yang telah dilakukan.

 Kegiatan pengumpulan data pertama ditutup oleh Direktur KPAPO, dan mengharapkan Kemendagri dapat mengawal program ini.

 Pengumpulan data pertama dengan metode FGD telah dilakukan. Namun, akan dilakukan pendalaman terkait implementasi melalui metode wawancara mendalam.

c. Pertemuan II untuk Kabupaten Aceh Barat (Jumat 27 November 2020 jam 14.30-16.30)

 Kegiatan dihadiri oleh:

1) Bappenas: Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga, Kasubdit KB, NPCU

2) UNFPA: Programme Specialist Reproductive Health 3) Perwakilan Kemendagri

4) Perwakilan BKKBN

5) Kepala Bidang Sosial Budaya dan Keistimewaan Aceh Bappeda Kab. Aceh Barat 6) Kepala Dinas Kesehatan

FINAL REPORT 26 7) Kepala Dinas P3AKB

8) Direktur RSUD Cut Nyak Dhien beserta jajaran

 Pengumpulan data kedua sama seperti sebelumnya. Bappenas memberikan fasilitas penuh selama kegiatan berlangsung, dimoderatori oleh Kasubdit KB.

 Kegiatan dibuka oleh Direktur KPAPO, dengan penjelasan yang sama dengan pengumpulan data di Kabupaten Malang. Direktur KPAPO menekankan, tahap implementasi hanya mendapat bantuan pendampingan oleh tim ahli, bukan berupa anggaran.

 Pihak UNFPA juga menjelaskan bahwa akan integrasi peran perempuan, gender dan penyakit menular dalam rencana program tahun depan.

 Paparan pertama disampaikan oleh Bappeda yang diwakili oleh Kabid Sosial Budaya dan Keistimewaan Aceh. Pemaparan tersebut menekankan pentingnya bantuan teknis dalam updating RAD dan implementasi RAD.

 Paparan kedua disampaikan oleh Kepala Dinas P3AKB, karena terdapat kendala teknis pemaparan kurang terdengar jelas, namun tetap dapat disimak. Pendalaman data oleh konsultan dan konsultan pendukung tetap dilakukan

 Paparan ke tiga dan ke empat disampaikan oleh kepala dinas kesehatan dan Direktur RSUD Cut Nyak Dhien. Selain pendalaman data, konsultan juga melakukan proses triangulasi.

 Penutupan dilakukan oleh Direktur KPAPO. Saat penutupan disampaikan bahwa, terkait kebutuhan bantuan teknis akan disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan kabupaten lain yang dilakukan pilot project.

d. Pertemuan III untuk Kabupaten Lahat (Senin 30 November 2020 jam 14.00-16.00)

 Kegiatan dihadiri oleh:

1) Bappenas: Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga, Kasubdit KB, NPCU

2) UNFPA: Programme Specialist Reproductive Health 3) Perwakilan Kemendagri

4) Perwakilan BKKBN 5) Perwakilan Bappeda

6) Perwakilan Dinas Kesehatan

FINAL REPORT 27 7) Perwakilan Dinas PPKB

8) Perwakilan RSUD Lahat

 Pengumpulan data terakhir dengan metode FGD tetap difasilitasi oleh Bappenas.

Pembukaan dan arahan disampaikan oleh Direktur KPAPO Bappenas, dilanjutkan penjelasan oleh perwakilan UNFPA.

 Dinas dan OPD Lahat melakukan paparan dilokasi yang sama.

 Paparan pertama disampaikan oleh perwakilan dinas kesehatan. Pendalaman data oleh konsultan mengenai analisis penurunan AKI disebabkan oleh adanya implementasi RAD atau tidak. Namun, pemahaman awal bahwa penurunan bukan karena implementasi RAD, karena perencanaan tersebut belum direalisasikan. Pendalaman lain mengenai Permendagri Nomor 90 Tahun 2019, anggaran dan SDM dilakukan oleh tim konsultan PKMK FK-KMK UGM

 Paparan ke dua disampaikan oleh perwakilan DPPKB, dan konsultan memperdalam data mengenai revisi RPJMD yang sedang berjalan.

 Paparan selanjutnya dilakukan perwakilan RSUD Lahat, dengan pendalaman materi terkait implementasi RAD dan input.

 Perwakilan Bappeda menyampaikan paparan akhir pada pengumpulan data Kabupaten Lahat. Pembahasan diperdalam terkait revisi RPJMD yang sedang dilakukan, dan peluang-peluang untuk memasukkan program integrasi ke dalam RPJMD.

 Di akhir pengumpulan data, terdapat tanggapan dari perwakilan Kemendagri berkaitan dengan Permendagri Nomor 90 Tahun 2019. Perwakilan menyampaikan bahwa RPJMD tidak harus di revisi menyesuaikan Permendagri. Selain itu, pihak RSUD menyampaikan harapan agar dilakukan pelatihan PONEK untuk tenaga kesehatan.

 Kegiatan ditutup langsung, tanpa penutup dari Direktur KPAPO Bappenas.

e. Pengumpulan data tambahan

Pengumpulan data tambahan dilakukan setelah proses FGD dilakukan. Wawancara melalui telepon dan whatssapp dilakukan dari tanggal 11 sampai 15 Desember 2020.

Pengumpulan data berupa klarifikasi paparan yang telah disampaikan sebelumnya dan proses pengumpulan dokumen untuk triangulasi. Dokumen tersebut berupa RPJMD, Renstra dan Renja. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang valid mengenai kegiatan integrasi.

FINAL REPORT 28 2. Pertemuan validasi (14 Desember 2020)

Pertemuan ini dilakukan untuk menyampaikan hasil dan validasi data yang telah dikumpulkan. Proses kegiatan ini tidak hanya menyampaikan hasil tindak lanjut RAD namun, terdapat sesi lain mengenai evaluasi dan dokumentasi reviu proses intergrasi program dan pengembangan modul untuk replikasi program.

 Kegiatan dihadiri oleh:

1) Bappenas: Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga, Kasubdit KB, NPCU

2) UNFPA: Programme Specialist Reproductive Health 3) Perwakilan Kemendagri

4) Perwakilan BKKBN

5) Perwakilan Bappeda Malang, Aceh Barat

6) Perwakilan Dinas Kesehatan Malang, Aceh Barat dan Lahat 7) Perwakilan DPPKB Lahat, Dinas P3AKB

8) Perwakilan RSUD Lawang, Kanjuruhan dan Cut Nyak Dhien

 Kegiatan difasilitasi oleh Bappenas. Pembukaan dan arahan disampaikan oleh Direktur KPAPO Bappenas, dilanjutkan oleh perwakilan UNFPA.

 Paparan pertama dan kedua dilakukan paparan mengenai evaluasi dan dokumentasi reviu proses intergrasi program dan pengembangan modul untuk replikasi program.

 Paparan mengenai tindak lanjut RAD disampaikan pada sesi ke tiga. Paparan berupa hasil dan kesimpulan sementara serta meminta klarifikasi pada ke tiga daerah pilot project mengenai hasil dan kesimpulan tersebut.

 Sesi pertanyaan dan klarifikasi dilakukan bersamaan. Klarifikasi pertama disampaikan oleh perwakilan Bappeda Aceh Barat yang menyebutkan bahwa revisi RPJMD dilakukan karena terdapat OPD baru dan kegiatan yang selama ini dilakukan adalah kegiatan rutin sekaligus kegiatan yang direncanakan dalam RAD. Selanjutnya, terdapat tanggapan dari perwakilan BKKBN yang meminta penjelasan mengenai dukungan yang harus BKKBN lakukan untuk program integrasi kesehatan ibu dan KB terintegrasi ini.

 Setelah sesi diskusi dilakukan, kegiatan ditutup oleh Direktur KPAPO Bappenas.

FINAL REPORT 29 Lampiran 2. Sinkronisasi kegiatan RAD dengan Renja OPD Lahat

Sinkronisasi kegiatan RAD Kesehatan Ibu-KB berbasis Hak Kb.Lahat tahun 2020 dengan Renja OPD DPPKB Kab.Lahat tahun 2020

No Rincian Kegiatan RAD RENJA

BAPPEDA KESEHATAN DPPKB RSUD 1 Menyusun kebijakan tata kelola integrasi kesehatan ibu – KB

Berbasis Hak v

2 Menyusun kebijakan untuk memperkuat supply side (sisi

persediaan, pasokan) v

3 Menyusun kebijakan untuk memperkuat demand side (sisi permintaan) masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu – KB berbasis hak

v 4 Membentuk dan memfungsikan “pos komando” penggerak,

pengawas, dan pengendali implementasi integrasi kesehatan ibu – KB berbasis hak

v 5 Memfungsikan Sistem Informasi Monitoring Kewaspadaan Ibu

Terintegrasi (SIMKIT) v x

6 Memeratakan distribusi bidan desa v

7 Menyediakan fasilitas puskesmas non PONED sesuai standar v 8 Memenuhi kebutuhan obat untuk implementasi integrasi kesehatan

ibu – KB Berbasis Hak di Puskesmas Non PONED v 9 Memenuhi kebutuhan reagen untuk implementasi integrasi

kesehatan ibu – KB Berbasis Hak di Puskesmas Non PONED v 10 Memenuhi kebutuhan alat kontrasepsi untuk implementasi integrasi

kesehatan ibu – KB Berbasis Hak di Puskesmas Non PONED v 11 Memenuhi kebutuhan peralatan kesehatan untuk implementasi

integrasi kesehatan ibu – KB Berbasis Hak di Puskesmas Non PONED

v

12 Menyediakan fasilitas PONED sesuai standar v

13 Memenuhi kebutuhan obat untuk implementasi integrasi kesehatan

ibu – KB Berbasis Hak di Puskesmas PONED v

FINAL REPORT 30

No Rincian Kegiatan RAD RENJA

BAPPEDA KESEHATAN DPPKB RSUD 14 Memenuhi kebutuhan reagen untuk implementasi integrasi

kesehatan ibu – KB Berbasis Hak di Puskesmas PONED v 15 Memenuhi kebutuhan alat kontrasepsi untuk implementasi integrasi

kesehatan ibu – KB Berbasis Hak di Puskesmas PONED v 16 Memenuhi kebutuhan peralatan kesehatan untuk implementasi

integrasi kesehatan ibu – KB Berbasis Hak di Puskesmas PONED v 17 Memenuhi kebutuhan dokter spesialis untuk pelayanan PONEK 24

jam setiap hari v

18 Memenuhi kebutuhan dokter umum bersertifikat PONEK untuk

pelayanan PONEK 24 jam setiap hari v

19 Memenuhi kebutuhan bidan bersertifikat PONEK untuk pelayanan

PONEK 24 jam setiap hari v

20 Menyediakan fasilitas PONEK sesuai standar v

21 Memenuhi kebutuhan alat kontrasepsiuntuk implementasi integrasi

kesehatan ibu – KB Berbasis Hak di RS PONEK v 22 Meningkatkan jumlah kelompok masyarakat peduli kesehatan ibu v

23 Meningkatkan jumlah kelompok donor darah v

24 Meningkatkan jumlah ambulan desa v

25 Meningkatkan jumlah kader kesehatan yang mendampingi v 26 Meningkatkan jumlah penyuluhan tentang kontrasepsi modern oleh

tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dll yang dibiayai pemerintah

v x

27 Penjaringan WUS berisiko SMP/sederajat v

28 Pengobatan dan pemulihan WUS berisiko SMP/sederajat v

29 Penjaringan WUS berisiko SMA/sederajat v

30 Pengobatan dan pemulihan WUS berisiko SMA/sederajat v

31 Penjaringan WUS catin berisiko v

32 Pengobatan dan pemulihan WUS catin berisiko v

FINAL REPORT 31

No Rincian Kegiatan RAD RENJA

BAPPEDA KESEHATAN DPPKB RSUD 33 Penjaringan WUS-PUS berisiko yang terjaring v

34 Pengobatan dan pemulihan WUS-PUS berisiko yang dipulihkan dan

diobati v

35 ANC bumil berisiko v

36 ANC bumil berisiko dengan Buku KIA v

37 Rujukan bumil berisiko saat kehamilan (untuk pemulihan dan atau

pengobatan) v

38 Pemanfaatan RTK oleh bumil berisiko menjelang persalinan v 39 Penanganan cepat kasus kegawatdaruratan bumil dan bulin berisiko

di RS PONEK v

40 Rujukan kegawatdaruratan bumil dan bulin normal ke RS PONEK v 41 Stabilisasi kondisi umum bumil dan bulin normal yang mengalami

kegawatdaruratan sebelum dan selama rujukan v 42 Penanganan cepat kasus bumil/bulin normal yang mengalami

kegawatdaruratan di RS PONEK v

43 Pendampingan bufas berisiko oleh bidan v

44 Pemanfaatan RTK oleh bufas berisiko v

45 Rujukan bufas berisiko ke RS PONEK v

46 Penanganan cepat kasus kegawatdaruratan bufas berisiko di RS

PONEK v

47 Pelayanan KB bagi WUS (PUS) berisiko 4T yang menjadi akseptor

KB Modern v v

48 Pelayanan KB bagi PUS berisiko yang menjadi akseptor KB

modern selama proses penyembuhan/pemulihan v v

49 Pelayanan KB bagi bumil/bulin berisiko yang menjadi akseptor KB

modern pasca salin v v

51 Pelayanan KB bagi bumil dan bulin normal yang mengalami

kegawatdaruratan yang menjadi akseptor KB modern v v

FINAL REPORT 32

No Rincian Kegiatan RAD RENJA

BAPPEDA KESEHATAN DPPKB RSUD 52 Pelayanan KB bagi WUS (PUS) berisiko calon akseptor yang

menerima KIE v v

53 Pelayanan KB bagi WUS (PUS) berisiko calon akseptor yang

menerima konseling v v

54 Pelayanan KB bagi WUS (PUS) berisiko calon akseptor yang

menerima Informed Choice v v

55 Pelayanan KB bagi WUS (PUS) berisiko calon akseptor yang

menerima Informed Concent v v

56 Pelayanan KB bagi WUS (PUS) berisiko calon akseptor yang

menerima screening v v

57 Pelayanan KB bagi akseptor non MKJP WUS (PUS) berisiko yang

menerima Informed Choice v v

58 Pelayanan KB bagi akseptor non MKJP WUS (PUS) berisiko yang

menerima Informed Concent v v

59 Pelayanan KB bagi akseptor non MKJP WUS (PUS) berisiko yang

menerima screening v v

Catatan:

V = ada implementasi X = belum ada implemnetasi Kesimpulan:

Hasil penelusuran dokumen Renja DPPKB tahun 2020, menunjukan bahwa DPPKB Kabupaten Lahat telah melakukan berbagai kegatan rutin OPD yang mirip dengan kegiatan RAD. Banyak kegiatan RAD yang dijadwalkan pada tahun 2020 belum dilakukan, antara lain: (1) membentuk dan memfungsikan “pos komando” penggerak, pengawas, dan pengendali implementasi integrasi kesehatan ibu – KB berbasis hak; dan (2) memfungsikan Sistem Informasi Monitoring Kewaspadaan Ibu Terintegrasi (SIMKIT). Untuk Renja OPD yang lain, sampai dengan tanggal 16 Desember 2020, belum diterima.

FINAL REPORT 33 Lampiran 3. Sinkronisasi kegiatan RAD dengan Renstra Aceh Barat

Sinkronisasi kegiatan RAD Kesehatan Ibu-KB berbasis Hak KB. Aceh Barat Tahun 2019-2022 dengan Renstra SKPD Kab. Aceh Barat Tahun 2017-2022

Rincian Kegiatan RAD

RENSTRA

BAPPEDA KESEHATAN DP3AKB RSUD Menyusun kebijakan tata kelola integrasi kesehatan ibu – KB Berbasis

Hak V

Menyusun kebijakan untuk memperkuat supply side (sisi persediaan,

pasokan) V

Menyusun kebijakan untuk memperkuat demand side (sisi permintaan)

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu – KB berbasis hak V Membentuk dan memfungsikan “pos komando” penggerak, pengawas,

dan pengendali implementasi integrasi kesehatan ibu – KB berbasis hak V Memfungsikan Sistem Informasi Monitoring Kewaspadaan Ibu

Terintegrasi (SIMKIT) V V

Memeratakan distribusi bidan desa V

Memenuhi kebutuhan minimal PLKB V V

Menyediakan fasilitas puskesmas non PONED sesuai standar V Memenuhi kebutuhan obat untuk implementasi integrasi kesehatan ibu

– KB Berbasis Hak di Puskesmas Non PONED V

Memenuhi kebutuhan reagen untuk implementasi integrasi kesehatan

ibu – KB Berbasis Hak di Puskesmas Non PONED V

Memenuhi kebutuhan alat kontrasepsi untuk implementasi integrasi

kesehatan ibu – KB Berbasis Hak di Puskesmas Non PONED V V

Memenuhi kebutuhan peralatan kesehatan untuk implementasi integrasi kesehatan ibu – KB Berbasis Hak di Puskesmas Non PONED V

FINAL REPORT 34

Rincian Kegiatan RAD

RENSTRA

BAPPEDA KESEHATAN DP3AKB RSUD

Menyediakan fasilitas PONED sesuai standar V

Memenuhi kebutuhan obat untuk implementasi integrasi kesehatan ibu

– KB Berbasis Hak di Puskesmas PONED V

Memenuhi kebutuhan reagen untuk implementasi integrasi kesehatan

ibu – KB Berbasis Hak di Puskesmas PONED V

Memenuhi kebutuhan alat kontrasepsi untuk implementasi integrasi

kesehatan ibu – KB Berbasis Hak di Puskesmas PONED V V

Memenuhi kebutuhan peralatan kesehatan untuk implementasi integrasi kesehatan ibu – KB Berbasis Hak di Puskesmas PONED V Memenuhi kebutuhan dokter spesialis untuk pelayanan PONEK 24 jam

setiap hari V

Memenuhi kebutuhan dokter umum bersertifikat PONEK untuk

pelayanan PONEK 24 jam setiap hari V

Memenuhi kebutuhan bidan bersertifikat PONEK untuk pelayanan

PONEK 24 jam setiap hari V

Menyediakan fasilitas PONEK sesuai standar V

Memenuhi kebutuhan alat kontrasepsiuntuk implementasi integrasi

kesehatan ibu – KB Berbasis Hak di RS PONEK V V

Meningkatkan jumlah kelompok masyarakat peduli kesehatan ibu V

Meningkatkan jumlah kelompok donor darah V

Meningkatkan jumlah ambulan desa V

Meningkatkan jumlah kader kesehatan yang mendampingi V Meningkatkan jumlah penyuluhan tentang kontrasepsi modern oleh

tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dll yang dibiayai pemerintah

V V

Penjaringan WUS berisiko SMP/sederajat V

FINAL REPORT 35

Rincian Kegiatan RAD

RENSTRA

BAPPEDA KESEHATAN DP3AKB RSUD Pengobatan dan pemulihan WUS berisiko SMP/sederajat V

Penjaringan WUS berisiko SMA/sederajat V

Pengobatan dan pemulihan WUS berisiko SMA/sederajat V

Penjaringan WUS catin berisiko V

Pengobatan dan pemulihan WUS catin berisiko V

Penjaringan WUS-PUS berisiko yang terjaring V

Pengobatan dan pemulihan WUS-PUS berisiko yang dipulihkan dan

diobati V

ANC bumil berisiko V

ANC bumil berisiko dengan Buku KIA V

Rujukan bumil berisiko saat kehamilan (untuk pemulihan dan atau

pengobatan) V

Pemanfaatan RTK oleh bumil berisiko menjelang persalinan V Penanganan cepat kasus kegawatdaruratan bumil dan bulin berisiko di

RS PONEK V

Rujukan kegawatdaruratan bumil dan bulin normal ke RS PONEK V Stabilisasi kondisi umum bumil dan bulin normal yang mengalami

kegawatdaruratan sebelum dan selama rujukan V

Penanganan cepat kasus bumil/bulin normal yang mengalami

kegawatdaruratan di RS PONEK V

Pendampingan bufas berisiko oleh bidan V

Pemanfaatan RTK oleh bufas berisiko V

Rujukan bufas berisiko ke RS PONEK V

Penanganan cepat kasus kegawatdaruratan bufas berisiko di RS

PONEK V

FINAL REPORT 36

Rincian Kegiatan RAD

RENSTRA

BAPPEDA KESEHATAN DP3AKB RSUD Pelayanan KB bagi WUS (PUS) berisiko 4T yang menjadi akseptor KB

Modern V V

Pelayanan KB bagi PUS berisiko yang menjadi akseptor KB modern

selama proses penyembuhan/pemulihan V V

Pelayanan KB bagi bumil/bulin berisiko yang menjadi akseptor KB

modern pasca salin V V

Pelayanan KB bagi bumil dan bulin normal yang mengalami

kegawatdaruratan yang menjadi akseptor KB modern V V

Pelayanan KB bagi WUS (PUS) berisiko calon akseptor yang

menerima KIE V V

Pelayanan KB bagi WUS (PUS) berisiko calon akseptor yang

menerima konseling V V

Pelayanan KB bagi WUS (PUS) berisiko calon akseptor yang

menerima Informed Choice V V

Pelayanan KB bagi WUS (PUS) berisiko calon akseptor yang

menerima Informed Concent V V

Pelayanan KB bagi WUS (PUS) berisiko calon akseptor yang

menerima screening V V

Pelayanan KB bagi akseptor MKJP WUS (PUS) berisiko yang

menerima layanan H+1 V V

Pelayanan KB bagi akseptor MKJP WUS (PUS) berisiko yang

menerima layanan H>7 V V

Pelayanan KB bagi mantan akseptor WUS (PUS) berisiko pasca

pencabutan MKJP yang menerima layanan H+1V V V

Pelayanan KB bagi mantan akseptor WUS (PUS) berisiko pasca

pencabutan MKJP yang menerima layanan H>7 V V

FINAL REPORT 37

Rincian Kegiatan RAD

RENSTRA

BAPPEDA KESEHATAN DP3AKB RSUD Pelayanan KB bagi akseptor non MKJP WUS (PUS) berisiko yang

menerima Informed Choice V V

Pelayanan KB bagi akseptor non MKJP WUS (PUS) berisiko yang

menerima Informed Concent V V

Pelayanan KB bagi akseptor non MKJP WUS (PUS) berisiko yang

menerima screening V V

Pelayanan KB bagi akseptor non MKJP WUS (PUS) berisiko yang

ganti metode ke MKJP yang menerima layanan H+1 V V

Meningkatnya proporsi akseptor non MKJP WUS (PUS) berisiko yang

ganti metode ke MKJP yang menerima layanan H > 7 V V

V = Sinkron Kesimpulan:

Sinkronisasi kegiatan RAD Kesehatan Ibu-KB berbasis Hak KB. Aceh Barat Tahun 2019-2022 dengan Renstra Perubahan DP3AKB Kab. Aceh Barat Tahun 2017-2022 berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan telah sinkron. Terkait Renstra Dinas Kesehatan belum sinkron karena belum dilakukan perubahan pada Renstra Murni Dinas Kesehatan Tahun 2017-2022.

FINAL REPORT 38 Lampiran 4. Sinkronisasi kegiatan RAD dengan Renja OPD Aceh Barat

Sinkronisasi kegiatan RAD Kesehatan Ibu-KB berbasis Hak KB. Aceh Barat Tahun 2020 dengan Renja Dinas Kesehatan dan DP3AKB Kab. Aceh Barat Tahun 2020

No Rincian Kegiatan RAD RENJA

BAPPEDA KESEHATAN DP3AKB RSUD 1 Menyusun kebijakan tata kelola integrasi kesehatan ibu – KB

Berbasis Hak

Berbasis Hak

Dokumen terkait