• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Setting Penelitian (tempat, subjek, dan objek peneltian)

3.3.2 Rencana Setiap Siklus

Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Taggart. Pada setiap siklusnya Kegiatan yang dilakukan terfokus pada peningkatan kesadaran akan nilai demokrasi pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif. Penjelasan rencana tindakan setiap siklus adalah sebagai berikut:

Siklus I

1. Rencana Tindakan

Pembelajaran siklus I terdiri atas dua pertemuan atau 4 jam pelajaran dimana hasil dari observasi terhadap siswa pada siklus I dijadikan sebagai dasar dalam menetukan tindakan berikutnya. rencana dari tindakan siklus I adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan materi pokok pembelajaran yang ada dalam silabus

b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

c. Menyiapakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran d. Menyiapakan sumber dan media pembelajaran e. Menyusun instrumen penelitian

f. Membuat lembar kerja siswa g. Membuat soal evaluasi

Selain itu, peneliti juga mempersiapkan instrument penelitian kesadaran akan nilai demokrasi dengan membuat skala sikap kesadaran akan nilai demokrasi. Setelah peneliti membuat instrumen perangkat pembelajaran dan instrument penelitian maka peneliti meminta bantuan pada dosen, kepala sekolah dan guru mata pelajaran Pkn untuk memvalidasi instrument perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.

37

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pada tahapan ini, pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru mata pelajaran PKn kelas V dengan bantuan peneliti. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Setiap pertemuan dialokasikan waktu 2X35 menit. Pelaksanaan tindakan didasari atas RPP model PPR yang telah dibuat.

a. Pertemuan pertama

1) Siswa dalam kelas menyimak video sambil bernyanyi bangun tidur yang bertemakan kegiatan pagi hari, dari video tersebut guru menceritakan menceritakan kegiatan pagi hari yang dilakukan sebelum berangkat sekolah mulai dari bangun tidur.

2) Guru melakukan tanya jawab pengalaman siswa pada pagi hari.

3) Guru menjelaskan bahwa sebelum memutuskan kegiatan apa yang dilakukan, guru terlebih dahulu memilih dari pilihan- pilihan yang ada.

4) Guru menjelaskan apa itu keputusan dan contoh dari keputusan.

5) Siswa dalam kelompok melakukan diskusi membahas permasalahan yang ada dalam Lembar kerja Siswa.

6) Siswa dengan anggota kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.

7) Langkah refleksi, guru menanyakan perasaan siswa setelah mempelajari materi dan apa saja kesulitan yang mereka hadapi serta memberikan pertanyaan tentang: kenapa kita harus mengambil keputusan, apa pentingnya berpikir terlebih dahulu sdebelum memutuskan segala sesuatu, mengapa harus mendengarkan pendapat oranglain saat musyawarah, apa yang terjadi apabila sebuah keputusan

yang kita ambil tidak didahului dengan pemikiran yang matang.

8) Pada langkah tindakan siswa menuliskan dalam selembar kertas tentang pentingnya berpikir terlebih dahulu sebelum memutuskan segala sesuatu.

9) Langkah terakhir yaitu evaluasi, siswa diberi tes untuk menguji aspek competence.

b. Pertemuan kedua,

1) Langkah pertama guru melakukan apresepsi dengan melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya yaitu tentang keputusan

2) Guru menampilkan gambar suku-suku pedalaman, dari gambar tersebut guru menjelaskan bahwa dalam kehidupan masyarakat suku-suku pedalaman keputusan dan peraturan yang ada seringkali merupakan keputusan mutlak yang dibuat oleh para pemimpinnya.

3) Siswa mendapat penjelasan bahwa hari ini mereka akan belajar tentang keputusan, yaitu keputusan mutlak para pemimpin dan keputusan suara terbanyak.

4) Guru menjelaskan bahwa pengambilan keputusan bersama dapat melalui berbagai cara seperti keputusan mutlak para pemimpin, siswa mendapat penjelasan bahwa dalam masyarakat tradisional keputusan bersama dapat ditentukan oleh para pemimpin,

5) guru menyebutkan selain keputusan mutlak para pemimpin masih ada cara lain untuk menentukan keputusan bersama yaitu keputusan suara terbanyak

6) Guru menanyakan pada siswa apakah ada yang tahu tentang pemilu yang akan diadakan pada bulan april, siswa mendapat penjelasan bahwa pemilu merupakan contoh dari

39

pengambilan keputusan bersama dalam bentuk suara terbanyak.

7) Siswa melihat video tentang situasi pemilu, guru menanyakan pada siswa bagaimanakan menentukan keputusan pada pemilu. Dari tanya jawab tersebut guru mendorong siswa pada sebuh kesimpulan bahwa suara terbanyaklah yang memenangkan ataupun menjadi keputusan.

8) Siswa diminta untuk melakukan diskusi untuk mengerjakan LKS

9) Siswa mempresentasikanhasil diskusi dengan kelompok didepan kelas, guru sebagai pembimbing mengajak siswa untuk membahas hasil diskusi.

10) Langkah refleksi, guru mengajak siswa untuk merefleksikan apa yang sudah dibahas pada pertemuan kali ini. Guru menanyakan perasaan siswa, pendapat dan kesan mereka terhadap aktivitas belajar hari ini, serta bertanyajawab tentang apakah keputusan mutlak para pemimpin merupakan keputusan yang paling benar, apa yang harus kita lakukan saat menenrima hasil keputusan suara terbanyak (mayoritas), setujukah kamu bahwa suara terbanyak mencerminkan keinginan sebagian besar orang, dan apa yang harus kita lakukan apabila kita kalah ataupun menang dalam pertandingan.

11) Langkah tindakan, siswa mengingat-ingat peraturan kelas yang telah disetujui bersama.

12) Pada langkah terakhir yaitu evaluasi siswa diminta mengerjakan soal evaluasi.

3. Observasi Siklus I

Peneliti melakukan observasi atau pengamatan yang berfokus pada masalah penelitian. Peneliti menganalisi kesesuaian

antara proses pembelajaran yang berlangsung dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Peneliti memberikan lembar skala sikap kepada siswa untuk diisi. Lembar skala sikap ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran siswa akan nilai demokrasi setelah pelaksanaan tindakan.

4. Refleksi Siklus I

Peneliti melakukan pengajian terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah terlaksana pada siklus I. Refleksi yang dilakukan meliputi: a) analisis tentang evaluasi tindakan yang mana berisikan kesulitan, b) hambatan serta kejadian khusus yang terjadi pada siklus I, c) membandingkan antara skor yang diperoleh pada kondisi awal dengan kondisi setelah dilaksanakan siklus I, d) melaksanakan pengskoran untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kesadaran akan nilai demokrasi yang berdasar atas indikator keberhasilan yang sudah ditentukan oleh peneliti dan guru. Hasil diskusi dan feleksi yang telah ada dipergunakan sebagai dasar untuk menetapkan tindakan yang perlu diperbaiki dan seberapa besar peningkatan kesadaran akan nilai demokrasi.. Apabila setelah siklus I hasilnya belum mencapai target dari apa yang telah direncanakan maka diadakan siklus II.

Siklus II

1. Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan siklus II dengan menggunakan motode Paradigma Pedagogi relektif ini peneliti menentukan indikator dan tujuan pembelajaran, kegiatan guru dan siswa, materi pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran.

Pembelajaran siklus II terdiri atas dua pertemuan atau 4 jam pelajaran (4x35). Rencana dari tindakan siklus II adalah sebagai berikut:

41

a. Menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan materi pokok pembelajaran yang ada dalam silabus

b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

c. Menyiapakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran d. Menyiapakan sumber dan media pembelajaran e. Menyusun instrumen penelitian

f. Membuat lembar kerja siswa g. Membuat soal evaluasi 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pada tahapan ini, pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru mata pelajaran PKn kelas V dengan bantuan peneliti. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Setiap pertemuan dialokasikan waktu 2X35 menit. Pelaksanaan tindakan didasari atas RPP model PPR yang telah dibuat.

a. Pertemuan pertama

1) Dalam langkah apersepsi guru menceritakan pengalaman musyawarah/diskusi yang pernah dilakukan

2) Guru menuliskan pertanyaan pada sehelai kertas, lau kertas tersebut dibulatkan seperti bola. Bola yang berisi pertanyaan kemudian dilemparkan kearah siswa. Siswa yang mendapat bola kertas harus menjawab pertanyaan yang tertera dalam bola tersebut. Guru melakukan aktivitas ini untuk beberapa siswa. Guru menuntun siswa untu sampai pada pemahaman akan pengertian musyawarah mufakat, jumlah peserta, dan alasan orang bermusyawarah mufakat.

3) Guru menceritakan tentang manfaat belajar musyawarah.

4) Siswa mendapat penjelasan dari guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan hari tersebut.

5) Guru mengulang kembali pengertian dari musyawarah mufakat.

6) Siswa diajak oleh guru untuk membentuk kelompok yang terdiri atas 4 orang, yang kemudian mengerjakan LAS

7) Setiap anggota menceritakan kegiatan-kegiatan musyawarah yang pernah mareka ikuti, lihat, atau baca.

8) Perwakilan setiap kelompok membacakan hasil diskusi yang mereka lakukan.

9) Guru melakukan pembelajaran dengan metode Talking Stick

10)Siswa diberi waktu untuk membaca atau mempelajari materi, baik dari hasil diskusi mereka atau dari buku teks

11)Guru meminta siswa menutup buku

12)Guru memberikan tongkat pada salah satu siswa

13)Siswa yang menerima tongkat/ stick harus menjawab pertanyaan dari guru.

14)Setelah siswa pertama selesai menjawab, tongkat berpindah dari siswa lain secara estafet. Pada saat tongkat stick berpindah dari siswa ke siswa lain, siswa menyayikan sebuah lagu. Siswa yang memegang stick saat lagu berahir adalah siswa yang harus menjawab pertanyaan dari guru.

15) Pada Langkah refleksi siswa diajak untuk melihat pentingnya mendengarkan pendapat oranglain saat musyawarah serta apa yang terjadi apabila permasalahan yang terjadi tidak diselesaikan dengan musyawah

16)Pada langkah aksi Siswa bersama-sama dengan guru menyebutkan pancasila secara bersama-sama.

17)Langkah terakhir evaluasi b. Pertemuan kedua

1) Langkah apersepsi guru melakukan tanyajawab tentang materi sebelumnya, yaitu tentang keputusan musyawarah mufakat 2) Guru membagi siswa dalam kelompok. Masing-masing

43

3) Guru mengajak siswa untuk pergi ke lapangan sekolah untuk

melakukan permaian „gelas lari‟ dimana permainan ini sebagai

cara guru untu mengajaran hal yang harus dipahami setelah keputusan bersama disepakati.

4) Guru menceritakan tentang manfaat dari permainan tersebut secara singkat.

5) Siswa mendapat penjelasan dari guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan hari tersebut.

6) Melalui permainan yang dilakukan oleh siswa pada kegiatan apresepsi guru menjelaskan tentang hal yang harus dipahami sesudah keputusan bersama disepakati.

7) Siswa diminta untuk mengerjakan LKS.

8) Perwakilan siswa membacakan hasil diskusi anggota kelompoknya

9) Siswa diajak untuk berefleksi tentang apa manfaat apabila kita melaksanakan keputusan bersama dan akibat apa yang akan terjadi apabila sebuah keputusan bersama tidak berjalan dengan.

10)Siswa melakukan aksi menempelkan hasil diskusi tentang sikap mau menerima kekalahan.

3. Observasi Siklus II

Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II pun pengamat akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Mengobservasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran b. Mengobservasi kegiatan siswa dalam proses berkomunikasi

dengan anggota dalam kelompok

c. Melakukan penilaian berdasarkan pada hasil kerja kelompok dan indivdu

d. Mengumpulkan data dan menghitung persentase refleksi

4. Refleksi Siklus II

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti juga memberikan bimbingan bagi kelompok yang mengalami kesulitan ataupun kendala serta menganalisis hasil belajar siswa untuk mengetahui keberhasilan dari masing-masing siklus.

Peneliti melakukan pengajian ulang terhadap catatan lembar observasi dan hasil tes evaluasi siswa yang dilakukan pertama kali dari teman sejawat dan mendiskusikan bersama hal tersebut, ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami data yang terkumpul dan merancang tindakan yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil diskusi yang telah ada dipergunakan sebagai dasar untuk menetapkan tindakan yang perlu diperbaiki dan tindakan refleksi selalu dilakukan pada setiap berakhirnya tindakan dan observasi, hal ini dilakukan hingga berhasil.

Dokumen terkait