• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Sistem dan Fungsi Perwilayahan Perkotaan

Dalam dokumen BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar (Halaman 85-95)

3209 “TERWUJUDNYA KABUPATEN BLITAR YANG SEJAHTERA, RELIGIUS DAN BERKEADILAN”

C. Rencana Sistem dan Fungsi Perwilayahan Perkotaan

3428. Perkembangan pembangunan wilayah akan tercapai apabila setiap wilayah memiliki satuan wilayah pengembangan, dimana wilayah pusat pengembangan berperan menyalurkan pembangunan yang ada terhadap wilayah disekitarnya. Bila proses tersebut dapat berlangsung dengan baik maka pembangunan akan tercapai, baik secara konseptual maupun secara nyata, hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan struktur ruang kota wilayah. Dengan menerapkan sistem kota-kota, diharapkan akan menjadi penentu perkembangan bagi wilayah sekitarnya, sehingga perbedaan perkembangan antar wilayah dapat dicegah atau paling tidak dapat dikurangi tanpa harus mengorbankan wilayah yang potensial untuk berkembang.

3429. Dalam mencapai hal tersebut, maka struktur tata ruang wilayah ditetapkan dengan model rasionalisasi atau pembentukan Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP). Dimana setiap SSWP memiliki wilayah pendukung dan wilayah SSWP ini harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang sosial- ekonomi dalam skala pelayanan SSWP atau skala sub-regional.Wilayah pusat pengembangan SSWP juga harus memiliki aksesbilitas yang tinggi dan strategis dengan wilayah sekitarnya maupun dengan SSWP lainnya. Berdasarkan kondisi yang ada di wilayah Kabupaten Blitar, maka penetapan sistem perwilayahannya direncanakan 7 (tujuh) SSWP, yaitu :

a. SSWP A, dengan pusat di Kecamatan Srengat, fungsi utama sebagai:  Pusat perkantoran dengan pelayanan skala kabupaten

 Pusat perdagangan dan jasa skala SSWP

 Pusat pengembangan pelayanan kesehatan skala SSWP  Pusat pengembangan pendidikan skala kecamatan  Pusat pelayanan peribadatan skala kecamatan  Pusat pelayanan transportasi skala kabupaten

 Pusat pelayanan wisata cagar alam dan cagar budaya skala kabupaten  Sentra pemasaran home industri

 Sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

 Pengembangan kegiatan pelayanan umum  Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa  Pengembangan kegiatan agribisnis

 Pengembangan kegiatan industri  Pengembangan transportasi udara

 Budidaya tanaman pangan dan hortikultura (nanas, nangka dan sayur- sayuran)

 Budidaya perkebunan (kakao da kelapa)  Budidaya perikanan darat

 Budidaya peternakan (ayam ras, sapi perah dan sapi potong)  Pengembangan kawasan lindung

 Kawasan rawan bencana

b. SSWP B, dengan pusat di Kota Blitar, fungsi utama sebagai:  Pusat perkantoran dengan pelayanan skala SSWP dan kota  Pusat perdagangan dan jasa skala SSWP dan sub regional  Pusat pelayanan pendidikan skala SSWP dan sub regional  Pusat pelayanan kesehatan skala SSWP dan sub regional  Pusat pelayanan peribadatan skala kota

 Pusat pelayanan perbankan skala sub regional

 Pusat pelayanan transportasi skala kota dan sub regional  Pusat pelayanan komunikasi skala kota dan sub regional  Pusat wisata budaya dan sejarah skala sub regional  Sentra pemasaran home industri

 Sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

3431. Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP B ini adalah :

 Pengembangan kegiatan pelayanan umum.  Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa  Pengembangan kegiatan wisata budaya dan sejarah  Pengembangan kegiatan industri

 Budidaya tanaman pangan dan hortikultura (rambutan dan sayur-sayuran)  Budidaya perkebunan (kakao dan kelapa)

 Kawasan lindung

 Kawasan rawan bencana  Kawasan resapan air

c. SSWP C, dengan pusat di Kecamatan Kanigoro, fungsi utama sebagai :

 Pusat perkantoran (Ibu Kota Kabupaten Blitar) dengan pelayanan skala kabupaten

 Pusat perdagangan dan jasa skala SSWP dan sub regional  Pusat pelayanan pendidikan skala SSWP dan sub regional  Pusat pelayanan kesehatan skala SSWP dan sub regional  Sentra produksi pertanian holtikultura

 Sentra pemasaran sektor peternakan  Sport Center, skala kabupaten

3432. Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP C ini adalah :

 Pengembangan kegiatan pemerintahan  Pengembangan kegiatan pelayanan umum  Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa  Pengembangan kegiatan agropolitan

 Budidaya peternakan  Budidaya perikanan darat

 Budidaya tanaman pangan dan hortikultura  Kawasan resapan air

d. SSWP D, dengan pusat di Kecamatan Wlingi, fungsi utama sebagai:  Pusat perkantoran dengan pelayanan skala kecamatan

 Pusat perdagangan grosir skala SSWP dan sub regional  Pusat pelayanan kesehatan skala SSWP

 Pusat pengembangan pelayanan pendidikan skala SSWP  Pusat pelayanan peribadatan skala Kecamatan

 Sentra pemasaran sektor peternakan

 Sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

3433. Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP D ini adalah :

 Pengembangan kegiatan pelayanan umum  Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa  Pengembangan kegiatan wisata

 Pengembangan kegiatan peternakan

 Budidaya tanaman pangan dan hortikultura (durian, rambutan, nangka dan pisang)

 Budidaya perkebunan (kelapa)  Kawasan lindung

 Kawasan rawan bencana

e. SSWP E, dengan pusat di Kecamatan Binangun, fungsi utama sebagai:  Pusat perkantoran dengan pelayanan skala kecamatan

 Pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan

 Pusat pengembangan pelayanan pendidikan skala kecamatan  Pusat pelayanan peribadatan skala kecamatan

 Pusat pengembangan pelayanan kesehatan skala kecamatan  Pusat pelayanan wisata bahari skala kabupaten

 Sentra pemasaran perikanan darat dan laut  Sentra pemasaran home industri

 Sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

3434. Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP E ini adalah :

 Pengembangan kegiatan pelayanan umum  Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa  Pengembangan kegiatan wisata bahari

 Kawasan lindung  Kawasan resapan air

 Pengembangan kegiatan pertambangan

f. SSWP F, dengan pusat di Kecamatan Sutojayan, fungsi utama sebagai:  Pusat perkantoran dengan pelayanan skala kecamatan

 Pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan dan lokal  Pusat pengembangan pelayanan pendidikan skala kecamatan

 Pusat pengembangan pelayanan kesehatan skala kecamatan dan lokal  Pusat pelayanan peribadatan skala kecamatan dan lokal

 Pusat pelayanan transportasi skala kecamatan  Pusat pelayanan wisata bahari skala kabupaten  Sentra pemasaran perikanan darat dan laut  Sentra pemasaran sektor peternakan

 Sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

3435. Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP F adalah :

 Pengembangan kegiatan pelayanan umum  Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa  Pengembangan transportasi udara

 Pengembangan transportasi laut  Pengembangan wisata bahari  Budidaya perikanan darat dan laut  Pengembangan peternakan

 Budidaya tanaman pangan dan hortikultura (mangga dan cabe)  Budidaya perkebunan (kelapa)

 Pengembangan kegiatan pertambangan  Kawasan lindung

 Kawasan resapan air

g. SSWP G, dengan pusat di Kecamatan Bakung, fungsi utama sebagai:  Pusat perkantoran dengan pelayanan skala kecamatan

 Pusat pengembangan pelayanan kesehatan skala kecamatan dan lokal  Pusat pelayanan peribadatan skala kecamatan dan lokal

 Pusat pelayanan wisata skala kabupaten dan sub regional

 Pengembangan sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan

3436. Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP G adalah :

 Pengembangan kegiatan pelayanan umum  Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa  Pengembangan kegiatan wisata bahari

 Budidaya perikanan darat dan laut  Pengembangan peternakan  Budidaya tanaman pangan

 Pengembangan kegiatan pertambangan  Kawasan lindung

 Kawasan resapan air

3437. Kawasan perkotaan kecamatan yang tidak mempunyai fungsi sebagai pusat pertumbuhan dalam skala sub regional (SSWP), maka kawasan tersebut merupakan wilayah inti pada tingkat kecamatan. Kawasan ini juga harus memberikan pelayanan minimal sampai tingkat wilayah administrasi kecamatan.Selain itu, setiap wilayah kecamatan diarahkan tetap sebagai kawasan penghasil (produksi) tanaman pangan dan sebaiknya disediakan peruntukan tanah bagi pengembangan industri skala kecil, terutama untuk mengolah hasil sumberdaya alam yang tersedia.

3438. Berdasarkan penetapan fungsi wilayah kecamatan pendukung SSWP ini, maka dapat ditentukan penanganan untuk mempertahankan dan meningkatkan potensi pada masing-masing kawasan. Berikut ini merupakan Peta Struktur Ruang dan Pola Ruang Kabupaten Blitar.

3439. 3440. 3441. 3442. 3443.

3446. 3447. 3448. 3449. 3450. 3451. 3452. 3453. 3454. 3455. 3456. 3457. 3458. 3459. 3460.

Dalam dokumen BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar (Halaman 85-95)

Dokumen terkait