• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana sistem jaringan prasarana energi listrik di Provinsi Bengkulu dilaksanakan sbb :

mengembangkan sistem jaringan listrik interkoneksi Pulau Sumatera, untuk mendukung pusat-pusat permukiman, pusat produksi dan distribusi dalam kawasan pusat kegiatan (nasional (promosi), wilayah (promosi), lokal dan kawasan strategis); pemanfaatan sumber energi biomassa, mikrohidro dan panas bumi sebagai alternatif sumber energi terbarukan (renewable);

serta mengembangkan sistem jaringan energi dan listrik terbarukan pada kawasan tertinggal dan terisolir, termasuk kepulauan dan gugusan pulau-pulau kecil.

Sumber energi listrik yang melayani Provinsi Bengkulu pada saat ini Tahun 2009 ada dua yaitu PLTA Danau Tes dan PLTA Musi. PLTA Danau Tes menghasilkan listrik dengan kapasitas 18,96 MW. Sedangkan PLTA Musi memiliki kapasitas yang mencapai 210 MW (efektif melayani provinsi Bengkulu hanya 35 MW,

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma III-37 sisanya digunakan untuk melayani Provinsi Sumatera Selatan melalui jaringan interkoneksi). Dengan demikian maka kapasitas daya tersedia mencapai total 228,96 MW untuk melayani provinsi Bengkulu dengan asumsi PLTA Danau Tes dimanfaatkan seluruhnya untuk Provinsi Bengkulu.

Rencana pengembangan jaringan energi listrik di Provinsi Bengkulu dilakukan berdasarkan perhitungan kebutuhan daya listrik mengacu kepada SNI 03-1733-2004 dengan ketentuan sebagai berikut:

Setiap unit rumah tangga harus mendapatkan daya listrik dari PLN atau dari sumber lain; dan

Setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minimum 450 VA per jiwa dan untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total kebutuhan rumah tangga.

Disediakan gardu listrik untuk setiap 200KVA daya listrik yang ditempatkan pada lahan yang bebas dari kegiatan umum.

Kebutuhan daya listrik diperkirakan dengan asumsi sebagai berikut:

Kebutuhan listrik perumahan adalah sebesar 40% dari kebutuhan total.

Kebutuhan listrik fasilitas pemerintah dan pelayanan umum adalah 15% dari kebutuhan total.

Kebutuhan listrik industri adalah 15% dari kebutuhan total.

Kebutuhan listrik fasilitas komersial adalah 10% dari kebutuhan total. Kebutuhan listrik penerangan jalan adalah 10% dari kebutuhan total. Kebutuhan untuk cadangan listrik adalah 10% dari kebutuhan total.

Berdasarkan standar dan asumsi diatas, maka kebutuhan daya listrik untuk Provinsi Bengkulu sampai dengan tahun 2030 diperkirakan adalah sebesar 2900 Mwatt. Untuk lebih jelasnya tentang perkiraan kebutuhan daya listrik dapat diLihat Tabel 3.9. Untuk memenuhi kebutuhan daya listrik sebesar total 2.899,5 MW, maka rencana pengembangan sistem kelistrikan di Provinsi Bengkulu untuk 20 tahun ke depan adalah sebagai berikut:

mengembangkan sumber-sumber energi listrik yang diprioritaskan untuk mendukung ketersediaan pasokan tenaga listrik untuk kegiatan permukiman dan jasa pendukungnya, perkantoran dan pariwisata di kawasan perkotaan, perdesaan dan pulau-pulau kecil .

kebijakan, bahwa pasokan sumber energi listrik kegiatan industri swasta diharapkan memenuhi kebutuhannya sendiri melalui berbagai sumber energi alternatif berbasiskan pemanfaatan teknologi tinggi yang mampu menghasil-kan energi untuk mengurangi ketergantungan sumber energi tak terbaharumenghasil-kan

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma III-38

meningkatkan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Air meliputi PLTA Tes ; PLTA Musi dan Pengembangan PLTA lainnya meliputi Air Ketahun, Air Elang, Air Numan Air Nasal, Air Padang dan Air Seginim.

mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan adanya cadangan batubara yang memadai, serta pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau Geothermal di Ulu Lais, PLTG Alam dan PLTD disesuaikan dengan ketersediaan potensi sumber.

mengembangkan potensi panas bumi di Tambang Sawah, Suban dan Lebong Simpang, Potensi panas bumi tersebut dapat dikembangkan menjadi pembangkit tenaga listrik panas bumi.

mengembangkan Pembangkit Listrik Mikrohidro (PLTMH) di daerah perdesaan, yang didukung dengan adanya sekitar 130 sungai di provinsi Bengkulu, yang sangat mendukung untuk pengembangan PLTMH.

Tabel 3.9

Proyeksi Kebutuhan Daya Listrik Provinsi Bengkulu s/d 2030 (dalam MWatt) No Kabupaten Jumlah Pddk Thn 2028 Perumah-an Pemerin-tahan & Fas. Umum Industri Komer sial Penerang an Jalan Cada ngan Total 1. Bengkulu Selatan 211.690 95.260 36 36 24 24 24 238 2. Rejang Lebong 377.246 169.761 64 64 42 42 42 424 3. Bengkulu Utara 341.238 153.557 58 58 38 38 38 384 4. Kaur 218.440 98.298 37 37 25 25 25 246 5. Seluma 347.995 156.598 59 59 39 39 39 391 6. Muko-muko 258.137 116.162 44 44 29 29 29 290 7. Lebong 153.890 69.251 26 26 17 17 17 173 8. Kepahiang 199.251 89.663 34 34 22 22 22 224 9. Bengkulu 346.956 156.130 59 59 39 39 39 390 10. Bengkulu tengah 122.523 55.135 21 21 14 14 14 138 Jumlah 2.577.365 1.159.814 435 435 290 290 290 2.900

Jaringan transmisi tenaga listrik yang menghubungkan Provinsi di Sumatera dan Pulau Jawa merupakan transmisi yang terdiri atas Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT);

10). Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi

Rencana Sistem JaringanTelekomunikasi merupakan prasarana penting dalam mendukung kegiatan sosial-ekonomi masyarakat, kegiatan pemerintahan serta kegiatan lainnya di Provinsi Bengkulu.

Berdasarkan RTR Pulau Sumatera, pengembangan sistem telekomunikasi di provinsi Bengkulu akan diarahkan pada perwujudan sistem telekomunikasi satelit

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma III-39 pada kota-kota PKW. Pengembangan sistem prasarana telekomunikasi di Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut :

a. mengembangkan jaringan telekomunikasi untuk meningkatkan keterkaitan antar wilayah di Provinsi Bengkulu .

b. mengembangkan jaringan telekomunikasi sampai ke desa-desa terutama Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) dalam rangka meningkatkan keterkaitan kota-desa. c. mengembangkan jaringan telekomunikasi untuk mendukung pengembangan

kota-kota (PKN promosi dan PKW promosi) dan kawasan strategis serta hingga ke pelosok wilayah yang belum terjangkau prasarana telekomunikasi. d. mengembangan prasarana telekomunikasi meliputi sistem terestrial yang

terdiri dari sistem kabel, system seluler dan system satelitsebagai penghubung antar pusat-pusat pertumbuhan.

Rencana Sistem jaringan telekomunikasi berdasarkan perkiraan kebutuhan pelayanan telepon (menggunakan SNI 03-1733-2004) diarahkan pada penyediaan pelayanan untuk 335.057 sambungan telepon, 10.309 telepon umum, 35 Sentral Telepon Otomat (STO) dan jaringan distribusi untuk mendukung pusat-pusat kegiatan ekonomi pada pusat kegiatan (Nasional(promosi), Wilayah(promosi) dan Lokal) serta kawasan strategis dan prioritas sebagai salah satu pendorong berkembangnya investasi. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10

Kebutuhan Pelayanan Telepon di Provinsi Bengkulu Tahun 2030 No. Kabupaten Sambungan

Telepon Telepon Umum STO 1. Bengkulu Selatan 27.520 847 3 2. Rejang Lebong 49.042 1.509 5 3. Bengkulu Utara 44.361 1.365 5 4. Kaur 28.397 874 3 5. Seluma 45.239 1.392 5 6. Muko-muko 33.558 1.033 3 7. Lebong 20.006 616 2 8. Kepahiang 25.903 797 3 9. Bengkulu 45.104 1.388 5 10. Bengkulu tengah 15.928 490 2 Jumlah 335.057 10.309 35

Sumber : Analisis Kebutuhan Tahun 2029

11). Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Rencana pengembangan prasarana sumberdaya air meliputi konservasi sumber daya air,pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Konservasi sumberdaya air dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber air permukaan dan sumber air tanah melalui optimasi pemanfaatan

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma III-40

sumber,pembuatan bendungan, dan penjernihan air. Selain itu juga diperlukan penurapan mata air dan membangun sumur bor, pencegahan pencemaran pada cekungan air tanah (cat) di berbagai sumber. untuk meningkatkan pendayagunaan sumber daya air direncanakan melalui pengembangan jaringan irigasi pada wilayah kabupaten yang memiliki pertanian lahan basah, sedangkan untuk pengendalian daya rusak air dilakukan melalui pembangunan dan/atau pengembangan prasarana pengendalian banjir dan pengamanan pantai.

Rencana pendayagunaan Sumber Daya Air di Provinsi Bengkulu diarahkan untuk pengembangan prasarana sumberdaya air yang memenuhi berbagai kepentingan. Pengembangan prasarana sumberdaya air untuk air baku diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber air permukaan dan sumber air tanah.

Berdasarkan RTR Pulau Sumatera pengembangan sumber daya air di wilayah Provinsi Bengkulu dalam kaitannya dengan wilayah yang lebih luas adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan wilayah sungai lintas provinsi beserta DAS yang termasuk di dalamnya adalah:

a. WS Musi (Sumatera Selatan – Bengkulu – Lampung) yang meliputi DAS Musi, DAS Lakitan, DAS Kelingi, DAS Rawas, DAS Semangus dan DAS Batanghari Leko.

b. WS Teramang – Ipuh (Bengkulu – Jambi) yang meliputi DAS Teramang, DAS Ipuh, DAS Retak, DAS Buluh, DAS Selagan, DAS Bantai, DAS Dikit dan DAS Manjuto.

c. WS Nasal – Padang Guci (Bengkulu – Sumatera Selatan – Lampung) yang meliputi DAS Air nasal, DAS Air Sambat, DAS Air Tetap, DAS Air Luas, DAS Air Kinal, DAS Air Padang Guci, DAS Air Sulau, DAS Air Kedurang, DAS Air Bengkenang dan DAS Air Manna.

2. Pengembangan sarana/prasarana sumber daya air yang terdiri atas: pemeliharaan kawasan di sekitar bendung yang meliputi bendung Muko-Muko kiri, bendung Air Majunto, bendung Air Kesubun, bendung Air Lais Kurotidur, bendung Air Seluma, bendung Air Selebang Kedurang, bendung Batutegi.

Dokumen terkait