• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA SISTEM PRASARANA LAINNYA

3.3.1 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN ENERGI DAN

LISTRIK

Rencana penyediaan jaringan energi dan listrik di Kota Jayapura ditujukan untuk menjamin keandalan dan kesinambungan penyediaan energi bagi kebutuhan rumah tangga, jasa, perdagangan, industri, dan transportasi dengan memperhatikan faktor konservasi dan diversifikasi energi. Pertimbangan dalam mengembangan sistem jaringan energi dan listrik di Kota Jayapura adalah:

1. kemudahan mendapatkan sambungan jaringan listrik, terutama masyarakat yang belum terlayani jaringan listrik PLN pada kawasan yang diizinkan untuk dibangun; 2. perkembangan sosial ekonomi masyarakat akan meningkatkan perkembangan

kebutuhan dari perkembangan penyediaan energi listrik;

3. perkembangan teknologi akan meningkatkan perkembangan penyediaan suplai energi listrik, terutama dalam mengembangkan energi listrik terbarukan untuk mengatasi krisis energi,melalui pembangkit listrik tenaga hidro (air), tenaga surya (matahari), tenaga angin (potensi wilayah pantai), serta penggunaan system hybrid (sistem pergantian tenaga listrik);

4. energi listrik dinilai sangat berhasil guna dan berdaya guna bagi penunjang kehidupan kota;

5. kebijaksanaan untuk penghematan tenaga listrik;

6. setiap rumah tangga akan dilayani jaringan listrik dengan kebutuhan daya 1.300 watt. Adapun karakteristik rumah tangga (domestik) adalah:

a. pelanggan adalah individu yang tinggal di perumahan;

b. penggunaan listrik untuk kegiatan rumah tangga, alat elektronik, dan penerangan di malam hari;

c. penggunaan di siang hari tidak terlalu besar; dan d. waktu penggunaan puncak antara pukul 17.00-24.00.

7. Standar kebutuhan bukan domestik 30% dari kebutuhan domestik, kecuali Pusat Pelayanan Kota yang lebih berkembang dengan kegiatan bukan domestik adalah 80% dari kebutuhan domestik dengan karakteristik sebagai berikut:

a. pelanggan adalah perusahaan yang berada di kawasan industri, perkantoran, perdagangan dan jasa skala besar;

b. penggunaan listrik untuk menjalankan mesin-mesin produksi, alat-alat kantor, penerangan lampu dalam dan luar ruangan; dan

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 26

c. penggunaan di siang hari lebih besar dengan beban puncak 07.00-18.00. 8. Standar penerangan jalan adalah 30% dari kebutuhan domestik:

a. kebutuhan penerangan jalan primer (250 watt/lampu), jalan sekunder (150-200 watt), dan jalan lingkungan (20,40 watt);

b. penempatan titik posisi tiang lampu jalan pada jalan primer 50-100 meter/tiang lampu, jalan sekunder 100-200 meter/tiang lampu, jalan lingkungan disesuaikan dengan kepadatan rumah, dan titik lokasi yang memerlukan perhatian khusus adalah persimpangan, jembatan. Sistem penempatan lampu penerangan jalan adalah:

a) sistem penempatan menerus, yaitu sistem penempatan lampu penerangan jalan yang menerus di sepanjang jalan/jembatan; dan

b) sistem penempatan parsial, yaitu sistem penempatan lampu penerangan jalan pada suatu daerah tertentu atau pada suatu panjang jarak tertentu sesuai keperluannya.

Pemasangan lampu jalan dibeberapa tempat memerlukan perhatian khusus, antara lain:

a) lebar ruang milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan; b) tempat-tempat dimana kondisi lengkung horisontal (tikungan jalan); c) tempat yang luas, seperti persimpangan, tempat parkir;

d) jalan-jalan berpohon;

e) jalan-jalan yang mempunyai nilai sejarah untuk keperluan estetis;

f) jalan-jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk pemasangan dibagian median; dan

g) jembatan sempit/panjang, serta jalan lingkungan yang banyak

berinterferensi dengan jalannya.

9. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan tegangan di atas 70 kV (tujuh puluh Kilo Volt) sampai dengan 278 kV. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan tegangan di atas 278 kV. Ketentuan pemanfaatan lahan yang dilalui jalur dan di sekitar menara SUTT dan SUTET diatur berdasarkan prinsip berikut:

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 27

a. perlu disediakan ruang aman, yaitu ruang sekeliling penghantar atau kawat listrik SUTT atau SUTET yang harus dibebaskan dari kegiatan manusia;

b. tanah, bangunan, dan tanaman yang berada di bawah sepanjang jalur SUTT atau SUTET sebagai ruang aman tetap digunakan oleh pemiliknya sesuai dengan rencana tata ruang;

c. ruang aman meliputi jarak bebas horisontal dan vertikal. Jarak bebas horisontal adalah jarak antara titik tengah menara dengan benda terdekat. Jarak bebas vertikal adalah ketinggian minimal antara penghantar dengan tanah;

d. jarak bebas horisontal minimal untuk SUTT ditetapkan 20 m ke kanan kiri dari titik tengah menara untuk menara tunggal dan 15 m untuk menara ganda, sementara jarak bebas vertikal bergantung pada letak menara tersebut dan beberapa faktor lainnya;

e. jarak bebas horisontal minimal untuk SUTET ditetapkan 32 m ke kanan kiri dari titik tengah menara, sementara jarak bebas vertikal bergantung pada letak menara tersebut dan beberapa faktor lainnya;

f. faktor-faktor yang menentukan ruang aman adalah ketegangan, kekuatan angin, dan suhu di sekitar kawat penghantar:

a) Tegangan, makin besar tegangan yang bekerja pada penghantar makin besar jarak minimum (clearance), yaitu jarak yang terpendek yang diizinkan antara kawat penghantar dengan benda atau kegiatan lain sesuai dengan angka-angka yang tertera pada tabel berikut ini;

b) Angin, makin besar tekanan angin, makin besar ayunan kawat penghantar ke kiri atau ke kanan dan pada satu gawang (jarak antara dua menara) ayunan yang terbesar karena pengaruh angin adalah pada kawat penghantar yang lengkungannya paling rendah, sedangkan ayunan semakin kecil ke arah menara; dan

c) Suhu kawat penghantar, makin besar suhu yang mempengaruhi kawat penghantar makin mengendor kawat penghantar tersebut, sehingga andongannya menjadi lebih besar dan kenaikan suhu tersebut disebabkan oleh suhu disekeliling dan suhu yang diakibatkan oleh besarnya arus yang mengalir pada kawat penghantar tersebut.

Ruang aman dibentuk sedemikian rupa, sehingga lahan/ruang yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk berbagai kepentingan. Disatu pihak sistem listrik yang ada tidak terganggu oleh lingkungan dan dilain pihak lingkungan itu sendiri tidak terganggu oleh sistem listrik tersebut. Jarak bebas vertikal dapat

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 28

dibentuk dengan menetapkan ketinggian menara direncanakan sedemikian rupa, sehingga kuat medan listrik dan medan magnet yang dibangkitkan SUTT atau SUTET berada di bawah ambang batas yang direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization) dengan ketentuan tertentu.

Ketentuan lebar sempadan jaringan tenaga listrik yang dapat digunakan sebagai RTH adalah:

a. garis sempadan jaringan tenaga listrik adalah 64 meter yang ditetapkan dari titik tengah jaringan tenaga listrik; dan

b. ketentuan jarak bebas minimum antara penghantar SUTT dan SUTET dengan tanah dan benda lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

TABEL III.7 JARAK BEBAS MINIMUM SUTT DAN SUTET

NO LOKASI SUTT SUTET SUTM SUTR SALURAN KABEL

66 kV 150 kV 500 kV SKTM SKTR

1 Bangunan beton 20 m 20 m 20 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 2 Pompa bensin 20 m 20 m 20 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 3 Penimbunan bahan bakar 50 m 20 m 50 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 4 Pagar 3 m 20 m 3 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 5 Lapangan terbuka 6,5 m 20 m 15 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 6 Jalan Raya 8 m 20 m 15 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 7 Pepohonan 3,5 m 20 m 8,5 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 8 Bangunan Tahan Api 3,5 m 20 m 8,5 m 20 m 20 m 20 m 20 m 9 Rel kereta api 8 m 20 m 15 m 20 m 20 m 20 m 20 m 10 Jembatan besi/tangga besi/kereta listrik 3 m 20 m 8,5 m 20 m 20 m 20 m 20 m 11 Dari titik tertinggi tiang kapal 3 m 20 m 8,5 m 20 m 20 m 20 m 20 m 12 Lapangan olahraga 2,5 m 20 m 14 m 20 m 20 m 20 m 20 m 13 SUTT lainnya penghantar udara

tegangan rendah, jaringan telekomunikasi, televisi dan kereta gantung

3 m 20 m 8,5 m 20 m 20 m 20 m 20 m

Sumber: Permen PU No. 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka hIjau di Kawasan Perkotaan

Keterangan: SUTR = Saluran Udara Tegangan Rendah SUTM = Saluran Udara Tegangan Menengah SUTT = Saluran Udara Tegangan Tinggi SUTET = Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi SKTR = Saluran Kabel Tegangan Rendah SKTM = Saluran Kabel Tegangan Menengah

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 29

Rencana pengembangan jaringan dan pelayanan listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik Kota Jayapura hingga akhir tahun perencanaan meliputi pembangkit listrik dan jaringan prasarana energi.

1. pembangkit listrik, yaitu fasilitas untuk kegiatan memproduksi tenaga listrik, meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Pengembangan sistem pembangkit tenaga listrik dilakukan dengan memperhatikan:

a. peningkatan kebutuhan kegiatan rumah tangga, industri, perkantoran, perdagangan dan jasa, serta transportasi. Kebutuhan kapasitas pembangkit listrik yang ada saat ini dilakukan melalui rencana pemenuhan kebutuhan listrik domestik hingga akhir tahun perencanaan adalah 224.821.371 watt, kebutuhan nondomestik adalah 96.095.814 watt, dan penerangan jalan 67.446.411 watt (lihat Tabel III.8). Total kebutuhan adalah 388.363.596 watt;

b. kapasitas pemenuhan tenaga listrik pada saat beban puncak; dan

c. berada di lokasi aman terhadap kegiatan lain dengan memperhatikan jarak bebas dan jarak aman.

Rencana pembangkit listrik di Kota Jayapura terdiri dari:

a. pengoptimalan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Yarmockh dengan kapasitas terpasang 4.592 (empat ribu lima ratus sembilan puluh dua) Kilo Watt yang terletak di Kelurahan Numbai Distrik Jayapura Selatan;

b. pengoptimalan PLTD Waena dengan kapasitas terpasang 33.923 (tiga puluh tiga ribu sembilan ratus dua puluh tiga) Kilo Watt terletak di Kelurahan Yabansai Distrik Heram;

c. peningkatan dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Holtekamp dengan kapasitas terpasang 2x10 (dua kali sepuluh) Mega Watt terletak di Kampung Holtekamp Distrik Muara Tami. Luas lahan PLTU lebih kurang 20,03 Ha. Pada kawasan PLTU ini juga dikembangkan dermaga khusus untuk pengangkutan batubara yang dibutuhkan sebagai sumber PLTU. Kebutuhan batubara untuk PLTU adalah 140.300 ton/tahun;

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 30

Sumber: KLHS Kota Jayapura Tahun 2011

Gambar 3.5 Pembangunan PLTU Kota Jayapura

Lokasi pembangunan PLTU Kota Jayapura di Teluk Holtekamp Distrik Muara Tami yang berbatasan dengan Hutan Lindung Pegunungan Djar.

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 31

TABEL III.8 RENCANA KEBUTUHAN JARINGAN LISTRIK, 2013-2033

NO WILAYAH KOTA JAYAPURA

TAHUN 2013 (WATT) TAHUN 2018 (WATT) TAHUN 2023 (WATT) TAHUN 2028 (WATT) TAHUN 2030 (WATT) KEB. DOMESTIK KEB. NON-DOMESTIK PNERANG JALAN KEB. DOMESTIK KEB. NON-DOMESTIK PNERANG JALAN KEB. DOMESTIK KEB. NON-DOMESTIK PNERANG JALAN KEB. DOMESTIK KEB. NON-DOMESTIK PNERANG JALAN KEB. DOMESTIK KEB. NON-DOMESTIK PNERANG JALAN 1 Kel. Angkasapura 1.517.772 455.332 455.332 1.900.488 570.146 570.146 2.379.707 713.912 713.912 2.979.765 893.929 893.929 3.731.130 1.119.339 1.119.339 2 Kel. Trikora 1.809.145 542.743 542.743 2.265.332 679.599 679.599 2.836.548 850.965 850.965 3.551.801 1.065.540 1.065.540 4.447.409 1.334.223 1.334.223 3 Kel. Mandala 1.725.438 517.631 517.631 2.160.517 648.155 648.155 2.705.304 811.591 811.591 3.387.463 1.016.239 1.016.239 4.241.632 1.272.490 1.272.490

4 Kel. Tanjung Ria 4.770.956 1.431.287 1.431.287 5.973.981 1.792.194 1.792.194 7.480.356 2.244.107 2.244.107 9.366.573 2.809.972 2.809.972 11.728.410 3.518.523 3.518.523

5 Kel. Imbi 3.370.374 1.011.112 1.011.112 4.220.234 1.266.070 1.266.070 5.284.391 1.585.317 1.585.317 6.616.881 1.985.064 1.985.064 8.285.367 2.485.610 2.485.610 6 Kel. Bhayangkara 4.397.301 1.319.190 1.319.190 5.506.107 1.651.832 1.651.832 6.894.505 2.068.351 2.068.351 8.632.995 2.589.899 2.589.899 10.809.856 3.242.957 3.242.957 7 Kel. Gurabesi 5.471.247 1.641.374 1.641.374 6.850.855 2.055.257 2.055.257 8.578.339 6.862.671 2.573.502 10.741.418 8.593.135 3.222.425 13.449.931 10.759.945 4.034.979 8 Kp. Kayobatu 104.723 31.417 31.417 131.130 39.339 39.339 164.195 49.258 49.258 205.597 61.679 61.679 257.440 77.232 77.232 DISTRIK JAYAPURA UTARA 23.166.957 6.950.087 6.950.087 29.008.643 8.702.593 8.702.593 36.323.345 15.186.173 10.897.004 45.482.493 19.015.457 13.644.748 56.951.175 23.810.318 17.085.352 1 Kel. Numbai 2.970.360 891.108 891.108 3.719.354 1.115.806 1.115.806 4.657.211 3.725.769 1.397.163 5.831.555 4.665.244 1.749.467 7.302.016 5.841.613 2.190.605 2 Kel. Argapura 2.559.660 767.898 767.898 3.205.094 961.528 961.528 4.013.278 3.210.622 1.203.983 5.025.249 4.020.200 1.507.575 6.292.396 5.033.917 1.887.719 3 Kel. Hamadi 6.693.373 2.008.012 2.008.012 8.381.147 2.514.344 2.514.344 10.494.503 8.395.602 3.148.351 13.140.754 10.512.604 3.942.226 16.454.274 13.163.419 4.936.282 4 Kel. Ardipura 5.750.865 1.725.260 1.725.260 7.200.980 2.160.294 2.160.294 9.016.750 2.705.025 2.705.025 11.290.377 3.387.113 3.387.113 14.137.313 4.241.194 4.241.194 5 Kel. Entrop 5.613.728 4.490.982 1.684.118 7.029.263 5.623.410 2.108.779 8.801.733 7.041.387 2.640.520 11.021.143 8.816.914 3.306.343 13.800.189 11.040.151 4.140.057 6 Kp. Tahima Soroma 63.404 19.021 19.021 79.391 23.817 23.817 99.410 29.823 29.823 124.477 37.343 37.343 155.865 46.760 46.760 7 Kp. Tobati 190.924 57.277 57.277 239.066 71.720 71.720 299.348 89.804 89.804 374.831 112.449 112.449 469.347 140.804 140.804 DISTRIK JAYAPURA SELATAN 23.842.314 9.959.558 7.152.694 29.854.296 12.470.920 8.956.289 37.382.234 25.198.033 11.214.670 46.808.387 31.551.867 14.042.516 58.611.400 39.507.858 17.583.420 1 Kel. Asano 2.634.463 790.339 790.339 3.298.758 989.627 989.627 4.130.560 1.239.168 1.239.168 5.172.105 1.551.631 1.551.631 6.476.282 1.942.885 1.942.885 2 Kel. Awiyo 4.292.935 1.287.880 1.287.880 5.375.423 1.612.627 1.612.627 6.730.869 2.019.261 2.019.261 8.428.097 2.528.429 2.528.429 10.553.292 3.165.988 3.165.988 3 Kel. Yobe 2.645.861 793.758 793.758 3.313.031 993.909 993.909 4.148.431 1.244.529 1.244.529 5.194.483 1.558.345 1.558.345 6.504.302 1.951.291 1.951.291

4 Kel. Kota Baru 2.882.735 864.820 864.820 3.609.633 1.082.890 1.082.890 4.519.824 1.355.947 1.355.947 5.659.525 1.697.857 1.697.857 7.086.607 2.125.982 2.125.982

5 Kel. Vim 4.805.864 1.441.759 1.441.759 6.017.691 1.805.307 1.805.307 7.535.088 2.260.526 2.260.526 9.435.105 2.830.532 2.830.532 11.814.223 3.544.267 3.544.267

6 Kel. Wai Mhorock 3.324.068 997.220 997.220 4.162.251 1.248.675 1.248.675 5.211.788 1.563.536 1.563.536 6.525.971 1.957.791 1.957.791 8.171.533 2.451.460 2.451.460

7 Kel. Wahno 2.893.421 868.026 868.026 3.623.014 1.086.904 1.086.904 4.536.579 1.360.974 1.360.974 5.680.504 1.704.151 1.704.151 7.112.877 2.133.863 2.133.863

8 Kel. Abe Pantai 993.088 297.927 297.927 1.243.502 373.050 373.050 1.557.058 467.117 467.117 1.949.679 584.904 584.904 2.441.303 732.391 732.391

9 Kp. Enggros 141.412 42.424 42.424 177.070 53.121 53.121 221.719 66.516 66.516 277.626 83.288 83.288 347.632 104.290 104.290

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 32 NO WILAYAH KOTA

JAYAPURA

TAHUN 2013 (WATT) TAHUN 2018 (WATT) TAHUN 2023 (WATT) TAHUN 2028 (WATT) TAHUN 2030 (WATT) KEB. DOMESTIK KEB. NON-DOMESTIK PNERANG JALAN KEB. DOMESTIK KEB. NON-DOMESTIK PNERANG JALAN KEB. DOMESTIK KEB. NON-DOMESTIK PNERANG JALAN KEB. DOMESTIK KEB. NON-DOMESTIK PNERANG JALAN KEB. DOMESTIK KEB. NON-DOMESTIK PNERANG JALAN 11 Kp. Koya Koso 967.086 290.126 290.126 1.210.942 363.283 363.283 1.516.288 454.887 454.887 1.898.630 569.589 569.589 2.377.380 713.214 713.214 DISTRIK ABEPURA 26.058.597 7.817.579 7.817.579 32.629.427 9.788.828 9.788.828 40.857.132 12.257.139 12.257.139 51.159.500 15.347.850 15.347.850 64.059.673 19.217.902 19.217.902 1 Kel. Waena 5.621.920 1.686.576 1.686.576 7.039.521 2.111.856 2.111.856 8.814.578 2.644.373 2.644.373 11.037.227 3.311.168 3.311.168 13.820.329 4.146.099 4.146.099 2 Kel. Hedam 3.876.536 1.162.961 1.162.961 4.854.027 1.456.208 1.456.208 6.077.999 1.823.400 1.823.400 7.610.602 2.283.181 2.283.181 9.529.661 2.858.898 2.858.898 3 Kel. Yabansai 3.584.451 1.075.335 1.075.335 4.488.291 1.346.487 1.346.487 5.620.041 1.686.012 1.686.012 7.037.167 2.111.150 2.111.150 8.811.631 2.643.489 2.643.489 4 Kp. Yoka 720.595 216.178 216.178 902.297 270.689 270.689 1.129.816 338.945 338.945 1.414.706 424.412 424.412 1.771.433 531.430 531.430 5 Kp. Waena 615.872 184.761 184.761 771.167 231.350 231.350 965.622 289.686 289.686 1.209.109 362.733 362.733 1.513.993 454.198 454.198 DISTRIK HERAM 14.419.373 4.325.812 4.325.812 18.055.304 5.416.591 5.416.591 22.608.056 6.782.417 6.782.417 28.308.812 8.492.644 8.492.644 35.447.047 10.634.114 10.634.114

1 Kel. Koya Barat 1.563.010 468.903 468.903 1.957.132 587.140 587.140 2.450.635 735.190 735.190 3.068.577 920.573 920.573 3.842.337 1.152.701 1.152.701

2 Kel. Koya Timur 1.178.669 353.601 353.601 1.475.878 442.763 442.763 1.848.029 554.409 554.409 2.314.020 694.206 694.206 2.897.514 869.254 869.254

3 Kp. Holtekamp 347.652 104.296 104.296 435.315 130.594 130.594 545.082 163.525 163.525 682.528 204.758 204.758 854.631 256.389 256.389 4 Kp. Koya Tengah 129.301 38.790 38.790 161.905 48.571 48.571 202.730 60.819 60.819 253.850 76.155 76.155 317.860 95.358 95.358 5 Kp. Skouw Sae 196.267 58.880 58.880 245.757 73.727 73.727 307.726 92.318 92.318 385.320 115.596 115.596 482.481 144.744 144.744 6 Kp. Moso 150.317 45.095 45.095 188.220 56.466 56.466 235.681 70.704 70.704 295.109 88.533 88.533 369.523 110.857 110.857 7 Kp. Skouw Yambe 200.897 60.269 60.269 251.555 75.466 75.466 314.986 94.496 94.496 394.411 118.323 118.323 493.865 148.159 148.159 8 Kp. Skouw Mabo 200.897 60.269 60.269 251.555 75.466 75.466 314.986 94.496 94.496 394.411 118.323 118.323 493.865 148.159 148.159 DISTRIK MUARA TAMI 3.967.011 1.190.103 1.190.103 4.967.316 1.490.195 1.490.195 6.219.854 1.865.956 1.865.956 7.788.227 2.336.468 2.336.468 9.752.075 2.925.623 2.925.623 TOTAL KEBUTUHAN KOTA JAYAPURA 91.454.252 30.243.139 27.436.276 114.514.986 37.869.127 34.354.496 143.390.621 61.289.718 43.017.186 179.547.420 76.744.286 53.864.226 224.821.371 96.095.814 67.446.411

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 33

2. Pengembangan jaringan prasarana energi terdiri dari:

a. pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik, yaitu penyaluran tenaga listrik dari satu sumber pembangkitan ke suatu sistem distribusi atau kepada konsumen, atau penyaluran tenaga listrik antarsistem. Jaringan transmisi tenaga listrik yang menyalurkan tenaga listrik untuk kepentingan umum disebut juga dengan jaringan transmisi nasional yang dapat merupakan jaringan transmisi tegangan tinggi, ekstra tinggi, dan/atau ultra tinggi.

Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik di Kota Jayapura adalah pengembangan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) tegangan 70 (tujuh puluh) kilo Volt yang melintas di Kampung Holtekamp, Kampung Koya Koso, Kampung Nafri, Kelurahan Abepantai, Kelurahan Asano, Kelurahan Wai Mhorock, Kelurahan Wahno, dan Kelurahan Entrop. Direncanakan terdapat 67 TIP dengan panjang 21,72 km melintas pada kawasan area penggunaan lain (62 TIP) dan hutan produksi yang dapat dikonversi (6 TIP), yaitu:

 20 (dua puluh) TIP berada di Kampung Holtekamp;  7 (tujuh) TIP berada di Kampung Koya Koso;  20 (dua puluh) TIP berada di Kampung Nafri;  3 (tiga) TIP berada di Kelurahan Abepantai;  4 (empat) TIP berada di Kelurahan Asano;

 3 (tiga) TIP berada di Kelurahan Wai Mhorock; dan  10 (sepuluh) TIP berada di Kelurahan Wahno;

b. pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) tegangan 70 (tujuh puluh) kilo Volt melintas dari Genyem Kabupaten Jayapura menuju Kelurahan Yabansai Distrik Heram dan Kelurahan Wahno Distrik Abepura. Direncanakan terdapat 19 TIP yang tersebar sebagai berikut:  9 (sembilan) TIP berada di Kelurahan Yabansai Distrik Heram; dan

 10 (sepuluh) TIP berada di Kelurahan Wahno Distrik Abepura;

c. pengembangan Gardu Induk (GI) distribusi PLTU Holtekamp dengan panjang 36 (tiga puluh enam) kilo meter sirkuit dari PLTU Holtekamp ke GI Skyline. Kilo Meter Sirkuit adalah satuan panjang jaringan transmisi atau distribusi tenaga listrik tiga fasa;

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 34

d. pengembangan jaringan dan GI distribusi PLTA Genyem dengan panjang 200 (dua ratus) kilo meter sirkuit dari PLTA Genyem ke GI Skyline;

Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Genyem dengan kapasitas terpasang 2x10 (dua kali sepuluh) Mega Watt terletak di Kabupaten Jayapura. Pengembangan PLTA Genyem juga akan melayani Kota Jayapura; e. peningkatan depo bahan bakar minyak terletak di Kelurahan Imbi Distrik

Jayapura Utara; dan

f. pengembangan sumber energi pembangkit tenaga listrik alternatif terletak di seluruh wilayah Kota Jayapura. Pengembangan sumber energi pembangkit tenaga listrik alternatif ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:

 kapasitas penyediaan tenaga listrik dapat diandalkan dan berkesinambungan;  berada di lokasi yang aman dari kegiatan lain dengan memperhatikan jarak

bebas dan jarak aman; dan

 merupakan bagian kegiatan pemanfaatan limbah dan pemanfaatan sumber energi alternatif lain.

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 35

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 36

3.3.2 RENCANA SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI

Interkoneksi pusat kegiatan antar wilayah di Kota Jayapura maupun dengan wilayah luar sangat membutuhkan dukungan sistem komunikasi dan akses informasi. Rencana pengembangan sistem jaringan ini dilakukan dengan sistem terestrial yang menggunakan media transmisi jaringan kabel serat optik dan tembaga, serta gelombang mikro. Pengembangan sistem jaringan lainnya adalah satelit. Rencana penyediaan sambungan telepon Kota Jayapura dengan perhitungan, yaitu 1 SST untuk 100 penduduk, sedangkan telepon umum adalah 1 SST untuk 1.000 Jiwa. Kebutuhan telepon pada Kota Jayapura pada akhir tahun perencanaan mencapai 8.647 SST untuk

sambungan rumah tangga dan 865 SST untuk kepentingan telepon umum (lihat Tabel

III.9).

TABEL III.9 RENCANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI NO WILAYAH KOTA

JAYAPURA

TAHUN 2013 TAHUN 2018 TAHUN 2023 TAHUN 2028 TAHUN 2033 TELP DOMESTIK TELP UMUM TELP DOMESTIK TELP UMUM TELP DOMESTIK TELP UMUM TELP DOMESTIK TELP UMUM TELP DOMESTIK TELP UMUM 1 Kel. Angkasapura 58 6 73 7 92 9 115 11 144 14 2 Kel. Trikora 70 7 87 9 109 11 137 14 171 17 3 Kel. Mandala 66 7 83 8 104 10 130 13 163 16

4 Kel. Tanjung Ria 183 18 230 23 288 29 360 36 451 45

5 Kel. Imbi 130 13 162 16 203 20 254 25 319 32 6 Kel. Bhayangkara 169 17 212 21 265 27 332 33 416 42 7 Kel. Gurabesi 210 21 263 26 330 33 413 41 517 52 8 Kp. Kayobatu 4 0 5 1 6 1 8 1 10 1 DISTRIK JAYAPURA UTARA 891 89 1.116 112 1.397 140 1.749 175 2.190 219 1 Kel. Numbai 114 11 143 14 179 18 224 22 281 28 2 Kel. Argapura 98 10 123 12 154 15 193 19 242 24 3 Kel. Hamadi 257 26 322 32 404 40 505 51 633 63 4 Kel. Ardipura 221 22 277 28 347 35 434 43 544 54 5 Kel. Entrop 216 22 270 27 339 34 424 42 531 53 6 Kp. Tahima Soroma 2 0 3 0 4 0 5 0 6 1 7 Kp. Tobati 7 1 9 1 12 1 14 1 18 2 DISTRIK JAYAPURA SELATAN 917 92 1.148 115 1.438 144 1.800 180 2.254 225 1 Kel. Asano 101 10 127 13 159 16 199 20 249 25 2 Kel. Awiyo 165 17 207 21 259 26 324 32 406 41 3 Kel. Yobe 102 10 127 13 160 16 200 20 250 25

4 Kel. Kota Baru 111 11 139 14 174 17 218 22 273 27

5 Kel. Vim 185 18 231 23 290 29 363 36 454 45

6 Kel. Wai Mhorock 128 13 160 16 200 20 251 25 314 31

7 Kel. Wahno 111 11 139 14 174 17 218 22 274 27

8 Kel. Abe Pantai 38 4 48 5 60 6 75 7 94 9

9 Kp. Enggros 5 1 7 1 9 1 11 1 13 1 10 Kp. Nafri 18 2 23 2 29 3 36 4 45 5 11 Kp. Koya Koso 37 4 47 5 58 6 73 7 91 9 DISTRIK ABEPURA 1.002 100 1.255 125 1.571 157 1.968 197 2.464 246 1 Kel. Waena 216 22 271 27 339 34 425 42 532 53 2 Kel. Hedam 149 15 187 19 234 23 293 29 367 37 3 Kel. Yabansai 138 14 173 17 216 22 271 27 339 34 4 Kp. Yoka 28 3 35 3 43 4 54 5 68 7 5 Kp. Waena 24 2 30 3 37 4 47 5 58 6 DISTRIK HERAM 555 55 694 69 870 87 1.089 109 1.363 136

1 Kel. Koya Barat 60 6 75 8 94 9 118 12 148 15

2 Kel. Koya Timur 45 5 57 6 71 7 89 9 111 11

3 Kp. Holtekamp 13 1 17 2 21 2 26 3 33 3

4 Kp. Koya Tengah 5 0 6 1 8 1 10 1 12 1

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 37 NO WILAYAH KOTA

JAYAPURA

TAHUN 2013 TAHUN 2018 TAHUN 2023 TAHUN 2028 TAHUN 2033 TELP DOMESTIK TELP UMUM TELP DOMESTIK TELP UMUM TELP DOMESTIK TELP UMUM TELP DOMESTIK TELP UMUM TELP DOMESTIK TELP UMUM 6 Kp. Moso 6 1 7 1 9 1 11 1 14 1 7 Kp. Skouw Yambe 8 1 10 1 12 1 15 2 19 2 8 Kp. Skouw Mabo 8 1 10 1 12 1 15 2 19 2 DISTRIK MUARA TAMI 153 15 191 19 1.811 181 300 30 375 38 TOTAL KEBUTUHAN KOTA JAYAPURA 3.517 352 4.404 440 7.086 709 6.906 691 8.647 865

Sumber: Hasil Analisis Tim RTRW Kota Jayapura, 2012

Kota Jayapura sebagai Pusat Kegiatan Nasional merupakan kawasan pengembangan/peningkatan pelayanan sistem jaringan telekomunikasi. Secara umum rencana pengembangannya diterapkan dengan jaringan mikro digital yang melintasi seluruh kabupaten/kota di Provinsi Papua. Rencana pelayanan telekomunikasi di Kota Jayapura adalah:

1. Rencana Sistem Telekomunikasi Jaringan Kabel

a) Pengembangan jaringan primer dilakukan berupa pengembangan jaringan serat optik. Pengembangan prasarana telepon pada umumnya berada pada kewenangan perusahaan PT. Telkom, sehingga rencana kebutuhan prasarana telepon diarahkan pada prediksi kebutuhan atau permintaan jaringan serat optik sebagai jaringan primer terhadap kebutuhan sambungan telepon dan penyediaan telepon umum. Rencana pengembangan jaringan serat optik dilakukan melalui jalan-jalan utama yang menghubungkan setiap Stasiun Telepon Otomatis (STO) di seluruh distrik di Kota Jayapura. Pengembangan jaringan serta optik dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

 mengintegrasikan dengan jaringan utilitas lain, apabila telah tersedia sistem jaringan perpipaan terpadu atau tunneling terpadu bawah tanah. Jaringan utilitas lain, seperti jaringan angkutan massal, prsarana jalan, dan utilitas;  memperhatikan rencana tata ruang; dan

 memperluas jaringan untuk pemerataan pelayanan.

b) Pengembangan jaringan sekunder dilakukan pada ruas-ruas jalan lokal dengan jaringan kabel udara.

c) Bangunan pengelolaan jaringan telepon berupa STO. Perletakan STO pada setiap 3.000-10.000 sambungan dengan radius pelayanan 3-5 km dihitung dari capper center, yang berfungsi sebagai pusat pengendali jaringan dan tempat pengaduan pelanggan. Pengembangannya di Distrik Muara Tami, yaitu

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 38

Kelurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, Kampung Holtekamp, Kampung Skouw Mabo, Kampung Skouw Sae, Kampung Skouw Mabo, dan Kampung Mosso. Telepon umum, diletakan pada jalur amenitas atau dalam fasilitas umum. Terletak pada setiap radius 300 meter dan/atau pada titik potensial kawasan, dengan besaran sesuai kebutuhan dan bahan yang digunakan adalah bahan yang memiliki durabilitas tinggi, seperti metal dan terlindungi terhadap cuaca (hujan dan panas matahari).

2. Rencana Sistem Telekomunikasi Jaringan Nirkabel

Semakin berkembang pesatnya industri telekomunikasi telepon selular (ponsel), jumlah infrastruktur menara telekomunikasi BTS (Base Transceiver Station) akan terus bertambah. Di dalam Peraturan Menteri Nomor 02/PER/M.KOMINFO/3/2008 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi dan diperkuat dengan SKB 4 Menteri (Dalam Negeri nomor 18 Tahun 2009, Pekerjaan Umum nomor 07/PRT/M/2009, Kominfo nomor 3/P/2009 dan BKPM nomor 3/P/2009) tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi, maka perlu dilakukan penataan menara bersama yang diawali dengan penyusunan Masterplan Radio Networking Planning (RNP). Proses Peraturan yang mengatur Pembangunan Menara Terpadu Telekomunikasi (Penataan Menara) yang paling tidak memenuhi sejumlah faktor persyaratan yang terkait dengan masalah keamanan lingkungan masyarakat, kesehatan, kekuatan konstruksi, estetika tata kota, dan lain sebagainya. Untuk kawasan menara telekomonikasi diarahkan pada lokasi yang sudah ada, pengembangannya diperhitungkan dalam kajian yang lebih mendetail. Pembangunan menara harus sesuai dengan standar baku tertentu untuk menjamin keamanan lingkungan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang menentukan kekuatan dan kestabilan konstruksi menara antara lain:

a. tempat/space penempatan antena dan perangkat telekomunikasi untuk penggunaan bersama;

b. ketinggian menara; c. struktur menara;

d. rangka struktur menara; e. pondasi menara; dan f. kekuatan angin.

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 39

Izin mendirikan menara di kawasan tertentu, yaitu kawasan bandar udara/pelabuhan, kawasan pengawasan pertahanan dan keamanan, kawasan cagar budaya, kawasan pariwisata, atau kawasan hutan lindung harus memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku untuk kawasan yang dimaksud. Ke depannya, perlu ada penataan untuk tower bersama, seperti yang terdapat di menara telekomunikasi di Polimak Kelurahan Ardipura.

TABEL III.10 RENCANA PENGEMBANGAN BTS TELKOMSEL

NO BTS EXISTING PLAN PEMB. BTS

JAYAPURA INNER 1 JAYAPURA INNER 2

1 SMU 5 Angkasa Tanah Hitam Rooftop Pertamina 2 Pasir 2 RSUD Abepura Dok 5 Atas

3 DOC 9 Saga Mall Rooftop Kantor Gubernur 4 Kantor PU Zipur Padang Bulan Gulfcamp 2

5 STO Base G Uncen Lama Rooftop Masjid Jaya Asri 6 Hotel Yasmin Indor Yoka Colo Isat Perumnas 3 7 DPO JPR Waena Colo Isat Kotaraja Saga 8 Pelabuhan JPR PLTD Waena TBG Depapre

9 Gulf Camp Telkom Abepura Perumnas 4

10 Polimak Kotaraja Abepura Pantai

11 Hasrat Abadi Rektorat Uncen 12 Hotel Relat Skyline 13 Kantor Walikota Buper 14 Kelapa Dua TTC Jpr 15 Polimak 2 Teluk Youtefa 16 Bumi Cenderawasih Furia

17 Entrop ISTJ 18 RS Doc 2 19 UPND Jpr 20 Hamadi 21 RRI 22 Gor Jayapura

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 40

Bab III Rencana Struktur Ruang

| III - 41

3.3.3 RENCANA SISTEM JARINGAN SUMBERDAYA AIR KOTA

Pola pengelolaan sumberdaya air (SDA) adalah kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air, dan pengendalian daya rusak air. Rencana sistem jaringan sumberdaya air kota terdiri dari:

a. sistem jaringan sumberdaya air lintas negara, provinsi, kabupaten, dan kota; b. wilayah sungai;

c. pengembangan irigasi;

d. pengembangan jaringan air baku untuk air bersih; dan e. sistem pengendalian banjir.

A. SISTEM JARINGAN SUMBERDAYA AIR LINTAS NEGARA, PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA

Sistem jaringan sumberdaya air lintas negara, provinsi, kabupaten, dan kota adalah Sungai Memberamo dan Sungai Tami. Sungai Tami melintas di Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom.

B. WILAYAH SUNGAI

Wilayah sungai yang termasuk dalam lintas negara yang melintas di Kota Jayapura adalah wilayah Sungai Mamberamo-Tami-Apauvar. Berdasarkan Laporan Pendahuluan Penyusunan Rancangan Pola Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai Memberamo-Tami-Apauvar Tahun 2012, diketahui bahwa wilayah sungai ini mempunyai luas 108.937,24 km2, sedangkan luas wilayah sungai ini yang melintas di Kota Jayapura adalah 910,47 km2.

Berdasarkan RTRWP Papua, pentingnya pengembangan sistem sumberdaya air di Provinsi Papua, termasuk Kota Jayapura tidak boleh terlepas dari prinsip utama pengelolaan sumberdaya air adalah pengelolaan wilayah sungai. Rencana pengelolaan wilayah sungai yang dimaksud meliputi:

a. pembagian peran yang tegas dalam pengelolaan sumberdaya air diantara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan

Dokumen terkait